A Thousand Flowers

A Thousand Flowers

Chapter 1. Kilas Balik

Mentari masih mengintip malu-malu dari balik bukit. Semburat keemasannya menghangatkan kristal bening yang bertengger di dedaunan. Perlahan kristal bening itu mulai mengangkasa bersama lembutnya belaian angin timur. Nyanyian burung menambah ceria suasana pagi. Siap menyambut rutinitas para pemimpi yang telah terjaga dari lelapnya. Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?

Seorang gadis merentangkan kedua tangannya, menarik napas panjang dengan sedikit menengadah sambil memejamkan mata. Berjuang memenuhi rongga dadanya dengan bersihnya udara pagi. Entah berapa kali ia menikmati proses menarik dan membuang napas sebelum akhirnya kembali membuka mata dan tersenyum simpul

seraya menurunkan kedua tangannya.

“Selamat datang pagi yang indah,” gumamnya pada diri sendiri.

Termangu di pojok kiri halaman rumah itu, seorang cowok memperhatikan segala aktivitas si gadis dengan tatapan tak berkedip. Punggungnya bersandar pada pohon rambutan yang rindang. Sebelah kakinya terangkat dengan telapak kaki bertumpu pada batang tempatnya bernaung. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Entah melawan hawa dingin yang masih tersisa atau hanya sekadar mencari posisi nyaman agar bisa menikmati pemandangan di kejauhan yang membuatnya terpesona.

“Ah, seandainya aku bisa melihat senyum itu setiap hari .…” Ia membatin tanpa menyelesaikan kalimatnya. Perlahan ia mulai melangkahkan kaki mendekati si gadis, sahabat terbaiknya sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama.

"Hai, Can!” sapa si cowok mengagetkan begitu si gadis berdiri setelah mengikat tali sepatunya.

“Astagfirullah!” Gadis itu nyaris melompat saking kagetnya dengan kemunculan si cowok yang tiba-tiba.

"Kebiasaan jelek masih saja dipelihara!” lanjut si gadis dengan nada dingin dan perasaan jengkel.

Ia tak habis pikir kenapa cowok tersebut masih saja memanggilnya “Macan”. Meskipun ia memang gadis yang sama yang telah dikenalnya lama, sekarang ia sudah berubah. Harusnya cowok itu juga mengubah panggilannya.

"Huh, sebel! Memangnya enggak bisa manggil Izzah seperti teman-teman lainnya?"

Izzah terus menggerutu seraya berjalan menuju teras rumah, lalu menghempaskan pantatnya di kursi rotan, seolah menyalurkan kekesalannya. Sementara si cowok mengekor di belakang Izzah dan ikut duduk di kursi sebelahnya.

Izzah hanya diam. Menyandarkan kepala di kursi, menyatukan kedua tangannya di pangkuan dan memejamkan mata. Pikirannya menerawang kembali ke masa silam, saat pertama kali berkenalan dengan cowok itu.

Bel istirahat baru saja berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas. Izzah bergegas merapikan buku pelajarannya dan mengeluarkan buku kumpulan puisi dari tas sekolahnya.

Seperti biasa, Izzah selalu memilih menjadi yang terakhir keluar dari kelas karena tak ingin berdesak-desakan di tengah pintu. Izzah pun akan selalu menunggu kantin sepi jika ingin ke sana.

Akan tetapi, hari ini Izzah sedang tidak ingin ke kantin. Ia lebih memilih berdiri dan bersandar di sebuah tiang di depan kelasnya. Sesaat diperhatikannya segerombolan siswa yang tengah asyik bermain basket dan disoraki cewek-cewek genit dari tepi lapangan. Mencari perhatian para pemain basket. Izzah tersenyum sinis seraya menggeleng kepala.

“Kurang kerjaan tuh cewek-cewek,” ujarnya nyaris tak terdengar.

Segera diputarnya topi sekolah yang bertengger di kepalanya hingga bagian depan kini berada di belakang. Tangannya segera membuka lembaran buku yang dari tadi digenggamnya. Dalam sekejap, ia pun larut dalam bacaannya dan tak lagi peduli dengan sekitar.

Namun, tiba-tiba konsentrasinya terganggu. Ia segera membalikkan tubuh dan melihat topinya sudah berpindah ke tangan seorang cowok yang menatapnya dengan senyum menggoda.

Izzah memicingkan mata menatap cowok itu. Berusaha mengontrol emosinya. Ia tahu cowok itu adalah seniornya yang terkenal sebagai kasanova. Kalau tidak salah namanya Rendy.

"Silakan ambil kalau bisa!” tantang Rendy sambil mengangkat topi itu tinggi-tinggi.

Rendy memang sering kali bersikap usil kepada cewek-cewek yang menjadi targetnya. Sepertinya anak itu selalu terobsesi untuk menaklukkan cewek yang dianggapnya cantik dan menarik. Sialnya, hari ini Izzah yang menjadi korbannya.

Izzah hanya diam. Mata bulatnya menatap Rendy tajam.

“Kembalikan topiku!” ucap Izzah dengan nada datar dan tanpa ekspresi.

Rendy hanya menggoyangkan tangan. Bibirnya masih saja menyunggingkan senyuman nakal dan seakan semakin menantang Izzah. Izzah menghela napas dalam.

“Kembalikan topiku selagi aku memintanya dengan baik! Jangan sampai aku menghitung sampai tiga!” ujar Izzah masih dengan nada datar dan memberi tekanan pada kalimat terakhir.

“Wow! Kamu galak juga ternyata,” balas Rendy sambil tertawa.

“Ambillah sendiri!” lanjutnya lagi, semakin menantang Izzah.

“Oke. Aku hitung sampai tiga. Kalau kamu tetap tidak mengembalikannya. Jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu setelahnya,” balas Izzah seraya menggulung buku yang tadi dibacanya dan memasukkan buku itu ke dalam saku roknya.

Ia bergerak mendekati Rendy. Tangan kanannya terulur dengan posisi meminta. Matanya menatap tajam tak berkedip ke arah topi yang berada di tangan Rendy.

“Satu … dua .…” Izzah mulai menghitung, tetapi Rendy masih saja menggoyangkan topi itu dengan tangan terangkat.

Ia merasa berada di atas angin karena lebih tinggi dari Izzah. Bersamaan dengan hitungan ketiga, tangan kanan Izzah melayangkan tinju ke perut Rendy.

Mendapat serangan mendadak, Rendy merunduk sambil meringis menahan sakit. Di saat bersamaan, tangan kiri Izzah menyambar topinya dari tangan Rendy, lalu berjalan santai meninggalkan Rendy seolah tak terjadi apa-apa. Rendy hanya menatap punggung Izzah.

“Dasar cewek aneh!” gumamnya sambil mengelus perutnya yang masih terasa sakit.

Ia tak percaya ada gadis seperti Izzah. Bagaimana mungkin gadis seimut dan semanis itu memiliki temperamen yang buas? Bahkan, menyamai ganasnya seekor macan betina.

Mata Rendy makin berkilat. Ia seperti tertantang untuk bisa menaklukan Izzah.

“Awas saja, Izzah! Akan kubuat kau jatuh cinta padaku!” Rendy kembali mengelus perutnya yang masih menyisakan rasa sakit.

“Hei, Bro … kamu baik-baik saja?” tanya salah satu dari dua orang teman dekat Rendy. Keduanya tiba-tiba menghampiri dengan bibir mencebik, tersenyum sedikit mengejek.

“Sepertinya sudah saatnya kamu tobat, Bro! Lagian, masih SMP juga sudah mau jadi kasanova. Kena batu deh sekarang. Hahaha ....” timpal yang lainnya sambil tertawa terpingkal-pingkal.

Mereka berdua meninggalkan Rendy yang masih saja menatap punggung Izzah hingga gadis itu menghilang di ujung koridor menuju kantin.

Tepat di depan sebuah kelas di seberang lapangan basket, seorang cowok tersenyum puas melihat ending dari tontonan yang sempat membuatnya sedikit kesal. Dialah Ihsan. Anggota OSIS yang menjadi koordinator bidang olahraga itu memang sudah bosan dengan sepak terjang teman sekelasnya itu.

“Akhirnya tuh kasanova mendapat karmanya,” ujarnya, menarik napas lega.

“Siapa tuh cewek?” tanya Ihsan pada diri sendiri.

Hatinya mulai tergelitik untuk mendekati hingga tanpa sadar ia melangkahkan kaki ke arah di mana tadi Izzah menghilang.

***

Author's note:

Hai sobat readers ...

Ini novel pertama May di NT. Mohon dukungannya ya dengan cara mengklik tombol ❤ dan nulis komentar (beri tips juga boleh 🤭)

Dan May akan sangat berterima kasih bila sobat readers mau mengklik dan menonton iklan yang ditampilkan pada akhir bab. Cuma beberapa detik doang kok. May doakan semoga rezeki sobat readers semakin lancar. Aamiin.

