WE GOT MARRIED
“Kenapa belum bersiap? Kita akan terlambat nanti.” Ibuku masuk ke dalam kamarku dan langsung merampas novel yang tengah ku baca sambil rebahan di tempat tidur.
Dengan jengah ku lihat dia yang sudah berpakaian rapi dan berhias cantik sekali. Ya ibuku memang sangat cantik, padahal dia sudah berusia 48 tahun tapi dia terlihat masih berusia 30 tahun.
Setiap kita pergi bersama ke suatu tempat atau suatu acara, orang pasti akan mengira bahwa dia adalah kakakku. Tentu saja, hal Ini membuatku merasa cemburu sekali padanya. Ya, ibuku menikah di usia yang terbilang muda waktu itu. Di usianya yang ke 23 tahun dia sudah melahirkanku.
Tidak... bukan karena MBA, tapi karena ibuku memang ingin menikah muda agar bisa cepat menimang cucu katanya. Lucu bukan? Padahal waktu itu menikah saja belum sudah kepikiran cucu.
Tapi aku juga ingin sepertinya yang menikah di usia muda. Tapi sampai umurku 25 tahun saja aku belum menemukan seseorang yang datang padaku dan menyatakan cintanya. Yang ada aku lah yang menyukai orang lain tanpa balasan darinya.
Ini adalah kali ke dua aku menyukai seseorang. Yang pertama adalah saat aku duduk di bangku SMA. Aku menyukai seorang pria misterius yang sampai sekarang bekum aku ketahui identitasnya. Dan yang kedua adalah saat ini. Siapa dia? Nanti akan terjawab semuanya.
Tapi ibuku bersikap aneh sekali. Dia berpakaian tidak seperti biasanya.
“Ah ibu yang benar saja? Tinggal selembar lagi selesai.” Gerutuku padanya, meskipun begitu aku beranjak duduk juga.
“Ayah dan Huan sudah menunggumu di ruang tamu. Dan Ini! kau harus memakainya, mengerti?” ibu menyodorkan sebuah kotak abu-abu padaku.
“Ini apa?” ku terima kotak itu perlahan.
Bingung serta penasaran dengan apa yang ada dalam kotak itu, perlahan dengan perasaan ragu-ragu aku membukanya.
“Baju baru? Bukan... ini gaun kan bu?” aku membelalakkan mata tak percaya. "Gaun??? Kenapa Gaun???" Aku bertanya ingin tahu.
Aku merasakan ada keganjilan di sini. Keningku mengernyit dan menatap ibu menyelidik.
“Sudah pakai saja sana... cepat ya, Ibu tunggu di ruang tamu bersama ayah dan Huan. Ahhh... iya... jangan lupa bermake up yang pantas.” Pesan Ibuku yang sudah berada di depan pintu untuk beranjak keluar. Senyumnya mengembang terasa begitu menakutkan. Karena aku mencium ada sesuatu yang tak beres dengannya.
“Hanya makan malam biasa saja kan? kenapa harus pakai gaun seperti ini? Yang benar saja??” aku menggerutu sebal.
Tapi meskipun begitu, aku beranjak juga dari tempat tidur dan mencocokkan gaun itu pada tubuhku. Ukurannya sangat pas sekali dengan postur tubuhku yang mungil. Aku tak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku sangat menyukai gaun simpel ini.
Bergegas aku berganti pakaian dan mengenakan gaun itu yang terasa sangat pas dan nyaman.
Gaun warna maroon selutut, berlengan 3/7 di bawah siku dengan aksen renda-renda yang sangat simple, ku padankan dengan bando berpita warna hitam yang berukuran sebesar dua jari menyibak rambutku ke belakang dan menggelung cepol rambutku ke atas.
Ibuku memang tau betul bagaimana membelikan baju untuk anak perempuannya ini. Gaya berbusana yang simple tapi tetap terlihat manis. Tapi tetap saja, ini terlihat sedikit lebih wah dari biasanya.
Sepatu? Aku hanya punya koleksi sepatu keds, kanvas dan flat shoes. Maaf, meskipun aku pendek, aku tak punya koleksi sepatu dengan heels tinggi. Karena aku pernah mendapatkan pengalaman yang buruk dengan sepatu heels tinggi. Engsel kakiku pernah terkilir. Dan aku menjadi antifans dari heels tinggi. Jadi kali ini aku putuskan memadankannya dengan sepatu keds putih dengan aksen maroon untuk mencocokkan dengan gaunnya.
