Chapter 4 KEPUTUSAN

Aku sudah tak ingat sejak kapan aku duduk sendirian di sini, padahal aku tak jatuh pingsan atau tidur.

Tapi aku tak sadar ke mana ayah, ibu dan adikku pergi. Paman dan bibi Feng juga sudah tidak ada.

Kata-kata ayah dan paman Feng terngiang lagi ditelingaku. Dadaku seperti mau meledak saja rasanya. Ubun-ubun kepalaku serasa berkedut dengan hebat hingga aku merasakan pusing. Aku mau menangis tapi tak bisa. Sehingga begitu sesak sekali di dada.

Tunggu... apakah sebenarnya aku tengah bermimpi? Aku tadi membaca novel kemudian tertidur dan berlayar ke alam mimpi? Tapi kenapa rasanya sangat nyata sekali.

“Aku antar kau pulang.” Sebuah suara sedikit berat terdengar samar-samar dan pelan di dekatku. Aku mulai tersadar dari lamunanku yang terlihat dengan tatapan kosong mataku.

"Apa kau baik-baik saja??" Suara itu kini terdengar lebih jelas hingga membuatku sepenuhnya tersadar. Meski begitu, aku tak mau menoleh ke arah pemilik suara itu.

“Kita... hanya harus menikah, itu saja.” Ucapnya kemudian. Yang akhirnya mampu membuatku mendongak ke arahnya yang berada di depanku tengah duduk manis bersandar pada kursi menatapku tajam. Tapi... meneduhkan. Sebenarnya kenapa dengan mata itu??

Tidak. Aku harus fokus kembali pada masalahku. Dan apa tadi yang dikatakannya? Kita hanya harus menikah? kalimat yang simple tapi terasa berat jika ditelaah lebih jauh lagi.

Enteng sekali dia berkata? ‘kita hanya harus menikah itu saja?’ ?? omong kosong macam apa ini?

"Maaf?" Aku beranikan diri menatapnya.

"Ya... aku menyetujuinya. Aku setuju'jika kita menikah." Ucapnya santai.

Apakah memang menyebalkan seperti ini para pebisnis muda itu? Dia berkata denga sangat enteng sekali seolah-olah ini adalah dunianya sendiri dan orang lain tak terlibat. Jadi dia bisa mengambil keputusan tanpa memikirkan perasaan dan keputusan orang lain.

Aku terdiam tak berkomentar apa pun. Rasanya kali ini aku benar-benar ingin menangis.

"Kita percayakan saja pada orang tua kita. Semua akan baik-baik saja." Dia menyarankan masih dengan ekspresi yang datar.

“Kenapa aku?” tanyaku padanya dengan nada tak percaya. “Kenapa harus aku?? Kau tau kan menikah itu tidak untuk main-main? Kita sudah dewasa seharusnya untuk memikirkan masalah pernikahan? Tolong, Aku.... aku punya impian sendiri tentang rencana pernikahan....” Suaraku serak dan berat, ya aku mulai menangis. “Tolong... ini tidak lucu. Jangan bercanda dengan hal semacam ini.” Aku mulai mengusap pipiku yang telah dibasahi air mata dengan punggung tanganku seperti bayi.

Dia menatapku dalam dan lekat. Aku tak mengelak dari tatapannya. Aku malah berbalik menatapnya meskipun aku tengah menangis.

Dia menghela napas dalam dan panjang. Kemudian merubah posisi duduknya yang semula bersandar pada sandaran kursi kini terlihat menegakkan punggungnya dan terlihat lebih serius. Karena kedua tangannya berada di atas meja dan mengaitkan jari-jarinya satu sama lain.

“Jalani saja, kita tak tau apa yang akan terjadi. Nanti? Besok? Lusa? Atau hari-hari berikutnya.” Ucapnya enteng tanpa ekspresi namun terdengar serius.

Apakah aku harus menikah dengan orang sedingin ini? orang tak berperasaan?? Dia terasa begitu mendominasi.

Mendengarnya memberikan saran seperti itu, membuatku semakin ingin menangis meraung saja... namun... sepertinya aku tak mau menangis meraung-raung di depannya. Bukan karena malu, tapi karena aku merasa percuma. Jadi aku menahannya saja sehingga hanya menyisakan isakan-isakan kecil.

