Ajakan Nattan

"Mas Nattan?"

"Maaf anda siapanya Anggia ya?" sebelah mata Rafka memicing menatap wajah Nattan yang tentu sangat asing baginya.

Tak memperdulikan pertanyaan dari Rafka yang menurutnya hanya bocah kecil, Nattan segera menarik tangan mungil Anggia membawanya menuju mobil mewahnya.

Tak hanya Rafka yang keheranan, namun hampir seluruh murid perempuan yang mengenal Anggia berbisik-bisik membicarakannya.

"Mas?"

"Kenapa? kamu keberatan karena saya menjemput kamu?"

"B-bukan, tapi_"

"Bocah ingusan tadi pacar kamu?"

"Dia udah nggak ingusan mas." sela Anggia sedikit tak terima jika Rafka di sebut sebagai bocah ingusan, walau bagaimanapun ia masih memiliki perasaan cinta kepada pemuda tersebut.

"Terserah, jadi dia pacar kamu."

"Dulu."

Nattan menyunggingkan bibirnya mengulas senyum tipis, "Jadi benar?"

"Terus sampai sekarang hubungan kalian masih berlanjut, sekalipun kamu sudah menjadi istri saya?"

Anggia menoleh, menatap jengah wajah Nattan yang seperti sengaja membuatnya kesal saat ini.

"Saya tidak bisa membayangkan seperti apa kecewanya mama saya, kalau sampai dia tahu bahwa menantu yang sangat ia bangga-banggakan itu ternyata dibelakang masih menjalin hubungan dengan laki-laki lain CK, Anggia-Anggia, ternyata kamu pintar bermain juga ya rupanya."

"Maksud mas Nattan apa? mas Nattan menuduh saya selingkuh, begitu?"

"Iya."

"Mas?" pekik Anggia.

"Relax Anggia, kamu tidak perlu memasang wajah ketakutan seperti itu, relax tenang ya? saya tidak akan memberi tahu mama saya soal ini."

"Saya tidak takut, karena saya tidak merasa bahwa yang mas tuduhkan kesaya itu benar!"

"Ckk!"

"Saya sama Rafka memang pernah punya hubungan, tapi itu dulu, saat saya belum menjadi istri mas Nattan."

"Terserah kamu."

Nattan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, tak mempedulikan Anggia yang berulang kali memejamkan matanya dengan kedua tangan yang mencengkram seatbelt dengan sangat erat.

"Masuk!" Nattan menunjuk pintu utama rumah kedua orang tuanya dengan tatapan dingin.

"Jangan berani-berani keluar kalau belum saya ijinkan."

Setelah mengatakan hal tersebut ia bergegas kembali menaiki dan melajukan mobilnya menuju sebuah butik, walau bagaimanapun acara nanti malam tidak dapat ia abaikan begitu saja.

Dan ia sudah memutuskan untuk membawa Anggia ketempat tersebut.

*

Pukul 18:30 Nattan memasuki rumah dengan tubuh yang terlihat sangat kelelahan, kemudian ia merebahkan tubuh lelahnya sebentar diatas sofa yang terdapat diruang tengah.

Keadaan rumah cukup sepi, yang menandakan bahwa kedua orang tuanya belum kembali dari luar kota.

Nattan mengusap wajah, kemudian mengedarkan pandangannya mencari sosok Anggia yang tak terlihat di sudut manapun.

Ia beranjak melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil segelas air dingin dari dalam kulkas, namun diambang pintu langkah Nattan terhenti saat mendapati Anggia tengah makan seorang diri dimeja makan.

Sementara Anggia yang menyadari ada seseorang didekatnya, buru-buru ia merapikan meja, dan membawa piring kosong keatas kitchen sink, beruntung ia telah menyelesaikan makannya ketika Nattan tiba didapur.

"Apa ada makanan?" ujar Nattan membuat Anggia yang hendak meninggalkan dapur, menoleh menatap kearahnya.

"Saya lapar."

