Tangis Sifa

Jam istirahat semua murid sudah memenuhi kantin, ketiga gadis cantik yang baru memasuki area kantin itu tampak celingukan mencari kursi kosong untuk mereka tempati.

"Eh sana aja yuk!" tunjuk Meri yang melihat bangku kosong yang cukup untuk mereka.

Setelah menduduki bangku tersebut Aldi ketos yang memiliki perasaan lebih pada Sifa datang mendekati.

"Fa, mau mesen makan apa sekalian gue pesenin,"ucap Aldi yang membuat Sifa tidak enak dan langsung melirik kedua sahabatnya.

"Udah nggak apa-apa Fa sekalian aja sama Aldi," ucap Nisa yang sudah menduduki bangkunya segera mengurungkan niatnya yang ingin memesan makanan.

"Ya udah gue bakso ya Al minumnya es jeruk aja," ucap Sifa.

"Ok...kalian mau apa?" tanya Aldi pada Meri dan Nisa.

"Kita samain aja," ucap Nisa kemudian Aldi segera beranjak dari sana memesan makanan untuk dia dan ketiga gadis tersebut.

Setelah memesan makanan Aldi segera kembali dan duduk di samping Sifa.

"Akan ada olimpiade matematika bulan depan, loe sebagai kandidat utama Fa."

"Olimpiade lagi ya, kenapa nggak di ganti sama adik kelas gue kan udah kelas tiga, biar ada generasi berikutnya nanti."

"Belum ada yang bisa gantiin loe Fa, termasuk di hati gue," ucapan Aldi membuat Sifa langsung menoleh dan mendapat senyuman hangat dari Aldi.

Aldi adalah ketos yang nggak kalah tampannya dengan Vino. Bedanya dia lebih menjaga attitude mungkin karena gelar ketua OSIS yang dia miliki.

"Hati gue masih sama," ucap Aldi yang mengunci pandangan Sifa.

Diwaktu yang berbarengan Vino datang dengan Nita yang sudah bergelayut manja, Vino yang melirik ada Sifa sengaja menyenggol meja yang membuat tatapan keduanya teralihkan akibat ulah Vino.

"Resek banget sich tu orang!" gumam Sifa yang masih dapat di dengar oleh Aldi dan kedua sahabatnya.

"Biarin aja nggak usah di ladenin yang waras ngalah," bisik Aldi di telinga Sifa yang membuat Sifa langsung menunduk merasakan hawa dari nafas Aldi yang membuat dirinya meremang.

"Ehhemmmm indahnya serasa kantin milik berdua," ucap Meri menggoda Sifa dan Aldi.

"Apa sich Mer, udah ayo makan udah dateng nich pesanannya, makasih ya Pak." Kebetulan pesanan mereka datang dan menjadi kesempatan untuk Sifa segera mengalihkan pembicaraan.

"Sama-sama neng Sifa."

"Ugh.....bakso nya bikin gue tambah laper," ucap Nisa yang langsung meracik baksonya dengan sambal saos dan kecap.

"Gantian sambelnya Nis, loe mau makan bakso apa makan sambel banyak banget" sindir Sifa yang melihat Nisa memasukkan banyak sambalnya.

"Ssss seger....mantul ini bakso," ucap Nisa yang membuat Sifa dan Meri di buat meringis.

"Pedes banget tu pasti," ucap Sifa yang meracik baksonya

"Loe jangan banyak-banyak Fa ngasih sambelnya ntar perut loe sakit!" ucap Aldi memberi perhatian pada Sifa.

"Dengerin tu Fa, perhatian banget si Aldi," ledek Meri.

"Udah ayo makan!" ucap Sifa yang berusaha tetap tenang.

Mereka melahap menu makan siangnya tanpa menyadari vino yang sejak tadi memperhatikan dengan tatapan yang mematikan.

Vino yang duduk bersama dengan Nita, Rian, dan Geri, mereka memperhatikan tatapan vino yang terus mengarah pada Sifa.

"Kamu liatin siapa sich Vin, pacar kamu ada di sini loh," rengek Nita kesal karena sejak duduk tadi Vino tampak cuek.

"Kamu mau apa?" tanya Vino yang cukup mengerti keinginan Nita sudah pasti menghabiskan uangnya dan itu tidak menjadi masalah untuk Vino.

"Aku mau pulang sekolah kamu temani aku shopping"

"Ok" jawab Vino yang langsung mendapat ciuman di pipi dari Nita.

Sifa yang tidak sengaja melihatnya di buat jengah, tidak tau tempat pikir Sifa.

******

Sepulang sekolah Sifa dan kedua sahabatnya jalan menuju parkiran, sesampainya di sana dia melihat motornya yang sudah tergeletak mengenaskan dengan helm yang tersangkut di atas pohon dan ban motor yang sengaja di sobek karena tampak jelas sobekannya yang kira-kira sekitar sepuluh centi.

"Sifa!"

"Sif.....itu motor loe kenapa?" tanya Nisa.

"Nggak bisa di diemin," ucap Sifa dengan mata yang langsung mengarah ke arah Vino yang sedang bersandar di depan mobilnya dengan tangan terlipat dan senyum yang meremehkan .

Sifa segera melangkahkan kakinya menuju Vino dan mendorong kencang badan Vino hingga mundur kebelakang.

"Mau loe apa hah?" bentak sifa dengan mata yang memerah penuh emosi,kedua sahabatnya segera menghampiri namun dihadang oleh Rian dan Geri.

"Berani loe nyentuh gue."

"Bahkan buat ngacak-ngacak muka loe juga gue nggak takut."

"Ciih...loe nggak pantes ngelakuin itu ke gue,pelayan cafe seperti loe yang ntah uang dari mana bisa bersekolah di sekolah elit,atau mungkin loe jual tubuh loe ke customer cafe loe itu."

"Jaga ucapan loe!"

"Loe yang harusnya jaga diri loe untuk nggak berurusan sama gue."

"Balikin motor gue!" bentak Sifa penuh emosi.

"Nggak akan...."

"Jangan mentang-mentang loe anak pemilik yayasan berani ngelakuin seenaknya aja, gue disini juga sekolah bayar ngerti loe!"

"Iya bayar pake hasil dari jual tubuh loe kan,orang tua loe kemana sampe ngebiarin anaknya jadi ****** kecil macam loe,orang tua loe nggak mampu buat ngebiayain hidup loe apa emang udah nggak sudi punya anak macam loe"

PLAK

PLAK

"BERANI LOE BAWA-BAWA ORANG TUA GUE,DASAR MANUSIA NGGAK PUNYA HATI!" teriak Sifa dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya. Semua yang ada di sana di buat melongo akan tindakan Sifa yang berani melawan vino bahkan menamparnya.

Sifa sungguh sakit hati ketika orang tuanya di sebut-sebut oleh Vino apa lagi dengan kata-kata yang tidak pantas.

"Asal loe tau, orang tua gue di surga justru sedang bahagia melihat anaknya mampu berdiri di atas kakinya sendiri dari pada memiliki anak yang hanya bisa membanggakan harta milik orang tuanya," ucap Sifa kemudian pergi meninggalkan Vino yang masih diam disana mencerna perkataan Sifa tadi.

"Jadi dia anak yatim piatu," gumam Vino seperti tertampar lagi akan perkataan Sifa tadi.

"Sifa...." panggil kedua temannya yang segera menghampiri dan memeluk Sifa.

"Sabar ya....kita bawa motor loe ke bengkel dekat sini aja," ucap Nisa yang dianggukki oleh Meri.

"Nggak usah biarin nanti gue minta tolong sama Pak Dayat aja, sekarang gue pengen cepat balik".

"Mau gue anter pulang ke kost?" tanya Meri yang kebetulan searah dengan kostan Sifa.

"Nggak usah, gue pengen pulang sendiri gue pesen taksi aja"

"Bener loe nggak apa-apa?" tanya Nisa memastikan sudah tentu mereka tau kondisi hati Sifa yang berantakan setelah orang tuanya ikut terlibat dalam pertengkaran tadi.

Sifa yang sudah berada di dalam taksi yang melaju dengan kecepatan sedang, dia meminta pak sopir untuk mengantarnya menuju pemakaman.

Sifa melangkahkan kakinya melewati ratusan makam di sana, setelah didepan makam kedua orangtuanya tubuh Sifa luruh ketanah dan menunduk dengan tubuh yang gemetar menangis dalam diam.

"Assalamualaikum Mah Pah, Sifa datang mamah papah bahagiakan disana, Sifa rindu kalian, Sifa rindu pelukan kalian," ucap Sifa dengan air mata yang semakin deras.

Cuaca hari ini pun seperti mengerti hati Sifa, hujan mulai turun membasahi tubuh mungil Sifa tapi tidak membuat Sifa untuk meninggalkan makam kedua orangtuanya.

"Sifa sayang kalian, kalian orang tua yang hebat, Sifa janji tidak akan ada yang boleh menjelekkan mamah dan papah"

"Sifa akan jadi anak baik sesuai keinginan mamah dan papah, Sifa janji akan terus giat belajar untuk membuat bangga kalian, bahagia di surga ya Mah Pah, semoga Sifa mampu menghadapi semuanya."

Di bawah guyuran hujan Sifa menangis meluapkan segala emosi dan sakit di hatinya. Setelah merasa sedikit lega Sifa segera pamit.

"Sifa pulang ya mah Pah." Kemudian Sifa mengecup nisan mamah dan papahnya.

"Assalamualaikum," ucap Sifa memberi salam dan berusaha tersenyum di depan nisan kedua orangtuanya.

Hujan yang semakin deras tidak menyurutkan langkah Sifa, gadis itu terus berjalan menyusuri jalan dengan badan yang sudah basah kuyup, muka yang pucat dan tubuh yang menggigil.

Suara petir tidak membuat gadis itu takut,tujuan Sifa kali ini adalah rumah utama, rumah peninggalan dari kedua orang tuanya, Sifa ingin pulang dan tidur di kamar mamah dan papahnya.

Sesampainya di depan pagar pak Dayat di buat terkejut dengan kondisi Sifa.

"Ya Allah non Sifa!" ucap Pak Dayat segera membukakan pintu gerbang dan mengantar Sifa masuk ke rumah.

"Tum..... Tum!" teriak Pak Dayat memanggil Bi Tum yang sedang berada di dapur. Bi Tum segera berlari tergopoh-gopoh menghampiri.

"Ada apa sich Pak.......ya Allah non Sifa" Bi Tum yang terkejut segera meraih tubuh Sifa yang mulai melemas.

"Non ...non Sifa kenapa?" Tanya Bi Tum cemas.

"Astaghfirullah non.... Pak ini tolong bantu non Sifa pingsan," teriak Bi Tum yang panik. Dan mereka membawa Sifa menuju kamar nya di atas, kamar yang sudah jarang ia tempati, kamar yang penuh kenangan masa kecilnya.

