Ibuku pekerja keras

Nek Siti begitu menyayangi Madina meski dia tahu jika Madina terlahir tidak sempurna.

Lain hal nya dengan kakek Sudrajat,dia sama seperti yang lain,kakek Sudrajat menganggap Madina sebagai anak haram sama dengan pandangan warga lain.

Bahkan dulu sempat kakek hampir membuang Madina saat masih bayi karena tidak kuasa menahan malu atas kehadirannya di tengah keluarga mereka,namun Bu Puspa yang mengetahui aksi bapaknya itu langsung menghentikannya dan memutuskan untuk pergi dari rumah agar bapaknya tidak malu akan kehadiran Madina.

Sejak dari sanalah hidup mereka mulai tak berarah,mereka sering berpindah tempat dari tempat satu ke tempat yang lain.

Mereka berharap semoga saja ini menjadi tempat terakhir mereka bisa menetap dengan tenang tanpa ada pengusiran terjadi lagi.

Namun mendengar seorang teman Madina yang menghinanya dengan sebutan anak haram membuat ketakutan akan di usir, kembali menyeruak di hidup Madina.

...

Sesaat setelah Madina terlelap,Bu Puspa kembali ke kamarnya,entah apa yang selalu ibunya lihat didalam sebuah kotak yang selalu dia kunci.

Bu Puspa selalu termenung setiap kali membuka kotak tersebut,kalaupun dia terkejut dengan kedatangan Madina,Bu Puspa selalu langsung menutup kotak itu dan kembali menguncinya.

Terlihat sekali Bu Puspa menyembunyikan sebuah rahasia darinya,tapi Madina tidak berani menanyakan hal itu,karena setiap dia menanyakan apa isi di dalam kotak itu,Bu Puspa tidak pernah menjawabnya.

Melihat Bu Puspa berjuang membesarkan Madina dan membelanya setiap saat dari setiap hinaan sudah membuat Madina sangat bersyukur mempunyai ibu seperti Bu Puspa.

Sosok wanita tangguh yang selalu menyinari setiap harinya,menjadi pahlawan di dalam hidupnya,menjadi pembela di setiap masalahnya.

Walaupun Bu Puspa sederhana namun beliau sangat luar biasa di matanya,dia terus berjuang membesarkan Madina sendirian tanpa bantuan dari siapapun.

Bahkan dia rela meninggalkan masa depannya hanya untuk membesarkan Madina dengan penuh kasih sayang agar dia tidak kekurangan suatu apapun.

Walaupun cacian dan hinaan selalu Bu Puspa terima karena kehadiran Madina ,tak lantas membuat kasih sayangnya berkurang pada nya.

Dia selalu membela Madina yang hanyalah seorang anak hasil dari hubungan gelap sepasang kekasih yang belum sah.

***

Pagi pun tiba,seperti biasa Bu Puspa selalu terbangun di sepertiga malam untuk mendirikan solat tahajud dan mulai membuat adonan makanan dan kue-kue untuk di jajakan di pasar setiap pagi.

Madina ikut terbangun karena suara sendok yang saling beradu dengan mangkuk,

"Bu apa boleh Madina bantu?"

Madina selalu senang jika ibunya mengijinkan Madina untuk membantunya,walaupun hasil bantuannya terkadang hanya menambah kerepotan di dapur.

Namun beliau tidak pernah marah ataupun menyalahkan Madina untuk itu,Bu Puspa hanya selalu menyuruhnya untuk kembali merapihkan nya.

Hingga selesailah semua masakan Bu Puspa

,setelah subuh merekapun segera bergegas pergi ke pasar dengan berjalan kaki,karena jarak pasar dari rumah mereka tidak terlalu jauh.

"Ceu,bolu kukus,dadar gulung,risoles,dan gorengannya semua masing-masing 50 pics ya"

Ucap Bu Puspa sedikit berteriak kepada ceu Ningrum,wanita tua namun terlihat sangat sehat, bukan karena tidak sopan,melainkan ceu Ningrum sedikit terganggu pendengarannya.

Alhasil Bu Puspa harus selalu menaikan volume bicaranya ketika bicara dengan Bu Ningrum.

"Ia nak Puspa,ini uang dagangan yang kemarin ya,Alhamdulillah semua habis"

Jawab ceu Ningrum dengan memberikan uang hasil berdagang nya kemarin pada Bu Puspa.

Bu Puspa terlihat sangat bahagia mendengar semua dagangannya habis,tak lupa dia selalu bersyukur dengan memberi sedikit penghasilannya pada pengemis yang ada di pasar.

Dan dari hasil itu pula Bu Puspa mampu menyekolahkan dan membesarkan Madina seorang diri.

Sekolah yang meski bukan di sekolah favorit,namun sekolah yang sedang Madina tempuh saat kecil,bisa dikatakan cukup baik dengan fasilitas belajar yang memadai.

Itulah keseharian Bu Puspa selain membantu cuci dan setrika baju tetangga,dia juga sering membuat aneka kue basah untuk didagangkan para pedagang di pasar.

Semua dia lakukan demi berlangsungnya kehidupan untuk mereka.

Agar Madina bisa sekolah dan mendapat masa depan yang cerah.

...

"Sekarang kita beli sarapan lalu bersiap untuk sekolah ya "

Ucap Bu Puspa membuat Madina jadi tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah,rasanya dia malas sekali bertemu semua teman yang menghinanya.

"Tapi Bu,Madina tidak mau sekolah"

Jawabnya merengek tidak mau sekolah.

Bu Puspa coba memaksa Madina sekolah dengan lembut,sehingga tidak membuat nya menjadi kesal ataupun semakin merengek.

"Baiklah,untuk hari ini,ibu akan libur dulu cuci setrika baju Bu Rika untuk menemani kamu di sekolah ya"

Ucap Bu Puspa demi Madina mau berangkat sekolah.

Madina pun teringat akan perangai Bu Rika yang memarahi ibunya dulu karena tidak selesai mencuci bajunya.

"Tapi Bu,nanti jika Bu Rika marah bagaimana?"

tanya nya mencemaskan kejadian dulu terjadi kembali.

bu Puspa tidak ingin Madina terlalu banyak berpikir dengan masalah yang tidak seharusnya dia pikirkan.

"Kamu pikirkan saja pelajaran sekolahmu ya nak,jangan berpikir yang bukan seharusnya kamu pikirkan,oke"

Merekapun sampai rumah,dan langsung bersiap menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah Madina terlihat sangat bahagia meski hanya diantar ibunya dengan berjalan kaki,tidak seperti yang lain yang diantar oleh kendaraannya masing-masing.banyak juga yang di hantarkan oleh ayahnya,dan pandangan itu membuat Madina iri.

Karena penasaran,sempat dulu dia bertanya tentang ayahnya kepada Bu Puspa.

"Bu kenapa aku tidak mempunyai ayah seperti teman lainnya?ayah Madina kemana Bu?"

Tanya nya dengan polos menanyakan tentang ayahnya,namun Bu Puspa hanya menjawab jika dialah ayah dan ibunya.jawaban yang sama.

Madina pun masuk kedalam kelas,sedikit ragu saat bertemu dengan Haikal,dia takut Haikal akan menghina dan menyebutnya anak haram lagi,

Namun ternyata.

"Madina"

Haikal memanggil nama Madina dengan cukup baik,Madina pun berbalik ke arahnya.

Haikal menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Madina.

"Aku minta maaf karena kemarin aku sudah menghinamu"

Haikal meminta maaf padanya dengan sukarela meski sedikit malu.

Madina pun memaafkan haikal dan dari saat itulah mereka berdua pun berteman.

Namun temannya yang lain seolah tidak senang dengan pertemanan mereka hingga salah seorang teman Haikal yang bernama Rania sangat membenci Madina.

"Haikal bukannya kamu bilang Madina itu anak haram,kenapa kamu mau berteman dengan anak haram,nanti kamu ketularan haram lagi"

Celotehnya menghina pertemanan ku dan Haikal.

Haikal tidak terima dengan ucapan Rania kepadanya,Haikal menyerang Rania dan memukulnya,Rania menangis hingga guru pun datang dan memisahkan Haikal dan Rania.

Guru memarahi Haikal dan bertanya mengapa mereka sampai bertengkar,karena biasanya Haikal dan Rania selalu berteman akrab.

Semua teman yang lain menyalahkan Madina untuk semua yang terjadi,

"Semua gara-gara Madina bu"

Tunjuk salah satu teman Rania kepadanya.

Madina pun tersudut

...

Diluar Bu Puspa menungguku dengan setia,namun pada saat itu pula terlihat dia menerima panggilan telepon entah dari siapa,bu Puspa terlihat sangat tegang dan ketakutan.

Saat pulang sekolah dia langsung memeluk Madina dan segera mengajak nya pulang,namun salah seorang guru memanggil Bu Puspa dan menyuruhnya untuk menemui dia di ruangan guru.

Terpopuler

Comments

🟡𓆉︎ᵐᵈˡ 𝐀⃝🥀sthe⏤͟͟͞R🔰¢ᖱ'D⃤

🟡𓆉︎ᵐᵈˡ 𝐀⃝🥀sthe⏤͟͟͞R🔰¢ᖱ'D⃤

knp selalu anak jd korban

2022-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 Anak haram
2 Ibuku pekerja keras
3 singel mom
4 Ibuku bukan pendosa
5 Puspa Haerani
6 Mimpi buruk
7 Leony
8 Zulham
9 Dr asraf
10 panggilan untuk Puspa
11 keguguran
12 Kemalangan Puspa
13 penggeledahan
14 nyonya Zakaria bersalah
15 kembali ke tanah air
16 identitas baby A
17 kembali ke Indonesia
18 pulang
19 jemuran baju bayi
20 Tangisan baby Madina
21 Anak haram
22 Di usir
23 di usir part 2
24 Aisyah
25 Tiba di Cimahi
26 Di tangan yang tepat
27 David kampung
28 Pencarian Puspa
29 Nina kembali Sumedang
30 Surat cinta untuk Bu Siti
31 Ikrar Puspa
32 menuju Tasik
33 longsor
34 tiada di bencana longsor
35 David yang sebenarnya
36 Lilis
37 menceritakan masa lalu
38 pengakuan David
39 rumah baru Puspa
40 tuduhan Lilis
41 fitnah pak haris
42 Dan terjadi lagi
43 kesaksian Nizam
44 kembali ke Jakarta
45 keras kepala Lilis
46 Berasa mimpi
47 lolos dari Kematian
48 menitipkan ke panti asuhan
49 Rahasia nyonya Zakaria
50 ejekan untuk Madina
51 pertanyaan Madina
52 kembalinya Zulham
53 berharap Puspa menyukainya
54 ayah kandung Madina
55 kehadiran Zamrun
56 jangan tinggalkan ibu
57 ikut dengan Zamrun
58 air mata Puspa
59 Tamparan Puspa
60 Pertengkaran
61 Menerima kenyataan
62 Kedekatan Madina dan Zamrun
63 Teriakan Madina
64 Gagal berangkat
65 Saling mengejar
66 Madina marah
67 Jatuh ke jurang
68 Pertemuan Madina dan Zamrun
69 Mulai terjalin ikatan batin
70 Tahanan rumah
71 Tahanan rumah
72 Kabar kecelakaan Zamrun
73 Menuju air terjun
74 Takdir akhir Zamrun
75 Donor ginjal segera
76 Mencari pendonor
77 Seorang penjahat
78 Dimana Zulham ?
79 operasi Madina
80 Tertutup kain putih
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Anak haram
2
Ibuku pekerja keras
3
singel mom
4
Ibuku bukan pendosa
5
Puspa Haerani
6
Mimpi buruk
7
Leony
8
Zulham
9
Dr asraf
10
panggilan untuk Puspa
11
keguguran
12
Kemalangan Puspa
13
penggeledahan
14
nyonya Zakaria bersalah
15
kembali ke tanah air
16
identitas baby A
17
kembali ke Indonesia
18
pulang
19
jemuran baju bayi
20
Tangisan baby Madina
21
Anak haram
22
Di usir
23
di usir part 2
24
Aisyah
25
Tiba di Cimahi
26
Di tangan yang tepat
27
David kampung
28
Pencarian Puspa
29
Nina kembali Sumedang
30
Surat cinta untuk Bu Siti
31
Ikrar Puspa
32
menuju Tasik
33
longsor
34
tiada di bencana longsor
35
David yang sebenarnya
36
Lilis
37
menceritakan masa lalu
38
pengakuan David
39
rumah baru Puspa
40
tuduhan Lilis
41
fitnah pak haris
42
Dan terjadi lagi
43
kesaksian Nizam
44
kembali ke Jakarta
45
keras kepala Lilis
46
Berasa mimpi
47
lolos dari Kematian
48
menitipkan ke panti asuhan
49
Rahasia nyonya Zakaria
50
ejekan untuk Madina
51
pertanyaan Madina
52
kembalinya Zulham
53
berharap Puspa menyukainya
54
ayah kandung Madina
55
kehadiran Zamrun
56
jangan tinggalkan ibu
57
ikut dengan Zamrun
58
air mata Puspa
59
Tamparan Puspa
60
Pertengkaran
61
Menerima kenyataan
62
Kedekatan Madina dan Zamrun
63
Teriakan Madina
64
Gagal berangkat
65
Saling mengejar
66
Madina marah
67
Jatuh ke jurang
68
Pertemuan Madina dan Zamrun
69
Mulai terjalin ikatan batin
70
Tahanan rumah
71
Tahanan rumah
72
Kabar kecelakaan Zamrun
73
Menuju air terjun
74
Takdir akhir Zamrun
75
Donor ginjal segera
76
Mencari pendonor
77
Seorang penjahat
78
Dimana Zulham ?
79
operasi Madina
80
Tertutup kain putih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!