"Mas Nattan mau makan apa?"

"Terserah."

Anggia mengangguk, ia kembali ke meja makan membuka tutup saji yang berada diatas meja makan tersebut.

"Barusan saya hanya masak ini mas, apa mas Nattan tidak apa-apa?" Anggia mengarahkan tangannya menunjuk keatas meja dimana disana terdapat menu masakan berupa tahu tempe goreng, dan tumis kangkung, sangat sederhana, namun mampu membuat Nattan meneteskan air liurnya.

"Tidak masalah." dengan sigap ia menggeser kursi kosong dan menempatinya, begitupun dengan Anggia yang dengan cekatan mengambilkan Nattan sepiring nasi serta lauk sederhana yang ia buat.

"Kamu mau kemana?" ucapnya begitu melihat Anggia hendak beranjak dari sampingnya.

"S-saya udah makan mas, jadi sekarang mau kekamar."

"Duduk disini, temani saya makan." ucapan dengan nada yang mirip seperti memerintah tersebut membuat Anggia mengangguk patuh, ia duduk disamping Nattan menemani hingga pria tersebut selesai dengan acara makan malamnya.

Setelah makanannya habis, Nattan meneguk segelas air putih kemudian ia men desah lega, saat merasakan perutnya tak lagi keroncongan seperti sebelumnya.

"Euhmz, Anggia!"

"Iya mas." Anggia yang semula menunduk, seketika mendongak, saat mendengar Nattan menyebutkan namanya.

"Jam setengah delapan malam nanti, saya ada acara menghadiri pernikahan rekan bisnis saya, apa kamu tidak keberatan jika ikut menemani saya?''

"Saya tidak akan memaksa jika kamu keberatan." lanjut Nattan.

"Baik mas, saya mau menemani mas Nattan." jawab Anggia yang tampak ragu.

"Kalau begitu bersiaplah, sebentar lagi kita akan berangkat."

"Baik mas, kalau begitu saya kekamar dulu."

"Oke."

"Tunggu Anggia!"

"Iya mas."

"Saya sudah membelikan gaun untuk kamu pakai malam ini, saya letakkan di sofa ruang tengah."

"Baik mas, terimakasih."

"Hmmm."

Untuk mempercepat waktu, Nattan memilih untuk mandi dan mengganti pakaiannya dikamar sebelah, sedangkan Anggia menggunakan kamar mereka untuk merias diri.

Tepat pukul 19:20 Nattan sudah rapih dengan setelan kemeja berwarna navy yang ia gulung hingga sikunya, sempat menoleh kearah kamarnya yang masih tertutup rapat, dan memutuskan untuk menunggu Anggia diruang depan.

Namun saat ia hendak melangkah terdengar suara pintu yang terbuka, dan menampilkan sosok cantik Anggia yang hampir tak ia kenali.

Bagaimana tidak, keseharian Anggia yang hanya mengenakan kaos longgar dan celana pendek, serta rambut yang selalu dikuncir dengan wajah polos tanpa make up, kini gadis tersebut menjelma menjadi sosok gadis cantik yang terlihat jauh berbeda dari biasanya.

Dress Navy selutut tanpa lengan, rambut indahnya yang panjang ia biarkan tergerai, kemudian wajahnya yang cantik semakin terlihat bersinar dengan polesan make up tipis yang menghiasi wajahnya.

"Berangkat sekarang?" ucap Anggia.

"Mas!" Anggia sedikit kebingungan, saat Nattan hanya mematung, dan tak merespon ucapannya sama sekali.

*

*

Terpopuler

Comments

Efvi Ulyaniek

Efvi Ulyaniek

wkwkwkkw...mulai tersepena ya....

2023-10-28

1

Efvi Ulyaniek

Efvi Ulyaniek

payah si nattan nih sdh tau kulkas ga ada bahan bini ga dikasiyuang buat belanja...ngasih uang jajan aja pake ngedumel ya jelas ga diterima sama anggia

2023-10-28

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2023-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!