Setelah mendengar ucapan nenek tadi semangat Sifa serasa terjun payung, Sifa tau niat nenek itu baik, tapi tidak harus mencarikannya pendamping hidup kan pikir sifa. Sifa berangkat ke sekolah dengan hati yang gamang, pikirannya saat ini di penuhi oleh kata "perjodohan".
Sifa yang sudah sampai di depan gerbang sekolah langsung melesat masuk saat Pak Satpam sudah ingin menutup gerbangnya.
"Neng Sifa....neng Sifa......" Ucap pak satpam sambil mengelus dada saat Sifa menerobos masuk.
"Maaf ya pak," seru Sifa cekikikan.
"Tumben amat sich neng sampai telat..."
"Biasa pak banyak tugas negara yang harus di kerjakan," ucap Sifa yang sedang memarkirkan motornya.
"Gaya si neng mah," seru pak satpam yang membuat Sifa semakin gencar meledek satpam yang satu ini.
"Iya dong pak, kan Sifa nggak mau kalah sama bapak pagi-pagi dah banyak bener tugasnya, ntar kalo keteteran panggil Sifa pak, biar Sifa bantuin tapi jangan lupa bagi hasil ya pak."
"Atuh si neng mah mata duitan pisan," ucap pak satpam yang sedang mengunci gerbang.
"Ya udah Sifa masuk dulu ya pak, keburu guru masuk kelas. Salam buat Bu satpam di rumah ya pak," seru Sifa sambil berlari menuju kelasnya.
"Neng Sifa nich bener-bener orang masih bujangan begini," gumam pak satpam yang segera memasuki poskonya.
Sifa berlari secepat kilat menuju kelas, koridor sekolah yang sudah sepi memudahkan Sifa untuk berlari secepat mungkin. Tapi ntah kesialan apa lagi yang harus Sifa alami saat ini, sesampainya di undakan menuju kelasnya Sifa justru terjun bebas.
Brugghhhhh
"Aaauuuwww sssstt sakit banget nich, tapi kok nggak kayak jatuh ke lantai ya," ucap Sifa yang masih mencoba untuk membuka matanya, saat matanya sudah terbuka sempurna Sifa melihat ada orang di bawah tubuhnya dan ketika Sifa mendongakkan kepalanya, betapa terkejutnya gadis itu ternyata dia jatuh di pelukan Vino yang sekarang menjadi musuhnya.
"Loe....." Seru Sifa yang masih terkejut.
"Minggir loe dari badan gue!" ketus Vino menggeser badan Sifa, Sifa segera beranjak dan menyingkir dari badan Vino.
"Berat banget badan loe, kebanyakan dosa sich loe," sewot Vino menahan sakit di punggungnya.
"Mulut loe minta gue cabein," seru Sifa yang kesal akan ucapan Vino.
"Sial gue tiap ketemu sama loe."
"Loe pikir gue seneng ketemu sama loe, cowok tapi mulutnya ember!"
"Berani loe sama gue..." Ucap vino yang sudah melangkah maju kehadapan Sifa dengan mata tajamnya yang menusuk mata Sifa.
"Beranilah, siapa takut!" Tantang Sifa dengan muka imutnya dengan tangan yang sudah berkacak pinggang.
Diwaktu yang bersamaan guru piket yang melihat perseteruan keduanya segera menghampiri.
"Kalian kalo mau ribut sana di lapangan sekalian! Pagi-pagi sudah bikin onar, cepat kembali ke kelas masing-masing kalo tidak mau saya hukum kalian berdua."
Mendengar ancaman dari gurunya membuat Sifa memutuskan untuk segera pergi dari sana.
"Sifa anak baik, Sifa mau langsung ke kelas aja ya pak assalamualaikum," seru Sifa segera berlari masuk ke kelasnya.
"Wa'allaikumsalam .....dan kamu, mau saya hukum?"
"Berani bapak hukum saya?"
"Cepat sana masuk ke kelas!" ucap guru tersebut yang sadar jika yang dia hadapi saat ini adalah anak pemilik yayasan.
Hosh hosh hosh hosh
Nafas Sifa tampak tak santai setelah dia menduduki kursinya, beruntung guru mata pelajaran pagi ini belum masuk ke kelas. Kedua sahabatnya nya yang memperhatikan kedatangan Sifa tampak mengernyitkan dahinya.
" Loe abis ngapain sich Fa Ampe ngos-ngosan gitu" ucap Meri heran.
"Iya biasanya juga kalo telat tetap santai" ucap Nisa menambahi.
"Minum......" Tangan Sifa menodong kearah kedua sahabatnya.
"Nich!" Nisa segera menyodorkan botol minumnya pada Sifa yang langsung di terima dan di minum hingga tak tersisa. Melihat botol minumnya yang kosong Nisa hanya menggelengkan kepala.
"Loe nggak ngasih apa-apa mer sama gue?"
" Loe mau minta apa? Air WC apa air got?" Celetuk Mery.
"Cih, loe nggak ada manis-manis nya sama gue."
" Gue bukan iklan minuman yang ada manis-manisnya," ucap Mery ngasal.
"Lagian loe abis ngapain sich Fa?" Tanya Nisa penasaran.
"Loe nggak lagi ngepoin gue kan Nis...." Ucap Sifa yang memicingkan mata.
"Terserah loe dech,," ucap Nisa dan Mery berbarengan.
Kemudian mereka segera merapikan posisinya setelah melihat Bu Tina guru pelajaran kimia masuk ke kelas.