"Apakah ini sudah sempurna?" Aku menatap diriku di depan cermin kamar. Aku tersenyum pada akhirnya mendapati bayangan tubuhku di cermin.
"Whoooaaaa.... Aku akui aku memang cantik kali ini." Seperti orang gila aku menyanjung diriku sendiri dan tertawa kecil.
Tak apa kan sesekali menyanjung diri sendiri, itu salah satu cara untuk mencintai diri sendiri. So "Love your self first before you love the other". Itu adalah quotes penyemangatku dari pengagum rahasiaku.
Make up? No... Aku tak suka memakai make up bold, jadi simple dan flawless saja. Dengan begini aku akan terlihat seperti anak SMA. Iya kan?
Tapi aku masih heran, kenapa aku harus memakai gaun? Ini hanya makan malam keluarga saja kan? Atau hari ini hari ulang tahun pernikahan ayah dan ibu? atau ulang tahun Ayah? Atau ibu? atau Huan? Tak mungkin aku melupakan hari-hari spesial dalm hidupku. Aku terus saja berpikir tentang hal itu. Dan pada akhirnya aku bergegas menuju meja kerja di sudut kamarku.
Ku sambar kalender di mejaku dengan cepat. Dan dengan seksama aku memperhatikan tanggal hari ini. Aku memicing mengetahui ternyata bukan hari spesial seperti apa yang aku pikirkan.
"Benar kan?? Aku tak pernah lupa tentang hari-hari spesial keluargaku. Jadi acara apa??" Aku bergumam sendirian.
“Mei??? Lama sekali nak?” ibuku berteriak dari ruang tamu. Aku pun segera tersadar.
“Ya... aku segera keluar!” Ucapku dengan sebal, meski begitu aku bergegas meletakkan kalender pada tempatnya semula dan beranjak keluar cepat-cepat.
Tak lupa aku menyambar tas selempang hitam kecil di gastok dekat pintu. Sembari berlari aku mengalungkan tas selempang itu menyilang dari pundak kiriku dan menggantung dibawah tangan kananku.
“Whoaaaa...... apa ini kakak? Kau cantik sekali?” Zhang Xiuhuan adik laki-lakiku tertegun menatapku tak percaya.
Aku malah mengernyit dan melirik tajam ke arahnya.
“Ya... kau mengejekku atau menyanjungku?” ucapku padanya tak percaya dengan apa yang dia katakan.
Tatapanku mengintimidasinya. Karena biasanya Huan akan mengataiku dengan sangat kejamnya. Mentang-mentang dia mewarisi seluruh gen terbaik keluargaku.
“Tidak... kali ini kakak benar-benar cantik.” Ucapnya berbinar. Aku menatapanya dalam lebih mengintimidasi. Ku lihat matanya menunjukkan kalau dia tidak berbohong. Ya... Sepertinya dia jujur, aku pun yang semula berwajah masam, kini langsung berubah menjadi manis dan tersipu padanya.
“Iya kah?” aku tersenyum spontan karena merasa senang Huan menyanjungku. Dan ini benar-benar item rare yang aku dapat dari Huan.
"Kenapa aku tak pernah menyanjungmu, karena aku paling malas kalau kau akan berubah genit seperti itu." Huan berubah jengah.
“Sudah... ayo kita berangkat sekarang! Kasihan keluarga Feng sudah menunggu?” kata ayahku sembari berjalan keluar menuju mobil mini fan kebanggan kami.
Tunggu!
Keluarga Feng? Siapa keluarga Feng? Aku baru mendengarnya kali ini. Dan... Bukankah ini adalah acara makan malam keluarga pribadi? Kenapa ada keluarga Feng?
Kenapa ayah menyebut keluarga Feng? Aku terus bertanya-tanya dalam hati antara penasaran dan bingung. Aku juga berpikir mencoba menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Pecinta Halu
Mampir lagi yaaa
2022-05-12
1
Pecinta Halu
semakin d scrol swmakin menarik deh..lanjut
2022-01-29
1
Mistin Mistin
lanjut dulu
2020-12-03
1