Semoga sobat readers suka dan terhibur. Love you 💞

Terpopuler

Comments

Adining Wuri Kartika

Adining Wuri Kartika

Hai kak,.mampir juga yuk keceritaku.kisah Alia

2020-05-07

1

Yunita_Ratsa

Yunita_Ratsa

Hai baca *DUA RANJANG* yuuuk

Ceritanya siap mengaduk-aduk emosimu

❤❤❤❤❤❤❤

2020-05-03

1

Hendienthie Nella Dhafa

Hendienthie Nella Dhafa

awal yg bagus..
semoga aja gk gk garing

2020-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Kilas Balik
2 Chapter 2. Macan?
3 Chapter 3. Persinggahan
4 Chapter 4. Persinggahan 2
5 Chapter 5. Insiden
6 Chapter 6. Makhluk Misterius
7 Chapter 7. Cuma Teman
8 Chapter 8. Menghilang
9 Chapter 9. Terdampar
10 Chapter 10. Menyelamatkan Diri
11 Chapter 11. Perkenalan
12 Chapter 12. Perkenalan 2
13 Chapter 13. Curiga
14 Chapter 14. Curiga 2
15 Chapter 15. Kaget
16 Chapter 16. Diagnosa Sementara
17 Chapter 17. Terungkap
18 Chapter 18. Lega
19 Chapter 19. Panik
20 Chapter 20. Keliru
21 Chapter 21. Terharu
22 Chapter 22. Kembali
23 Chapter 23. Semalam Bersama
24 Chapter 24. Bandara Incheon
25 Chapter 25. Hari Pertama
26 Chapter 26. Hari Pertama 2
27 Chapter 27. Tugas Khusus
28 Chapter 28. Di Balik Topeng
29 Chapter 29. Mencari Bukti
30 Chapter 30. Mencari Bukti 2
31 Chapter 31. Gadis Bodoh
32 Chapter 32. Kejutan Manis
33 Chapter 33. Jalan-Jalan
34 Chapter 34. Merasa Terancam
35 Chapter 35. Mencuri Peluang
36 Chapter 36. Debar-Debar Halus
37 Chapter 37. Tak Bisa Menolak
38 Chapter 38. Kemelut Rasa Hati
39 Chapter 39. Penguntit
40 Chapter 40. Ada Apa Denganmu?
41 Chapter 41. Keresahan Hati
42 Chapter 42. Keresahan Hati 2
43 Chapter 43. Kutitip Rahasiaku
44 Chapter 44. Aku Percaya Padamu
45 Chapter 45. Tamu Tak Diundang
46 Chapter 46. Pesona Seoraksan
47 Chapter 47. Naga Terbang
48 Chapter 48. Pertemuan Tak Terduga
49 Chapter 49. Kebencian Nadira
50 Chapter 50. Kebencian Nadira 2
51 Chapter 51. Pilihan
52 Chapter 52. Penasaran
53 Chapter 53. Dokter dan Pasien
54 Chapter 54. Canggung
55 Chapter 55. Ultimatum
56 Chapter 56. Bagaimana Mungkin?
57 Chapter 57. Terpaksa Mengalah
58 Chapter 58. Bagai Petir Menggelegar
59 Chapter 59. Seperti Keluarga
60 Chapter 60. Tangkapan Besar
61 Chapter 61. Pembalasan
62 Chapter 62. Perhatian
63 Chapter 63. Tak Disangka
64 Chapter 64. Seberkas Cahaya
65 Chapter 65. Gosip Sampul
66 Chapter 66. Bimbang
67 Chapter 67. Akhirnya Terbuka Juga
68 Chapter 68. Curahan Hati
69 Chapter 69. Cinta dan Keegoisan
70 Chapter 70. Bakti Sosial
71 Chapter 71. Jaga Dia Dengan Baik!
72 Chapter 72. Kumohon, bertahanlah!
73 Chapter 73. Siuman
74 Chapter 74. Jaga Jarak
75 Chapter 75. Perawatan Pranikah
76 Chapter 76. Pernikahan
77 Chapter 77. Nasihat Bunda
78 Chapter 78. Nasihat Bunda 2
79 Chapter 79. Yaaah ....
80 Chapter 80. Jangan Berpikir Aneh!
81 Chapter 81. Rahasia
82 Chapter 82. Ada Apa Sebenarnya?
83 Chapter 83. Kukejar Dirimu
84 Chapter 84. Kukejar Dirimu 2
85 Chapter 85. Bersatu
86 Chapter 86. Panggilan yang Membingungkan
87 Chapter 87. Bebas
88 Chapter 88. Melepaskan
89 Chapter 89. Bulan Madu
90 Chapter 90. Bulan Madu 2
91 Chapter 91. Romansa di Pulau Derawan
92 Chapter 92. Romansa di Pulau Derawan 2
93 Chapter 93. Tamu Spesial
94 Chapter 94. Kebenaran
95 Chapter 95. Liburan Musim Dingin
