Metalmorfosis
Halloo warga... Selamat datang di novel ketigaku...
Sebelum kumpul di RTnya bang Ren, nih disimak dulu pengenalan para tokoh. Semoga membantu untuk memvisualisasikan imajinasi kalian ya... Karna di novelku gak ada visual sehingga kalian bebas membayangkannya sesuka kalian.
Harapanku, semoga cerita kali ini juga menjadi penghiburan buat kalian yang membacanya. Semoga cerita ini bisa mengalihkan kalian dari kepenatan beraktifitas di dunia nyata. Dan juga, semoga ada pelajaran yang bisa di ambil dari cerita sederhana ini.
Okeee..
Selamat membaca....
*****
ZINNIA NASHIRA.
Gadis berusia 25 tahun yang masih bersikap kekanak-kanakan. Dengan ciri-ciri wajah biasa saja. Rambut pendek pirang. Selalu berpakaian serba hitam. Karna ia menyukai aliran musik metal, rock. Mengidolakan Avril Lavinge sehingga penampilannya banyak dipengaruhi oleh gaya artis itu. Anak pertama dari pasangan Dewi Arsa yang merupakan seorang hakim dan Hanafi yang merupakan seorang wakil menteri.
Walaupun punya orangtua dengan latar belakang hebat. Namun Jin (panggilannya) memilih untuk hidup suka-suka sesuai dengan keinginannya. Dia lebih sering memberontak ketimbang menuruti perkataan kedua orang tuanya. Ia putus sekolah saat SMA dan memilih menjadi penjual bakso untuk sekedar mencari penghidupan. Kalau ada kesempatan, ia juga bisa menjadi pencopet dadakan saat suasana hatinya sedang buruk.
REN KABA PRIANGGORO
Berumur 31 tahun. Dengan ciri-ciri wajah tampan khas anak orang kaya. Penampilan keseharian santai namun rapi saat di kantor. Menyukai aliran musik pop melow. Bahkan tak jarang ia sampai ikut galau sampai menangis ketika mendengarkan musik kesukaannya. Pewaris tunggal dari perusahaan kakeknya yaitu FD Corp. Anak pertama dari Semesta dan Rai Kenandra Prianggoro yang merupakan Direktur Utama maskapai penerbangan Sky Air Aviation.
Idola: ....?
Dia tidak punya idola. Dia juga hidup suka-suka tapi masih dalam batas aman.
NAVYA KUMALA
Umurnya baru 24 tahun. Tapi ia sudah bekerja di FD Corp sebagai kepala tim pemasaran. Itu karna ia memiliki otak yang cerdas dan cepat memahami situasi kalau masalah pekerjaan. Memiliki penampilan yang cantik dengan rambut panjang hitam berkilau. Semua itu ditunjang dengan sikapnya yang anggun. Bahkan cara berjalannyapun bak model profesional. Hampir semua pria dikantor mendambakanya menjadi istri. Apalagi ia adalah anak ke 2 dari pasangan Dewi Arsa dan Hanafi. Yang berarti dia adalah adik dari Zinnia.
Latar belakangnya mendukung semua itu.
JOHAM SYAH
Dia adalah teman Zinnia. Umurnya juga sama dengan Zinnia. Yaitu 25 tahun. Dia juga penggemar April Lavinge. Pokoknya, dari penampilan dan gaya hidup, Joham tidak pernah jauh dari Zinnia. Mereka berdua itu sudah satu paket.
Joham sedang berjuang untuk mendapatkan hati Navya. Namun ia selalu mendapatkan penolakan dari gadis itu. Namun ia tidak lantas menyerah begitu saja.
Namun di balik itu semua, Joham adalah seorang progammer kelas atas yang selalu dicari oleh para pelanggannya. Ia juga merupakan seorang direktur di perusahaan software yang ia dirikan sendiri.
****
Commuter Line jurusan Jatinegara-Angke Terlihat lebih padat dari biasanya. Mungkin efek malam minggu jadi banyak muda mudi yang keluar untuk menghabiskan malam panjang mereka.
Di dekat pintu keluar, duduk seorang pria dengan mengenakan celana pendek selutut berwarna putih tulang. Sepatu kets merk ternama, serta kaus putih dan kemeja kotak-kotak biru-putih yang tidak terkancing.
Headset bluetooth sempurna bertengger di kedua telinganya. Ia memejamkan mata sambil menyandarkan kepalanya. Menikmati setiap alunan nada yang mengalun indah di gendang telinganya. Tujuannya adalah sebuah area yang menjadi ajang fashion week di salah satu kawasan yang selalu di adakan setiap akhir pekan. Tempat yang belakangan ini menjadi ajang berkumpulnya orang-orang yang ingin memamerkan gaya fashion mereka.
Dia adalah Ren. Ren Kaba Prianggoro.
Malam minggu. Saat teman-temannya menghabiskan waktu bersama dengan pasangan mereka, namun Ren hanya bisa menghabiskan waktu sendirian di Commuter Line yang penuh sesak oleh penumpang.
