hari yang di nantikan akhirnya tiba, dimana hari pernikahan ku dengan mas bram. hatiku begitu deg-degan saat menunggu acara di mulai.
"mbak karin terlihat cantik". ucap MUA yang mendandani ku.
"terima kasih kak".
"wahh luar biasa sekali cantiknya kak karin". keizha yang tiba-tiba datang masuk ke dalam kamar.
"keizha, kamu kemana aja kok baru nongol". aku merasa kesepian karena tidak ada yang menemaniku.
"maaf kak, aku tadi jemput tante Siska dulu di bandara".
"tante Siska datang, dimana dia". aku begitu semangat karena seluruh keluargaku berkumpul di hari pernikahan ku.
"itu, lagi ngobrol sama mama dan bunda".
keizha terus-menerus memotret diri ku.
"keiza". ucapku
"hahahhaa kakak terlalu cantik, apa lagi pakai gaun pengantin ini. aku tidak bisa menahan diri untuk foto kakak". senyum ceria di wajah keizha
"keizha, jantung kakak tidak berhenti deg-degan dari tadi, gimana dong". aku terus merasa gelisah dan gugup.
"hal itu wajar kak bagi pengantin, semua pasti deg-degan. kakak tarik nafas dari hidung, keluarkan dari mulut. lakukan terus berulang". keizha menggenggam erat tangan ku yang dingin.
aku mengikuti arahan yang di katakan oleh keizha. tapi tetap saja aku masih merasa gugup gak karuan.
"wah pengantin barunya cantik banget". seperti suara yang cukup akrab bagiku.
benar saja, tante Siska adiknya ibu yang tinggal di Surabaya.
"tante". aku begitu bahagia melihat tante datang dan langsung memeluknya.
"eeiitt pelan-pelan karin". tante Siska terlihat panik karena aku begitu semangatnya.
"hehehe maaf tante".
"akhirnya, tante bisa lihat kamu pakai gaun pengantin. tante bahagia banget karin". wajah tante Siska terlihat semringah bahagia.
"ini semua seperti mimpi tante, aku masih gak percaya akan menikah. coba tante pegang tangan aku, dingin kan".
"ini hal wajar karin, tante dulu juga gitu kok. waktu tante nikah dengan om panji, tante merasa sangat gugup. tapi inilah momen yang harus di nikmati, momen sekali seumur hidup". jawab tante Siska yang sudah berpengalaman.
"iya kan tante, tapi kak karin masih aja gugup". keizha yang suka menggoda ku
aku mendengar suara ramai di luar kamar ku, aku merasa malu jika menjadi pusat perhatian.
"hmmm.... uuuhhhh aku pasti bisa melewati ini tanpa kesalahan". aku terus menarik nafas dalam-dalam.
"karin". ibu datang melihat ku dengan senyum bahagia.
"ibu, apa mas bram sudah datang".
"belum sayang, mereka lagi di perjalanan".ibu terus menatap ku dengan mata berkaca-kaca.
"ibu, tetap di samping ku ya".aku memegang tangan ibu.
"iyaa sayang". jawab ibu
tidak lama kemudian keizha datang dengan tergesa-gesa masuk ke dalam kamar.
"kak.. kakakk... ".
"ada apa keizha, kenapa buru-buru". ibu juga panik melihat keizha
"mas bram sudah tiba kak, kak siap-siap ya". keizha tertawa kecil.
"keizha, kamu buat kakak jantungan tau gak, kirain ada apa". aku mengelus dada
"hehehe maaf kak, biar kak gak tegang".
"ya sudah, ayo kita bersiap-siap untuk keluar". ibu menggandeng tanganku.
keizha dan ibu menggandeng tangan ku berjalan keluar menuju pelaminan yang begitu mewah.
tamu yang hadir bertepuk tangan meriah menyambut ku. ya, aku mengadakan pesta sederhana, hanya keluarga dan sahabat dekat ku yang datang.
aku melihat mas bram, ayah dan papanya mas bram duduk bersama. aku juga melihat wajah tegang mas bram dari jauh.
"bissmillah.. bissmillah... bissmillah.. ".
itu yang aku ucapkan dari tadi di dalam hatiku, sedikit mengurangi rasa gugup ku.
"duduk di sini sayang". ibu menyuruh ku duduk di samping mas bram.
mas bram yang memakai setelan jass hitam terlihat begitu tampan, mata ku sejenak tidak bisa berpaling saat memandangnya.
"baiklah ,karena semua sudah berkumpul,saksi pun sudah hadir.mari kita mulai acaranya". pak penghulu memulai untuk ijab qabul.
pak penghulu dan mas bram saling menjabat tangan dan mengucapkan ijab qabul.
"saya nikah kan Bramantyo bin Brata Purnama dengan Karina Anatasya binti abdul aziz dengan perhiasan emas sebesar 12 gram di bayar tunai".
"saya terima nikahnya Karina anatasya binti abdul aziz dengan perhiasan emas sebesar 12 gram di bayar tunai". mas bram mengucapkan ijab qabul dengan sekali tarikkan nafas.
"bagaimana saksi, apakah sah".
"sah". semua saksi menjawab dengan semangat.
mendengar lafadz ijab qabul untuk pertama kalinya, aku tertegun, aku termangu dan tersenyum bahagia, semua tampak seperti tidak nyata.
semua orang berteriak bahagia, dan bertepuk tangan. aku menyalami mas bram dan mencium tangannya.
aku juga memeluk dan mencium ayah dan ibu yang sudah menangis bahagia, sehingga aku juga tidak bisa menahan air mata.
saat itu juga status ku berubah menjadi seorang istri dari mas bram, sehingga berat buat ku untuk meninggalkan ayah dan ibu sendirian.
"selamat sayang, kamu sudah jadi seoarang istri sekaligus ibu". tante Siska juga ikut menangis.
"kakak, selamat ya". tak lupa juga keizha yang memberikan ku ucapan selamat.
pada akhirnya, aku duduk bersanding dengan mas bram di pelaminan sebagai sepasang pengantin. bahkan hal yang belum sama sekali aku pikirkan tapi sudah menjadi kenyataan.
tamu yang hadir berbaris memberikan ucapan selamat kepada ku dan mas bram, teman-teman mas bram juga hadir dalam pesta pernikahan kami.
"selama ya bro, akhirnya loe nikah juga". ucap sahabat mas bram
"thanks ya, sudah hadir". mas bram terlihat tersenyum manis.
"wahhh bram, lagi-lagi kamu duluan yang nikah, cantik banget lagi istrinya".
mendengar pujian dari teman-teman mas bram, aku hanya bisa tersenyum dan diam.
"dimana alisya mas? ". aku dari tadi tidak melihat alisya.
"oh, alisya sakit tidak bisa hadir, dia di rumah dengan bibi". mas bram menjawab dengan sikap dingin.
"sudah mas bawa ke dokter?".
"sudah".
"ohh".
aku tidak tahu harus bertanya apa lagi untuk menghidupkan suasana di antara kami. selama duduk bersanding kami hanya banyak diam tanpa ada percakapan.
"mas, mbak ayo kita foto dulu". ucap fotografer.
"ahh iyaa ". aku langsung duduk mengambil posisi untuk foto bersama mas bram.
"tolong mas lebih dekat lagi dengan mbaknya".
mas bram menggerakkan tubuhnya sedikit mendekatkan dengan ku, lalu meletakkan tangannya melingkar di pinggang ku.
aku terkejut dan merasa canggung, ini pertama kalinya aku melakukan kontak sangat dekat dengan pria.
"apa kamu tidak nyaman". mas bram melihat ku sedikit gugup.
"aahh tidak mas". aku tersenyum ke arah mas bram.
"iya Bagus, tahan ya... 1 ..2...3". fotografer itu terus mengambil foto kami.
"oke, istirahat dulu ya".
"aghhh akhirnya". aku langsung terduduk lelah.
"kamu lelah".
"tidak mas, aku tidak lelah". ucapku
saat aku baru istirahat dan duduk, aku mendengar suara heboh.
"karin... karin.. akhirnya kamu nikah juga". teriak indri sahabatku
"apaan sih teriak-teriak, buat malu ah". aku menutupi wajahku karena malu akan tingkah sahabatku yang sedikit gila.
"wahh tampan sekali pengantin prianya". indri menunjukkan wajah mesumnya di depan mas bram.