96 Chapter 96. Keisengan Berbuah Penyesalan
97 Chapter 97. Harap-Harap Cemas
98 Chapter 98. Fase yang Bikin Mumet
99 Chapter 99. Bongkar Mesin
100 Chapter 100. Badai Telah Berlalu
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1. Kilas Balik
2
Chapter 2. Macan?
3
Chapter 3. Persinggahan
4
Chapter 4. Persinggahan 2
5
Chapter 5. Insiden
6
Chapter 6. Makhluk Misterius
7
Chapter 7. Cuma Teman
8
Chapter 8. Menghilang
9
Chapter 9. Terdampar
10
Chapter 10. Menyelamatkan Diri
11
Chapter 11. Perkenalan
12
Chapter 12. Perkenalan 2
13
Chapter 13. Curiga
14
Chapter 14. Curiga 2
15
Chapter 15. Kaget
16
Chapter 16. Diagnosa Sementara
17
Chapter 17. Terungkap
18
Chapter 18. Lega
19
Chapter 19. Panik
20
Chapter 20. Keliru
21
Chapter 21. Terharu
22
Chapter 22. Kembali
23
Chapter 23. Semalam Bersama
24
Chapter 24. Bandara Incheon
25
Chapter 25. Hari Pertama
26
Chapter 26. Hari Pertama 2
27
Chapter 27. Tugas Khusus
28
Chapter 28. Di Balik Topeng
29
Chapter 29. Mencari Bukti
30
Chapter 30. Mencari Bukti 2
31
Chapter 31. Gadis Bodoh
32
Chapter 32. Kejutan Manis
33
Chapter 33. Jalan-Jalan
34
Chapter 34. Merasa Terancam
35
Chapter 35. Mencuri Peluang
36
Chapter 36. Debar-Debar Halus
37
Chapter 37. Tak Bisa Menolak
38
Chapter 38. Kemelut Rasa Hati
39
Chapter 39. Penguntit
40
Chapter 40. Ada Apa Denganmu?
41
Chapter 41. Keresahan Hati
42
Chapter 42. Keresahan Hati 2
43
Chapter 43. Kutitip Rahasiaku
44
Chapter 44. Aku Percaya Padamu
45
Chapter 45. Tamu Tak Diundang
46
Chapter 46. Pesona Seoraksan
47
Chapter 47. Naga Terbang
48
Chapter 48. Pertemuan Tak Terduga
49
Chapter 49. Kebencian Nadira
50
Chapter 50. Kebencian Nadira 2
51
Chapter 51. Pilihan
52
Chapter 52. Penasaran
53
Chapter 53. Dokter dan Pasien
54
Chapter 54. Canggung
55
Chapter 55. Ultimatum
56
Chapter 56. Bagaimana Mungkin?
57
Chapter 57. Terpaksa Mengalah
58
Chapter 58. Bagai Petir Menggelegar
59
Chapter 59. Seperti Keluarga
60
Chapter 60. Tangkapan Besar
61
Chapter 61. Pembalasan
62
Chapter 62. Perhatian
63
Chapter 63. Tak Disangka
64
Chapter 64. Seberkas Cahaya
65
Chapter 65. Gosip Sampul
66
Chapter 66. Bimbang
67
Chapter 67. Akhirnya Terbuka Juga
68
Chapter 68. Curahan Hati
69
Chapter 69. Cinta dan Keegoisan
70
Chapter 70. Bakti Sosial
71
Chapter 71. Jaga Dia Dengan Baik!
72
Chapter 72. Kumohon, bertahanlah!
73
Chapter 73. Siuman
74
Chapter 74. Jaga Jarak
75
Chapter 75. Perawatan Pranikah
76
Chapter 76. Pernikahan
77
Chapter 77. Nasihat Bunda
78
Chapter 78. Nasihat Bunda 2
79
Chapter 79. Yaaah ....
80
Chapter 80. Jangan Berpikir Aneh!
81
Chapter 81. Rahasia
82
Chapter 82. Ada Apa Sebenarnya?
83
Chapter 83. Kukejar Dirimu
84
Chapter 84. Kukejar Dirimu 2
85
Chapter 85. Bersatu
86
Chapter 86. Panggilan yang Membingungkan
87
Chapter 87. Bebas
88
Chapter 88. Melepaskan
89
Chapter 89. Bulan Madu
90
Chapter 90. Bulan Madu 2
91
Chapter 91. Romansa di Pulau Derawan
92
Chapter 92. Romansa di Pulau Derawan 2
93
Chapter 93. Tamu Spesial
94
Chapter 94. Kebenaran
95
Chapter 95. Liburan Musim Dingin
96
Chapter 96. Keisengan Berbuah Penyesalan
97
Chapter 97. Harap-Harap Cemas
98
Chapter 98. Fase yang Bikin Mumet
99
Chapter 99. Bongkar Mesin
100
Chapter 100. Badai Telah Berlalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!