bu Puspa terlihat sangat cemas kala guru Madina memanggilnya untuk menghadap ke ruangannya,dalam hatinya bertanya-tanya ada Masalah apa sehingga dia dipanggil oleh guru Madina.
Madina sempat bicara pada ibunya kalau dia tidak melakukan kesalahan apapun hari ini,karena dia takut ibunya mengira jika dia berbuat nakal di kelas.
bu Puspa pun tahu jika bukan itu alasannya,pasti ada alasan lain sehingga dia bisa di panggil ibu guru untuk menghadapnya.
Akhirnya Bu Puspa menyuruh Madina untuk menunggunya di luar.
"Kamu jangan kemana-mana ya,ibu tidak akan lama"
Ucap ibuku sebelum menemui guruku.
Madina menunggu ibunya di luar kelas sendirian,sedangkan yang lain sudah pulang di jemput orangtuanya masing-masing.
Aku melihat pemandangan seorang ayah dan ibunya menjemput putri nya pulang sekolah,mereka terlihat sangat bahagia ayahnya memeluk erat sang putri saat dia berhasil meraih tangan dan berlari ke arahnya,ibunya pun mengecup pipi sang putri dengan penuh kasih sayang,sungguh pemandangan yang sangat indah bagi dan membuat iri hati Madina.
"Andai aku bisa seperti itu,aku ingin sekali punya ayah"
Ucap nya kala melihat kebahagiaan mereka, air matanya tiba-tiba saja menetes.
Entah darimana dia mendengar suara pria dewasa menyuruh Madina untuk mengusap air matanya,suara itu terdengar sangat asing baginya.
"Usap air mata kamu dek,kamu tidak terlihat manis saat menangis"
Ucap pria itu,
Pria yang baru pertama kali Madina lihat,dia terlihat cukup tampan dan berwibawa,tubuhnya tinggi berisi dan tegak seperti anggota polisi.
Pria itupun duduk di samping Madina,dia merasa takut,karena Madina tidak mengenal pria itu,Madina pun sedikit menghindar dari pria itu,namun pria itu menyuruhnya untuk tidak takut kepadanya.
"Tenang saja dik,saya bukan orang jahat,saya sahabat ibumu"
Ucap pria itu,
Mendengar ucapan pria itu,Madina berusaha untuk tidak takut kepadanya.
"Paman siapa? Kenapa paman bisa kenal dengan ibuku?"
Tanya Madina penasaran siapa sebenarnya pria yang mengaku sebagai sahabat ibunya.karena dia belum pernah samasekali mendengar ibunya ada menceritakan satu pria mana pun.
Pria itu hanya menyuruh Madina untuk tidak perlu tahu darimana dia bisa mengenal ibunya,yang jelas dia bukan orang jahat dan dia mengenali ibunya.
Madina juga pun bertanya sedang apa paman itu datang kemari
"Paman hanya ingin melihatmu saja "
Jawabnya ringan dengan senyum yang mengajak Madina bercanda.
Hati kecil Madina merasa takut meski dia berusaha bersikap tenang,hingga akhirnya Madina dengar ibunya keluar dari ruangan guru,Madina melihat ke arah ibu nya dan tersenyum kepadanya.
"Ibu..."
bu Puspa membalas senyuman Madina dengan sangat hangat,namun ketika dia hendak menyampaikan jika ada pria dewasa yang ingin bertemu dengannya seketika pria itu sudah tidak ada di samping Madina.
Madina sangat terkejut,kemana perginya pria itu,
Karena wajahku terlihat sangat bingung,akhirnya Bu Puspa bertanya mengapa Madina seperti orang yang kebingungan.
Madina menceritakan tentang pria itu pada ibunya.
"Tadi ada seorang pria dewasa duduk di sampingku Bu,dia berkata jika dia sahabat ibu,itu sebabnya aku tidak pergi darinya."
Seketika ibuku langsung panik mendengar semua cerita Madina,dia langsung memeluknya dan menanyakan keadaannya,ibu sangat terlihat cemas.
"Kau tidak apa-apa nak,apa pria itu menyakitimu?"
Ibu melihat setiap sisi tubuh Madina karena takut dia terluka.
Madina hanya menggelengkan kepalanya,
"Aku baik-baik saja Bu,pria itu sangat baik,dia banyak sekali menceritakan tentang ibu padaku"
Jawabnya coba meredam kepanikan Bu Puspa.
Namun meskipun Madina berusaha untuk menenangkan ibunya.
bu Puspa masih terlihat sangat panik.
"Lain kali jika ada pria yang ingin mendekatimu,kamu tidak boleh meladeninya ya,kamu harus segera menemui ibu"
Pesan ibunya dengan sangat tegas kepada Madina agar dia bisa menjaga dirinya saat dia tidak ada.
Madina hanya mengangguk setuju untuk melaksanakan pesan ibunya
mereka pulang,Bu Puspa memegang tangan Madina erat,dia lihat Dimata ibunya ada kecemasan yang sangat besar pada diri Madina ,entah apa itu Madina pun tidak tahu.
Sesampainya di rumah,Bu Puspa langsung mengunci pintu rumah dan menyuruh Madina untuk ganti baju dan mengerjakan PR sekolah.
Madina lihat ibunya sedang membuka tutup gorden jendela seperti mengintai seseorang dari dalam rumah,entah siapa yang ingin ibunya lihat dari dalam rumah,yang jelas ibunya terlihat sangat cemas.
bu Puspa akhirnya keluar rumah,Dengan wajah yang sangat marah,ibu menemui pria yang sama dengan pria yang datang menemui nya di sekolah.
"Mau apa lagi kamu datang kesini?belum cukupkah kamu melihat aku dan Madina menderita?apa kamu mau menghasut warga lagi agar aku di usir dari sini?"
Ucap Bu Puspa pada pria itu.
Pria itu diam mendengar semua amarah puspa
diapun menangis seolah memohon pada pria itu.
Dan ternyata pria itu adalah Zulham, temannya saat dirinya bekerja di Singapura sebagai TKW.
Hampir setiap tahun Zulham selalu datang untuk menemui Bu Puspa dengan niatan yang sama,Zulham ingin Bu Puspa meninggalkan Madina atau menitipkan nya ke panti asuhan,entah apa yang ingin Zulham lakukan pada ibu Puspa sehingga dia berusaha keras untuk membuat ibunya pergi membuang aku.
Kejadian pengusiran di setiap tempat yang mereka tempati itu juga semua terjadi karena ulah Zulham.
Zulham selalu menghasut setia warga dan membeberkan rahasia Madina jika dirinya adalah anak haram,sehingga warga berbondong-bondong mengusir nya dan Bu Puspa dari tempat kami tinggal.
"Kau masih bertanya mengapa aku datang kemari,aku ingin melihat kamu meninggalkan anak itu,cepat tinggalkan dia dan lanjutkan hidupmu,masa depanmu masih panjang,jika kau masih mau merawat dan mengasuh anak itu,maka masa depanmu tidak akan pernah kau gapai"
Ucap Zulham pada Bu Puspa dengan jawaban yang sama dari tahun lalu.
Meskipun teror demi teror selalu menghantui setiap langkah Bu Puspa,dia tidak pernah sedikitpun takut atau meninggalkan Madina.
Kasih sayang nya justru lebih besar dari sebelumnya pada Madina.ibunya selalu membela Madina dan berdiri di depan kala ada orang yang menghina atau merendahkan nya
"Asal kamu tahu Zulham,sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkan anakku,meski dia bukan darah daging ku,tapi dia adalah hidupku. aku juga tidak akan membiarkan dia tahu siapa ayah kandungnya,ingat itu"
Jawab Bu Puspa sangat tegas dan lantang membela Madina dan ibunya.
"Kau memang keras kepala Puspa,entah harus bagaimana lagi aku memaksamu agar kau mau meninggalkan anak itu"
Jawab Zulham dengan kekesalan yang sama kala Bu Puspa menolak untuk meninggalkan Madina.
"Semoga kau tidak akan menyesali semua keputusanmu untuk tetap bersama membesarkan anak itu"
Jawab zulham sebelum dirinya pergi meninggalkan ibunya.
Bu Puspa pun kembali masuk kedalam rumah,Madina yang sedang mengerjakan PR sekolah dibuat terkejut dengan suara pintu yang sangat kencang oleh ibunya.
Madina bertanya mengapa ibunyq menutup pintu rumah dengan sangat keras? Namun ibunya hanya menjawab jika dirinya tidak apa-apa.
Ibu pun duduk di samping Madina dan membantu mengerjakan PR sekolahnya,terlihat sekali kecemasan di wajah Bu Puspa saat itu,ingin rasanya Madina bertanya masalah apa yang sedang ibunya hadapi.
Tapi dia takut Bu Puspa akan semakin kesal.
...
Waktu sudah semakin siang,ini waktunya ibu pergi ke rumah Bu Ratna untuk menggosok pakaiannya,ibu pun pamit dan berpesan kepada Madina seperti biasanya.
"Kamu jangan pergi keluar ya selama ibu tidak ada,bermain di dalam rumah saja,jangan masukan orang yang tidak dikenal ke dalam rumah"
Pesan Bu Puspa setiap dia pergi ke rumah Bu Ratna.
Itulah kebiasaan mereka isetiap hari,ibu bekerja sangat keras siang dan malam demi membiayai seluruh pendidikan Madina ,membesarkan nya dan mencukupi segala kebutuhannya tanpa memperdulikan kesehatan dan kebutuhan nya.
Ibu tidak pernah malu bekerja apa saja jika seandainya jasa cuci dan gosok bajunya sedang sepi,atau dagangan di pasar juga sepi,ibu tidak malu untuk mengumpulkan barang bekas untuk dia jual kembali pada pengepul.
Sungguh ibuku adalah ibu yang sangat hebat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🔴𓆉︎ᵐᵈˡ 𝐀⃝🥀sthe⏤͟͟͞R🔰¢ᖱ'D⃤
masih nyimak
2022-12-05
0