Dania yang tetap ingin menyelematkan adiknya tetap kekeh untuk mendekati pohon tua itu, Dania malah duduk bersila lalu ia memejamkan matanya benar ternyata dugaannya Rendy sedang di tahan oleh penunggu makam disini.
“Pak bisa minta tolong?” tanya Dania pada penjaga makam.
“Minta tolong apa?” tanya penjaga makam.
“Ada panci ama bunyi-bunyian atau apalah yang berisik kita bareng-bareng berisikin.” Semua mengangguk.
Mereka membawa kentongan karena hanya itu yang ada lalu Dania bersama Satria juga Amir berusaha bermediasi kepada semua mahluk disini, Dania melihat Rendy meringkuk dengan seragam putih merahnya di pojokan.
Rendy yang memiliki kemampuan Indigo sama sekali tidak mau makan apapun yang di berikan wewe gombel karena berusaha apapun ia merubah wujudnya, Rendy tetap bisa melihat wujudnya.
“Rendy!” kata Dania.
“Kak Dania! Bang Satria! Bang Amir!” ujar Rendy sambil berlari memeluk kakaknya.
“Kamu baik-baik aja ‘kan?” tanya Satria mengendong adiknya lalu memeluknya.
“Gua baik, tapi gua takut Bang!” ujar Rendy.
Mereka berempat memasuki alam gaib untuk menyelamatkan Rendy, di luar masih terdengar bunyi-bunyi kentongan lalu mereka berempat melihat sosok wewe gombel itu menari dengan pay*dara yang menjuntai menari.
“Bang itu yang di sebut wewe gombel ya?” bisik Rendy di telinga Satria.
“Ssssstttt, kita keluar sekarang.”
Mereka berempat keluar sambil membawa Rendy dan membiarkan wewe gombel itu menari, tapi bunyi kentongan itu terhenti dan wewe gombel itu murka.
“Wenehi anakku! kuwi anakku! kuwi anakku!” perintah wewe gombel itu. Artinya(berikan anakku! itu anakku! itu anakku).
Dania memberikan kode kepada kakaknya untuk keluar dulu membawa Rendy soal wewe gombel ini biar Dania dan Amir yang atasi, Satria membawa adiknya keluar dari alam gaib.
Rendy keluar dari dalam batang pohon besar yang terbuka dan Satria membuka matanya lalu bangun dari duduk bersilanya, ia memeluk adiknya yang masih mengenakan seragam putih merah.
“Abang!” ujarnya memeluk kakaknya, Satria menciumi wajah adiknya karena merasa bersalah.
Dania dan Amir membakar wewe gombel itu lalu tiba-tiba Amir dan Dania muntah lalu terbangun dari duduk bersilanya, wewe gombel itu mengeluarkan sumpah serapah. “Aku akan membalas mu Victoria!!” janji wewe gombel itu dengan tubuh setengah terbakar lalu pergi, “ada yang bawa minum?” tanya Satria.
“Ada sebentar,” salah satu teman kesatuannya mengambil air di mobil lalu masuk.
Mereka keluar dari pemakaman jam 9 malam, semuanya sudah berakhir. Rendy yang kelelahan dan lapar hanya tertidur. “Terimakasih banyak ya, Pak.” Satria bicara lalu Dania memberikan uang 200 ribu pada penjaga makam itu.
“Ini Pak, buat Bapak.” Dania mengulurkan uangnya karena tadi Satria memberikannya pada Dania agar menyerahkan uang pada penjaga makam itu. “Makasih sekali lagi udah bantuin kita nyariin Rendy,” ucapnya.
Penjaga makam itu mengatakan tadi Rendy kesini sendirian ia juga sempat melihat Rendy bicara sendiri lalu di ajak ke pohon besar itu, seolah tuli Rendy malah mengikuti dan masuk ke dalam pohon dan menghilang.
Penjaga makam juga tidak bisa berbuat banyak karena ia sudah berusaha dan tempat makamnya di dekat jalan raya dan sangat sulit mencari bantuan sampai ia tadi menelepon Satria karena pemuda itu meminta bantuan penjaga makam untuk membuat keramik makam ibunya.
“Sebelum ada kalian kesini banyak orang kesini naro sesajen rata-rata orang Cina.” Penjaga makam itu bicara.
"Hah ngapa pula,” tanya teman kesatuan.
“Biasa pesugihan di taro deket pohon, ya Alhamdulilah semenjak saya dan Pak Yudi yang jaga gak ada lagi yang ngedukun disini.”
“Oh Alhamdulilah deh,” ucap Satria.
