Gilang hanya bisa berpasrah tanpa berniat untuk melawan saat Darmawan memukulinya habis-habisan.
Kedatangannya yang dinilai tidak tepat membuat Darmawan mengira bahwa Gilang-lah yang telah menodai putri satu-satunya.
Saat Belva membuka pintu yang dipikir adalah kedua orangtua Belva, sudah ada Gilang yang berdiri di depan pintu dengan membawa satu kotak sarapan yang Gilang beli di restoran hotel.
Saat yang bersamaan, kedua orangtua Belva datang dan melihat ada Gilang di depan kamar Belva.
Wajah penuh amarah terpancar dari wajah Darmawan. Darmawan langsung memukuli Gilang tanpa ampun.
Pagi tadi, Belva memberanikan diri untuk menelepon kedua orangtuanya. Belva tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa selain mengatakan yang sebenarnya kepada Vita dan Darmawan.
Belva juga tidak mungkin keluar dari hotel dengan keadaan yang berantakan dan bajunya yang robek di beberapa bagian.
"Pa, udah. Bukan Kak Gilang yang melakukannya, Pa." Belva mencoba untuk menghentikan pukulan Darmawan ke pipi Gilang.
"Jangan membela dia, Belva. Lelaki breng*** sepertinya tidak perlu dikasihani."
"Ku bilang bukan dia, Pa. Papa cukup!"
"Lalu kenapa dia bisa ada di kamar ini, Bel, kalau bukan dia yang melakukannya?"
"Aku yang menelpon dia semalam, Pa. Karena aku nggak tau aku harus minta tolong ke siapa. Aku takut Papa dan Mama marah sama aku kalau kalian tahu bagaimana keadaan aku semalam."
Darmawan menatap Gilang yang tersungkur di lantai. Tangannya mengusap ujung bibirnya yang berdarah akibat pukulan Darmawan.
"Benar apa yang dikatakan Belva?"
Gilang mengangguk sebagai jawaban.
"Lalu kenapa kamu diam saja waktu saya pukul kamu?" Darmawan membantu Gilang berdiri dan memintanya untuk duduk di atas sofa.
"Saya yakin om tidak akan mendengarkan saya juka saya mengatakan yang sebenarnya. Om Darmawan sedang dalam keadaan emosi."
"Maafkan saya, Lang."
"Tak apa, Om. Saya mengerti. Juga_"
"Juga apa?"
"Juga akan menikahi Belva."
"Apa maksud kamu? Lalu pertunangan kamu?"
"Aku juga nggak mau, Pa." Belva menimpali. "Kak Gilang cuma kasian sama aku yang udah kotor ini. Aku nggak mau menyusahkan orang lain. Kak Gilang nggak perlu melakukan ini sama aku," lanjutnya.
"Saya akan tetap menikahi kamu, Bel. Soal pertunangan semalam, saya yang akan bereskan," ucap Gilang dengan tegas.
"Kenapa kamu melakukan ini, Lang?" Kini Vita yang bersuara setelah sejak kedatangannya, dia hanya bisa memeluk erat tubuh Belva.
Gilang tak menjawab. Tapi dalam hatinya, melihat tangis Belva semalam, Gilang terenyuh hatinya. Tak tega melihat kehancuran yang dirasakan Belva. Rasanya marah pada lelaki yang sudah melakukan hal itu pada Belva. Tidak terima rasanya Belva diperlakukan sepertu ini. Apalagi Belva seperti ini karena dirinya.
Meskipun bukan salah Gilang juga jika Belva patah hati. Sejak awal Gilang sudah mengatakan bahwa dia tidak bisa mencintai Belva. Tapi Belva tetap saja mengejarnya hingga berujung seperti ini.
Tapi semalam, Gilang merasa ingin terus melindungi Belva. Memeluknya dan meyakinkan Belva bahwa semua akan baik-baik saja.
***
"Kak Gilang nggak harus melakukan ini semua. Aku nggak mau disebut perebut kekasih orang, penghancur hubungan orang."
"Awh. Pelan, Bel." Gilang meringis kesakitan saat Belva menekan dengan sedikit keras pada luka lebamnya. Setelah mandi dan berganti baju, Belva meminta es batu dan handuk kecil pada pelayan hotel untuk mengompres lebam di wajah Gilang.
Kedua orangtua Belva beristirahat di kamar lain. Semalam mereka juga tidak bisa tidur karena mencari keberadaan Belva. Sedangkan Belva tak mengangkat satupun panggilan dari Mama maupun papanya.
"Tak perlu mendengar apa yang diucapkan oleh orang lain. Saya yang memutuskan untuk menikahi kamu. Lama-lama mereka akan capek sendiri bicarain soal kita."
"Kita?" Belva memastikan bahwa dia tidak salah dengar.
"Iya. Saya dan kamu."
"Soal Kak Jihan?"
"Itu urusan saya."
Belva terdiam tak berucap apapun lagi. Harusnya dia bahagia akan dinikahi oleh Gilang. Tapi bukan dengan cara seperti ini yang Belva harapkan.
"Aku kotor, Kak. Apa yang harusnya aku berikan untuk suamiku udah nggak ada."
"Saya pun bukan manusia yang bersih dari dosa, Bel. Masa lalu saya bahkan lebih buruk dari apa yang kamu alami sekarang."
