Dania pulang bersama Mia naik angkutan umum. Kedua gadis itu tak percaya barusan apa yang tadi di kantin sekolah. Keduanya heran bercampur bingung melihat kelakuan Geng Bule tadi di kantin.
Mia dan Dania saling menatap dan mereka berusaha untuk berani membuka percakapan tentang apa yang terjadi di kantin, gadis berseragam putih-biru itu berusaha memulai bicara di angkutan umum.
“Mia tadi Geng Bule kenapa dah?” tanya Dania mencari jawaban sahabatnya.
“Kagak tahu gua, masa pada lari ketakutan gitu.” Mia menatap Dania yang juga bingung.
Setelah kepergian geng bule karena takut anak-anak di kantin bisa bernafas lega lantaran geng Bule udah gak bisa berbuat onar, “mungkin aja penjaga lu keluar?” tanya Mia.
“Gak tahu gua, yaudah gua duluan.” Dania bicara menyentuh tangan sahabatnya, Mia hanya mengangguk lalu Dania turun ia memberikan uang kepada sopir angkutan lalu menuju rumahnya.
Dania berjalan dengan santainya ia melamun sambil berjalan tanpa menghiraukan mahluk lain yang melintas, tak lama perasaanya gak enak ia memeriksa uang di kantong sakunya ia melihat lagi dan berusaha mengeceknya.
Saat menoleh ke belakang Dania terlihat geram bukan main ia menahan marah dengan mengepal tangannya dan energi di tubuhnya, ada Tuyul mencuri uangnya lalu ia mengejarnya ke tempat dimana tuyul itu mematung karena tubuhnya sudah di kunci agar tak bisa gerak. “DASAR TUYUL KURANG AHKLAK!!” maki Dania sambil mencekik leher tuyul itu.
“Mana ini majikannya kenapa gak kesini!!” batinnya.
“Balikin duit gua atau lu gua bakar!!” ancam Dania dengan marah.
Tiba-tiba Pak Sardaso datang dan meminta Dania untuk mengembalikan tuyul itu, “maaf dek balikin punya saya.” Sardoso memohon pada Dania. “Pertama balikin uang saya dulu!!” ujarnya.
Pak Sardoso mengembalikan uangnya kepada gadis berseragam putih-biru itu lalu pergi membawa peliharaannya, Dania melanjutkan perjalanan pulang lalu ia sampai di rumah.
Di depan halaman rumah dinas yang luas, gadis berusia 15 tahun itu heran lantaran ada mobil dinas yang berjejer, Dania melihat Bi Jum sedang bersih-bersih halaman rumah.
“Bi Jum?” panggil Dania.
“Iya Nona,” sahut Bi Jum.
“Ini Kok di rumah banyak mobil ada apa ya??.”
“Oh ada temannya Tuan ke rumah!” jawab Bi Jum.
“Oh baik Bi,” kata Dania.
Dania masuk ke rumah ia terkejut siapa yang di lihatnya ada rapat penting yang ayah dan kakaknya kerjakan bersama rekan kerjanya, Dania hanya menyalaminya satu persatu.
Tangan Dania bergetar saat menyalami Dokter tentara bernama Amir yang seumuran kakaknya.
Amir dan Dania seolah ada ikatan batin, Amir hanya tersenyum tatkala ia merasakan energi yang luar biasa dalam diri Dania.
Gadis berseragam putih-biru itu langsung masuk ke kamar, ia membersihkan dirinya dan menganti seragam sekolahnya.
Dania yang sedang merebahkan dirinya di atas kasur sambil mendengarkan musik dengan headset lalu Rendy menggedor pintu kamarnya, “iya bentar gak usah lu gedor kenceng!!” maki Dania yang merasa terganggu.
Dania melepas Handsetnya lalu membuka pintu, “kak aku mau bersihin diri tadi Bi jum gak bisa ngurusin aku.” Rendy yang masih mengenakan seragam sekolah tampak meminta sesuatu kepada sang kakak, Dania menaikan sebelah alisnya lalu mulutnya tersenyum.
“Udah deh lu mau apa? Pasti ada udang di balik bakwan!” ujar Dania memutar bola matanya jengah.
“Hehehehe, bantuin aku ngerjain PR ama bersihin diri.” Dania memutar bola matanya jengah.
Dania ke kamar adiknya yang letaknya tak jauh dari kamarnya. Baru saja pintu di buka sungguh luar biasa dalamnya sangat berantakan, Dania melipat kedua tangannya lalu memberi instruksi untuk membersihkan kamarnya.
