NovelToon NovelToon

Kaulah Takdirku

Awal yang buruk

 

Shyeril masih menundukkan kepalanya dengan badan membungkuk serta kedua tangannya diletakkan di atas lututnya masing-masing. Dia mencoba mengatur nafasnya yang masih terengah-engah akibat berlari berusaha mengejar waktu yang sudah menunjukkan pukul 06:55 WIB.

Sekolah akan segera dimulai. Tapi naasnya waktu yang berusaha dia kejar telah terlewat begitu saja.

SYHERIL

Nama yang singkat, Cantik, Putih, mata yang belok dan indah, kalo dibilang tinggi sih enggak juga. Tingginya standart cewek pada umumnya.

Dia baru saja pindah dari kota Malang ke Surabaya. Dan Hari ini adalah hari pertama dia pindah ke sekolah barunya dan apesnya dia terlambat di hari pertamanya, bukan karna kesiangan tapi karna ojek online yang dia tumpangi kehabisan bensin (bahan bakar).

Merasa nafasnya mulai seirama dengan detak jantungnya dia mulai menegakkan badanya kembali dan berjalan pelan menuju pos satpam yang berada di samping kiri bagian dalam pagar.

 

" Pak.... pak...pak satpam!" Syheril sedikit berteriak mencoba membangunkan satpam yang terlihat tidur dengan pulas.

Gini ni, kerjanya molor kalo ada yang kabur sepenuhnya di salahkan kesiswa.

Sheril menggerutu di dalam hatinya kemudian dia menatap pagar sekolah yang tingginya mungkin sekitar 30 cm lebih tinggi di banding badan Syheril.

Ini mah kecil, gampang aku kalau disuruh manjat gini doang.

Dia mulai mengambil ikat rambut yang ada di saku seragam sekolahnya, Syheril mengikat rambut ikalnya yang dari tadi terurai.

 

Dia melempar tas sekolahnya masuk ke dalam pagar terlebih dahulu, kemudian dia mengambil ancang-ancang, kaki kiri Syheril mulai menginjak bagian bawah pagar dan di susul dengan kaki kanannya seolah menaiki tangga bergantian.

Tak butuh waktu lama akhirnya dia mendaratkan ke dua kakinya di sisi dalam pagar. Dengan senyuman kebanggaan dia merasa bangga dirinya bisa melewati pagar itu, dia menepuk nepukkan kedua tanganya ke atas dan ke bawah untuk membersihkan telapak tangannya yang kotor.

Syheril membungkukkan badannya dan mengambil tas yang tadi telah dilempar terlebih dahulu olehnya.

'BUUUK'

kepala Syheril menabrak dada seorang lelaki saat dia membalikkan badannya.

" Aaww," Rintihnya.

Dilihatnya sosok pria yang ditabraknya. Dia mengenakan seragam sekolah sama seperti dirinya.

" Ooo...oooo..." Mulut Syheril terbuka kecil sambil matanya terbelabak.

" Masuk dari mana?" Tanya cowok itu datar dan sinis tanpa ekspresi.

"Pagar," jawab Syheril singkat dengan jujur." Habis itu satpam molor terus, aku panggil nggak nyaut-nyaut" Imbuhnya menjelaskan sebagai pembelaan.

Cowok itu langsung melirik kearah pos satpam itu.

" Ya jadi manjat deh, kan aku nggak pingin bolos dihari pertamaku sekolah." Tambah Syheril niatnya biar nggak dicap urakan, tapi penjelasan Syheril malah nggak digubris oleh cowok itu, dan malah ditinggal melangkah ke arah pos satpam itu.

" Pak...Pak...,Pak Supri," Pangil cowok itu yang langsung membangunkan Pak Supri yang tidak lain adalah satpam yang tertidur itu.

" Aduh...maaf ,Nak Dhika," Ucap satpam itu sambil merapikan baju dan wajah yang kusut. Kemudian memghampiri Dhika dengan rasa bersalah.

" Itu pak, masak sampek gak liat kalo sekolah kemasukan monyet," tutur Dhika sambil menunjuk kearah Syheril.

"Monyet! aku? sialan!" Umpat Syheril dalam hati.

" Maaf,Nak Dhika," ucap Pak Supri memelas menundukkan kepalanya melirik kearah Shyeril sekilas.

Dhika meninggalkan pos satpam dan kembali berjalan kearah Syheril.

" kamu, ikut aku." Kata Dhika pada Syheril yang barusan telah dilewatinya, dan Syheril pun mengekorinya dibelakang.

ganteng, tinggi ,putih, tapi sayang galak dan gak bisa senyum.

Batin Syheril sembari mengikuti Dhika dari belakang.

Dhika memang ganteng, apalagi dia adalah penjabat sekolah yang lagi naik daun, yaitu sebagai ketua OSIS,popularitasnya sudah terkenal seantero sekolah.

Terkenal dingin, ketus, gak suka sama cewek dan anti pacaran.

***

Akhirnya mereka sampai di ruang KEPSEK setelah melewati lorong sekolah yang panjang.

Tok.... Tok....Tok...

" Masuk," Ujar kepsek yang mendengar suara pintunya di ketuk.

" Permisi Pak," Tutur Dhika sopan. " Ini Pak siswi baru yang bapak tunggu," Lanjut Dhika dan Syheril pun tersenyum kepada kepsek yang Rambutnya sebahu dan keriting itu.

"Lho! jam berapa ini?" Tanya Pak Arif selaku kepala sekolah.