“Yaudah kami pamit ya Pak,” ujarnya.
Mereka semua masuk mobil lalu Dania duduk di bangku bagian belakang sambil memeluk adiknya, di bagasi yang kosong. “Eh lu pada laper gak?” tanya salah satu teman Satria.
“Yaudah nanti go food aja.”
Dania masih setia memeluk dan mengendong adiknya yang memakai seragam putih yang mulai lusuh, Rendy tertidur beruntung bocah itu tak makan apapun jadi bisa kembali ke alam manusia dan masih bisa bicara.
Kalo sampai makan yang di suguhkan wewe gombel biasanya tidak akan bisa kembali ke alam manusia jika bisa kembali pun maka tak akan bisa bicara, Rendy masih tertidur di pelukan Dania.
Dania membiarkan Rendy tidur di pelukannya sambil membelai lembut rambut adiknya, sesampainya di rumah ada kejadian aneh yang membuat mereka semua diam. Terdengar suara kucing yang terus mengeong, mereka berfikir mungkin karena mereka semua kelelahan saja.
Tapi jika di pikirkan secara logika tidak mungkin suara kucing terdengar secara bersamaan di telinga masing-masing orang meskipun kelelahan, Tapi ya sudahlah mereka di rumah Mayor Jendral Nathan Aditya Rejaya berhenti.
Satria mengendong adiknya lalu menaiki tangga dan melihat Bi Jum juga pelayan lainnya mendekati mereka, “astagfirullah Den Rendy kenapa.” Bi Jum sangat khawatir melihat keadaan Rendy yang masih memakai seragam sekolah.
“Udah Bi, Ceritanya nanti saja. Dania bantu gua lepasin sepatu Rendy,” ujar Satria.
Dania melepaskan sepatu adiknya yang tertidur pulas di pelukan kakaknya lalu menempatkannya di rak, tapi Satria menyuruh Dania membakar sepatu itu karena sudah rusak juga biar aroma wewe gombelnya hilang.
Semua yang di pakai oleh Rendy di bakar termasuk buku-bukunya soal nanti Rendy belajar pakai apa jika semuanya di hancurkan Dania sudah menyiapkan semuanya, buku-buku akan di photocopy dan soal tas, seragam sekolah dan semua peralatan sementara waktu menggunakan milik Dania.
Setelah Rendy di mandikan dengan air hangat yang sudah di bacakan doa, bocah itu makan dengan lahap karena dari siang ia belum makan. Tapi tiba-tiba Rendy muntah karena mengingat apa yang terjadi di pohon besar pemakaman itu.
“Rendy!” ujar Dania, Satria, dan Amir.
Rendy memuntahkan semuanya di wastafel. “Kamu kenapa?” tanya Dania, “aku keinget tadi yang waktu di culik Kak, soalnya yang di suguhkan itu wewe gombel kotaran manusia ama air kencing untung aku gak makan, ueks.” Rendy memuntahkan lagi.
“Yaudah kamu ke kamar aja, minum susunya.” Satria menyuruh Rendy meminum susunya agar perut bocah itu terisi.
“Kak Dania temenin, aku takut.” Sepertinya bocah itu mengalami trauma karena kejadian tadi.
Mereka masuk kamar Rendy, lalu tidur bersama soal seragam sekolah untung Rendy memiliki seragam putih merah dua, soal topi dan dasi Dania akan membelinya besok di sekolah Rendy.
Dania memeluk Rendy adiknya lalu kakak dan adik itu tidur bersama. Soal Satria dan teman-temannya mereka membuat tenda di halaman depan yang luas karena tidaklah baik jika para pria tidur di rumah apalagi di dalam ada Dania.
Takut para tetangga menggunjing, Satria tak habis pikir yang terjadi pada adiknya barusan ia amat tak menyangka, mulai hari ini Satria akan selalu memantau keadaan adik-adiknya. Tak peduli Dania ataupun Rendy.
Besok Nathan akan pulang Satria akan cerita semuanya kejadian yang menimpa Rendy, ia harus bercerita semuanya kepada sang ayah. Bagaimana pun Nathan sebagai kepala keluarga ia berhak tahu keadaan Rendy.
Saat malam tiba-tiba keris milik Satria keluar dari dalam lemari dan menuju kamar yang di tempati Dania dan Rendy lalu keris itu tidur di sebelah Dania, keris itu tidak menyakiti tapi ia akan melindungi keturunan dari pemiliknya terdahulu sebuah rahasia akan terbongkar dengan seiring waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments