Ibu Pengganti

Ibu Pengganti

Episode 1

"karin ayo cepat, semua tamu sudah menunggu".

ibuku selalu tidak sabaran akan suatu hal sampai dia memburuiku.

"sabar bu, aku lagi merapikan bajuku".

cepat-cepat aku merapikan baju agar tidak terlihat lusuh.

perkenalkan namaku KARINA ANATASYA,  usiaku 26 tahun,aku bekerja di perusahaan swasta yang cukup besar di kota Jakarta.

dalam hidupku masalah percintaan aku tidak begitu memikirkannya karena aku lebih suka fokus dalam bekerja dan mencari uang.

tapi ibuku selalu khawatir tentang hidupku yang belum juga mendapatkan pacar, setiap hari ibu selalu berceramah tentang pacar, jodoh dan suami yang membuatku begitu muak mendengarnya.

"karin, ibu dan ayah lakukan ini demi kamu sayang, kamu anak ibu satu-satunya sedangkan ayah dan ibu sudah tua".

"iya iya ibu, aku mengerti perasaan ibu dan ayah".

aku selalu mengikuti keinginan ayah dan ibuku, karena itulah satu bentuk baktiku terhadap mereka.

"anak ayah cantik banget, semoga ini menjadi jodoh kamu". mata ayah terlihat berkaca-kaca.

aku keluar dari kamarku dengan di gandeng oleh ayah dan ibuku. semua tamu menatapku dan itu membuatku sangat malu.

"ayah, kenapa ramai sekali, bukankah ini hanya acara pertemuan keluarga saja".

aku tidak menyangka akan begitu banyak orang yang datang.

"iya sayang, mereka semua keluarga dan kerabat dari pihak pria".

aku melihat senyum bahagia di kedua wajah orang tuaku, itu juga membuatku sangat bahagia.

"duduk disini sayang".ucap ibu yang duduk mendampingi ku.

aku cukup deg-degan karena ini pertama kalinya aku terlibat dalam acara formal kelurga seperti ini.

keluarga dari pihak pria terlihat seperti orang kaya, mereka semua terlihat mewah dan elegan tapi aku tidak melihat sosok pria yang akan di jodohkan olehku.

"baiklah, karena semua sudah berkumpul di sini, kami akan memulai acaranya. perkenalkan saya Brata, papa dari Bramantyo yang akan kami jodohkan dengan Karina. saya di sini akan bertanya langsung dengan Karina, apakah Karina tidak keberatan dengan acara perjodohan ini? ".

mendengar pertanyaan itu jantungku semakin deg-degan seakan jatuh.

"i.. iiya, saya tidak keberatan".

"baiklah, karena karina tidak keberatan saya akan menanyakan hal yang mungkin bisa jadi hal sensitif. mungkin nak karina belum pernah bertemu dengan Bram, begitupun sebaliknya. bahwa sebenarnya Bram adalah seorang duda dengan anak satu. apakah nak Karina akan menerima bram setelah mengetahui hal ini"?

jujur aku terkejut begitu mendengar bahwa pria yang akan di jodohkan denganku adalah seorang duda dengan satu anak.

mataku langsung menatap ayah yang tepat berada di sampingku.

"maaf sayang, kalau ayah tidak cerita. tapi ayah dan ibu sudah tau semuanya, kamu jangan khawatir sayang, mereka keluarga baik-baik, bahkan pak brata adalah teman sekolah ayah dulu". jawab ayah untuk meyakinkan ku.

aku sedikit kecewa, kenapa ayah dan ibu tidak bercerita padaku hal penting ini, karena aku yang akan menjalani hidup dengan pria itu, aku berhak tau semua tentangnya. tapi aku tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat wajah senyum orang tuaku.

"iya, aku terima".

semua orang merasa lega ketika aku menerima pria yang bernama bram itu. bahkan orang tuaku memelukku dengan air mata berlinang.

semoga keputusan yang aku ambil tidak salah, dan semoga juga pria ini akan menjadi suamiku yang bisa membuat aku bahagia.

"tolong panggil Bram masuk, agar kita langsungkan acara pertuangan ini". ucap pak brata.

terlihat sosok pria yang menggendong seoarang anak perempuan cantik, pria itu masuk dan duduk di samping pak brata.

"Bramantyo". ucapnya sambil menjabat tangan ku.