"Maaf pak, tadi saya langsung ajak dia keliling sekolah biar gak nyasar," bela Dhika, yang sebenernya lebih membela Pak Supri, takut kalo kepsek tahu kalo Pak Supri ketiduran dan memarahinya.

Syheril yang bingung dengan jawaban Dhika cuman senyum meringis merasa lega karna sudah merasa di belain.

"Ternyata dia baik juga," Tuturnya dalam hati.

" Ya sudah kamu antar dia ke kelas 2 (dua) B," arah Pak Arif dan langsung diangguki oleh mereka.

Merekapun langsung keluar dari ruangan kepala sekolah dan menuju kekelas Syheril sesuai arahan Pak Arif.

" Terimakasih," Ucap Syheril dengan senyum yang sangat lebar.

" untuk?" Tanya Dhika datar.

" Barusan sudah belain aku didepan pak kepsek."

" Jangan GR, aku cuman nggak mau Pak Supri kena sasaran amukan dari Pak Arif, "Jawab Dhika menjelaskan masih sambil berjalan menyusuri lorong.

RUANG OSIS

Tulisan besar itu mampang di depan ruangan yang seukuran ruangan kelas.

"kok kesini?" Tanya Syheril bingung.

" Duduk," jawabnya dengan nada memerintah.

" Di sini saya selaku ketua OSIS tidak akan mentorerir ketidakdisiplinan dalam bentuk apapun, sekolah ini memang ketat, karna ini adalah salah satu sekolah tingkat internasional ' Sekolah TUNAS HARAPAN, " jelasnya.

" Tidak boleh datang terlambat, tidak boleh berantem, tidak boleh bolos, tidak boleh merokok, tidak boleh. . ."

" Ya ya ya, aku tau nggak usah diterusin," sela Syheril bosan mendengarkan kultum dari Dhika " ayok katanya mau nunjukin kelas."

Dhika diam dan akhirnya dia melangkahkan kakinya keluar di ikuti oleh Syheril, setelah beberapa saat mereka sampai di kelas '2 B'.

Tok... Tok....Tok...

Terdengar suara pintu yang di ketuk oleh Dhika,dan sepontan seisi kelas tertuju padanya, sedikit gaduh dengan suara cewek-cewek penggemar Dhika.

" Permisi,buk," Salamnya dengan melangkahkan kakinya masuk kelas diikuti Syheril.

Sementara suara gaduh suara cewek-cewek penggemar Dhika masih nyaring terdengar.

"Ini Syheril buk, anak pindahan yang dari malang," jelas Dhika.

" Busyeet! Dia tau nama ku," batin Syheril menoleh ke arah Dhika.

" Ok kamu bisa pergi Dhika," Tutur guru matematika itu, Syheril masih berdiri didepan kelas dengan senyum manisnya.

"Anak-anak ini murid baru pindahan dari malang," jelas bu Ruti pada seisi kelas. "Kamu silahkan perkenalkan diri pada teman-temanmu," Lanjutnya.

Syheril tersenyum manis. " selamat pagiii..." Sapanya.

"Siang kali mbak udah jam 8," seru salah satu cowok dari belakang, diikuti tawa dari murid-murid yang lain.

" Eits...jangan salah selama matahari masih mengandung 'vitamin D' itu bearti masih pagi," Timpalnya yang nggak mau jadi korban bulian anak baru.

"Nama... nama kamu siapa? " tanya cewek dari bangku tengah yang bernama Syasya.

"Syheril," Jawabnya

"Panjangnya?"Sambung dari belakan yg entah siapa yang bertanya.

" Engak ada cuman itu, kata ibu biar pas ujian nggak kelamaan nebelin nama doang," Jawab Syheril asal.

"Sudah-sudah sekarang kamu duduk samping Syasya," Sela Bu Ruti.

Shyeril menganggukan kepalanya ke pada Bu Ruti, tanda mengerti.Dan akhirnya Syheril melangkah menuju bangku Syasya yang masih kosong.

***

jam istirahat masih berlangsung, dan Syheril pun masih ditemenin oleh teman sebangkunya Syasya yang sedari bel istirahat Syasya sudah sok akrab mengajaknya ke kantin.

"kamu laper banget ya?"Tanya Syheril melihat Syasya rakus banget.

"Nggak juga, cuman aku mau cepet-cepet buat liat basket," Jawabnya dengan mulut penuh dengan makanan.

"Ril,ayok," Ajak Syasya ketika sudah menghabiskan seluruh makanannya

" Ogah ah, males aku."

"Udah ah...ayok," paksa Syasya dengan menarik-narik lengan Shyeril " Kamu nanti bakal kagum deh dan tergila-gila klo liat ketua OSIS kita Maen."imbuhnya.

Syasya menarik tangan syheril dan berlalari menuju lapangan basket sebelah kantin. Tak butuh waktu lama mereka sudah memasuki lapangan basket yang riuh, ricuh oleh triakan cewek-cewek.

" Kamu naksir dia? " Tanya Syheril pada orang di sampingnya yang tidak lain adalah Syasya dengan mengisyaratkan mata ke Dhika.

" Enggak! aku cuman ngefans aja," Bantahnya.

" kenapa?"

" Sesuatu yang telah nyata jauh adanya aku gak berani mimpi," jelas Syasya sok dramatis.

"Bagus," tutur shyeril sambil nepuk pundak temen barunya itu.

ddrrrt...ddrrrrt...

