ZAYLIN HUZEFA

ZAYLIN HUZEFA

BAB 1. HARAPAN

PoV.

Namaku Zaylin Huzefa. Di tahun ini usiaku menginjak 28 tahun. Perpaduan angka cantik yang bilamana digabung, akan berjumlah sepuluh, nilai sempurna.

Ya, seperti kebanyakan orang bilang. Hidupku sempurna. Lajang dengan tubuh proporsional, menawan, berkulit mulus, bisa mengaji bahkan mempunyai karir bagus. Meski tak banyak orang tahu, aku menyimpan sebuah kisah berperih.

Pangandaran, kota darimana aku berasal.

Disini lah aku kini berdiri ditepi, memandang luasnya hamparan biru di ujung pandangan. Ada sesak yang hadir, luka yang kembali menganga, juga pilu menyergap netra, membuat lava bening milikku tak ingin absen tatkala mengingat peristiwa tragis itu.

Enam belas tahun silam.

Saat paman mengantarku meninggalkan kota ini demi mengharumkan nama almamater. Bertanding untuk sebuah gelar juara karate di Ibukota provinsi. Aku kehilangan Bunda, Bibi, serta dua keponakanku.

Gempa berkekuatan 7.7 skala richter di bulan juli yang mengakibatkan gelombang tsunami setinggi dua puluh meter, meluluhlantakkan daerah pesisir pantai selatan.

Pemukiman rata dengan tanah bahkan mata pencaharian warga pun raib ikut tersapu gelombang.

Tak terkecuali hunian milik paman dan peninggalan ayah. Empat perahu kami hancur berkeping-keping, tergodam kerasnya hantaman air pasang.

Siang itu. Meski tubuh lelah setelah perjalanan kembali dari Bandung.

Dalam linangan air mata yang tak kunjung surut. Meski air bah masih menggenang bahkan mengalir di sekeliling, aku dan paman menyusuri satu-persatu puing. Mengangkat beratnya bobot reruntuhan dengan sisa tenaga, meyakini bahwa kami pasti akan kembali bertemu mereka meski iman kerap goyah.

Aku dan paman menemukan keluarga yang kami sayangi, saling memeluk dibawah puing. Terseret arus sejauh lima kilometer dari desa. Tangan mereka terikat satu sama lain.

Seketika aku histeris.

"Mengapa Tuhan mengambil Ibuku? Tak ibakah Engkau padaku setelah ayah pun Kau panggil?"

Dalam kelabilan menginjak usia remaja, paman satu-satunya sandaranku. Setelah pemakaman massal dan aparat peduli bencana milik pemerintah satu-persatu meninggalkan desa, kami berusaha menata hidup kembali dengan harta tersisa di badan. Iya, kekuatan.

Pekerjaan kasar pun beliau lakukan demi aku, sang keponakan, keluarga tersisa yang beliau punya. Hingga berhasil lulus SMA.

Setiap tahun, dibulan peringatan bencana itu, aku napak tilas. Sekedar mengingat bahwa diriku pernah sangat bahagia dan mempunyai keluarga lengkap di sini.

Paman tak ingin pindah dari kota ini mengikutiku, karena beliau berat meninggalkan pusara keluarganya.

"Zaylin, Neng, makan dulu," teriak paman memanggil dari kejauhan.

Suara berat lelaki paruh baya itu, membuyarkan lamunanku.

Aku pun menoleh ke sumber suara, melangkahkan kaki memenuhi panggilan waliku.

"Sudah, jangan di ingat terus. Mereka gak akan kembali. Lebih baik doakan ya Geulis. Paman sudah sepuh, kamu kapan ada niatan ingin menikah? mumpung masih ada wali, Neng," ucap Zahid Huzama, sang Paman dengan wajah teduhnya, memandangku.

"Entahlah, Bah. Hatiku kebas. Do'akan Zaylin aja atuh, ketemu jodoh yang baik," jawabku saat itu.

"Minta sama Nyai, agar di jodohkan dengan pria sholeh. Masa ribuan orang Al-Islamiyah gak ada yang cocok?" seloroh Paman seraya menyodorkan lauk kesukaan ku.

Obrolan ringan mengiringi kami bersantap siang dengan sukacita, duduk di kursi yang biasa di gunakan pengunjung untuk bercengkrama saat menghabiskan waktu kala mengunjungi pantai.

Iya, pamanku membuka kedainya kembali setelah aku lulus SMA. Sebagai sumber penghidupan kami, terutama aku, yang masih kerap merepotkannya.

Setelah lulus SMA, aku merantau ke Bandung untuk mendaftar kuliah menggunakan jalur prestasi dan berhasil meraih beasiswa. Namun tetap saja, terkadang kiriman dari Paman tak dapat memenuhi kebutuhan kuliah juga lainnya.

Saat terhimpit di perantauan itulah, aku menyambi membuka les privat calistung juga jarimatika untuk anak pra sekolah dan transisi dari TK ke SD.

Lumayan, gaji mengajar les, dapat memenuhi tujuh puluh persen kebutuhan pribadiku. Apapun dilakukan, hingga aku berhasil lulus menjadi seorang Sarjana Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak.

Keesokan Pagi.

Aku memutuskan kembali ke kota setelah menginap di rumah kami yang baru. Rumah panggung hadiah dari Gubernur untuk warga terdampak tsunami silam.

Karena lusa adalah perayaan Maulid Pesantren, Yayasan tempat aku bernaung. Semua tenaga pengajar wajib ikut andil di dalamnya tanpa kecuali, meski statusku adalah wakil kepala sekolah.

"Hati-hati ya Zaylin, kabari Abah jika sudah sampai asrama. Ulah ngebut," pesan sang Paman. Bagasi mobil pun penuh dengan oleh-oleh pemberian beliau.

"Iya Bah, Zaylin pamit ya. Bulan depan pulang lagi, karena liburan sekolah," sahutku seraya menaikkan kaca spion dan melajukan Ayla putih inventaris dari Yayasan menuju kota tempatku menjemput rezeki. Dan jodoh, mungkin.

...***...

Al-Islamiyah, Bandung.

Zaylin tiba di Asrama khusus staff menjelang Ashar. Meski letaknya tidak menyatu dengan komplek pendidikan dan pesantren, bangunan berderet ini sangat layak huni.

Memiliki tiga sekat ruang untuk setiap unit, seperti pada umumnya kontrakan. Namun fasilitas ini gratis bagi siapapun yang totalitas mengabdi pada Pesantren. Khidmah.

"Bu Aylin, punten sudah di tunggu oleh kepala sekolah di ruang tamu asrama," ujar santri wanita yang ditugaskan untuk membantu para staff. Menghampiri mobil yang baru saja terparkir di garasi depan Asrama.

"Oh iya, Mba, haturnuhun," jawab Zaylin tersenyum manis.

Gadis cantik itu pun turun setelah meminta santri tadi membongkar isi garasinya. Zaylin menuju ruang tamu menemui kepala sekolah.

"Sore Bu, maaf baru sampai. Ini pembagian tugasnya?" tanya Zaylin pada sang tamu, saat melihat lembaran kertas di atas meja.

"Benar Mba, tolong di kondisikan para staff yang ada di bawah koordinasi Mba Aylin. Itu saja, saya pamit. Banyak kerjaan," ujarnya bangkit dengan senyum menghias wajah.

"Baik, haturnuhun Bu," balas Zaylin, ikut meninggalkan ruangan itu menuju kamarnya.

Setelah dirinya bersih-bersih dan meminta santri membagikan oleh-oleh dari sang paman. Ia pun membaca ulang tugas esok hari.

Ba'da isya, setelah kajian. Zaylin di panggil seorang kawan agar menuju ke kediaman Nyai.

Meski tubuhnya terasa lelah karena baru saja kembali dari kampung halaman, gadis ayu itu bergegas menuju sumber perintah.

"Assalamu'alaikum," Zaylin mengucap salam. Ia berdiri di pintu, sungkan untuk masuk karena ada tamu pria di sana.

"Wa'alaikumussalaam," sahut Yai dan dua orang tamu.

"Aylin, masuk saja. Nyai di dalam," ujar pria kharismatik itu.

"Cantik, siapa dia?" batin seorang pria yang kagum akan sosok alim di hadapannya.

"Namanya Zaylin Huzefa, yatim piatu namun masih punya wali, seorang paman. Dia wakil kepala sekolah TK Al-Islamiyah, masih satu Yayasan meski beda lokasi. Jarang ke sini kecuali jika pondok mengadakan acara besar, semua staff ikut dilibatkan," terang Yai Bashir, pemilik komplek pendidikan dimana Zaylin mengabdi.

Beliau mengerti jika tamunya ingin mengetahui identitas gadis yang baru saja masuk ke dalam rumahnya.

"Sudah punya calon belum ya? aku ingin sembuh, Yai," ucap sang pria.

"In sya Allah, asal tekad kuat. Taubatan nasuha, juga tawakkal. Sepertinya belum, nanti Ana tanyakan jika Anda ada minat dengannya," balas Yai kemudian.

"Do'akan aku," tunduknya sendu.

"In sya Allah, atas izin Allah. Rahmatan lil 'alamiin." Doa Yai pun meluncur untuknya.

"Zaylin Huzefa ... sudikah kamu?" ucap Abimanyu Yasa dalam hati.

.

.

...___________________________...

...Mommy disini akan singgung tentang cara taubatan nasuha yang betul juga Al adab fiddin... in sya Allah....

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

Aamiin

2023-05-20

0

lisna

lisna

mampir lagi,.cerita mommy keren top markotop dah👍👍👍👍👍

2023-03-26

1

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

mampir dsni Mom, 🤭
Awal yg bgus bikin penasaran, huwaaa bingung mau baca yg mana dlu,,, 🙈

2023-01-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!