“Aku memohon padamu, demi ayahku yang prosentase kehidupannya sudah semakin menipis. Aku mau kau menerima permintaannya untuk mempunyai seorang menantu dari putri sahabatnya. Agar dia bahagia di sisa hidupnya. Itu saja. Dan terlebih lagi... Dia sangat menyukaimu.” dia memohon.

Tak bisa ku pungkiri, hatiku sangat tersentuh oleh kata-katanya yang baru saja dia ungkapkan.

Tapi Apa ini??? sebelah otakku berkata, ayahnya yang akan meninggal, kenapa aku yang menjadi korban???

Tapi hati kecilku merasa bahwa aku akan sangat kejam jika membiarkan harapan terakhir seseorang terabaikan ketika aku mampu memberikannya.

Di lain sisi... Aku mempunyai harapan yang lain. Harapan masa depanku. Hidup bahagia bersama dengan orang yang aku sukai.

Aku masih bimbang dengan perasaanku sendiri. Aku tak bisa memutuskan mana yang harus ku pilih? Bersikap kejam dan mengejar kebahagiannku? atau mengalah dan mengorbankan segalanya.

Memikirkannya membuatku terisak lagi. Sesekali menggosokkan punggung tangannku untuk membersihkannya dari air mata yang mengalir kembali.

Masa bodoh. Aku sepertinya telah kehilangan urat malu di depannya karena telah menangis dan menangis.

“Jika kau ingin menolaknya tak apa-apa, Kau yang berhak menentukan. Meskipun aku tak bisa membayangkan bagaimana konsekuensinya. Ayahku mungkin akan semakin merasa tertekan, mungkin hidupnya akan usai tanpa permintaannya terpenuhi. Meninggal dalam keadaan terluka oleh sahabatnya sendiri yang mengingkari janjinya untuk mempersatukan keluarga. Tapi... kebahagiaanmu lebih penting bukan?”

Apa ini??? dia mengancamku dengan sangat haluss??? Tadi dia memohon padaku, sekarang dia mengancamku. Bagus.... Aku terperangkap sekarang.

Akhirnya tangisku mulai bersuara pelan dan semakin lama semakin meraung. Masa bodoh. Tak peduli orang lain akan melihatku seperti apa. Mungkin mereka akan mengira bahwa aku adalah anak yang berkebutuhan khusus dan tengah mengalami tantrum.

“Kenapa.... harus... aku....? aku... bahkan... tidak... cantik... tidak... kaya... aku...” kata-kataku terputus-putus karena aku mengatakannya sambil menangis sesenggukan.

"Kau hanya tidak menyadari potensi dalam dirimu. Kau terlalu menatap ke atas." Ucapannya sangat menohok jantungku.

Namun pada akhirnya aku tetap tidak mampu melanjutkan pembelaanku. Dan malah melanjutkan tangisku.

Dia tidak menjawab. Dia hanya terdiam menatapku dan menungguku hingga aku selesai menghabiskan air mataku meskipun berjam-jam telah berlalu. Mungkin mataku kini terlihat sembab sekali.

Akhirnya aku sudah mulai tenang. Tangisku telah berhenti. Isakanku juga telah berhenti. Kami saling terdiam.

“Ayo ku antar kau pulang!” ucapnya seraya berdiri.

“Aku pulang sendiri saja.” Ucapku beranjak berdiri dan mengabaikan ajakannya seraya bergegas berlalu pergi.

Dia hanya menghela napas berat menatapku yang telah berjalan pergi terlebih dulu. Tak berapa lama dia beranjak mengikutiku perlahan.

Aku tak menghiraukannya dan tetap berjalan pelan ke arah Halte. Sejenak aku berhenti dan menoleh ke belakang. Dan sepertinya dia sudah tidak mengikutiku. Aku menarik napas lega. Kemudian mataku melihat bus mendekat dan sesegera mungkin aku memeriksa tasku.

“Ahh... sungguh...???!” aku menggerutu sendiri, ketika mendapati tas yang ku bawa ternyata kosong tanpa apapun. Dompet dan ponselku tertinggal di rumah. Ternyata aku salah mengambil tas karena terburu-buru.