Getar ponsel shyeril langsung membuatnya sigap dia meraih HaPe yang ada di saku rok nya.

Wajahnya langsung sumringah setelah melihat nama yang terpampang jelas di layar HaPenya.

'RONI'

"Hallo," Sapa orang disebrang sana "gimana sekolahnya?" Lanjutnya cepat.

" Aku telat di hari pertama ku," keluh shyeril.

" Kog bisa?"

" Jadi gini. . . bla bla bla..."

Cerita syeril panjang lebar tentang apa yang di alaminya pagi ini, sambil dia berjalan menjauh dari temennya itu.

" Ya sudah...kamu disana baik-baik ya,jangan lupain aku, jangan nakal kayak disini, disana itu beda," Roni memberinya nasehat yang hanya di angguki oleh Shyeril yang nyatanya Roni gak bakal bisa melihatnya.

" Iya...iya...sayangku bawel," jawab Shyeril kemudian, dan panggilan mereka pun berakhir.

'AWAAAAASS'

Triak Syasya dan beberapa orang yang ada dalam lapangan.

'BUUUKK'

kepala Shyeril seketika kena timpuk bola basket yang entah dari mana.

BRUUUKK!!!

Tubuh cewek itu langsung ambruk setelah melihat beberapa bintang muter-muter dikepalanya, untung dengan cepat Dhika menahan tubuh Syheril hingga kepalanya nggak sampek kebentur tanah.

UKS adalah pelarian Dhika setelah menggendong shyeril, tanpa disadari oleh Dhika, Syasya dan beberapa orang lainnya ada sepasang mata yang menatap tajam kejadian itu.

Semua orang pada bubar dari kelas yang emang waktunya pulang sekolah, Syasya masih setia nemenin Syheril yang sedari tadi belum sadar, antara keenakan tidur atau emang beneran terlalu kuat bola basket mengenai kepalanya.

tok...tok....

Syasya langsung menoleh ke asal suara itu, cowok itu langsung masuk menghampiri nya.

" Belum sadar Sya? " Tanya cowok yang bernama Rendy selaku pelempar bola basket tadi.

"Belum mas."

"Gagar otak nggak ya?" tanya Rendi kalut.

" Gak paham aku."

"Coba bangunin gih, kuatir aku."

Syasya bangkit dari duduknya. "Ogah ah, biarin kasian. Nitip dia bentar ya mas aku mau kekelas ambil tas." Syasya langsung meninggalkan Rendy di UKS. Rendi masih bingung, dia merasa bersalah tapi dia juga yakin gak sepenuhnya ini salah dia, sapa suruh cewek ini berdiri hampir mendekati ring basket.

"Ngapain disini?" Tanya Dhika yang baru saja masuk.

" Merasa bersalah aku."

" Dia yang teledor."Dhika bicara dengan ekspresi yang datarnya.

" Menurut kamu gitu?" Tanya Rendi sedikit lega karna nggak disalahkan temen sekelasnya itu dan hanya dijawab anggukan oleh Dhika.

Perlahan Syheril membuka matanya, bibirnya masih merintih, tangannya memegang kepalanya "aacchhh" rintihnya, seketika kedua cowok itu menoleh ke arahnya. " kamu baik-baik saja kan?" Tanya Rendi seketika.

" Pala ku pusing,"

" Lain kali kalo mau celaka, jangan buat temenku jadi sasaran untuk disalahkan," Saut Dhika

" Sudahlah Dhik, aku yang salah," timpal Rendy yang berada pas disamping syheril.

Syheril membenarkan badannya dan mengubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandar pada tembok belakang.

" Ril, kamu sudah sadar?" tanya Syasya yang baru kembali dengan menenteng dua tas yang tidak lain miliknya dan juga syheril.

"Aku anter pulang ya?" tawar Syasya

"Gak usah, aku bisa sendiri," Tolak Shyeril." makasih ya kamu baik banget deh, kita baru kenal tapi kamu sudah sebaik ini," lanjutnya sambil menatap Syasya dalam.

" Baru pertama masuk sekolah udah bikin gaduh," Tutur Dhika dengan tatapan tajam.

" Apasih kamu dhik, kasian dia," bela Rendi.

Shyeril hanya menatapa sinis kepada Dhika.

" Ya sudah ayo aku papah kamu keluar," kata Rendi.

" Gak usah aku bisa kok," Shyeril mulai meletakkan kakinya ke pinggir tempat tidur dan berdiri.

" Ril, kepala kamu ga pa-pa? " Tanya Syasya yang melihat kepala syheril kelihatan memar merah.

"Aman," jawab syheril enteng.

" Ril, ini kakakku Rendy," kata Syasya mengenalkan Rendy sebagai kakaknya.

" Kalian adek kakak?"

" He.em"Jawab Rendi.

" Syheril," dia mengulurkan tangannya pada Rendy sebagai perkenalan

"Rendy," balas rendi kemudian

Akhirnya mereka berjalan keluar menuju pintu gerbang. Syheril pamit seraya melambaikan tangan ke Syasya setelah ojek onlinenya tiba.

Dan Syasya kembali kekantin sambil nunggu kakaknya selesai rapat OSIS.

BERSAMBUNG

gimana nie readers ada yang sudah berkesan di episode awal ini, jangan lupa like ya biar authornya semangat untuk up episode selanjutnya.

komentar kalian juga sangat membangun lho, karna ini karya pertama aku, jangan lupa dukung aku ya.

terimakasih

' Kerinduan.'

