Pagi ini Nathan buru-buru ada Jumi yang biasa menyiapkan sarapan, Bi Jumi sudah bekerja sejak Dania lahir dan Bi Jumi punya suami dan anak yang sudah seumuran Satria di kampung daerah Sidoarjo.
“Bi saya berangkat duluan nanti kalo Dania sama Rendy nanya bilang saya udah berangkat duluan!” perintah Nathan yang sepertinya buru-buru makan dengan buru-buru sama seperti ia menjalankan Pendidikan di Magelang, “iya Tuan.” Bi Jumi bicara pada majikannya.
“Oh ya Bi satu lagi nanti Dania sama Rendy kalo berangkat sekolah suruh naik ojek online aja ya?” ucap Nathan.
“Siap Tuan, oke saya bangunin Nona sama Tuan muda dulu.”
“Terima kasih ya Bi Jum.” Nathan terburu-buru menaiki mobil dinasnya menuju tempat kantor karena ia bertugas dadakan.
Selain itu Nathan juga pandai menjadi Montir, terbukti saat mobil tentara yang rusak dia juga bisa membenarkannya.
Karena latar belakang Nathan yang supel dan mudah berteman dengan siapa saja tak terkecuali Montir.
Sifat Nathan yang supel turun ke ketiga anaknya tapi ketiganya cenderung takut jika ada masalah menceritakan kepada ayah mereka, mereka lebih cenderung dekat ke ibu mereka Nadia karena sifat Nathan yang keras dalam menyikapi berbagai masalah pada anak.
“Aduh Nona! Tuan Muda bangun ayo sekolah nanti ke siangan,” ucap Bi Jum membangunkan keduanya.
Mereka bangun dengan tergantung-gantung masuk kamar mandi, Dania memakai seragam putih birunya, sedangkan adiknya Rendy memakai seragam merah-putih.
Pagi ini anak-anak itu berangkat sekolah Dania memesan dua gojek saat mereka sarapan, setelah sarapan mereka tinggal berangkat.
Memang miris seharusnya anak seumuran mereka memiliki seorang ibu yang akan mengurus mereka untuk berangkat sekolah, untuk Satria yang sudah dewasa dan bekerja memang tidak terlalu membutuhkan kasih sayang seorang ibu.
Tapi untuk Dania dan Rendy yang masih belia sangat membutuhkan kasih sayang sang ibu, saat usia Dania 13 tahun dan Rendy berusia delapan tahun ibu mereka meninggal dunia jadi mau tidak mau mereka ikut dengan ayah mereka.
Dania sebenarnya lebih memilih hidup bersama kakek dan neneknya di Kebumen, ayah dan ibu Nathan.
Tetapi Nathan beralibi jika ia tak mau menyusahkan kedua orangtuanya juga tidak suka jika ana-anaknya di rawat oleh orangtuanya.
Sejak kematian Nadia ibu mereka. Dania dan Nathan selalu berdebat satu sama lain merasa pendapat mereka lebih bagus, Dania yang masih muda ingin kebebasan dan ingin bersenang-senang tapi Nathan selaku ayahnya enggan memberikan kebebasan yang berlebihan karena ia tak mau putrinya menjadi gadis liar.
Nathan itu sangat berlebihan, Dania juga tahu mana yang baik dan yang tidak. Dania juga tahu kemana jiwanya akan pergi. Dania adalah Victoria Alexandra Van Buthjer, anak hantu Nadia dari hasil hubungannya dengan Hanson.
Satria adalah anak hantunya Nadia dari anak laki-laki bernama Jason, untuk Rendy dia tidak memiliki altar jadi anak itu selamat dari perundungan, biasanya orang yang memilki altar selain anak indigo juga biasanya orang tua atau leluhur yang sejak dulu memiliki perjanjian gaib.
(Sudah di jelaskan jika belum nyambung baca dulu yang Nadia semuanya sudah di jelaskan di sarankan baca dulu yang Nadia biar nyambung jalan ceritanya.)
Di sekolah Dania juga kerap mendapatkan perundungan bukan secara fisik tapi dengan kata-kata yang menyakitkan, rasanya memang sakit salah satu anak laki-laki kelas sebelah sangat senang menghina Dania.
Beruntung Dania tidak peduli yang dia pedulikan adalah hidupnya dan masa depannya, sekolah SMP ini rata-rata orang-orang dari kalangan atas. Louis anak laki-laki yang suka menghina Dania.