Aku beberapa kali menghentak-hentakkan kakiku di lantai karena kesal. Bintang kemujuran sepertinya tidak berpihak padaku malam ini. Aku benar-benar merasa sangat kesal. Ingin rasanya menangis lagi.

Di saat aku sedang meratapi nasibku yang serba sial hari ini, dengan tiba-tiba ku rasakan seseorang menarik tanganku berjalan menjauhi Halte sehingga membuatku sedikit terhuyung tak seimbang.

“Sudahlah... buang saja egomu. Ini sudah sangat larut... Biar ku antarkan kau pulang.” Ucapnya sembari melepaskan genggaman tangannya dariku dan mulai membukakan pintu mobilnya yang telah berada di depanku.

Aku masih terdiam tak bersuara. Aku benar-benar tak mau dia mengantarku pulang. Namun kemudian dia mendengus kesal dan beranjak menarikku masuk ke dalam mobilnya paksa yang tak dapat ku elak.

Akhirnya mau tak mau aku di antarkannya pulang juga. Dan saling diam tanpa bersuara hanya menyisakan deru halus mobilnya.

Sesampai di rumah aku langsung berlari masuk ke dalam kamar mengabaikan ayah dan ibuku yang telah menunggu di ruang tamu. Aku berdiam di kamar dan tak beranjak keluar hingga pagi. Tentu saja aku tak bisa tidur dengan nyenyak.

 

***

Terpopuler

Comments

Pecinta Halu

Pecinta Halu

ihhh gemmessss

2022-05-12

1

Diwi Jack

Diwi Jack

ngayal yukk

2020-04-08

2

Salsabela Vega

Salsabela Vega

0

2020-03-29

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 RENCANA MAKAN MALAM KELUARGA
2 Chapter 2 TAMU KELUARGA
3 Chapter 3 TERNYATA INI PERJODOHAN
4 Chapter 4 KEPUTUSAN
5 Chapter 5 MENTAL BREAK DOWN
6 Chapter 6 JAWABAN YANG JELAS
7 Chapter 7 PERTUNANGAN DADAKAN
8 Chapter 8 MEMERGOKINYA
9 Chapter 9 PERASAAN KACAU
10 Chapter 10 CIUMAN PERTAMA
11 Chapter 11 GOYAH
12 Chapter 12 MEMASAK DIRUMAHNYA
13 Chapter 13 WANITA ITU DATANG BERSAMANYA
14 Chapter 14 INGIN MEMBATALKAN PERNIKAHAN
15 Chapter 15 PERHATIAN
16 Chapter 16 PERHATIAN (part II)
17 Chapter 17 KONYOL
18 Chapter 18 PESTA LAJANG
19 Chapter 19 PERNIKAHAN
20 Chapter 20 MALAM PERTAMA
21 Chapter 21 PAGI YANG PANAS
22 Chapter 22 MESUM
23 Chapter 23 PULANG KE RUMAH MERTUA
24 Chapter 24 MENGANTAR MERTUA
25 Chapter 25 CUTI TELAH BERAKHIR
26 Chapter 26 APA HARUS BERBOHONG?
27 Chapter 27 RAPUH (part I)
28 Chapter 28 RAPUH (part II)
29 Chapter 29 HEART BEAT
30 Chapter 30 JEALOUS
31 Chapter 31 JEALOUS (part II)
32 Chapter 32 KELUAR KOTA
33 Chapter 33 PSIKIATER
34 Chapter 34 MALAM BIRU
35 Chapter 35 THE REAL HONEYMOON
36 Chapter 36 EFEK DENTUMAN SUPERNOVA
37 Chapter 37 KODE KERAS!
38 Chapter 38 DIA SUAMIKU
39 Chapter 39 MERAYU
40 Chapter 40 LIFE AS A NEWLY WED
41 Chapter 41 UNGKAPAN CINTA YANG TAK TERDUGA
42 Chapter 42 KENANGAN
43 Chapter 43 RIVAL
44 Chapter 44 PERANG DIMULAI
45 Chapter 45 BERENANG DI ANTARA DUA KUTUB (part I)
46 Chapter 46 BERENANG DI ANTARA DUA KUTUB (part II)
47 Chapter 47 MAAF AKU MENYUKAI MANAGER WANG
48 Chapter 48 FEELING (part I)
49 Chapter 49 FEELING (part II)
50 Chapter 50 JIKA PERASAANKU PUDAR....
51 Chapter 51 AKU MILIKMU
52 Chapter 52 INGATAN
53 Chapter 53 INGATAN (part II)
54 Chapter 54 INGATAN (part III)
55 Chapter 55 PERLAWANAN
56 Chapter 56 TERKEJUT
57 Chapter 57 SABOTASE
58 Chapter 58 KONFLIK BARU
59 Chapter 59 JATUH SAKIT
60 Chapter 60 TAKUT
61 Chapter 61 DOKTER
62 Chapter 62 KEJUTAN YANG GAGAL
63 Chapter 63 MAAFKAN AKU
64 Chapter 64 TEKA TEKI BARU
65 Chapter 65 TAMU MENGEJUTKAN
66 Chapter 66 KETEGANGAN DUA KUBU
67 Chapter 67 PROTEKTIF
68 Chapter 68 KEJUTAN
69 Chapter 69 KETAKUTAN
70 Chapter 70 KESALAHPAHAMAN
71 Chapter 71 SURAT PENGUNDURAN DIRI
72 Chapter 72 KETEGASAN
73 CHAPTER 73 RINDU SETENGAH MATI
74 Chapter 74 PERUSUH
75 Chapter 75 BADAI
76 Chapter 76 PERTENGKARAN
77 Chapter 77 SARAN DARI WANG TIAN
78 Chapter 78 BERITA
79 Chapter 79 MENYELINAP
80 Chapter 80 (FLASH BACK STORY part I)
81 Chapter 81 (FLASH BACK STORY part II)
82 Chapter 82 (FLASH BACK STORY part III)
83 Chapter 83 (FLASH BACK STORY part IV)
84 Chapter 84 (FLASH BACK STORY part V)
85 Chapter 85 (FLASH BACK STORY END)
86 Chapter 86 MENGERTI
87 Chapter 87 KEJUTAN LAIN
88 Chapter 88 PENGAKUAN
89 Chapter 89 MEMAHAMIKU
90 Chapter 90 MEMAHAMIKU part II
91 CHAPTER 91 FIRASAT
92 Chapter 92 KECELAKAAN
93 Chapter 93 SEPERTI MIMPI
94 Chapter 94 PENGHORMATAN TERAKHIR
95 Chapter 95 IDENTITAS PELAKU
96 Chapter 96 STARVING
97 Chapter 97 MERASA SIMPATI
98 Chapter 98 PENGAKUAN HUAN
99 Chapter 99 MENGACAU
100 Chapter 100 HUAN SI BAYI KECIL TELAH DEWASA
101 Chapter 101 PENGAKUAN HUAN (Part II)
102 Chapter 102 TERANCAM
103 Chapter 103 TERANCAM (Part II)
104 Chapter 104 EMERGENCY
105 Chapter 105 START A NEW DAY
106 Chapter 106 SEBUAH NAMA
107 Chapter 107 MALAIKAT
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1 RENCANA MAKAN MALAM KELUARGA
2
Chapter 2 TAMU KELUARGA
3
Chapter 3 TERNYATA INI PERJODOHAN
4
Chapter 4 KEPUTUSAN
5
Chapter 5 MENTAL BREAK DOWN
6
Chapter 6 JAWABAN YANG JELAS
7
Chapter 7 PERTUNANGAN DADAKAN
8
Chapter 8 MEMERGOKINYA
9
Chapter 9 PERASAAN KACAU
10
Chapter 10 CIUMAN PERTAMA
11
Chapter 11 GOYAH
12
Chapter 12 MEMASAK DIRUMAHNYA
13
Chapter 13 WANITA ITU DATANG BERSAMANYA
14
Chapter 14 INGIN MEMBATALKAN PERNIKAHAN
15
Chapter 15 PERHATIAN
16
Chapter 16 PERHATIAN (part II)
17
Chapter 17 KONYOL
18
Chapter 18 PESTA LAJANG
19
Chapter 19 PERNIKAHAN
20
Chapter 20 MALAM PERTAMA
21
Chapter 21 PAGI YANG PANAS
22
Chapter 22 MESUM
23
Chapter 23 PULANG KE RUMAH MERTUA
24
Chapter 24 MENGANTAR MERTUA
25
Chapter 25 CUTI TELAH BERAKHIR
26
Chapter 26 APA HARUS BERBOHONG?
27
Chapter 27 RAPUH (part I)
28
Chapter 28 RAPUH (part II)
29
Chapter 29 HEART BEAT
30
Chapter 30 JEALOUS
31
Chapter 31 JEALOUS (part II)
32
Chapter 32 KELUAR KOTA
33
Chapter 33 PSIKIATER
34
Chapter 34 MALAM BIRU
35
Chapter 35 THE REAL HONEYMOON
36
Chapter 36 EFEK DENTUMAN SUPERNOVA
37
Chapter 37 KODE KERAS!
38
Chapter 38 DIA SUAMIKU
39
Chapter 39 MERAYU
40
Chapter 40 LIFE AS A NEWLY WED
41
Chapter 41 UNGKAPAN CINTA YANG TAK TERDUGA
42
Chapter 42 KENANGAN
43
Chapter 43 RIVAL
44
Chapter 44 PERANG DIMULAI
45
Chapter 45 BERENANG DI ANTARA DUA KUTUB (part I)
46
Chapter 46 BERENANG DI ANTARA DUA KUTUB (part II)
47
Chapter 47 MAAF AKU MENYUKAI MANAGER WANG
48
Chapter 48 FEELING (part I)
49
Chapter 49 FEELING (part II)
50
Chapter 50 JIKA PERASAANKU PUDAR....
51
Chapter 51 AKU MILIKMU
52
Chapter 52 INGATAN
53
Chapter 53 INGATAN (part II)
54
Chapter 54 INGATAN (part III)
55
Chapter 55 PERLAWANAN
56
Chapter 56 TERKEJUT
57
Chapter 57 SABOTASE
58
Chapter 58 KONFLIK BARU
59
Chapter 59 JATUH SAKIT
60
Chapter 60 TAKUT
61
Chapter 61 DOKTER
62
Chapter 62 KEJUTAN YANG GAGAL
63
Chapter 63 MAAFKAN AKU
64
Chapter 64 TEKA TEKI BARU
65
Chapter 65 TAMU MENGEJUTKAN
66
Chapter 66 KETEGANGAN DUA KUBU
67
Chapter 67 PROTEKTIF
68
Chapter 68 KEJUTAN
69
Chapter 69 KETAKUTAN
70
Chapter 70 KESALAHPAHAMAN
71
Chapter 71 SURAT PENGUNDURAN DIRI
72
Chapter 72 KETEGASAN
73
CHAPTER 73 RINDU SETENGAH MATI
74
Chapter 74 PERUSUH
75
Chapter 75 BADAI
76
Chapter 76 PERTENGKARAN
77
Chapter 77 SARAN DARI WANG TIAN
78
Chapter 78 BERITA
79
Chapter 79 MENYELINAP
80
Chapter 80 (FLASH BACK STORY part I)
81
Chapter 81 (FLASH BACK STORY part II)
82
Chapter 82 (FLASH BACK STORY part III)
83
Chapter 83 (FLASH BACK STORY part IV)
84
Chapter 84 (FLASH BACK STORY part V)
85
Chapter 85 (FLASH BACK STORY END)
86
Chapter 86 MENGERTI
87
Chapter 87 KEJUTAN LAIN
88
Chapter 88 PENGAKUAN
89
Chapter 89 MEMAHAMIKU
90
Chapter 90 MEMAHAMIKU part II
91
CHAPTER 91 FIRASAT
92
Chapter 92 KECELAKAAN
93
Chapter 93 SEPERTI MIMPI
94
Chapter 94 PENGHORMATAN TERAKHIR
95
Chapter 95 IDENTITAS PELAKU
96
Chapter 96 STARVING
97
Chapter 97 MERASA SIMPATI
98
Chapter 98 PENGAKUAN HUAN
99
Chapter 99 MENGACAU
100
Chapter 100 HUAN SI BAYI KECIL TELAH DEWASA
101
Chapter 101 PENGAKUAN HUAN (Part II)
102
Chapter 102 TERANCAM
103
Chapter 103 TERANCAM (Part II)
104
Chapter 104 EMERGENCY
105
Chapter 105 START A NEW DAY
106
Chapter 106 SEBUAH NAMA
107
Chapter 107 MALAIKAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!