 

Masih dengan posisi berguling-guling diatas kasur, Syheril masih tersenyum mendengar suara yang ada disebrang telepon.

 

" Sudah sholat Ril?" Tanya seseorang disebrang telpon yang tidak lain adalah Roni, kekasih Syheril.

" Lagi libur."

"Awas ya kalo bohong."

" Iya,Ron."

" Besok libur sekolah aku mau maen kesana," kata Roni, "Di sana kamu nggak boleh badung, jangan ndablek, jangan bikin onar, dan lagi jangan BOLOS." sedikit ada penekanan dikata 'BOLOS '

"Disana nggak ada aku yang bisa kamu ajak bolos lagi," Tutur Roni yang kemudian sedikit meledek.

Memang biasanya Roni yang selalu menemaninya bolos atau kabur dari sekolah, bahkan Roni juga yang ngajarin syheril cara manjat pager.

Eiits. . . Jangan salah, bukan bearti Roni anak yang tidak baik, itu semua hanya untuk menghibur syheril ketika dia galau. Tapi itu semua juga atas ijin ibu Syheril, karna diam-diam Roni juga meminta ijin pada orang tua Syheril.

" Ril... Syheril," Panggil ibunya.

Shyeril langsung mengakhiri panggilan teleponnya dan langsung menuju sumber suara itu berasal.

"Ya,buk," Sahutnya sambil melangkah turun kebawah.

"Sini makan dulu, ayah sudah menunggumu."

Setelah mengakhiri sambungan teleponnya,Shyeril baru ke meja makan.Melirik sekilas menu yang telah disiapkan oleh ibunya.

" Wah! enak nih,"Seru Shyeril dan langsung langsung duduk dimeja makan.

" Gimana sekolah kamu tadi,nak? " Tanya ibunya yang duduk disamping ayah Shyeril.

" Telat,pingsan pula," Jawabnya singkat.

" Lho kog bisa? kamu kan tadi berangkatnya pagi, trus ko pakek pingsan kenapa?" Tanya ayahnya dengan khawatir.

"Ojeknya kehabisan bensin,ayah," jelas syeril kesal.

" Dan tadi aku juga kena timpuk bola basket, tapi ayah tenang saja, aman kok," Lanjutnya dengan senyum meringis dan memegang kepalanya.

" Untung saja," ucap ibu Syheril.

" Syheril, ibu dan ayah mau ada yang di sampekan ke kamu." Sela Ayahnya dengan mimik wajah yang serius.

"Nanti ya ,Yah. Habis makan jangan sekarang," Sela Ibu Syheril tak kalah serius dengan suaminya.

Setelah selesai makanpun mereka langsung keruang tamu yang sekaligus ruang keluarga mereka.

Sementara ibu masih sibuk didapur sesekali terdengar suara gelas dan piring yg lagi beradu.

Tidak lama kemudian ibunya pun menyusul keruang tamu, dengan bertukar pandangan ayah dan ibu syheril merasa bingung harus memulai obrolan dari mana, sesuatu yang sudah pasti akan bikin syheril anak semata wayangnya itu KECEWA.

Syheril masih sibuk nonton acara TV yang menyuguhkan berita terkini dalam negeri.

"Syheril," Panggil ayahnya pelan.

" Ya, Ayah." Yang langsung di toleh oleh syheril.

"Hmm, jadi gini..."

Suara ayahnya terpotong oleh bunyi ponsel dari saku syheril, dilihatnya nama yang muncul dilayar depan disusul dengan senyuman manis dari Shyeril.

" Bentar,Yah," Pamit Syheril dan dia langsung pergi kekamarnya, ayahnya hanya bisa melihat anaknya berlalu.

" Pasti itu Roni, Yah ," kata istrinya.

" Iya," Jawab ayahnya syheril datar." Jadi bingung ayah ngomongnya gimana,buk. Mereka itu sudah pacaran lama dan kelihatannya mereka juga susah buat di pisahkan," Lanjut ayahnya sedih.

" Iya,Yah,apa nggak sebaiknya kita batalkan perjodohan ini," Saran ibunya yang hanya dibalas lirikan dari ayah Shyeril.

 

Sebenarnya perjodohan ini adalah perjodohan yang tidak sengaja dijanjikan oleh ayah Syheril kepada temannya, bukan hanya teman tapi sudah dianggap malebihi saudara bagi ayah Syheril.

Mereka sudah lama tidak saling mengkontak ataupun memberi kabar, karna temen dari ayah Syheril ini telah pindah entah kemana.

Tapi beberapa bulan yang lalu temennya itu datang kerumah dan menagih janji itu, Sungguh ayah Syheril merasa bingung tapi juga senang ternyata temennya masih mengingat janji yang sebenarnya tidak penting itu.

 

***

Hari ini Syheril berangkat sekolah bareng sama ayahnya. Dia takut bakal telat seperti kemaren, dan akhirnya bener-bener dia nyampek lebih awal, Shyeril langsung berlari pelan sedikit mengendus untuk mengagetkan Syasya.

"Ya allah," kaget Syasya setelah Syheril berhasil menepuk kedua pundaknya dengan kedua tangan.

" Hahahhahaha....." Syheril tertawa puas.

" Yuk yuk," Ajak Syheril langsung sambil melangkah menuju kelas mereka.

Tidak butuh waktu lama untuk berada di kelas mereka.suara ramai sepeti biasa terdengar dari setiap sisi kelas. Syheril dan Syasya pun banyak ngobrol cerita tentang diri mereka.