Louis Aljendro ayahnya adalah pengusaha atau CEO asal Portugal sedangkan ibunya orang Bogor, parasnya memang tampan tapi sikapnya tidak mencerminkan parasnya. Louis suka membully orang yang lemah termasuk Dania.
Louis membully atau menghina orang biasanya dari kalangan anak beasiswa anak kalangan menengah ke bawah, Louis tidak tahu latar belakang keluar Dania yang seorang perwira.
Jam pelajaran masuk di mulai saat itu murid di beri tugas mengerjakan LKS, Louis berinisiatif menjahili Dania.
Tangan Louis merakit pensil dan untuk menjahili Dania, Rakitan pensil itu akan menumpahkan tinta ke pakaian yang di kenakan Dania.
Tetapi sebuah tangan melempar rakitan itu menjadi mengenai Pak Rudi, “Louis apa-apaan kamu!!!” maki Pak Rudi.
“Maju ke depan Louis!! Saya gak peduli dengan orang tua kalian!! Dan kamu Louis orang tua kamu udah angkat tangan jadi kamu maju!!” ucap Pak Rudi.
Semua murid hanya bisa menahan tawa lantaran melihat Louis mendapatkan hukuman dalam hati mereka yang pernah bermasalah dengan Louis merasa puas lantaran dendam mereka terbalaskan.
Louis berdiri seperti burung flamingo dengan kaki di angkat satu ke atas dan telinga di jewer, Dania melepaskan tawa membuat yang lain juga ikut tertawa. “Sudah kalian semua diam!!!” teriak Pak Rudi.
“Lanjutkan kerjakan tugas kalian!! Dan Louis kamu tetap berdiri seperti ini sampai jam pelajaran saya selesai!” perintah Pak Rusdi.
Louis menatap Dania dengan penuh dendam ia tak terima lalu menyalahkan Dania atas hukuman ini, padahal yang membuat ia terjebak masalah adalah dirinya sendiri. Dia sendiri yang membuat masalah dengan berusaha menjahili Dania.
Mata Louis menatap Dania perlahan tatapan itu berubah jadi ngeri saat menatap Dania yang sedang mengerjakan LKS, ia melihat Dania dalam wujud lain bukanlah wajah Dania. Melainkan wajah gadis Eropa dengan wajah yang masih tetap sama.
Dan saat hukuman hampir selesai Dania melihat Louis matanya melotot dan senyumnya mengerikan, tubuh Louis langsung bergetar hebat sekujur tubuhnya merinding dan saat sudah selesai Louis langsung menghindari Dania.
“Ada apa dengan Louis?” batin Dania bertanya.
Tak lama sahabatnya yang bernama Mia menghampirinya, “oi ayo ke kantin.” Dania hanya mengangguk lalu mengikuti Mia.
Entah mengapa belakangan ini perasaanya selalu gak enak dan Dania juga belakangan ini selalu memikirkan apa rahasia tersembunyi yang ibunya sembunyikan.
Geng Bule muncul anak-anak menyebutnya geng Bule memang rata-rata wajah mereka Bule.
Tapi tidak semuanya keturunan Bule ada juga yang Indonesia asli yakni berdarah Manado dan Sumatra.
Anak-anak yang sedang duduk di salah satu meja kantin di suruh minggir selayaknya preman yang meminta hak mereka secara paksa.
“Woy kalo mau masih selamet lu pada tinggalin nih meja!!” maki Louis pada anak-anak itu sambil menarik kerah bajunya.
“I-iya kita minggir,” ucap salah satunya lalu pergi.
Dania dan Mia sedang asyiknya mengobrol tiba-tiba salah satu dari mereka mendekat, “halo!” sapanya.
“Nia mending kita ke kelas aja yuk!” ajak Mia.
“Iya perasaan aku gak enak!” sahut Dania.
Saat mereka ingin pergi malah di hadang oleh geng bule itu, “mau kemana? Sini gabung ama kita.”
“Gak usah kita mau ke kelas aja ad---” belum sempat Mia menyelesaikan kalimatnya malah di potong oleh Hardi dengan mengentak.
“Diam!! anak haram!!” ucap Billy.
“Billy please gak boleh gitu!!!” tegur Dania.
“Wohooo!! Dania ini sudah pandai cakap,” ucap salah satu teman Louis.
“Kalian mau apa?!” tanya Dania dengan tegas.
“Kita cuman mau Dania gabung,” ucap Billy si rambut merah.
“Kalo gua kagak mau!!” ucap Dania dengan tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments