8 tahun sudah berlalu,kini Madina mulai beranjak remaja,dia juga mulai paham apa itu artinya anak haram.
Anak haram, sebuah kata yang selalu mereka layangkan kepada Madina.
Madina merasa sedih saat menyadari apa arti kata itu,rasa tidak percaya diri sempat mendera jiwanya,membuat dia membatasi pergaulan di sekolah maupun di lingkungan rumahnya.
Rasa trauma akan hinaan kata itu membuatnya malu sendiri bertemu orang di sekitar.
"Madina tolong belikan bahan ini ke warung ya"
Karena sedang repot dengan segudang setrikaan nya,Bu Puspa meminta Madina untuk membeli bahan kue ke warung di sebrang jalan depan,rasa malas membuat Madina tidak mau menuruti perintah ibunya.
Madina pun menolak perintah Bu Puspa.
"Panas ah Bu,Madina sedang ngerjain PR sekolah"
Ucapnya menolak perintah Bu Puspa dengan alasan yang tidak akan membuat ibunya marah.
Dan benar saja,Bu Puspa samasekali tidak marah dengan alasannya mengerjakan PR sekolah,Bu puspa akhirnya mengalah,dia pergi ke warung sendiri membeli bahan kue yang di butuhkan.
Sedangkan Madina hanya rebahan sembari menulis sebuah rangkaian kata yang tidak ada gunanya.
Ya masa remaja adalah masa terburuk baginya,entah karena apa,sejak kecil Madina menjelma sebagai anak yang baik pintar dan penurut pada ibunya.
Namun setelah menginjak masa remaja dia berubah menjadi seorang anak yang pemalas,kasar dan pembangkang,dan itu membuat ibunya sangat sedih.
Sering kali Bu Puspa di panggil ke sekolah hanya untuk menjemput Madina gara-gara dia sering terlambat datang sekolah ataupun berkelahi dengan teman wanita sekelasnya.
Masa remaja yang seharusnya menjadi titik awal untuk nya menjadi lebih baik,justru menjadikannya sebagai insan yang kurang baik.
Saat duduk di bangku SMP ,entah kenapa kepribadiannya menjadi nakal,dia sering menyembunyikan barang-barang tema.
Dan disaat ada temannya yang mulai menghina Madina dengan sebutan
"anak haram"
Madina tidak segan memukul atau menampar mereka,sungguh kepribadiannya berubah sangat drastis. Madina yang dulu pendiam sabar dan pemaaf seakan sudah hilang.
Suatu hari pernah Bu Puspa sampai menangis hanya karena Madina menampar teman sekelas nya yang telah menghina dirinya.
"Awas ada anak haram,jangan dekat-dekat dengan dia nanti kamu ketularan haram loh"
Ucap Rania musuh bebuyutan nya sedari kecil.
Madina masih diam saat Rania menghinanya sebagai anak haram,namun seketika amarahnya naik pitam kala Rania melanjutkan hinaannya pada Madina.
"Oh ya,tapi tidak akan ada anak haram jika ibunya tidak melakukan dosa,ya kan?atau jangan-jangan ibunya yang telah melakukan hal haram,jadi lahirlah si anak haram yang tidak jelas siapa ayahnya"
Lanjut Rania menghina ibunya,kali ini Madina tidak bisa Manahan amarahnya,hingga satu tonjokan melayang di pipi Rania dengan sangat keras,Madina juga menjambak kerudungnya hingga terlepas dan menarik rambutnya dengan keras.
Madina tidak memperdulikan ucapan Rania yang meminta ampun dan memohon untuk menghentikan tangannya yang seakan kerasukan setan terus menyiksa Rania tanpa henti.
Hatinya terbakar kala Rania menghina ibunya,ibu yang selalu dia sanjung dan dia puji,ibu yang selalu menjadi balada terdepan melindunginya di setiap apapun,ibu yang selalu membuatnya merasa aman dan nyaman meski hinaan dan cobaan selalu menerpa.
Hingga guru pun tiba melerai perkelahian mereka,Madina terkejut melihat Rania yang sudah terkapar di lantai karena serangan darinya yang membabi buta menurut semua teman sekelasnya.
Madina pun tidak menyadari apa yang sudah dia lakukan pada Rania hingga Rania terkulai lemah tak sadarkan diri.
"Lepaskan Rania, Madina"
Ucap Bu Ida selaku guru BP,diapun menarik tangan Madina dan memeluknya agar Madina" mengakhiri serangan nya.
Dan seketika Madina menangis di pelukan Bu Ida seraya berkata.
"Ibuku tidak bersalah,ibuku tidak haram,akulah yang haram"
Ucapnya dengan sesenggukan menahan nafas dan air mata karena sakit hati dengan hinaan Rania tentang ibunya.
"Ia sudah tenang tenang ya,sudah ibumu adalah ibu yang terbaik,sudah ya"
Ucap Bu Ida mencoba menenangkan madina yang memang terlihat sangat terpukul dengan hinaan Rania.
Bu Ida pun menyuruh teman yang lain untuk membawa Rania ke UKS.
Selaku guru BP,tentunya Bu Ida memahami apa yang terjadi pada diri madina ,karena dia juga sering bercerita tentang hidupnya kepada Bu Ida.
dia juga tahu jika Madina tidak mempunyai seorang ayah.
Bu Ida hanya ikut sedih dengan kehidupan Madina,dia selalu berharap yang terbaik untuk muridnya itu.
