Takdir Atau Jebakan

Aku mengikutinya, melihatnya dari belakang membuatku berkhayal. Seandainya diberi kesempatan berjalan disampingnya, menikmati aroma parfum yang bercampur dengan bau tubuhnya sudah pasti buat aku yg masih menyandang jomblo seumur hidup ini sangat senang. Ah tapi tidak mungkin, sepertinya tipe wanitanya seperti mba yang marah-marah tadi. Saking terpesonanya, aku sampai lupa melihat arah siapa tau ini adalah jebakan.

"Tunggu"

aku menghentikan langkah dan melihat sekeliling rumah dominan putih khas rumah laki-laki.

Tidak ada sentuhan bunga, hiasan maupun keindahan di dalamnya. Sangat sepi dan terkesan sedih.

Dia hanya menoleh sambil melanjutkan langkahnya. Oh tidak, noleh aja bisa bikin hati ini dag dig dug!!! Ga waras sepertinya aku ini. Aduuh tapi pesona nya sangat kuat, sulit melupakannya begitu saja. Beda emang ya pesona laki-laki yang sudah matang. Tidak heran yang ngejar-ngejar kakak keduaku sangat banyak! Begini ternyata rasanya.

Karena dia tidak menghiraukan perkataanku, akhirnya aku berlari kecil mengikutinya sambil menghapalkan tata letak rumah. Sepertinya aman. Tidak ada bodyguard ataupun preman berpakaian hitam sedaritadi.

"Wow!! Kantornya sungguh membuatku takjub"

Baru kali ini ada indoor swimming pool bersatu dengan kantor. Disampingnya ada jacuzzi. Ada piano di sudut ruangan, bukannya mengikuti ke meja kerja aku berlari ke piano dan duduk. Ada buku not disana ketika kulihat judulnya.

"Wah, pas banget ini lagu kesukaan mama"

aku mainkan dengan hati-hati dan penuh kasih. Aku rindu mama, dulu sebelum tidur mama selalu mengajakku bermain piano.

Setelah selesai Letticia tersenyum haru. Ternyata laki-laki itu masih memperhatikannya, Letticia berdiri dan mendekat ke meja kerja, ia mematung sambil melirik ke kanan dan ke kiri.

"Coba mainkan sekali lagi" Letticia tertegun namun tatapan dinginnya membuat tubuhnya bergerak dengan sendirinya. Letticia kembali duduk dan memainkan piano dengan hati-hati. Sadar permainannya tak seindah awal tadi, pria itu tiba-tiba duduk disampingnya. Bagaikan duet piano klasik mereka hanyut didalamnya. Setelah selesai Letticia tersenyum

"Thank you, it's so beautifull" dengan jarak sedekat ini mengingatkannya pada keinginan gila nya tadi.

Duduk berdekatan dan menikmati aroma parfum yg bercampur dengan aroma tubuhnya adalah candu. Letticia memberanikan diri untuk menoleh, tak disangka pria ini membalas tatapan Letticia, ia mengangkat tangannya ke pipi Letticia dan menyentuh rambutnya. Letticia bergeliat, pria itu melanjutkan perjalanan tangannya ke kacamata Letticia. Ia membuka kacamatanya sampai membuat wajah Letticia seperti tomat. Wajah cantik Letticia yang alami semakin terlihat, pipi merah tomat membuatnya semakin menggoda. Pria itu mendekat dan berbisik di telinga letticia

"Jangan main-main dirumah saya"

Letticia tersontak kaget dan mendorong pria itu. Oh tidak bisikan maut itu malah membuat Letticia terbang dan menggila. Ia cepat-cepat berdiri namun pria itu menariknya dan mencium bibirnya. Sedikit memaksa namun lembut. Letticia berusaha berontak, menginjak kaki dan mencubit namun pria itu tetap menciumnya dengan lembut. Letticia tidak membalas, ia hanya terdiam terpaku membiarkan pria yang tak dikenalnya bermain dengan bibir indahnya. Letticia mendorongnya, kali ini berhasil!! Ia langsung berdiri dan lari.

Sesekali ia menoleh ke belakang melihat pria kurang ajar itu tersenyum puas. Oh tidak, aku dijebak !!! Pintunya pakai sidik jari. Letticia langsung ingat kode yg diberikan untuk membobol pintu canggih itu. Gagaaaalll !! Leticia semakin panik, ketika mencoba berpikir ada tangan yang masuk di belakang bagian bawah hoodienya, tangannya memutar paksa pinggang Letticia. Tangannya menyentuh perut Letticia, kini berada didalam hoodie nya, Letticia menggeliat sambil memegang tangan pria itu. Tangannya bergerak ke atas dan kebawah ia terus meraba pinggang dan perut Letticia seolah bermain dengan nafsu gadis lugu ini. Sesekali ia meraba bagian punggung menyentuh dalaman Letticia lalu kembali lagi. Pelukan panas itu sempat membuat Letticia lupa diri.

"ini tidak bisa dibiarkan" ucap Letticia dalam hati lalu menampar dan mengeluarkan jurus beladirinya.

Pria itu kaget namun tetap tersenyum menggoda, kali ini Letticia lebih waspada, dia siap bertarung.

Letticia mengejar pria itu dan melayangkan pukulan namun di tangkis, Letticia terus melawan mengeluarkan semua jurus yang telah diajarkan. Pria itu berkali-kali terkena pukulan dan tendangan Letticia. Terakhir Letticia ingin membanting tubuh besar pria itu, harapannya agar pria itu pingsan atau kesakitan sehingga ia bisa kabur. Namun tak disangka, pria ini paham betul dan hanya meladeni Letticia. Pria ini juga jago beladiri tentunya sudah pernah tanding dan mendapatkan medali-medali seperti Letticia. Jurus terakhir gagaaaallll !!! Letticia marah dan berteriak.

"Aaaarggghhh" teriaknya.

keringat yang bercucuran membuat gadis blasteran Turki ini semakin menggoda meskipun dengan hoodie kebesarannya. Sepertinya pria ini tak tahan melihat Letticia, ia menggendong Letticia namun Letticia melawan sehingga mereka terjatuh. Kali ini Letticia tidak mau lengah, dengan cepat ia naik di atas pria itu.

"Apa maumu? Siapa yang menyuruhmu? Tidak semudah itu menjebakku dengan cara murahan seperti ini"

Letticia menahan pria ini di bawahnya agar tidak macam-macam lagi. Satu tangan Letticia bersiap memukul, tangan lainnya menahan badan pria itu. Mendengar kata itu, Ia tau bahwa Letticia wanita baik-baik. Ternyata pikirannya salah, ia mengira Letticia adalah wanita murahan yang beracting salah rumah dan menggodanya.

"Kau yang datang kepadaku, aku hanya menyambutmu"

Buuuuugggg !!! Satu pukulan mendarat di pipi pria itu. Akhirnya pria ini merintih kesakitan, memegang pipinya. Letticia tak teralihkan ia terus menatap tajam.

"Siapa yang menyuruhmu!!" Letticia melayangkan pukulan lagi namun pria itu tidak melawan.

"Kalau kau diam saja, aku akan membuatmu menyesal"

Letticia berniat memukul mata pria itu. Namun pria itu bergerak dan menangkis. Sekarang Letticia berada di bawah. Jelas sudah tidak bisa berkutik. Letticia yang malang.

"Kau harus bertanggung jawab untuk semua luka yang kau buat" bisik pria itu melanjutkan ritual yang tadi belum selesai.

Pria itu memegang kedua tangan Letticia, tubuhnya menindih tubuh Letticia. Kepalanya berjalan menelusuri leher dan telinga Letticia yang tak berdaya, ia terus melawan dan berteriak minta tolong namun siapa yang mau mendengar? Ruangan kerja ini kedap suara. Sungguh menyeramkan. Tau Letticia tidak akan menyerah dan terus melawan. Pria ini tak habis akal.

"Jadi kau tidak sengaja masuk ke mobilku? Aku dengarkan ceritamu dan aku minta maaf" Mendengar itu Letticia punya harapan untuk pulang. Ternyata ia menangis, hal ini membuat Letticia merasa hina.

"Aku tidak akan memaksamu jika kau tidak menginginkannya"

Letticia tambah menangis. Pria itu masih diatas Letticia. Ia tak mau menambah luka di wajahnya lagi.

"Aku tidak tau itu mobilmu, ku kira itu mobil kakakku"

Letticia behenti bercerita. Ia malu mengungkapkan dirinya. Ia tidak mau membuat malu keluarganya dengan ulah bodohnya.

"Kau kulepaskan dan tidak ada lagi pertarungan ini " letticia mengangguk.

Entah ini takdir atau jebakan, ternyata ini sungguh menyakitkan. Tak kusangka ciuman pertamaku, di renggut oleh pria yang tidak kukenal dengan cara seperti ini.

Terpopuler

Comments

Emlin Siregar Siregar

Emlin Siregar Siregar

kaya siapa Thor?leticia at marlo?

2023-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!