Soal menganti sprei biar Dania dan Bi jum yang menggantinya tapi untuk membereskan barang-barang yang berserakan dan menyapu lantai biar Rendy.
“Udah! Gimana? Masih sanggup ngerjain PR?” tanya Dania.
Rendy yang diajarkan olehmendiang ibunya agar tidak menunda suatu pekerjaan hanya mengangguk dan menuruti kakaknya, “ayo bangun nanti mau aku bikini sesuatu?” tawar Dania kepada Rendy.
“Mau mie kak!” ucap Rendy.
“Jangan Mie mulu nanti diomelin Papa!” ujar Dania.
“Yaelah ‘kan lu pawangnya, terus ada Bang Satria ini!” kata Rendy dengan enteng.
“Kurang ajar lu!! Di kasih hati mintanya lambung lu!!” ujar Dania dengan kesal kepada adiknya ini.
“Yaudah gak bakal gua kasih tahu rahasia papa!” ancam Rendy.
“Emang rahasia apaan?” tanya Dania yang mulai Kepo.
“Tadi gua menguping omongan Papa, Bang Satria sama Om-Om itu yang di ruang tamu.” Rendy bicara pada kakaknya.
“Iya yaudah gua rebusin lu Mie,” patuh Dania kepada adiknya.
“Nah gitu dong! Itu namanya kakak idaman.” Rendy mengerjakan tugas sekolahnya sedangkan Dania merebus mie untuk Rendy adiknya.
Dania menuruni anak tangga untuk menuju dapur yang mengarah ke kolam renang, ia merebus mie untuk adiknya.
Dania hanya memakai kaos dan celana kolor ia merebus mie. “Aduh Nona kenapa gak bilang saya!” ucap Bi Jum.
“Udah Bi saya bisa kok, Bibi ngerjain yang lain aja!” ucap Dania sambil mengaduk-aduk Mie yang sedang di rebus.
“Yaudah saya mau nyiapin dulu buat tamu,” kata Bi Jum sambil mengeluarkan teh dan beberapa camilan.
“Non Nia!” panggil Bi Jum.
“Iya Bi.”
“Itu di depan ruang tamu ganteng-ganteng ya,” aku Bi jumi.
“Bibi mau? nanti saya omongin tinggal pilih,” ledek Dania yang mengeluarkan mie dari panci rebusan.
“Gak ah Non, saya inget suami sama anak saya di kampung.”
"Yaudah saya mau bawa mie ke kamar soalnya Rendy minta aku rebusin, Bi."
Dania membawa Mie dengan nampan dan minuman air panas, juga buah-buahan untuk adiknya, ia membuat semua ini agar Rendy semangat dalam belajar.
“Nih Rendy aku bawain makan dulu!” ucap Dania.
“Ya Udah kamu makannya di bawah sini! Aku sisir rambut kamu!” ucap Dania pada adiknya.
Adiknya makan dengan lahap kelihatan sekali bocah ini lapar saat pulang sekolah dan kelelahan, sayang sekali kakak dan ayah mereka sangat sibuk dengan pekerjaan mereka.
Biasanya yang menyiapkan makanan sehabis pulang sekolah adalah mendiang ibu mereka yang telah tiada.
Dania makan juga setelah menyisir rambut Rendy. Mie yang mereka makan tidak memakai telur hanya sosis yang tersisa di kulkas mungkin Bi Jum lupa untuk belanja. Dania mulai berfikir, “yaudah gini aja nanti aku pulang sekolah minta uang jajan agak lebih sama papa biar setiap pulang sekolah aku beli makanan aja kalo misalnya Bi Jum gak masak.”
Rendy mengangguk.
Sangat kasihan nasib kedua anak-anak remaja ini karena ibu mereka yang wafat duluan padahal keduanya masih membutuhkan kasih sayang ibu mereka, saat keduanya sedang membicarakan kalo misalkan Dania ada kegiatan di sekolah dan pulang sore Rendy beli soto ayam saja.
Tiba-tiba ada suara keras dari kamar Satria.
BRAK!
Suara itu membuat keduanya menghentikan makannya Rendy memeluk kakaknya, “tenang Rendy itu mungkin kucing!” ucap Dania menenangkan adiknya. Dania memeluk adiknya.
“Yaudah kamu lanjut makan abis itu kita cek nanti.”
Rendy mengangguk dia sebenarnya takut tapi karena ia anak laki-laki pantang untuk dirinya mundur, apalagi kakaknya adalah perempuan yang wajib di lindungi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments