Kaulah Takdirku

Kaulah Takdirku

Awal yang buruk

 

Shyeril masih menundukkan kepalanya dengan badan membungkuk serta kedua tangannya diletakkan di atas lututnya masing-masing. Dia mencoba mengatur nafasnya yang masih terengah-engah akibat berlari berusaha mengejar waktu yang sudah menunjukkan pukul 06:55 WIB.

Sekolah akan segera dimulai. Tapi naasnya waktu yang berusaha dia kejar telah terlewat begitu saja.

SYHERIL

Nama yang singkat, Cantik, Putih, mata yang belok dan indah, kalo dibilang tinggi sih enggak juga. Tingginya standart cewek pada umumnya.

Dia baru saja pindah dari kota Malang ke Surabaya. Dan Hari ini adalah hari pertama dia pindah ke sekolah barunya dan apesnya dia terlambat di hari pertamanya, bukan karna kesiangan tapi karna ojek online yang dia tumpangi kehabisan bensin (bahan bakar).

Merasa nafasnya mulai seirama dengan detak jantungnya dia mulai menegakkan badanya kembali dan berjalan pelan menuju pos satpam yang berada di samping kiri bagian dalam pagar.

 

" Pak.... pak...pak satpam!" Syheril sedikit berteriak mencoba membangunkan satpam yang terlihat tidur dengan pulas.

Gini ni, kerjanya molor kalo ada yang kabur sepenuhnya di salahkan kesiswa.

Sheril menggerutu di dalam hatinya kemudian dia menatap pagar sekolah yang tingginya mungkin sekitar 30 cm lebih tinggi di banding badan Syheril.

Ini mah kecil, gampang aku kalau disuruh manjat gini doang.

Dia mulai mengambil ikat rambut yang ada di saku seragam sekolahnya, Syheril mengikat rambut ikalnya yang dari tadi terurai.

 

Dia melempar tas sekolahnya masuk ke dalam pagar terlebih dahulu, kemudian dia mengambil ancang-ancang, kaki kiri Syheril mulai menginjak bagian bawah pagar dan di susul dengan kaki kanannya seolah menaiki tangga bergantian.

Tak butuh waktu lama akhirnya dia mendaratkan ke dua kakinya di sisi dalam pagar. Dengan senyuman kebanggaan dia merasa bangga dirinya bisa melewati pagar itu, dia menepuk nepukkan kedua tanganya ke atas dan ke bawah untuk membersihkan telapak tangannya yang kotor.

Syheril membungkukkan badannya dan mengambil tas yang tadi telah dilempar terlebih dahulu olehnya.

'BUUUK'

kepala Syheril menabrak dada seorang lelaki saat dia membalikkan badannya.

" Aaww," Rintihnya.

Dilihatnya sosok pria yang ditabraknya. Dia mengenakan seragam sekolah sama seperti dirinya.

" Ooo...oooo..." Mulut Syheril terbuka kecil sambil matanya terbelabak.

" Masuk dari mana?" Tanya cowok itu datar dan sinis tanpa ekspresi.

"Pagar," jawab Syheril singkat dengan jujur." Habis itu satpam molor terus, aku panggil nggak nyaut-nyaut" Imbuhnya menjelaskan sebagai pembelaan.

Cowok itu langsung melirik kearah pos satpam itu.

" Ya jadi manjat deh, kan aku nggak pingin bolos dihari pertamaku sekolah." Tambah Syheril niatnya biar nggak dicap urakan, tapi penjelasan Syheril malah nggak digubris oleh cowok itu, dan malah ditinggal melangkah ke arah pos satpam itu.

" Pak...Pak...,Pak Supri," Pangil cowok itu yang langsung membangunkan Pak Supri yang tidak lain adalah satpam yang tertidur itu.

" Aduh...maaf ,Nak Dhika," Ucap satpam itu sambil merapikan baju dan wajah yang kusut. Kemudian memghampiri Dhika dengan rasa bersalah.

" Itu pak, masak sampek gak liat kalo sekolah kemasukan monyet," tutur Dhika sambil menunjuk kearah Syheril.

"Monyet! aku? sialan!" Umpat Syheril dalam hati.

" Maaf,Nak Dhika," ucap Pak Supri memelas menundukkan kepalanya melirik kearah Shyeril sekilas.

Dhika meninggalkan pos satpam dan kembali berjalan kearah Syheril.

" kamu, ikut aku." Kata Dhika pada Syheril yang barusan telah dilewatinya, dan Syheril pun mengekorinya dibelakang.

ganteng, tinggi ,putih, tapi sayang galak dan gak bisa senyum.

Batin Syheril sembari mengikuti Dhika dari belakang.

Dhika memang ganteng, apalagi dia adalah penjabat sekolah yang lagi naik daun, yaitu sebagai ketua OSIS,popularitasnya sudah terkenal seantero sekolah.

Terkenal dingin, ketus, gak suka sama cewek dan anti pacaran.

***

Akhirnya mereka sampai di ruang KEPSEK setelah melewati lorong sekolah yang panjang.

Tok.... Tok....Tok...

" Masuk," Ujar kepsek yang mendengar suara pintunya di ketuk.

" Permisi Pak," Tutur Dhika sopan. " Ini Pak siswi baru yang bapak tunggu," Lanjut Dhika dan Syheril pun tersenyum kepada kepsek yang Rambutnya sebahu dan keriting itu.

"Lho! jam berapa ini?" Tanya Pak Arif selaku kepala sekolah.

"Maaf pak, tadi saya langsung ajak dia keliling sekolah biar gak nyasar," bela Dhika, yang sebenernya lebih membela Pak Supri, takut kalo kepsek tahu kalo Pak Supri ketiduran dan memarahinya.

Syheril yang bingung dengan jawaban Dhika cuman senyum meringis merasa lega karna sudah merasa di belain.

"Ternyata dia baik juga," Tuturnya dalam hati.

" Ya sudah kamu antar dia ke kelas 2 (dua) B," arah Pak Arif dan langsung diangguki oleh mereka.

Merekapun langsung keluar dari ruangan kepala sekolah dan menuju kekelas Syheril sesuai arahan Pak Arif.

" Terimakasih," Ucap Syheril dengan senyum yang sangat lebar.

" untuk?" Tanya Dhika datar.

" Barusan sudah belain aku didepan pak kepsek."

" Jangan GR, aku cuman nggak mau Pak Supri kena sasaran amukan dari Pak Arif, "Jawab Dhika menjelaskan masih sambil berjalan menyusuri lorong.

RUANG OSIS

Tulisan besar itu mampang di depan ruangan yang seukuran ruangan kelas.

"kok kesini?" Tanya Syheril bingung.

" Duduk," jawabnya dengan nada memerintah.

" Di sini saya selaku ketua OSIS tidak akan mentorerir ketidakdisiplinan dalam bentuk apapun, sekolah ini memang ketat, karna ini adalah salah satu sekolah tingkat internasional ' Sekolah TUNAS HARAPAN, " jelasnya.

" Tidak boleh datang terlambat, tidak boleh berantem, tidak boleh bolos, tidak boleh merokok, tidak boleh. . ."

" Ya ya ya, aku tau nggak usah diterusin," sela Syheril bosan mendengarkan kultum dari Dhika " ayok katanya mau nunjukin kelas."

Dhika diam dan akhirnya dia melangkahkan kakinya keluar di ikuti oleh Syheril, setelah beberapa saat mereka sampai di kelas '2 B'.

Tok... Tok....Tok...

Terdengar suara pintu yang di ketuk oleh Dhika,dan sepontan seisi kelas tertuju padanya, sedikit gaduh dengan suara cewek-cewek penggemar Dhika.

" Permisi,buk," Salamnya dengan melangkahkan kakinya masuk kelas diikuti Syheril.

Sementara suara gaduh suara cewek-cewek penggemar Dhika masih nyaring terdengar.

"Ini Syheril buk, anak pindahan yang dari malang," jelas Dhika.

" Busyeet! Dia tau nama ku," batin Syheril menoleh ke arah Dhika.

" Ok kamu bisa pergi Dhika," Tutur guru matematika itu, Syheril masih berdiri didepan kelas dengan senyum manisnya.

"Anak-anak ini murid baru pindahan dari malang," jelas bu Ruti pada seisi kelas. "Kamu silahkan perkenalkan diri pada teman-temanmu," Lanjutnya.

Syheril tersenyum manis. " selamat pagiii..." Sapanya.

"Siang kali mbak udah jam 8," seru salah satu cowok dari belakang, diikuti tawa dari murid-murid yang lain.

" Eits...jangan salah selama matahari masih mengandung 'vitamin D' itu bearti masih pagi," Timpalnya yang nggak mau jadi korban bulian anak baru.

"Nama... nama kamu siapa? " tanya cewek dari bangku tengah yang bernama Syasya.

"Syheril," Jawabnya

"Panjangnya?"Sambung dari belakan yg entah siapa yang bertanya.

" Engak ada cuman itu, kata ibu biar pas ujian nggak kelamaan nebelin nama doang," Jawab Syheril asal.

"Sudah-sudah sekarang kamu duduk samping Syasya," Sela Bu Ruti.

Shyeril menganggukan kepalanya ke pada Bu Ruti, tanda mengerti.Dan akhirnya Syheril melangkah menuju bangku Syasya yang masih kosong.

***

jam istirahat masih berlangsung, dan Syheril pun masih ditemenin oleh teman sebangkunya Syasya yang sedari bel istirahat Syasya sudah sok akrab mengajaknya ke kantin.

"kamu laper banget ya?"Tanya Syheril melihat Syasya rakus banget.

"Nggak juga, cuman aku mau cepet-cepet buat liat basket," Jawabnya dengan mulut penuh dengan makanan.

"Ril,ayok," Ajak Syasya ketika sudah menghabiskan seluruh makanannya

" Ogah ah, males aku."

"Udah ah...ayok," paksa Syasya dengan menarik-narik lengan Shyeril " Kamu nanti bakal kagum deh dan tergila-gila klo liat ketua OSIS kita Maen."imbuhnya.

Syasya menarik tangan syheril dan berlalari menuju lapangan basket sebelah kantin. Tak butuh waktu lama mereka sudah memasuki lapangan basket yang riuh, ricuh oleh triakan cewek-cewek.

" Kamu naksir dia? " Tanya Syheril pada orang di sampingnya yang tidak lain adalah Syasya dengan mengisyaratkan mata ke Dhika.

" Enggak! aku cuman ngefans aja," Bantahnya.

" kenapa?"

" Sesuatu yang telah nyata jauh adanya aku gak berani mimpi," jelas Syasya sok dramatis.

"Bagus," tutur shyeril sambil nepuk pundak temen barunya itu.

ddrrrt...ddrrrrt...

Getar ponsel shyeril langsung membuatnya sigap dia meraih HaPe yang ada di saku rok nya.

Wajahnya langsung sumringah setelah melihat nama yang terpampang jelas di layar HaPenya.

'RONI'

"Hallo," Sapa orang disebrang sana "gimana sekolahnya?" Lanjutnya cepat.

" Aku telat di hari pertama ku," keluh shyeril.

" Kog bisa?"

" Jadi gini. . . bla bla bla..."

Cerita syeril panjang lebar tentang apa yang di alaminya pagi ini, sambil dia berjalan menjauh dari temennya itu.

" Ya sudah...kamu disana baik-baik ya,jangan lupain aku, jangan nakal kayak disini, disana itu beda," Roni memberinya nasehat yang hanya di angguki oleh Shyeril yang nyatanya Roni gak bakal bisa melihatnya.

" Iya...iya...sayangku bawel," jawab Shyeril kemudian, dan panggilan mereka pun berakhir.

'AWAAAAASS'

Triak Syasya dan beberapa orang yang ada dalam lapangan.

'BUUUKK'

kepala Shyeril seketika kena timpuk bola basket yang entah dari mana.

BRUUUKK!!!

Tubuh cewek itu langsung ambruk setelah melihat beberapa bintang muter-muter dikepalanya, untung dengan cepat Dhika menahan tubuh Syheril hingga kepalanya nggak sampek kebentur tanah.

UKS adalah pelarian Dhika setelah menggendong shyeril, tanpa disadari oleh Dhika, Syasya dan beberapa orang lainnya ada sepasang mata yang menatap tajam kejadian itu.