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Kasihan Mom Sifa 😭

2023-01-31

1

Gita Risnawati

Gita Risnawati

🥺🥺🥺

2023-01-26

0

Karti Ni

Karti Ni

sedih bacanya....😥 sifa kuat

2022-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Kekesalan Keduanya
2 Tangis Sifa
3 Sifa Sakit
4 Pagi-pagi Ribut
5 Penolakan Vino
6 Ulah Vino
7 Nenek Jahat!
8 jangan nangis mah
9 permintaan terakhir nenek
10 pingsan
11 keterlaluan
12 Sifa terancam
13 menunggu Sifa di rumah sakit
14 pencarian sifa
15 kesedihan Sifa dan kepedihan Vino
16 fitting baju pengantin
17 malam pertama?
18 sah
19 melayani Vino
20 tinggal di apartemen
21 Mencium Sifa
22 promosi novel
23 pencarian sifa
24 Restui Kami
25 Kehangatan
26 Aksi Sifa
27 Murah!
28 Kecelakaan
29 Operasi
30 Kedatangan Sahabat Vino
31 Bertemu Aldi
32 Gara-gara Hoodie
33 Putra Jahat!
34 Butuh Kamu!
35 Maaf
36 Ketahuan Tidur Bersama
37 Nita bar-bar
38 Seperti Kakakku Sendiri
39 Menjelaskan
40 Romeo and Juliet
41 Putus
42 Mantan Sekebon
43 Sayang
44 Kerja
45 Olimpiade
46 Dasar Buaya
47 Ancur-ancuran
48 Selamat Sifa
49 Udahan Marahnya!
50 Pemberian Mamah
51 Perkenalan dulu
52 Pelayan centil
53 Ciwik-ciwik Keganjenan
54 Mini Anaconda
55 Pemersatu Bangsa
56 Pulang kerumah Papah
57 Teler
58 Mencari Vino
59 Khawatir
60 Gegayaan
61 Maafin Aku!
62 Penjelasan
63 Jas Hujan
64 Pacar atau Sopir
65 Hadiah
66 Terjerat Cinta Gadis Malam
67 Diam
68 Terpuruk
69 Mengikhlaskan
70 Surat Dari Nenek
71 Pergi Ke Ladang
72 Marta Hamil
73 Makasih
74 Nita Meminta Maaf
75 Tertidur
76 Lakukanlah
77 Terimakasih...
78 Liburan
79 Kehadiran
80 One Night With Duda
81 Rintih Pernikahan
82 ISTRI KEDUA DOSENKU
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kekesalan Keduanya
2
Tangis Sifa
3
Sifa Sakit
4
Pagi-pagi Ribut
5
Penolakan Vino
6
Ulah Vino
7
Nenek Jahat!
8
jangan nangis mah
9
permintaan terakhir nenek
10
pingsan
11
keterlaluan
12
Sifa terancam
13
menunggu Sifa di rumah sakit
14
pencarian sifa
15
kesedihan Sifa dan kepedihan Vino
16
fitting baju pengantin
17
malam pertama?
18
sah
19
melayani Vino
20
tinggal di apartemen
21
Mencium Sifa
22
promosi novel
23
pencarian sifa
24
Restui Kami
25
Kehangatan
26
Aksi Sifa
27
Murah!
28
Kecelakaan
29
Operasi
30
Kedatangan Sahabat Vino
31
Bertemu Aldi
32
Gara-gara Hoodie
33
Putra Jahat!
34
Butuh Kamu!
35
Maaf
36
Ketahuan Tidur Bersama
37
Nita bar-bar
38
Seperti Kakakku Sendiri
39
Menjelaskan
40
Romeo and Juliet
41
Putus
42
Mantan Sekebon
43
Sayang
44
Kerja
45
Olimpiade
46
Dasar Buaya
47
Ancur-ancuran
48
Selamat Sifa
49
Udahan Marahnya!
50
Pemberian Mamah
51
Perkenalan dulu
52
Pelayan centil
53
Ciwik-ciwik Keganjenan
54
Mini Anaconda
55
Pemersatu Bangsa
56
Pulang kerumah Papah
57
Teler
58
Mencari Vino
59
Khawatir
60
Gegayaan
61
Maafin Aku!
62
Penjelasan
63
Jas Hujan
64
Pacar atau Sopir
65
Hadiah
66
Terjerat Cinta Gadis Malam
67
Diam
68
Terpuruk
69
Mengikhlaskan
70
Surat Dari Nenek
71
Pergi Ke Ladang
72
Marta Hamil
73
Makasih
74
Nita Meminta Maaf
75
Tertidur
76
Lakukanlah
77
Terimakasih...
78
Liburan
79
Kehadiran
80
One Night With Duda
81
Rintih Pernikahan
82
ISTRI KEDUA DOSENKU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!