Pelajaran di mulai dengan Bu Tina yang menerangkan materi hari ini di lanjut mengerjakan soal yang telah tersedia di buku masing-masing. Sifa tampak begitu serius menjawab soal demi soal, kejadian tadi yang berujung ribut dengan vino sepertinya justru membuatnya lupa akan perjodohan yang di ucapkan nenek tadi pagi. Walaupun di hati Sifa menolak tapi Sifa belum melakukan penolakan secara besar-besaran dengan neneknya. Sifa masih mencoba tetap tenang di hadapan nenek walaupun sebenarnya hati Sifa sudah menolak mati-matian.
*******
" Muka loe kenapa di tekuk gitu dari tadi ?" Tanya Rian yang memperhatikan Vino sejak tadi.
Kelas Vino yang tidak di hadiri gurunya karena ada keperluan mendesak, menyebabkan penghuni kelas tersebut tampak nyantai menjalani pagi mereka.
" Perasaan hidup gue sial terus tiap ketemu tu cewek."
"Siapa?"tanya Geri penasaran.
"Cewek yang kemarin kita kerjain motornya."
"Owh Sifa, nggak tega gue sebenernya kemarin ngerjain dia, apa lagi sampe liat dia nangis, tapi meskipun lagi nangis tu cewek tetep imut," ucap Rian yang malah membayangkan Sifa.
"Cih... Kayak gitu imut."
"Mata loe yang udah buram, hati-hati loe ntar lama-lama nggak bisa bedain yang mana cewek cantik," ucap Geri membuat vino semakin kesal.
" Emang kenapa lagi dia?" Tanya Rian.
"Nyari ribut Mulu sama gue, enek banget gue!"
"Jangan terlalu benci ntar jatuh hati baru tau rasa loe," ucap Geri mengingatkan.
" Nggak akan...."
Jam istirahat berbunyi, ketiga gadis cantik itu berjalan menuju kantin.
"Gue laper nich...." keluh Sifa.
"Ya udah ayo buru lah....gue juga laper banget," ajak Meri menggeret tangan Sifa dan Nisa.
"Fa, Mer kalian langsung nyari tempat duduk aja ya, gue mau mesen makanan, kalian mau makan apa?" Tanya Nisa saat mereka sampai di ambang pintu kantin.
"Gue soto ya sama teh anget," ucap Sifa.
"Kalo gue somay deh minumnya es teh manis," ucap Mery.
"Ok"
Sifa dan Meri segera duduk di bangku yang masih kosong, banyak yang memandang Sifa sejak kedatangannya tadi. Sifa yang paham akan situasi tampak cuek, gadis itu tau semua itu karena keributan yang ada di parkiran kemarin.
Setelah pesanan datang ketiga gadis itu segera melahap makanan mereka masing-masing. Nita yang baru datang segera menghampiri meja vino yang ternyata berada di belakang tempat Sifa dan kedua temannya duduk.
Sifa yang baru sadar segera menghabiskan makanannya karena Sifa sudah malas jika harus berurusan dengan vino lagi.
" Loe cepet banget makannya Fa?" Tanya Meri.
"Iya loe laper banget?" Ucap Nisa menimpali.
"Loe nggak liat di belakang gue.... Gue males berurusan sama dia,pagi gue udah ribut sama dia,dan siang ini gue udah nggak minat."
Setelah makanannya habis Sifa segera berdiri dan pergi menuju kelas di susul oleh kedua sahabatnya. Di depan ruang laboratorium Sifa bertemu dengan Aldi yang sedang keluar dari ruangan tersebut.
"Fa," panggil Aldi.
"Iya...."
"Udah siap buat olimpiade matematika bulan depan?"
"Bismillah aja dech Al."
"Aku percaya sama kamu," ucap Aldi mengusap kepala sifa, hal itu membuat pipi Sifa merona, ada perasaan suka pada Aldi tapi untuk memulai hubungan Sifa belum ada keberanian.
Sepulang sekolah Sifa langsung menuju cafe tempatnya bekerja, sebelumnya Sifa telah mengabari nenek jika hari ini Sifa langsung bekerja dan pulang ke kost.
Sampai di cafe sudah ada kak Dewi dan bang Ale yang sedang absen, Sifa yang sudah mepet jam absensi segera bersiap dan ikut absen kehadiran.
"Baru sampe dek?" Tanya kak Dewi yang sedang membersihkan meja.
"Iya kak," ucap Sifa yang mengambil pulpen dan note untuk mencatat pesanan customer.
"Bang Ale bagian jaga di depan ya kak?" Tanya Sifa yang melihat keberadaan bang Ale yang sedang berdiri di depan pintu melakukan greeting untuk menyapa customer yang baru masuk.
"Iya nanti kalo dia udah capek kamu gantiin aja."
"Iya kak,"
Tepat pukul jam tujuh malam Sifa yang sedang membersihkan table kemudian di panggil oleh bang Ale agar membawakan pesanan ke table nomor 12.
"Fa kamu antar makanan ini ke table nomor 12 ya, bisa nggak? Bang Ale tiba-tiba sakit perut."
" Ok bang" ucap Sifa mengambil nampan yang sudah berisi makanan dan minuman pesanan customer tersebut.
Sifa berjalan dengan hati-hati membawa nampan di tangannya yang nampak penuh. Sesampainya di table nomor 12 Sifa segera menyajikan makanan tersebut di atas meja.
"Silahkan di nikmati makanannya kak," ucap Sifa menundukkan kepalanya.
Mendengar suara yang tidak asing untuknya membuat customer tersebut mendongakkan kepalanya dan sungguh terkejut ternyata yang berada di depannya adalah Sifa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
gia nasgia
jangan bilang kalau itu vino🤔
2023-02-16
1
Luluk Luk
nama Sifa kadang kok jd Sisil ya tor?
2023-02-13
1