Sambil tersenyum dan menghapus air mata yg tak kunjung berhenti, aku menaruh satu surat dan tak akan kubaca sampai hatiku siap. Terlalu banyak kenangan di sana, aku banyak belajar dari Zalia. Belajar bagaimana caranya bersabar dan mengendalikan diri, bagaimana harus beradaptasi di tempat yang sangat asing bagiku. Tante Yani mama Zalia juga mengajarkanku agar tidak mudah menyerah dan selalu ingat akan pentingnya sebuah keluarga. Maklum disana aku benar-benar rindu mama dan papa. Sangat rindu pelukan mereka. Rindu di marahi, rindu di nasihati, rindu berulah membuat kakak-kakakku khawatir. Zalia selalu paham ketika aku rindu keluargaku di Indonesia, dia selalu mengajakku ke rumahnya untuk berkumpul dengan keluarga besarnya. Katanya dulu Tante Yani juga sering bersedih, aku sangat beruntung bertemu keluarga Zalia. Aku juga beruntung bertemu laki-laki yang mencintaiku dengan sabar meski dia tau hatiku bukan untuknya. Untuk masalah percintaan sepertinya aku selalu kurang beruntung, untuk itu aku memilih menyerah. Sadar bahwa cinta tak harus memiliki, aku lebih memilih mencintainya dalam diam.
Aku melihat jam dan merapikan barang-barangku.
Tiga jam lagi aku mendarat dan sepertinya aku lapar, aku meminta wine dan salmon steak kepada pramugari.
Aku adalah anak ke 3 dari keluarga Orchard. Namaku Letticia Zhaqia Orc. Punya nama belakang Orc adalah suatu anugerah, berkat nama keluarga itu aku selalu menikmati dan mendapatkan fasilitas kelas atas. Semua barang terbaru bahkan tidak perlu kuminta, pengurus rumah kami sudah tau mana barang kesukaan kami. Mereka selalu menata dan menyiapkan segala keperluan dari hal paling sepele sampai hal paling penting. Tentu dengan semua fasilitas itu membuatku penasaran bagaimana rasanya hidup dengan usaha sendiri, tanpa tau betapa besarnya Group Orchard.
Akhirnya aku sampai di Jakarta, seperti biasa Pak Tono selalu on time menjemputku. Namun sudah 10 menit berdiri dan berkeliling aku tidak menemukannya sama sekali. Telepon pun tidak diangkat. Sungguh suatu hal yang tidak pernah terjadi, karena khawatir aku menelpon mama, namun tak ada jawaban.
"Oh pasti mama sibuk dengan si kembar" akhirnya aku memutuskan untuk menunggu lagi dan berkeliling sambil melihat mobil-mobil yang ada. Siapa tau pak Tono sudah parkir disana tapi agak jauh dari biasanya.
Panasnya jakarta membuatku semakin emosi. Ku lepas heels dan mengambil sandal Hermes dari totebag Dior yg kubawa dengan koper Rimowa pink edisi limited edition. Tak lama lewat sebuah mobil Range Rover keluaran terbaru warna hitam.
"Tumben kakak yg jemput" ucapku dalam hati sambil melihat kursi belakang yang sepertinya tak berpenumpang.
"Sudah kuduga itu tak mungkin terjadi" gumamnya.
Letticia melambaikan tangan kemobil Range Rover hitam, tak lama mobil itu berhenti tepat di depannya. Ia pun langsung naik dan menunggu supir menaikkan bagasi. Ketika melihat supirnya bukan pak Tono, moodnya makin memburuk tanpa banyak tanya Letticia memakai seat belt, mengambil kacamata hitam dan tidur. Mungkin karena kurang istirahat dan jetlag, Letticia tidak bangun sama sekali sampai dibangunkan oleh pak supir.
"Mba bangun mba sudah sampai. Bos marah mba" ucapnya panik sambil menggoyangkan tanganku.
Akuterbangun melihat sekitar yang sangat asing. Semua orang memandangku, kali ini pak supir menarik jaketku menyuruh aku segera turun. Aku masih melihat rumah mewah ala American Style dan para asisten rumah tangga yang melihatku dengan tatapan penuh dengki.
"Gue di culik !!!" kepanikan seketika menguasaiku.
Aku tau banyak pesaing bisnis papa yang ingin menjebak ataupun mencelakai keluargaku. Mereka tidak punya hati. Aku tau betul itu. Segera ku ambil tas dan totebag yg ada di mobil dan berencana lari. Ketika turun aku langsung dikagetkan dengan perempuan sebayaku namun dengan penampilan yang lebih dewasa. Ia memakai setelan blazer dan celana yang membentuk lekuk tubuh indahnya.
"Siapa kamu berani sekali tidur di mobil sepanjang perjalanan, Apa ada yang kenal dengan wanita ini" teriaknya.
Aku masih membisu mencoba mencerna keadaan, aku ingat betul pesan tante Yani bahwa harus selalu tenang agar dapat mengambil keputusan terbaik.
Semua menggelengkan kepala. Di samping nya ada laki-laki dewasa berpakaian casual putih. Tubuhnya bagaikan atlet angkat besi, hidungnya seperti seluncuran anak TK alias sangat sempurna, bibirnya sexy meskipun hanya terdiam. Alisnya tertancap rapi bagaikan di lukis makeup artis terkenal, ohh tapi tidak mungkin dia sulam alis ini pasti asli.
"Sudah punya istri belum ya? Sudah punya pacar belum ya? Pulang dari Inggris patah hati, dapat ommodel begini relaaaaaa akuu relaaaaa" ucapnya dalam hati namun masih melirik pria tersebut, untung kacamataku hitam. Gumamnya dalam hati.
"Maaf mba, saya kira ini asisten pengganti yang mba ceritakan jadi saya diam saja ketika dia masuk mobil" ucap pak supir memecah lamunan liarku.
Bodoh sekali supir ini, kalau seandainya dia tau aku adalah orang yang tidak pernah dia lihat, namun diam saja ketika memasuki mobil bosnya. Sudahlah aku minta maaf dan pamit pulang saja, anggap saja sedang beruntung ketemu cowok ganteng yiiihaaa.
" kamu ikut ke ruangan saya " ucap laki-laki ganteng itu sambil menunjukku. Gayanya cool tapi sangat tenang dan bersahaja.
"Apa yang harus kulakukan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Emlin Siregar Siregar
pesona marlo memang luar biasa.tpi jgn mudah dirayu leticia
2023-01-21
0
Emlin Siregar Siregar
sopirnya kurang teliti
2023-01-21
1