" Mana cewek itu?" Terdengar suara cewek ketus dari ambang pintu, seketika seisi kelas mengalihkan pandangannya kearah suara itu berasal.

Tak lama kemudian cewek itu berjalan menuju meja Syheril dan diikuti oleh kedua temannya dari belakang.

" Kamu kan? cewek yang kemaren pura-pura pingsan dilapangan?" Cerca cewek itu pada Syheril sambil menunjuk muka depannya.

" Pura-pura?" Kata Syheril bingung sambil memahami perkataan lawan bicaranya yang entah siapa.

" Hallah! MUNAFIK!" Kembali cewek itu mencerca Syheril diimbuhi dengan tamparan keras ke pipi kiri Syheril. 'PLAK'

Seisi kelas pun menyaksikan kejadian itu dan sebagian besar mereka tidak tau apa penyebab keributan ini.

' PLAAK'

Balas Syheril tidak terima dengan apa yang dia alami,Syheril melotot,"Aku juga bisa kalo cuman nampar doang," Tuturnya menegaskan.

" Kamu! "

" Mbak Shela,sudah Mbak, jangan bikin ribut pagi-pagi, ini pelajaran udah mau dimulai," Sela Syasya sembari memegangi tangan cewek yang dipanggilnya Shela barusan.

" Udah, Shel.kita lanjutin nanti," Tutur Fara teman Shela yang ada dibelakangnya dengan tampang syoknya.

"Bilangin temen kamu ini, jangan sampek dia berani deketin Dhika," Pesennya ke Syasya sambil menunjuk kearah syheril. " AWAS."

Setelah memberi peringatan itu Shela langsung hengkang dari kelas itu beserta para anteknya.

" Kamu gak papa? " Tanya Syasya khawatir.

"Siapa sih? seenak jidatnya aja maen tampar-tampar orang?" Jawab syheril dengan pertanyaan lain dengan kesalnya.

" Itu mbak Shela namanya, dia kakak kelas kita yang juga sekelas dengan mas Rendi dan mas Dhika," jelas Syasya.

" Mbak Shela ini naksir mas Dhika uda dari kelas satu katanya, tapi gak pernah di respon sama mas Dhika, kalo cewek yang lain uda pada nyerah ngejar mas Dhika tapi klo mbak Shela mah jangan salah, dia selalu setia menunggu cintanya diterima," Lanjut Syasya lebih jelasnya.

"Eh tapi ada gosip lho, kataya semua cewek yang deketin mas Dhika pasti dikerjain sama dia, dia gak mau punya saingan,makanya sekarang dia sewot sama kamu," Tambahnya lagi belum puas.

"Sombong,"Kata Shyeril.

" Mbak Shela memang sombong. "

" Bukan,maksudku si Dhika itu yang sombong, sok ganteng padahal pas-pasan, jutek pula." Syasya hanya melongo mendengar temennya bicara yang dianggapnya ngawur.

" Awas aja klo sampek cewek itu berani sama aku," Kata Syheril tak kalah sombong eskpresi wajahnya dengan mengangkat salah satu alisnya.

Pelajaran pun dimulai, guru matematika masih fokus menulis soal dipapan tulis setelah menjelaskan panjang lebar mengenai rumus-rumus.

Pelajaran full matematika sampai menunggu jam istirahat, ada beberapa siswa yang terlihat bingung dengan soal itu, ada juga yang cuek malah gak ngerjain, bahkan ada memukul kepalanya ringan karna setres meliat angka-angka.

"Kamu kenapa,RiL? " Tanya Syasya yang melihat temen sebangkunya senyum sendiri.

" Lagi seneng aja. "

" Kerjain soalnya sebelum bel istirahat, nanti nggak dapet nilai lho. "

" Udah!! " Jawabnya ringan, spontan Syasya langsung melongo, karna sedari tadi dia cuman liat Syheril bentar doang pegang alat tulisnya.

"Gila! jangan sampek kamu ngarang lho, dapet merah nanti." kekhawatir Syasya tapi tak di gubris oleh Syheril yang masih fokus sama senyumnya.

***

"Gila kamu!" Tutur Syasya kaget dengan apa yang di bisikan Syheril padanya.

" Plis. . .Plis. . .ya," mohon Syheril dengan menyatukan kedua telapak tanganya.

" Aku gak mau tanggung jawab lho," Balas Syasya " kamu itu baru sehari pindah kesini, jangan macem-macem deh, berabe kalo ketauan mas Dhika, dia bahkan lebih serem dari guru BP kalo lagi marah, " jelas Syasya yang niatnya mencegah niat buruk Syheril.

Kelas pun sudah di mulai kembali, tapi Syheril tidak ada dikelas sehabis istirahat ini, Syasya juga bingung berani banget si Syeril ini kabur di jam pelajaran.

Disisi lain Syheril yang sudah merasa aman dan sepi mulai mengambil ponselnya dan menelpon sesorang.

" Hallo ! sudah siap belom?" Tanya syheril setelah telpon itu ada yang mengangkatnya." ok ok ," Lanjutnya setelah mendengar orang dari sebrang telepon.

Syheril memantapkan hati, dan membulatkan keberanian, dia melihat pagar belakang sekolahnya yang sedikit lebih tinggi dari yang pagar utama, ya Syheril hendak kabur dari jam pelajaran karna dia sudah janjian dengan Roni sang pacar tersayang yang kini sedang kwatir dengan Shyeril kabur sendirian.

Roni terus melihat ke atas pagar, menanti kemunculan Syheril, Syheril memang agak susah memanjat karna sebagian dari pagar itu adalah tembok, tapi dengan usaha yang gigih dia berhasil melompat tembok itu entah gimana caranya.

Dengan senyum gembira karna keberhasilannya ditambah kehadiran orang yang di sayang nya yang sudah menunggunya dari tadi di balik tembok sekolah.

" Duuch... kamu ini lain kali aku gak mau ngikutin kemauanmu itu," tukas cowok yang tidak lain adalah Roni itu, cowok yang dia cintai selama ini.

Syheril pun langsung memeluk tubuh Roni erat.

" Kaaangen," Ungkapnya dengan gembira dan manja.

" Ya udah. . . Ayow pergi keburu ada yang liat," kata Roni sambil melepaskan pelukan Syheril.

Mereka pun langsung menaiki motor matic Roni, dengan erat syheril memeluk Roni dari belakang untuk sedikit melepas kerinduannya, Roni yang lebih paham daerah Surabaya mengajak shyeril sedikit keliling mengenalkan kota Pahlawan tersebut, maklum lah karna Roni punya saudara yang tinggal di Surabaya.

" Pingin kemana kamu?" Tanya Roni kemudian.

" Cari makan yuk, laper aku," Jawabnya singkat.

" Ok. " tanpa banyak omong Roni ngajaknya menuju menuju resto sederhana yang menyajikan menu bebek.

'DI SISI LAIN'

Syasya berjalan hati-hati menuju ke gerbang sekolah seusai pelajaran dibubarkan, dilihatnya Rendi yang sedang menunggunya, sedikit berlari Syasya bergegas dengan membawa tas Syheril yang telah ditinggal.kabur oleh sang pemilik.

" Mas," Panggilnya

" Ngapain sih lari-lari kayak dikejar anjing aja kamu," kata Rendi setelah menoleh ke arah adiknya itu yang hanya di balas meringis.

" Ayok," Ajak Rendi kemudian

belum lama mereka melanggakah terdengar seseorang memanggil Rendi.

" R E N D I."

Yang empunya nama pun langsung menoleh disusul dengan Syasya, sekita Syasya langsung bingung dengan menyembunyikan tas Syheril dibelakang punggungnya.

" Ren,nanti malam aku jadi kerumah kamu ya, jangan kemana mana lho, " Tutur Dhika yang berada pas didekat mereka.

" iya,iya."

" Eh Sya, gimana murid baru kemaren yang ada di kelas kamu? " Tanya Dhika ke Syasya, dan tidak langsung dijawab oleh nya karna bingung.

" Gimana apanya mas?"

" Palanya nya gak bikin dia makin gak normal kan? " Tanya Dhika kemudian, karna bagi dhika kesan awal melihat syheril sudah tidak baik, mana ada cewek manjat manjat pagar sekolah.

" Gak papa kog mas."

" Lah itu bukannya tasnya dia?" Lanjutnya lagi dengan pertanyaan setelah sedikit mengenali tas Syheril.

" Masih ditoilet mas," Jawabnya asal.

" Oooo" Dhika pun percaya.

" BOHONG itu," Sambung suara lain yang tiba-tiba datang menghampiri mereka, Syasya pun kaget kebingungan,

"Maksudnya?" Tanya Dhika bingung.

" Ini kamu liat." Shela menyodorkan HaPe miliknya, dengan memutarkan vidio miliknya.

Naasnya kejadian dimana Shyeril memanjat pagar terekam jelas di di situ, dengan senyum sinis Shela melihat ekpresi marah diwajah Dhika.

Dhika melirik ke Arah Syasya, " kesiniin tasnya," pinta Dhika dengan ngulurkan tangannya yang mengisyaratkan agar tas syheril diberikan padanya.

"Bener itu Sya?"Tanya Rendi pada adiknya

kini wajah Syasya bingung tak mampu menjawab apa-apa.

" Besok sampekan ketemen kamu suruh ambil tasnya di ruang OSIS, " kata Dhika yang kemudian berlalu masuk ke area dalam sekolah, diikuti dengan Shela.

" Sya,coba besok kamu nasehatin syheril ya, jangan sampek melanggar aturan-aturan sekolah, kamu tau kan gimana kalo Dhika marah," Kata Rendi sambil mengelus-elus pundak adeknya yang terlihat hawatir.

" Ayo," Lanjutnya sambil mengarah ke parkiran.

***

Roni masih berada didepan rumah syheril, sedari tadi Roni pamit pulang tapi masih belum dapat ijin dari kekasihnya.

" RiL, biarin Roni pulang keburu kemaleman," kata ibunya syheril yang tiba-tiba keluar ke teras depan.

" Ah ibu, kayak gak pernah muda aja! " Jawabnya, sewot.

" kamu ini," Timpal ibunya dan akhirnya berlalu.

" Ril,aku pamit ya, kamu disini jaga diri baik-baik, jangan nakal, aku gak mau ganggu waktu sekolah kamu, apalagi seperti hari ini," kata Roni yang hanya di bales cemberut oleh Syheril.

" kamu gak kangen apa, buru buru amat."

" Kalo dibilang kangen ya kangen,Ril. Tapi masak besok aku harus bolos lagi, kamu yang ngerti ya, aku itu suayang banget sama kamu," Lanjutnya sembari mengecup kening syheril lembut. Yang akhirnya diangguki oleh Syheril.

RUMAH RENDI

Entah kenapa Dhika merasa kesel banget ngeliat tingkah syheril yang sangat kelewatan kalo menurutnya, sampek-sampek dia hanya bisa terdiam memikirkan mau diapakan Syheril ini.

" Ngapain kamu diem, ayow gih maen," Tutur Rendy yang langsung duduk disamping Dhika dengan menyodorkan stik PS.

"Gak MUTE aku."

" Mikirin Syheril?"

" Bingung aku, mau diapain monyet betina itu?"

"Sabar donk, besok kamu serahkan ke BP aja dia. "

" ke BP, kamu tau kan guru BP itu orangnya gak tegaan, yang ada malah dia lolos gitu aja."

" Udah lah, ngapain sih kamu bingung, itu urusan besok."

Syasya yang diem-diem mencuri dengar apa di obrolkan kakaknya itu langsung melepon syheril untuk memberi taunya apa yang terjadi disekolah tadi, dan juga apa yang dibicarakan kakaknya barusan.

••••••••••••••BERSAMBUNG•••••••••••••

Jangan lupa jempolnya ya readers untuk BAB kedua ku, semoga kalian semua suka dengan alurnya.

terimakasih banyak 😇😇😇😇

Emosi

Dhika sudah berdiri di depan gerbang sekolah, seperti biasa setiap seminggu sekali pengurus OSIS akan mengadakan sidak dadakan di depan gerbang sekolah, ini memang dadakan untuk para pengurus OSIS sendiri apalagi untuk seluruh siswa. Biasanya sehari sebelumnya para pengurus OSIS sudah di informasikan untuk melakukan sidak, tapi kali ini beda. Mereka mendapat informasi baru tadi subuh, jadi hampir seluruh pengurus OSIS kelabakan karna memang harus dateng lebih awal.

Terlihat beberapa siswa cowok ada yang kena sita barang-barang yang memang di larang untuk di bawa ke sekolah.

 

Rokok, Mainan Kartu, tapi berbeda dengan golongan cewek-cewek yang pasti lebih beraneka ragam yang kena sita, Make up, catok, buku-buku novel dan masih banyak yang lain, tak sedikit juga siswi yang kena karna rok yang terlalu pendek.

Dhika masih sibuk menebar pandangannya keluar gerbang dia sedang menunggu shyeril, karna sidak utamanya hari ini memang syeril. sementara Syasya ikut khawatir dengan shyeril dia juga masih menunggu di depan gerbang.

"Sya. . . Syasya," Panggil kakaknya dengan melambaikan tangan seakan menyuruhnya untuk mendekat.

Syasya pun mengukuti instruksi kakaknya dan datang padanya.

" Ada apa Mas? "

" Ngapain kamu di situ?"

" Nunggu syheril,Mas. "

"Udah kamu masuk aja, gak usah bikin masalah, tunggu di dalem aja ya, " Tutur Rendi yang memberikan perhatian kepada adiknya, Syasya pun menurut dan pergi menuju kelas dengan raut muka yang masih sangat khawatir.

Tak lama kemudian Dhika menyipitkan matanya setelah melihat Syheril yang baru saja turun dari tukang OJEK.

Syheril menundukkan kepalanya sedikit takut dan ragu karna Dhika memperhatikan dia saat memasuki gerbang sekolah.

H**arusnya aku bolos saja.

" Eh kamu!" Panggil Dhika lantang.

Mampus aku.

"keruang OSIS sekarang!" Perintahnya.

" Tapi Dhik, ini mau masuk jam pelajaran, " Tolak syheril dengan menjangkar ( langsung panggil nama ).

" Pelajaran! " kata Dhika singkat " Kamu masih peduli dengan pelajaran? " Tanyanya sinis.

Syheril cuman bisa meringis, pasalnya dia sudah tau kalau tindakannya kemaren telah di ketahui oleh Dhika.

"Ok! ok! ayok," kata Syheril tiba-tiba dengan tegas.

Mereka langsung menuju ruang OSIS, " Ren tolong bantu aku kasih sanksi untuk anak-anak yang lain." p

Pesan Dhika singkat saat melewati Rendi yang hanya di balas oleh anggukan kepala.

Syheril masih berusaha mengatur langkahnya agar tidak ketinggalan oleh Dhika. ingin sekali syheril menyumpah serapah kepada ketua OSIS yang lagaknya seperti polisi lalu lintas yang sangat tertib.

Mereka pun juga berpapasan dengan Shela, Syheril seakan ingin menjambak rambut dan mengacak ngacaknya trus di gulung di masukkan ke dalam tong sampah.

Sedangkan Shela tersenyum tipis merasa berhasil menjatuhkan syheril.

^^^

" Ya ya ya aku salah," Kata Syheril kemudian memecahkan keheningan, sedari tadi Dhika cuman menatapnya sinis.

"Sanksi apapun aku terima," Lanjut Syheril pasrah tapi dengan nada bicara yang gak bisa di bilang pelan.

" Alasan apa yang buat kamu jadi monyet untuk manjat itu pagar belakang?" Tanya Dhika kemudian membiarkan Syheril kesempatan untuk menjelaskan.

" Gak ada. "

" Gak ada? " Tanya balik Dhika untuk menegaskan.

"Iya gak ada, kemaren lagi bosan aja makanya aku kabur," Jelasnya yang tambah membuat Dhika marah.