Semua orang pada bubar dari kelas yang emang waktunya pulang sekolah, Syasya masih setia nemenin Syheril yang sedari tadi belum sadar, antara keenakan tidur atau emang beneran terlalu kuat bola basket mengenai kepalanya.

tok...tok....

Syasya langsung menoleh ke asal suara itu, cowok itu langsung masuk menghampiri nya.

" Belum sadar Sya? " Tanya cowok yang bernama Rendy selaku pelempar bola basket tadi.

"Belum mas."

"Gagar otak nggak ya?" tanya Rendi kalut.

" Gak paham aku."

"Coba bangunin gih, kuatir aku."

Syasya bangkit dari duduknya. "Ogah ah, biarin kasian. Nitip dia bentar ya mas aku mau kekelas ambil tas." Syasya langsung meninggalkan Rendy di UKS. Rendi masih bingung, dia merasa bersalah tapi dia juga yakin gak sepenuhnya ini salah dia, sapa suruh cewek ini berdiri hampir mendekati ring basket.

"Ngapain disini?" Tanya Dhika yang baru saja masuk.

" Merasa bersalah aku."

" Dia yang teledor."Dhika bicara dengan ekspresi yang datarnya.

" Menurut kamu gitu?" Tanya Rendi sedikit lega karna nggak disalahkan temen sekelasnya itu dan hanya dijawab anggukan oleh Dhika.

Perlahan Syheril membuka matanya, bibirnya masih merintih, tangannya memegang kepalanya "aacchhh" rintihnya, seketika kedua cowok itu menoleh ke arahnya. " kamu baik-baik saja kan?" Tanya Rendi seketika.

" Pala ku pusing,"

" Lain kali kalo mau celaka, jangan buat temenku jadi sasaran untuk disalahkan," Saut Dhika

" Sudahlah Dhik, aku yang salah," timpal Rendy yang berada pas disamping syheril.

Syheril membenarkan badannya dan mengubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandar pada tembok belakang.

" Ril, kamu sudah sadar?" tanya Syasya yang baru kembali dengan menenteng dua tas yang tidak lain miliknya dan juga syheril.

"Aku anter pulang ya?" tawar Syasya

"Gak usah, aku bisa sendiri," Tolak Shyeril." makasih ya kamu baik banget deh, kita baru kenal tapi kamu sudah sebaik ini," lanjutnya sambil menatap Syasya dalam.

" Baru pertama masuk sekolah udah bikin gaduh," Tutur Dhika dengan tatapan tajam.

" Apasih kamu dhik, kasian dia," bela Rendi.

Shyeril hanya menatapa sinis kepada Dhika.

" Ya sudah ayo aku papah kamu keluar," kata Rendi.

" Gak usah aku bisa kok," Shyeril mulai meletakkan kakinya ke pinggir tempat tidur dan berdiri.

" Ril, kepala kamu ga pa-pa? " Tanya Syasya yang melihat kepala syheril kelihatan memar merah.

"Aman," jawab syheril enteng.

" Ril, ini kakakku Rendy," kata Syasya mengenalkan Rendy sebagai kakaknya.

" Kalian adek kakak?"

" He.em"Jawab Rendi.

" Syheril," dia mengulurkan tangannya pada Rendy sebagai perkenalan

"Rendy," balas rendi kemudian

Akhirnya mereka berjalan keluar menuju pintu gerbang. Syheril pamit seraya melambaikan tangan ke Syasya setelah ojek onlinenya tiba.

Dan Syasya kembali kekantin sambil nunggu kakaknya selesai rapat OSIS.

BERSAMBUNG

gimana nie readers ada yang sudah berkesan di episode awal ini, jangan lupa like ya biar authornya semangat untuk up episode selanjutnya.

komentar kalian juga sangat membangun lho, karna ini karya pertama aku, jangan lupa dukung aku ya.

terimakasih

Terpopuler

Comments

Devi Kristiana

Devi Kristiana

mulai penasaran deh

2024-03-05

1

Sar Hatidin

Sar Hatidin

kayaknya asik

2020-11-05

3

Lia Eka Pratama

Lia Eka Pratama

nyimak

2020-11-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!