Dan hari itu juga,Bu Puspa di panggil kepala sekolah untuk datang menjemput Madina.
Bu Puspa terlihat panik kala masuk keruangan kepala sekolah,
Dengan berat hati kepala sekolah menyampaikan jika dia harus menskor Madina selama satu Minggu.
Bu Puspa pun terkejut,kesalahan apa yang telah dibuat anaknya sehingga kepala sekolah bisa menskor nya.
Kepala sekolah pun menceritakan kesalahan Madina dengan sejelas-jelasnya.
bu Puspa tidak menyangka jika Madina bisa melakukan hal seburuk itu terhadap temannya,
"tidak mungkin Madina bisa melakukan hal seburuk itu pak?karena setahuku Madina anak yang lembut"
Bu Puspa coba menyangkal jika Madina adalah anak yang lembut,tidak mungkin dia bisa melukai temannya.
Kepala sekolah hanya meminta maaf pada Bu Puspa karena terpaksa harus men skor madina.
Bu Puspa melangkah dengan pelan menuju ke arah Madina dengan rasa kecewa,tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut ibunya.
Terlihat sekali Bu Puspa sedang Manahan air matanya.
Ibu Puspa hanya menggenggam tangan Madina dan membawa nya pulang,sepanjang jalan mereka tidak bicara satu katapun.madina pun merasa heran apa yang terjadi pada ibunya.
Dan saat tiba di rumah,Madina bertanya mengapa ibunya mendiamkan dia,dan seketika
Plak
Satu tamparan
Mendarat di pipi Madina dengan sangat keras,Madina menangis kesakitan,mengapa ibunya tega menamparnya,padahal dia tidak bersalah,Madina hanya membela ibunya dari hinaan rania.itu saja,menurut isi hati Madina.
Madina terpaksa menyerang Rania karena dia telah menghina ibunya,dan Madina tidak terima itu.
"Belum puas kamu menyakiti hati ibu Madina,belum puas?kita ataupun kamu sudah biasa mendapat hinaan dengan sebutan anak haram karena memang kamu anak haram sadarilah kenyataan itu"
Ucap Bu Puspa tak kuasa menahan amarahnya dan lantang menyebut Madina sebagai anak haram untuk yang pertama kalinya.
Semua kata itu terasa sangat menusuk di hati Madina,
Karena sebelumnya Bu Puspa tidak pernah menyebutnya anak haram.
"Selama ini ibu sudah sabar dan diam dengan semuanya,namun kali ini sikapmu sudah keterlaluan,ibu tidak pernah mengajarimu untuk melukai orang lain meskipun mereka selalu menghina kita,ibu juga tidak pernah mengajari kamu untuk berbuat kasar kepada siapapun.atau balas dendam"
Lanjut ibunya masih memarahi Madina karena dia telah menyerang Rania.
Namun Bu Puspa seakan tidak mau mendengar semua penjelasan yang Madina katakan.
Hingga akhirnya Bu Puspa masuk kedalam kamar Madina dan membereskan semua bajunya.
Madina bertanya mengapa ibu membereskan semua bajunya
"Kita akan pergi jauh dari sini?"
Jawab Bu Puspa masih dalam kemarahannya.madina berusaha menahan ibunya agar tidak membawanya pergi dari rumah,Madina memohon dan meminta ampun pada ibunya namun semua sia-sia,hingga akhirnya terdengar suara ketukan pintu.
Sejenak Bu Puspa menghela nafasnya dan menghentikan membereskan semua baju Madina,
Bu Puspa coba menyeka air matanya agar tidak terlihat oleh orang yang datang ke rumah.
Ibu pun membuka pintu,dan ternyata Bu Ida datang ke rumahnya,tentu Bu Puspa mengira pasti Bu Ida akan menambah hukuman Madina.
"Assalamualaikum bu,boleh saya masuk"
Salam Bu Ida pada Bu Puspa dengan senyum nya yang tulus.
"Waalaikumsalam,silahkan masuk Bu"
Jawab Bu Puspa mempersilahkan Bu ida masuk ke dalam rumah.
Ku lihat ibu dan Bu Ida duduk berdua di ruang tengah,entah apa yang sedang mereka bicarakan Madina tidak bisa mendengarnya,namun mereka nampak serius.
Ibu nampak tertunduk saat Bu Ida sedang bicara,dan tak la kemudian Bu Ida pun pamit pulang pada ibu nya ,Madina langsung kembali masuk kedalam kamar karena takut dengan ibunya.
Ibu pun masuk kedalam kamar Madina dan langsung memeluknya.
Air mata ibu membasahi pundak ku, ibu menangis dalam pelukan Madina dan meminta maaf karena dia telah menampar dan berbuat kasar kepadanya.
"Maafkan ibu nak,tidak seharusnya ibu melakukan hal sebodoh itu,maafkan ibu,
Ibu sudah tahu semuanya nak,tolong maafkan ibu ?"
Ucap Bu Puspa tak kuasa menahan air matanya.
Madina pun memeluk ibunya dan mengusap air matanya,
"Sudah jangan menangis Bu,Madina juga minta maaf,karena Madina sudah berbuat salah dan mengecewakan ibu"
Jawabnya berusaha membuat ibunya tenang.
Ibu menceritakan semua yang dibicarakan Bu Ida kepadanya tentang semua yang terjadi di sekolah tadi,ibu merasa terharu karena semua keributan yang telah Madina lakukan semata hanya untuk membelanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments