Part 18

Terkadang, apa yang dikatakan oleh seorang perempuan itu berbanding terbalik dengan isi hatinya.

Tidak apa-apa, berarti dia sedang tidak baik-baik saja.

Terserah, berarti seorang laki-laki harus mengikuti apa kemauannya.

Jangan hubungi aku lagi, itu artinya terus hubungi aku, bujuk aku, rayu aku sampai aku tidak ngambek lagi.

Kira-kira seperti itu yang diinginkan Belva. Kekesalannya semakin bertambah saat Gilang tak ada usaha untuk menghubungi Belva. Lewat Vita seperti tadi, mungkin.

Bertanya kenapa Belva tidak bisa dihubungi, minta tolong ke Vita untuk menanyakan hal tersebut kepada Belva seperti yang Gilang lakukan tadi.

Tapi kali ini tidak. Sampai tengah malam, Vita tak masuk ke kamar Belva. Tanda bahwa Gilang tidak mencari Belva lewat mamanya.

"Dasar laki-laki nggak peka!" ucapnya kesal sebelum Belva memutuskan untuk mematikan laptopnya dan bersiap untuk tidur.

***

Sore ini Belva dijemput oleh Pak Bambang. Mobilnya sendiri bannya kempes saat dia akan berangkat ke kampus tadi pagi.

Tak ingin terlambat, Belva memutuskan untuk diantar jemput oleh Bambang. Kembali seperti masa SMA dulu saat Belva belum diperbolehkan membawa mobil sendiri.

Hari ini berjalan sesuai dengan moodnya sendiri yang sedang kesal sejak semalam. Laki-laki itu tak menghubunginya sejak semalam Belva mematika teleponnya.

Bahkan satu pesan pun tak ada yang dikirimkan Gilang untuk dirinya. Sekedar ucapan maaf atau sedikit rayuan agar Belva tak marah lagi padanya.

Hari ini Belva tak banyak bicara. Belva lebih banyak diam dan memandang lurus ke depan saat dosen menjelaskan materi. Namun, pikirannya tetap tertuju pada Gilang yang entah sedang apa dia di sana.

Belva cemburu pada semua orang yang setiap hari bisa melihat Gilang. Belva juga ingin seperti itu. Tapi keadaan membuat mereka terpaksa harus sering berpisah dengan jarak dan waktu sehingga membuat mereka tidak bisa bertemu setiap saat maupun setiap hari.

Di dalam mobil pun Belva lebih banyak diam. Dia lebih banyak melamun hingga saat dia tersadar, dia sudah ada di depan rumah yang Gilang beli untuknya.

"Kok, ke sini, Pak?" tanya Belva.

"Sudah ditunggu Mas Gilang di dalam, Mbak Belva," jawab Bambang yang membuat Belva semakin bingung.

"Jangan ngaco, deh, Pak. Dia di Jakarta juga."

"Dia ada di dalam, Mbak. Yang nyuruh saya bawa Mbak Belva ke sini juga beliau."

"Udah bilang ke Papa sama Mama?"

Bambang menganggukkan kepalanya. "Sudah, Mbak."

"Ck. Ya udah, deh. Makasih, ya, Pak."

"Sama-sama, Mbak. Saya balik ke kantor bapak dulu."

Belva tak menjawab. Dia lebih memilih segera keluar dari mobil.

Gerbang tinggi yang menutupi rumah mewah itu masih tertutup rapat. Sebenarnya dia tak yakin ada Gilang di dalam sana. Tapi sopirnya itu juga tidak mungkin mengerjainya dengan mengantarkan Belva ke rumah ini.

Belva berniat untuk membuka gerbang. Tapi belum sempat Belva menyentuhnya, pintu gerbang sudah terbuka. Menampakkan sosok tubuh tinggi tegap yang begitu dia kenali.

Gilang dengan senyum merekah di bibirnya. Merentangkan kedua tangannya bersiap untuk memeluk Belva. "Selamat sore, Tuan Putri," sambut Gilang.

Alih-alih tersenyum senang dan memeluk Gilang, Belva justru membuang muka. Ada rasa senang tentu saja. Tapi gengsinya lebih besar saat ini.

"Masih ngambek nih?" tanya Gilang dengan mencolek sedikit lengan Belva.

"Apa, sih?" Belva menepisnya dengan kasar. Membuat Gilang semakin tersenyum lebar.

"Marah-marahnya di dalam aja yuk. Nggak enak dilihat orang nanti."

"Dasar nyebelin!" umpatnya kesal sambil berjalan melewati Gilang begitu saja. Mendahului Gilang untuk masuk ke halaman rumah.

Gilang yang sudah mengunci pintu gerbang pun segera berlari mengejar Belva. Langkah kaki kecil Belva tentu kalah dengan lebar Gilang.

Sehingga dengan mudah Gilang mensejajarkan langkahnya dengan Belva. Tapi Gilang lebih memilih memeluk Belva dari belakang. Membuat langkah Belva terhenti dan degup jantungnya bertambah cepat saat itu juga.

"Udah, ya, marahnya? Kakak minta maaf. Bukan maksud kakak mau tebar pesona. Justru kakak yang takut kamu dilirik sama laki-laki lain di kampus. Kamu sempurna, Bel. Kakak rasa siapapun yang melihat kamu pasti langsung naksir," bisik Gilang yang membuat Belva diam-diam menahan senyumnya.

Dasar perempuan, dirayu sedikit saja hatinya langsung berbunga. Tapi tak apa kalau itu dengan suami sendiri.

Belva membalikkan tubuhnya. Masih di dalam pelukan Gilang. Tawa kecil keluar dari bibirnya. "Aku nggak salah dengar, kan, Kak? Coba bilang sama aku, apa alasan kakak nggak mau aku dekat dengan laki-laki lain? Jangan bilang kalau hanya karena aku cantik. Aku bukan barang yang dimiliki kakak, dan kakak akan marah kalau barang kesayangan kakak disentuh oleh orang lain."

Gilang menatap dalam kedua mata Belva. Menyelami sebuah ketulusan yang dia dapatkan dari gadis belia yang menjadi istrinya. "Kamu bukan barang. Tapi istri kesayangan kakak."

Belva menaikkan satu alisnya. Menandakan bahwa apa yang diucapkan Gilang belum cukup untuk membuat hatinya merasa puas.

"Kakak sudah jatuh cinta sama istri kecil kakak yang bawel dan ngambekan ini. Kakak sayang sama kamu, Bel. Kakak nggak mau kamu dekat-dekat dengan lelaki lain."

Mendengarnya, Belva mengembuskan napas dengan lega. "Huh, akhirnya..."

"Akhirnya apa?" tanya Gilang bingung.

"Akhirnya kakak ngaku juga kalau kakak cinta sama aku. Tapi, gini aja nih usahanya buat minta maaf?"

"Maksudnya?" Gilang semakin dibuat bingung.

"Aku pengen juga kali, Kak, kakak minta maaf ke aku pakai bunga mawar banyak banget lewat temen-temen di kampus. Terus diajak berdiri di roof top. Habis itu ada helikopter lewat bahwa tulisan gede banget gitu."

Mendengar ucapan Belva, Gilang jadi teringat akan kejadian beberapa tahun yang lalu. "Darimana kamu tau hal itu, Bel?"

"Jejak digital itu ada, Kak. Kenapa, malu, ya?"

"Awas kamu, Bel!"

Belva tertawa, lantas dia berlari masuk ke dalam rumah dan Gilang pun mengejarnya.

Jadilah adegan kejar-kejaran seperti di film-film India. Belva masih terus berlari menghindari Gilang sedangkan Gilang terus mengejarnya.

Belva melempar tasnya ke atas sofa agar dia bisa lari dengan bebas. Tapi justru kakinya berlari menuju kolam renang sampai akhirnya dia tercebur ke dalamnya.

"Kok, malah masuk kolam, sih, Bel?"

"Kakak, sih, ngejar aku terus."

"Malah nyalahin kakak orang kamu yang mulai. Jadi basah begini, kan? Naik, yuk. Udah sore takut masuk angin nanti."

"Bantuin!" Belva mengulurkan tangannya. Meminta pertolongan pada Gilang.

Tapi saat Gilang juga mengulurkan tangannya untuk membantu Belva naik, Belva justru menarik tangan Gilang sampai Gilang ikut tercebur ke dalam kolam.

Belva tertawa puas melihatnya. Dia tidak basah sendirian sore ini.

"Belvaaa!!!"

Belva menjulurkan lidahnya mengejek Gilang. "Rasain! Emang enak, wleee!!"

"Awas kamu, ya!"

Gilang berhasil menangkap tubuh Belva. Menggelitik pinggangnya hingga Belva tertawa sampai dia minta ampun pada Gilang.

"Kak, geli banget. Haha... Udah, dong."

"Rasain kamu, Bel. Usil banget kamu."

"Hahaha... Kakak udah. Geli tau."

Gilang menghentikan aksinya. Dia peluk pinggang Belva dan keduanya saling bertatapan.

Napas Belva memburu karena terlalu lelah tertawa akibat ulah Gilang yang menggelitik pinggangnya.

Cukup lama keduanya saling bertatapan. Hingga Gilang memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya, hingga hangat napas Belva menerpa wajahnya yang basah.

Jantung Belva berdegup kencang. Matanya secara otomatis terpejam saat Gilang menempelkan bibirnya pada bibir Belva.

Saat dirasa tidak ada penolakan dari Belva, Gilang mulai memancing Belva dengan sedikit ******* bibir Belva.

Senja sore itu menjadi saksi dimana dua insan yang sudah mulai saling mencintai itu berciuman untuk pertama kalinya selama satu bulan lebih usia pernikahan mereka.

🌻🌻🌻

Ciyee yang langsung ngebayangin ada di posisi Belva. 😜😜

Tak kasih yang manis-manis dulu sebelum masuk ke sesi yang menegangkan. eeaaa....

Terpopuler

Comments

Tavia Dewi

Tavia Dewi

senang y

2023-09-09

0

HIATUS

HIATUS

akhirnya ketemu juga tu lambe🤭

2023-07-02

0

Norfadilah

Norfadilah

Heeemmm...🤣🤣

2023-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 extra part 1
108 extra part 2
109 Extra part 3 ( END )
110 Terimakasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
extra part 1
108
extra part 2
109
Extra part 3 ( END )
110
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!