Zulham

Puspa menangis mendengar semua yang Leony ceritakan kepadanya,

"Ka Natasya,jadi...ka Natasya"

Puspa menutup mulutnya dan menahan kesedihan akan kebenaran meninggalnya ka Natasya.

dia mengingat kejadian 3 hari yang lalu saat dirinya datang ke kamar nyonya Zakaria,dia melihat perlengkapan bayi lengkap bersama bandu dan boneka kecil.

"Apa itu milik anaknya ka Natasya"

Pikir nya mengingat semua yang ada di kamar nyonya Zakaria,

"Bisa jadi puspa,aku pun tidak tahu bagaimana nasib bayinya ka Natasya,dan sekarang aku takut akan nasib bayi di dalam perutku ini,apa harus aku gugurkan kembali seperti sebelumnya"

"Jangan Leony,kasihan,dia tidak berdosa,jika kau melakukan hal itu,kau sama saja dengan membunuh"

Ucap nya membuat Leony menjadi semakin bingung dan takut.

"Tapi aku tidak mungkin mempertahankan bayi ini,apa kata orangtua ku nanti jika aku pulang"

Dia kembali menangis.

Puspa ikut bingung memikirkan semuanya,dan paling dia pikirkan sekarang,bagaimana jika yang terjadi kepada Leony,akan terjadi kepadanya atau karyawan lain,dia harus melakukan sesuatu untuk menghentikan nyonya Zakaria,

Tapi apa,dia kembali bingung.

"Sekarang kau tenangkan diri dahulu,kau ambil cuti saja untuk hari ini,biar nanti aku minta ijin kepada nyonya Zakaria kalau kamu sedang tidak enak badan,nanti kita pikirkan kembali jalan keluarnya,oke"

Puspa meminta Leony untuk tidak masuk kerja hari ini.

Dia pun kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan seragam warna biru khas tempat refleksi nyonya Zakaria.

"Salam nyonya,Leony hari ini tidak bisa masuk,dia sedang sakit"

Puspa meminta ijin untuk Leony pada nyonya Zakaria,

"Ya baiklah,biarkan dia istirahat,jangan lupa beri dia obat".

Jawab nyonya Zakaria,diapun berlalu dan tersenyum pada nyonya Zakaria karena telah mengijinkan Leony.

Tidak lama kemudian,datanglah seorang tamu pria mencari puspa.tamu yang ingin dipijat olehnya.

Akhirnya Puspa masuk ke kamar pria itu,

Dan ternyata dia adalah pria sama dengan pria yang telah memberinya uang tempo hari lalu.

"Kau,kau yang telah memberiku uang banyak hari itu kan"

Tanyanya dengan menunjukan tangannya di hadapan wajah si pria itu.

"Ya aku Zulham,bisakah kau pijat badanku lagi,rasanya badanku remuk semua"

Ucap pria itu yang ternyata bernama Zulham,

Tanpa banyak bicara Puspa memijat tubuh Zulham dengan tenaganya.

"Tenaga tanganmu lumayan juga ya?"

Puji Zulham akan pijatan Puspa,namun ibuku tidak menjawab pujiannya,pikirannya masih berputar memikirkan nasib Leony dan nasib semua karyawan disini kedepannya.

"Kau tidak mendengarkan ku?"

Zulham menyentak Puspa karena tidak menjawab pujiannya.

"Maafkan aku,tuan,"

Puspa meminta maaf.

"Memangnya apa yang kau pikirkan "

Zulham kembali bertanya,

"Tidak tuan,bukan apa-apa"

Puspa tidak berani jika harus bercerita padanya,mereka baru saling mengenal,itupun hanya sebatas pelayan dan pelanggan.

Zulham tidak sengaja menjatuhkan dompetnya saat berbalik badan,Puspa mengambil dompetnya yang terbuka,dia tak sengaja melihat KTP Zulham,ternyata dia berasal dari Indonesia.

Bak ada secercah harapan di rasa Puspa setelah mengetahui ada sesamanya dari Indonesia di negri orang,rasanya dia ingin sekali memeluk Zulham saat itu juga,karena dia merasa ada saudara jika bertemu dengan sesama bangsanya di negri asing.

"Jadi kau dari Indonesia?"

Tanya Puspa terlihat bahagia.

"Memangnya kenapa jika aku dari Indonesia?"

Tanya Zulham merasa aneh dengan Puspa,

"Tidak apa-apa saya hanya merasa senang saja,saya merasa ada saudara jika bertemu dengan sesama bangsa Indonesia,"

Jawab nya dengan penuh senyuman.

"Jadi kau juga dari Indonesia?"

Tanya Zulham,

"Ya,aku dari Sumedang tuan"

Jawab Puspa.

"Pantas saja wajahmu begitu oriental,,haha ternyata kau dari Indonesia, aku dari Jakarta,tak usah kau panggil aku tuan,panggil saja namaku Zulham"

Jawab Zulham meminta Puspa untuk tidak memanggil tuan kepadanya.

"Tapi mengapa hari itu kamu memberiku banyak uang ?"

Tanya nya penasaran,

"Ah itu,lupakan saja,anggap saja aku sedang berbagi denganmu"

Merekapun asik berbincang kesana kemari hingga lupa waktu.

Senyum Puspa kembali saat berbicara dengan Zulham,serasa pulang kampung dirasa dia bisa bertemu dan bicara banyak dengan Zulham,setidaknya dia bisa sedikit meluapkan kerinduan akan kampung halaman kepada Zulham.

Sepintas Puspa berpikir,apa harus dia bicarakan tentang semua masalah yang terjadi di tempat ini kepada Zulham,dia merasa Zulham bisa di percaya dan diminta pertolongan,jika terjadi sesuatu kepadanya.

"Kau tidak rindu pulang Puspa?"

Tanya Zulham mengingatkan akan kerinduannya kepada keluarga di kampung.

"Tentu saja aku sangat rindu,aku sangat ingin pulang,tapi"

Jawaban Puspa berhenti sampai disana,

"Jangan betah bekerja lama di negri orang,yang maju bukan dirimu tapi orang lain,hiduplah mandiri dengan semua kemampuanmu,kau akan maju di negri mu sendiri"

Jawaban Zulham seakan menampar perasaan Puspa yang merasa tersindir dengan semua kata-kata nya yang benar,

"Oh ya terimakasih ya,lain kali aku akan memanggilmu lagi,"

Selesai di pijat Zulham pun berterimakasih,

"Tunggu sebentar Zulham,sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan kepadamu"

Puspa meminta waktu Zulham untuk mendengarkan semua ceritanya sebentar.

"Tapi..ini sudah melewati jam kamu,"

"Sebentar saja aku mohon"

Puspa memohon,Zulham pun tak bisa menolak.

Dengan perasaan campur aduk,Puspa merasa takut akan menceritakan semuanya kepada Zulham,tapi dia juga merasa takut jika dia tidak bicara hari ini juga kepadanya.

Puspa mulai menceritakan semua yang terjadi kepada Leony yang menjadi wanita panggilan oleh tamunya nyonya Zakaria rutin setiap sebulan sekali.

Bahkan dia sempat hamil dan dipaksa menggugurkan kandungannya,dan kali ini Leony pun kembali hamil,dia sangat ketakutan jika nyonya Zakaria akan memaksanya untuk menggugurkan kembali kandungannya.

Puspa juga menceritakan semua yang terjadi kepada seniornya yang sebulan lalu meninggal di rumah sakit.

Bahkan dia juga menceritakan semua yang Leony katakan kepadanya bahwa kali ini selama 2 Minggu sekali tamu pria itu meminta wanita panggilan kepada nyonya Zakaria,dan ada kemungkinan nyonya Zakaria akan memaksa karyawan lain untuk memenuhi perintahnya,termasuk dia sendiri.

Puspa meminta Zulham untuk melaporkan semuanya kepada pihak keamanan di Singapura,

"Aku mohon,bisa kah kau menolongku?"

Pinta Puspa kepada Zulham.

Zulham yang mendengar semua cerita Puspa,merasa tidak aneh dan terkejut akan ceritanya.

Sudah banyak sekali cerita yang sama terjadi pada Puspa dan wanita lain,

Zulham pun mengakui jika perbuatan semacam itu memang tidak benar.

"Tapi kita tidak bisa asal melapor saja,kita perlu bukti dan saksi Puspa,pihak kepolisian tidak akan menyidik laporan kita,jika kita tidak mempunyai bukti"

Jawab Zulham menolak permintaan Puspa.

Puspa pun terdiam,

"Bisakah kau membawa aku pulang ke Indonesia"

Pinta Puspa memohon padanya.

"Memangnya kontrakmu sudah habis,kamu tahu sendiri kan peraturan disini,jika kau pergi sebelum kontrakmu habis,maka kamu harus membayar denda?"

Puspa sangat mengingat hal itu,dan itupun menjadi salah satu alasan mengapa dia masih belum bisa pulang.

"Kurang lebih 4 bulan lagi kontrakku habis"

Jawab Puspa sedih.

"Oh kalau begitu sebentar lagi,kau hubungi saja aku jika kontrakmu sudah habis,nanti kita pulang bareng ke Indonesia"

Mendengar ajakan Zulham,Puspa semakin bahagia,serasa kampung halaman berada di pelupuk mata,

Episodes
1 Anak haram
2 Ibuku pekerja keras
3 singel mom
4 Ibuku bukan pendosa
5 Puspa Haerani
6 Mimpi buruk
7 Leony
8 Zulham
9 Dr asraf
10 panggilan untuk Puspa
11 keguguran
12 Kemalangan Puspa
13 penggeledahan
14 nyonya Zakaria bersalah
15 kembali ke tanah air
16 identitas baby A
17 kembali ke Indonesia
18 pulang
19 jemuran baju bayi
20 Tangisan baby Madina
21 Anak haram
22 Di usir
23 di usir part 2
24 Aisyah
25 Tiba di Cimahi
26 Di tangan yang tepat
27 David kampung
28 Pencarian Puspa
29 Nina kembali Sumedang
30 Surat cinta untuk Bu Siti
31 Ikrar Puspa
32 menuju Tasik
33 longsor
34 tiada di bencana longsor
35 David yang sebenarnya
36 Lilis
37 menceritakan masa lalu
38 pengakuan David
39 rumah baru Puspa
40 tuduhan Lilis
41 fitnah pak haris
42 Dan terjadi lagi
43 kesaksian Nizam
44 kembali ke Jakarta
45 keras kepala Lilis
46 Berasa mimpi
47 lolos dari Kematian
48 menitipkan ke panti asuhan
49 Rahasia nyonya Zakaria
50 ejekan untuk Madina
51 pertanyaan Madina
52 kembalinya Zulham
53 berharap Puspa menyukainya
54 ayah kandung Madina
55 kehadiran Zamrun
56 jangan tinggalkan ibu
57 ikut dengan Zamrun
58 air mata Puspa
59 Tamparan Puspa
60 Pertengkaran
61 Menerima kenyataan
62 Kedekatan Madina dan Zamrun
63 Teriakan Madina
64 Gagal berangkat
65 Saling mengejar
66 Madina marah
67 Jatuh ke jurang
68 Pertemuan Madina dan Zamrun
69 Mulai terjalin ikatan batin
70 Tahanan rumah
71 Tahanan rumah
72 Kabar kecelakaan Zamrun
73 Menuju air terjun
74 Takdir akhir Zamrun
75 Donor ginjal segera
76 Mencari pendonor
77 Seorang penjahat
78 Dimana Zulham ?
79 operasi Madina
80 Tertutup kain putih
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Anak haram
2
Ibuku pekerja keras
3
singel mom
4
Ibuku bukan pendosa
5
Puspa Haerani
6
Mimpi buruk
7
Leony
8
Zulham
9
Dr asraf
10
panggilan untuk Puspa
11
keguguran
12
Kemalangan Puspa
13
penggeledahan
14
nyonya Zakaria bersalah
15
kembali ke tanah air
16
identitas baby A
17
kembali ke Indonesia
18
pulang
19
jemuran baju bayi
20
Tangisan baby Madina
21
Anak haram
22
Di usir
23
di usir part 2
24
Aisyah
25
Tiba di Cimahi
26
Di tangan yang tepat
27
David kampung
28
Pencarian Puspa
29
Nina kembali Sumedang
30
Surat cinta untuk Bu Siti
31
Ikrar Puspa
32
menuju Tasik
33
longsor
34
tiada di bencana longsor
35
David yang sebenarnya
36
Lilis
37
menceritakan masa lalu
38
pengakuan David
39
rumah baru Puspa
40
tuduhan Lilis
41
fitnah pak haris
42
Dan terjadi lagi
43
kesaksian Nizam
44
kembali ke Jakarta
45
keras kepala Lilis
46
Berasa mimpi
47
lolos dari Kematian
48
menitipkan ke panti asuhan
49
Rahasia nyonya Zakaria
50
ejekan untuk Madina
51
pertanyaan Madina
52
kembalinya Zulham
53
berharap Puspa menyukainya
54
ayah kandung Madina
55
kehadiran Zamrun
56
jangan tinggalkan ibu
57
ikut dengan Zamrun
58
air mata Puspa
59
Tamparan Puspa
60
Pertengkaran
61
Menerima kenyataan
62
Kedekatan Madina dan Zamrun
63
Teriakan Madina
64
Gagal berangkat
65
Saling mengejar
66
Madina marah
67
Jatuh ke jurang
68
Pertemuan Madina dan Zamrun
69
Mulai terjalin ikatan batin
70
Tahanan rumah
71
Tahanan rumah
72
Kabar kecelakaan Zamrun
73
Menuju air terjun
74
Takdir akhir Zamrun
75
Donor ginjal segera
76
Mencari pendonor
77
Seorang penjahat
78
Dimana Zulham ?
79
operasi Madina
80
Tertutup kain putih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!