"Aku takut akan membuat Kak Gilang dan keluarga Kak Gilang malu."
"Kita akan tutup masalah ini rapat-rapat. Cukup kita dan kedua orangtuamu yang tau akan hal ini."
"Kak Gilang nggak mau bantu aku cari orang itu aja? Lewat cctv hotel, misalnya," ucap Belva dengan takut.
"Buat apa? Kalau sudah ketemu, kamu mau menikah dengan dia?"
Dengan cepat Belva menggelengkan kepalanya. "Aku nggak mau menikah dengan lelaki brengsek seperti itu."
"Ya sudah. Kita nggak perlu melakukannya."
"Tapi pertunangan kakak?"
"Sudah saya bilang bahwa itu urusan saya."
Gilang harusnya mengiyakan saja usulan Belva. Tapi Gilang merasa bahwa dia tidak bisa melepaskan Belva pada lelaki kurang ajar yang telah menodai Belva. Akan bagaimana hidup Belva nanti jika bersama lelaki itu?
🌻🌻🌻
Jihan membisu. Tak ada satu kata pun yang ingin dia ucapkan saat tiba-tiba Gilang membatalkan pertunangan mereka yang baru digelar semalam.
Hanya air mata yang menjadi tanda bahwa hatinya begitu hancur. Rasanya tak akan sesakit ini jika Jihan bisa sedikit saja menahan hatinya untuk tidak jatuh cinta pada Gilang.
Harusnya dia mundur saja saat Gilang mengatakan bahwa tak mudah baginya untuk membuka hati.
"Maafkan saya, Han. Kamu pasti bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari saya."
Jihan mengangguk kuat. "Iya. Pasti akan saya dapatkan lelaki yang jauh lebih baik dari kamu."
Setelah berkata seperti itu, Jihan segera beranjak pergi meninggalkan Gilang sendiri.
***
Plak!!!
Satu tamparan keras mendarat di pipi Gilang. Meninggalkan bekas kemerahan di pipi Gilang. Nyeri di bekas pukulan Darmawan saja belum sepenuhnya hilang, sudah ditambah lagi dengan tamparan yang begitu keras.
Yunita tak mampu menahan emosinya saat Gilang mengatakan bahwa Gilang akan menikahi perempuan lain dan membatalkan pertunangannya dengan Jihan.
Gavin dan Mikha yang melihatnya hanya bisa diam, menatap Gilang dengan tatapan kasian. Juga kesal karena lagi-lagi Gilang berulah.
"Mama sudah pernah katakan, kalau ada perempuan lain, bawa ke hadapan Mama dan Papa. Sekarang kamu udah mengikat anak gadis orang, Gilang. Dan dengan mudahnya kamu bilang mau menikahi perempuan lain?"
"Tenang, Ma. Duduk dulu. Ingat, Mama punya hipertensi loh."
"Gara-gara Gilang, Pa, kalau sampai tensi Mama naik lagi."
Berbeda dengan Yunita, Anton justru terlihat lebih tenang. Masalah seperti ini tidak akan bisa selesai kalau tidak dihadapi dengan kepala dingin.
"Siapa perempuan itu, Lang?"
Gilang menatap papanya sebentar. Lalu kembali menundukkan kepalanya. "Belva, Pa. Anak Pak Darmawan."
Rasa terkejut pasti dirasakan oleh Anton dan Yunita. Ternyata anak dari sahabatnya sendiri. "Kenapa baru sekarang? Ada apa? Apa yang sudah kamu perbuat dengan dia?"
Gilang menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa, Pa. Gilang baru sadar kalau yang ingin Gilang nikahi itu Belva."
"Lalu dengan Jihan?"
"Gilang sudah membatalkannya dan membicarakan semuanya dengan Jihan, Pa."
"Ya Allah, Gilang... Bikin malu semua orang kamu, Lang. Pertunangan kamu itu baru semalam, loh. Hari ini udah batal. Gimana kedua orangtua Jihan nanti, Lang? Kamu kenapa nggak berhenti bikin ulah, sih. Umur kamu berapa, sih, Lang, kok, kerjaan kamu bikin ulah terus?"
"Boleh nggak kalau Gilang mau nyalahin Mama aja?"
"Kenapa?" Yunita meninggikan suaranya, menatap Gilang dengan tatapan tajam.
"Mama yang memaksaku untuk bertunangan. Padahal Gilang udah bilang kalau Gilang belum mau."
Yunita tidak bisa berkata-kata lagi. Memang salahnya. Tapi Yunita juga tak ingin melihat Gilang terus terpuruk dan terus menerus merasakan cemburu saat melihat Gavin dan Mikha.
Yunita paham akan hal itu meskipun Gilang tak pernah mengatakannya. Yunita pikir cinta akan datang secara perlahan jika Gilang mau menjalaninya.
♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Amilia Indriyanti
salahmu Dewe wes emoh di peso3
2023-07-06
1
Mommy QieS
Mengsedih
2023-06-30
1
Kamsiah Dawiel
belva sengaja ya ngejebak Gilang, pura2 dilecehkan agar Gilang nikahan sama dia, belva2...... bucin banget sama gilang
2023-03-09
1