"sorry bram, manusia ini emang sedikit aneh". ucap Bryan sahabat ku juga.
"ihh apaan sih ". jawab indri yang di tarik oleh Bryan.
"iya tidak apa-apa". jawab mas bram dengan senyum kecilnya.
"karin... aku temani kamu ya". indri yang mulai bertingkah aneh.
"eiittt.. mau ngapain kamu. ayo kita turun Cari makan". Bryan langsung menarik indri turun dari pelaminan.
aku hanya tertawa melihat kekonyolan sahabat-sahabat ku yang hadir di pesta pernikahan ku.
sebenarnya aku sedikit malu dengan mas bram, atas kekonyolan sahabat-sahabat ku yang hadir. tapi itu juga menghiburku dari rasa sedikit tertekan.
"kenapa kamu terlihat tegang gitu". mas bram memperhatikan raut wajahku.
"ahh tidak apa-apa mas, aku hanya merasa gugup karena semuanya terlalu cepat". jawab ku.
"jangan terlalu gugup, wajah kamu terlihat pucat, rileks saja". mas bram memegang tanganku.
"perasaan apa ini? aku belom pernah merasakan perasaan yang aneh ini dan wajah ku terasa panas". aku memegang kedua pipi ku.
acara pesta pernikahan kami berjalan lancar, para sahabat dan keluarga besar kami berkumpul bersama.
selesai acara tepat jam 9 malam, aku dan mas bram istirahat sebentar sebelum kami pulang ke rumah mas bram.
"aaaghh...tubuh ku rasanya seperti di pukuli oleh orang satu kampung". gumam ku sambil melakukan peregangan.
aku mendengar suara pintu kamar mandi terbuka dan melihat mas bram telah selesai membersihkan dirinya.
"ahh, sudah selesai mas".
"iya, kamu gak mandi". tanya mas bram sambil memakai baju kaos nya.
"i.. iya mas, sebentar lagi". aku mengalihkann pandangan ku ke arah lain.
"ihhh ngapain juga mas bram pakai bajunya di depan ku. aku kan jadi malu, walaupun kami sudah sah jadi suami istri tapi aku kan belom terbiasa melihat ABS yang terpampang nyata gitu".
"sudah... sudah karin, jangan berpikir yang enggak-enggak". lagi-lagi aku bergumam sendiri.
"kamu ngomong apa?". mas bram mendengar gumaman ku.
"oohh gak apa-apa mas, aku hanya bilang banyak barang yang harus aku siapkan". jawab ku sambil mengepak baju ke dalam koper.
"hhuuhhhh.....untung saja". aku mengelus-elus dada ku.
selagi aku mengepak barang-barang ku, aku melihat mas bram merebahkan tubuhnya di ranjang usai mandi. aku pikir mas bram juga lelas dengan acara pesta pernikahan kami.
"mas, mas mau minum apa? biar aku buatkan".
"aaa buatkan saja air jahe hangat, tubuh ku lelah sekali". jawab mas bram yang masih terbaring di ranjang.
"baiklah mas, tunggu sebentar ya". aku segera pergi ke dapur.
saat keluar kamar ,aku melihat rumah ku masih berserakan dengan dekorasi-dekorasi pernikahan. beberapa anggota keluarga ku juga masih berkumpul di halaman belakang.
"karin ,kamu mau kemana?". tanya ibu ku.
"ibu!! aku membuatkan jahe hangat buat mas bram buk,dia bilang tubuhnya lelah." jawab ku.
"biar ibu saja yang buatkan".
aku menarik tangan ibu dan mengehentikan langkahnya.
"gak usah bu,biar aku saja yang membuatkannya. sekarang kan aku sudah jadi istri mas bram,biar aku saja yang melayaninya". jawab ku untuk meyakinkan ibu.
"baik lah sayang, kalau ada apa-apa segera panggil ibu ya". ibu pergi ke halaman belakang.
selama aku hidup, aku tidak pernah ke dapur untuk masak sesuatu bahkan pun Masak air yang bisa di bilang sepele.
ibu selalu memanjakan ku dari kecil, hingga sampai aku berusia 26 tahun tidak mengerti tentang cara memasak.
"ini pertama kalinya aku memakai kompor gas dalam hidup ku, mudah-mudahan tidak terjadi kebakaran". ucap ku sambil menghidupkan kompor.
"pertama aku harus merebus airnya dulu, lalu menunggu airnya mendidih".
setelah meletakkan panci yang berisi air ke atas kompor, aku mecari jahe untuk mengirisnya.
"setidaknya aku tau yang namanya jahe seperti apa. lalu apa lagi ya... ". aku membaca panduan cara memasak jahe hangat di internet.
"syukur jaman sudah canggih, aku tidak repot-repot untuk bertanya pada ibu, tinggal cari saja di internet". aku terus scroll halaman resep pada Handphone ku.
aku melakukannya secara perlahan sesuai dengan resep yang aku baca di internet. caranya emang mudah tapi karena aku tidak biasa masak sehingga memakan waktu lama untuk membuatnya.
"sedikit lagi air jahenya selesai". aku merasa bangga bisa membuatkan air jahe untuk mas bram.
setelah melihat airnya mendidih, aku segera mematikan kompornya dan mengangkat panci itu.
"aaghh... panas-panas". teriak ku karena kesakitan.
dengan cepat-cepat aku menyiram tanganku dengan air dingin agar tidak melepuh.
" ternyata masak itu gak mudah, jika tidak fokus dan hati-hati bisa melukai diri sendiri. aku jadi merasa bersalah pada ibu,dulu aku jarang memakan apa yang di masak oleh ibu,dan sekarang aku mengerti gimana perjuangan ibu dulu agar aku bisa makan dengan baik". gumam ku.
ternyata saat aku berteriak kesakitan, ibu ku mendengarnya. dia berlari dari halaman belakang menuju dapur untuk melihatku.
"karin, ada apa?". wajah ibu terlihat panik.
"hehehe tidak apa-apa bu, aku hanya tidak sengaja memegang panci panas". sambil menunjukkan jariku yang memerah.
"ya ampun karin, kenapa gak hati-hati sih. kan udah ibu bilang, biar ibu saja yang membuatkannya. kamu itu tidak pernah masak ataupun menggunakan dapur tapi kamu nekat aja ingin masak sendiri".
"iyaa bu, aku hanya ingin membuatkan sendiri untuk mas bram". aku mengubah wajahku jadi cemberut.
"aihhh.. kamu ini ya. setiap kali di kasih tau selalu memberut gitu". ibu mengoleskan salep ke tangannku.
"terima kasih ibu". aku memeluk ibu.
"sudah-sudah, cepetan baya air jahenya untuk suami kamu, keburu dingin". ibu memberikan segelas air jahe pada ku.
"baik ibu, ibu makin bawel deh ". candaku pada ibu.
aku berjalan ke arah kamar dengan membawa segelas air jahe hangat untuk mas bram.
"mas, ini air .....yah mas bram sudah tidur". aku melihat mas bram tidur dengan nyenyak.
aku memandangi wajah mas bram yang terlelap, wajah gantengnya sangat terlihat jelas dari dekat. terkadang aku berpikir,apa benaraa bram telah menjadi suami ku,karena semuanya terlalu cepat bagiku.
"biar kan saja mas bram tidur, mungkin dia sangat lelah". aku meyelimuti tubuh maa bram.
sedikit kecewa ketika mas bram tidak bisa meminum air jahe hangat buatan ku tapi tidak apa-apa ,aku mengerti bahwa mas bram sangat lelah.
ini hari pertama ku menjadi seorang istri sekaligus ibu pengganti bagi anak mas bram. aku berharap bisa menjadi istri dan ibu yang di harapkan oleh mas bram.
"karin, sekarang hidupmu bukan milik kamu lagi,tapi sudah menjadi milik keluarga kecil mu". aku meyakinkan pada diriku sendiri agar menjalani hidup dengan lebih baik lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Sus Susyla
kesalahn fatal..seorang ibu smpe anak perempuan g bisa dan ga tau apa2 ttg dapur....karena sejati y seorang perempuan harus tau
2022-11-29
1
Toshio Inge
panjaaang tiap episode nya😎
2020-09-30
1
Rizky R Nopiantofa
up donx jng lama22
2019-10-13
3