"Karina". ucapku dengan malu-malu.

"silakan di pakaikan cicinnya".

Bram langsung mengambil cincinnya dan dia meminta izin untuk memegang tanganku.

"apa boleh aku pegang tangannya". ucap bram dengan suara yang lembut.

"iya boleh". seketika aku langsung memberikan tanganku padanya.

tangan ku gemetar dan terasa dingin, bram mulai memakaikan cincinnya perlahan-lahan.

semua orang bertepuk tangan ketika bram memasukkan cincin ke jari manisku. bahkan ayah dan ibu memberikan ucapan selamat berkali-kali.

setelah acara pertunangan, semua para tamu dan keluarga makan bersama menikmati hidangan yang telah di siapkan.

ayah dan ibu sedang berbincang-bincang dengan keluarga dari Bram. aku masih merasa canggung dengan bram, jadi aku memilih untuk pergi ke taman belakang.

"kak karin, kenapa sendirian di sini". ucap keizha sepupu ku yang paling cerewet.

"kakak masih malu, karena belum begitu kenal".

"jangan malu-malu kak, bang bram bakalan jadi suami kakak nanti".

"iyaa keisha bawel, cerewet". aku tersenyum ketika keizha mulai sedikit menghiburku.

"hahahhaa gitu dong kak senyum.kak, aku ke dalam dulu ya mau jumpa mama dulu".

"oke sayang".

"jika ini semua bisa membuat ayah dan ibu bahagia, aku akan berusaha menerima perjodohan ini dengan ikhlas. setidaknya dalam hidupku, aku bisa membahagiakan mereka".

"sayaang... jangan". aku melihat anak kecil berlari mengejar bola yang jatuh ke dalam kolam.

"biar tante yang ambil ya".

anak kecil itu hanya menganggukkan kepalanya. aku berusaha mengambil bolanya tapi tanganku tidak bisa menjangkau bola itu.

"sebentar ya sayang, tante cari kayu untuk ambil bolanya".

saat aku mencoba mengambil bola dengan kayu, tiba-tiba kaki ku terpeleset dan hampir masuk ke dalam kolam tapi ada seseorang yang memegang tanganku hingga aku tidak terjatuh.

"kamu gak apa-apa". ucap mas bram yang menolongku.

"tidak apa-apa mas, terima kasih sudah menolong ku". aku sedikit malu saat berhadapan langsung dengannya.

"tidak, seharusnya aku yang berterima kasih karena telah menolong anakku".

"ahh iya mas, sama-sama". aku semakin gugup.

"perkenalkan ini Alisya, usia dia masih 3 tahun".

"hallo sayang, cantik banget kamu". aku berusaha mendekatkan diri pada Alisya, walaupun aku tidak ada pengalaman bersama anak-anak.

"boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar". ucap mas bram

"bo.. boleh mas, ayo kita duduk di sana aja".

"aduh... mas bram ngajak ngobrol apa ya. aku semakin gugup dan gak tau mau bicara apa".

aku duduk tepat di sebelah mas bram, dan terlihat seperti ingin membicarakan hal serius padaku.

"kenapa kamu menyetujui perjodohan ini?".

aku terdiam sejenak, aku bingung harus jawab apa tapi aku memberanikan diri untuk menjawabnya.

"karena ini semua adalah pilihan orang tua mas, aku tidak bisa menolak keinginan mereka. karena hati ku juga yakin, kalau pilihan orang tua adalah pilihan yang terbaik".

"kalau masalah aku adalah seorang duda?".

"kalau masalah itu, aku baru tau tadi ketika orang tua mas bram menceritakan semua. orang tua ku bahkan tidak memberitahukan ku masalah itu, aku sedikit kecewa tapi aku tidak bisa menolak ataupun marah karena dari awal aku sudah menyetujuinya".

mas bram terdiam dan tertunduk mendegar semua jawabanku, aku takut jawabanku menyinggung perasaan mas bram.

"boleh aku bertanya mas?".

"ahh iya, tanyakan saja".

"kalau boleh tau, kemana ibunya Alisya mas? ".

"ibunya alisya meninggal ketika melahirkan dia". wajah mas bram terlihat sedih ketika menceritakannya

"maafkan aku mas, aku tidak tau". aku terkejut mendengar jawaban mas bram, bahwa istrinya telah meninggal.

"tidak apa-apa karin, kamu juga harus tau cerita ini. bahwa kamu akan jadi ibu pengganti bagi alisya".

aku seperti terkena serangan jantung ketika mas bram berkata ibu pengganti.

"maksud mas?".

"maafkan aku karin, aku belum bisa melupakan istriku. karena aku begitu mencintainya".

kalimat yang mas bram katakan bagaikan petir di siang bolong, begitu menyakitkan hati tapi lagi-lagi aku tidak bisa berbuat apa-apa.

"tidak apa-apa mas, aku ngerti kok". aku tersenyum ke arah mas bram seakan-akan aku baik-baik saja.

"aku hanya tidak ingin alisya tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu. aku ingin alisya tumbuh bahagia". mata mas bram menatap alisya dengan penuh kasih sayang.

"aku mengerti dan sangat mengerti apa yang mas rasakan. aku juga tidak berharap penuh mas bram bisa langsung mencintaiku, tapi setidaknya mas bram sudah jujur padaku itu sudah cukup. karena aku sadar, kita ini di jodohkan bukan karena keinginan sendiri".

"setelah mengetahui semua, kenapa kamu masih menerima perjodohan ini. kamu bisa saja membatalkannya saat orang tua kita ada bersama".

"tidak mas, ketika aku memutuskan untuk maju, aku tidak bisa lagi untuk mundur. lagian aku tidak ingin mengecewakan orang tua kita yang terlihat bahagia saat ini". aku berusaha tegar di depan mas bram.

"papa.. papa... ayo pulang". alisya menarik-narik tangan mas bram

"iya sayang sebentar, papa ngobrol dulu sama tante".

"tidak apa-apa mas, mungkin alisya sudah lelah dan ngantuk". ucapku karena aku tidak ingin lama-lama mengobrol dengannya

"baiklah, aku pamit dulu".

"iya mas". aku mengantar mas bram dan alisya sampai ke mobilnya.

ibu dan ayah senyum-senyum ketika melihatku mengantarkan mas bram dan alisya.

"ibu ayah, kenapa senyum-senyum begitu".

"ibu senang, melihat kamu sudah dekat dengan bram dan anaknya".

"ahh ibu, aku hanya ngobrol-ngobrol saja tadi, kami belum terlalu kenal". aku langsung pergi masuk ke kamar.

sampai di kamar aku merebahkan tubuhku dan mengusap air mataku yang langsung tumpah tanpa aba-aba.

"apa yang salah padaku, kenapa aku menangis. aku bahkan tidak berharap apa-apa pada perjodohan ini. tapi kenapa hatiku sedih, kenapa hatiku sakit".

aku tidak bisa menahan air mataku yang terus mengalir, sesekali aku menatap cincin yang terpasang di jari manisku.

"apa arti dari cincin ini?".

aku terus bertanya-tanya, kenapa ini terjdi?  kenapa hatiku sedih?  kenapa aku menerimanya setelah aku tau maksudnya?   tapi aku tidak bisa menemukan jawaban yang bisa memuaskan hatiku.

tokk...tokk tokkk

"karin, apa ibu boleh masuk? ".

ketika mendengar suara ibu aku cepat-cepat menghapus air mataku.

"iya bu, masuk aja".

"karin, kamu menangis".

"gak ibu, aku gak nangis".

"sini lihat ibu.  kamu jangan bohong".

aku langsung meluk ibu dan menumpahkan semua air mataku, aku begitu sedih tapi aku takut untuk memberitahukan ibu yang sebenarnya.

"ada apa karin, kenapa kamu menangis?  cerita sama ibu".

"tidak apa-apa ibu. karin hanya tidak percaya bahwa karin sudah bertunangan". aku terisak-isak dipelukan ibu

ibu menepuk pundakku dan menenangkanku.

"jangan menangis sayang, ibu dan ayah hanya menginginkan kebahagian kamu".

"ibu, bagaimana jika mas bram tidak mencintaku".

"wajar jika bram tidak mencintaimu sayang, karena kalian di jodohkan. tapi percaya sama ibu, Cinta aka tumbuh dengan sendirinya jika kalin sudah saling mengenal satu sama lainnya". jawab ibu

hatiku sedikit lega ketika membicarakannya pada ibu, walaupun tidak semuanya aku beri tahu pada ibu.

"sudah-sudah jangan menangis lagi sayang, nanti ibu juga nangis".

ibu mengusap air mataku dengan tangannya, perasaan ini sedikit lebih tenang dari sebelumnya. mungkin dengan menangis hati ku sedikit lebih nyaman.

"kamu ingat tidak, dulu ibu pernah cerita kalau ibu dan ayah di jodohkan juga".

"iya ibu, aku ingat, ketika ayah sudah punya pacar tapi tetap di jodohkan oleh nenek karena nenek tidak suka dengan pacar ayah kan bu". aku selalu ingat apa yang ibuku ceritakan.

"iya sayang, ibu dulu juga sedih. kenapa ibu di jodohkan dengan orang yang tidak mencintai ibu. ibu selalu menangis setiap malam,sampai ibu di marahi oleh kakek. setelah ibu pahami dan ibu mengerti, ibu berusaha menerima ayahmu walaupun ayah tidak mencintai ibu".

"tapi sekarang, ayah cintakan sama ibu".

ibu menatapku dan memegang tanganku dengan erat, aku takut ibu berkata tidak saat menjawab pertanyaanku.

"ayah sangat mencintai ibu sayang, apa lagi dulu setelah ayah tau saat ibu hamil. ayah langsung berubah sangat perhatian sama ibu sampai sekarang".

"syukurlah". aku merasa lega dan mengelus dada.

"kenapa karin?  kamu pasti berfikir ayah tidak mencintai ibu ya. kamu ya berfikir yang tidak-tidak". ibu memukul lenganku sambil tertawa.

"ibu, apa aku bisa menjaga alisya dengan baik nantinya. aku takut mengecewakan mas bram bu".

"kebiasaan kamu deh,  selalu berpikir yang tidak-tidak. gak boleh gitu sayang, pamali. kamu harus berpikir positif kedepannya dan percaya pada diri kamu sendiri bahwa kamu bisa".

"banyak yang aku pikirkan bu, karena minggu depan aku sudah menikah dengan mas bram. semua ini begitu tiba-tiba buat ku".

"udah deh, kamu jangan mikir yang gak-gak. ibu gak mau denger". ibu menutup kedua telinganya.

ibu tidak suka mendengar hal yang buruk, karena ibu menderita sakit jantung. itulah alasan ku kenapa aku tidak bisa menolak perjodohan ini, karena aku tidak ingin melihat ibu sakit.

"iya iya ibu, karin tidak akan mikir yang aneh-aneh lagi". aku menarik tangan ibu dan memeluknya.

"karin sayang sama ibu, karin belum siap tinggal terpisah sama ibu dan ayah".

"karin, kamu bisa kapan saja datang kerumah ini sayang, rumah ini juga milik kamu".

aku memeluk ibu dan tidak melepaskannya, karena aku tidak akan bisa memeluknya setiap hari lagi nantinya.

"karin, ibu gak bisa nafas. kamu kekencengan meluknya".

"ahhhh maaf ibu". aku langsung melepaskan pelukanku.

saat aku sedang ngobrol dengan ibu, tiba-tiba ayah muncul.

"hmm ternyata ibu disini, ayah dari tadi mencari ibu".

"ayah, duduk sini". ucap ibu

"ada apa bu, kok kelihatannya serius banget".ayah penasaran apa yang kami obrolkan

"ini, anak ayah. khawatir dengan pernikahannya minggu depan".

"ihhh gak ayah, aku gak khawatir kok".

"karin jangan terlalu banyak yang di pikirkan, karin siapkan saja mental dan diri karin untuk menuju kehidupan yang baru. masalah yang lain biar ayah dan ibu yang kerjakan.

"iyaa ayah". aku hanya menundukkan kepalaku di hadapan ayah.

"sudah malam, kamu istirahat. ibu ayo kita istirahat juga". ayah dan ibu pergi ninggalin kamarku.

hanya ayah dan ibulah yang mengerti perasaanku, mereka yang selalu mau mendengarkan keluh kesahku dan memberikan nasehat untukku.

"ayah ibu, karin sangat sayang kalian".

Terpopuler

Comments

Enies Amtan

Enies Amtan

aku mampir

2022-11-21

0

Lintang arin

Lintang arin

mau di hapus

2020-04-21

4

Turwaty Mamairfan

Turwaty Mamairfan

semangat y karin...moga suatau saat nanti bram.jadi buciin sejati...😊

2020-04-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!