" Ok. . . kalo gitu kamu sekarang ke lapangan depan, silahkan berdiri di depan tiang sampek satu jam mata pelajaran."

Tanpa banyak omong Syheril langsung keluar dari ruang OSIS dan langsung melangkah menuju lapangan.

Dhika sempat kaget karna tidak ada bantahan sama sekali dari cewek itu.

Ternyata di lapangan tidak hanya dirinya saja, masih banyak lagi anak-anak yang kena kedisiplinan pagi ini,Syheril langsung gabung dengan anak-anak lainnya.

" Lain kali jangan di ulangi lagi ya, " Kata Rendy sedikit perhatian.

" He-em. "

Beserta para murid yang lain dia berbaris menghadap ketiang bendera, para guru yang sedang menuju kelas pun sesekali melihat kearah siswa-siswi yang sedang di hukum. mereka sudah paham kalo ini pasti kerjaan OSIS, pasalnya tidak mungkin guru BP setega itu.

Jam istirahat pun telah tiba, Syheril, Syasya dan juga Rendi terlihat lagi nimbrung di kantin bareng.

" Tas kamu tidak kamu ambil Ril? " Tanya Rendi

" Lupa tadi, soalnya langsung nyelonong keluar males liat mukanya Dhika di ruang OSIS tadi," jelas Syheril sembari makan mie ayam.

" Lah tadi gimana pas pelajaran? "

" Jangan salah mas, Syheril ini pinter banget lho, kemaren ada ulangan matematika dadakan dia cepet banget ngerjainnya dan tadi juga biologi dia juga cepet banget ngerjainnya," Jelas Syasya yang didengar baik-baik oleh kakaknya.

"Yakin gak salah semua itu? " Tanya Dhika yang baru saja datang menghampiri mereka dengan membawakan tas Syheril, dan kemudian di letakkan di meja samping Syheril. Syheril hanya menoleh dan tak memerdulikan tapi dengan cepat dia langsung mengambil tasnya.

"Mau pesen apa kamu? " Tanya Rendi ke Dhika.

" Ogah ! males aku."

Saat Dhika nyamperin mereka terlihat oleh salah satu temen Shela, Vani namanya. si Vani langsung melaporkan hal itu ke Shela, dan tidak lama kemudian Shela sudah berada di area kantin.

" Sialan itu anak SKSD banget sih," Runtuk Shela

" Ya mungkin karna si anak baru itu sebangku sama Syasya makanya dia bisa deket, " sahut Vani dan diperkuat oleh anggukan Fara.

" kita kerjain gimana?"kata si Fara

" Gak usah kamu bilang kamu bilang kayak gitu aku juga udah mau ngerjain dia. "

" Eh tu tu tu liat,"Sela Vani yang melihat syheril berjalan ke pedagang mie ayam itu." kayaknya di pesen minum deh," Imbunya.

Shela langsung punya ide untuk memebuat kaki Syheril Tersandung, dan klo itu minuman nya tumpah ke Dhika pasti bakal seru.

" Kamu kesana ya, " perintah shela pada Fara, " dan kamu Vani ikut aku," Lanjutnya.

Mereka langsung menuju ke tempat yang mereka sepakati.

" A aaaa, " Jerit syheril sembari langkanya goyah tapi dengan sigap si Rendi menahannya agar tidak jatuh tersungkur, dan bener- bener rencana shela berhasil, Tapi sayangnya minuman itu tumpah ke dirinya sendiri karna salah Fara yang tidak sesuai dengan instruksi yang telah ia berikan.

Muka Shela langsung memerah marah, dia langsung melangkah ke arah Syheril dan menampar Syheril dengan kuat. Dhika yang melihat kejadian kekerasan di depan matanya langsung berdiri dan marah.

" S H E L A!" Triak Dhika memanggil Shela, sontak semua langsung melihat ke arah Dhika, tak kalah kagetnya dengan semua orang, Shela pun juga baru tersadar kalo dhika juga ada di sana.

Shela langsung menoleh melihat Dhika, " Dhik. . . Dhika. . . " Tuturnya terbata-bata.

" ke ruang OSIS! " Tukasnya jelas dan padat.

Shela bener-bener takut sekarang, tak kalah dengan Fara dan Vani. mereka juga sangat khawatir dengan nasib temannya.

Rendi membantu syheril kembali ke tempat duduk sedangkan syasya membelikan minum untuk syheril.

" Gak bisa apa aku saja yang balas sendiri," Kata syheril kesal

" Sabar," Kata Rendi mencoba menenangkan.

" Gak bisa Ren, gak bisa di biarin kayak gini terus, pikirnya aku gampang di tindas apa? "

"Terus?" Tanya Rendi bingung dengan kata 'terus' yang di lontarkan Syheril." Maksudnya terus??" Tanyanya KEPO.

" Kemaren syheril juga di tampar sama mbak Shela,Mas," Jelas Syasya.

" Apa? " Rendi syok mendengarnya. " Gilak!" Rendi menggelenglan kepala tak percaya.

" Ini gak bisa di biarin ne, Dhika harus tau biar bisa menindak ini,"Lanjutnya masih geram.

*************BERSAMBUNG************

Terus ikutin kelanjutan ceritanya ya Readers, sampek sini gimana nie, kalian pada suka sama alurnya ato kurang menarik??

maaf nie banyak Typo typo yang bertebaran... maklum ya masih belajar.

jangan lupa jempolnya di teken biar tambah jadi semangat akuu

makasih😎😎

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!