Di hadapannya, berdiri seorang gadis yang sedang berpegangan pada handle sedang menatapnya kesal. Awalnya Ren tidak peduli. Namun lama-lama ia kesal juga setelah ditatap begitu lama.
“Apa? Kenapa?” Tanya Ren sambil balas memelototi gadis itu.
“Perasaan dikit kenapa, Bang? Prioritaskan tempat duduk buat cewek dong.” Ujar gadis yang mengenakan kaus dan celana jeans berwarna hitam itu. Separuh rambut pirangnya di ikat di belakang kepala.
Ren hanya memperhatikan gadis itu dari ujung kepala hingga kaki.
“Situ belum termasuk ke dalam kategori yang harus diberi prioritas. Kalau dilihat-lihat, situ bukan salah satu penyandang disabilitas. Juga bukan ibu hamil, apalagi nenek-nenek. Apa jangan-jangan, situ remaja jompo?” Ujar Ren sambil menahan tawa.
“Apa?” Gadis itu tambah melotot kepada Ren. Tidak terima dikatai remaja jompo. “sia lan.” Makinya lirih.
Ren melanjutkan ketidak peduliannya. Sampai di stasiun berikutnya, datanglah seorang ibu hamil yang berdiri di hadapannya. Dan ia segera memberikan kursinya kepada ibu hamil tersebut. Sontak ia mendapat decikan dari gadis pirang yang kini berdiri tepat disampingnya.
“Silahkan, Mbak.” Ren mempersilahkan.
“Makasih, Mas.”
“Ch!” Gadis itu melirik sinis kepada Ren.
Ren hanya melengos saja kemudian sibuk dengan ponselnya. Sebelah tangannya memegang handle untuk menjaga keseimbangannya.
Walaupun fokusnya ke layar ponsel, namun ia masih bisa merasakan saat ada sebuah sentuhan di bokongnya. Ia juga bisa merasakan kalau perlahan dompet yang berada di saku belakangnya mulai bergerak naik.
Segera Ren menggeser tubuhnya dan menangkap tangan yang hendak mencuri dompetnya. Ia menarik dan mencengkeram tangan gadis yang berdiri disampingnya itu. Gadis itu tak kalah terkejutnya karna tiba-tiba Ren menarik dan mencengkeram tangannya dengan kuat.
“Kamu?!!” Ren mendelik kepada gadis itu.
“Aaaaaaaa!!!!!!!!”
Tiba-tiba gadis itu berteriak dengan sangat kencang. Membuat penumpang di gerbong mereka langsung melihat kepadanya.
“Kenapa, Kak?” Tanya seorang pemuda yang tak jauh dari mereka.
“Tolong! Dia melecehkan saya!” Pekik gadis itu lagi.
Ren langsung melepaskan tangan gadis itu seketika. Sementara gadis itu langsung menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. Menatap pias kepada Ren yang jadi bingung karna reaksinya.
“Hei!” Ren berteriak saat beberapa pria tiba-tiba memeganginya. Mencengkeram kedua tangannya ke belakang.
“Dia bohong, Pak! Saya gak ada nyentuh dia. Dia yang mau ambil dompet saya! Dia itu pencopet!” Pekik Ren membela diri.
“Bohong! Kamu udah pegang-pegang pan tat saya!”
“Kamu yang bohong! Dasar pencuri!” Ren tetap membela diri. Membuat orang-orang bingung melihat mereka.
“Mana buktinya kalau aku mencuri?!” Gadis itu tetap pada aktingnya. “Kamu yang mesum, kok malah nuduh aku pencuri!” Gadis itu mulai meneteskan airmata demi menarik simpati dari orang-orang.
Seorang pria yang memegangi Ren meraba arah kantung celananya. Ia menarik dompet Ren yang masih berada di dalamnya dan menunjukkannya kepada semua orang.
Kini keadaan Ren semakin terpojok dengan bukti bahwa dompetnya masih ada di dalam sakunya. Dan tuduhan pelecehan seksualpun langsung tersemat kepadanya. Para pria semakin mengeratkan cengkeramannya hingga membuatnya kesulitan untuk bergerak. Sementara gadis itu sedang di tenangkan oleh beberapa ibu-ibu yang bersimpati padanya.
“Pak! Dia bohong, Pak!” Ren masih mencoba membela diri walaupun tidak ada satu orangpun yang percaya padanya.
Beberapa saat kemudian, dua orang pihak keamanan kereta datang dan langsung membawa Ren turun di stasiun terdekat untuk kemudian di serahkan ke kantor polisi.
Gadis yang menjadi ‘korban’ pun ikut dibawa ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.
Kini, Ren dan gadis itu sudah berada di sebuah ruangan kantor polisi dan sedang di selidiki.
“Pak, tolong percaya sama saya. Saya sama sekali gak pernah menyentuhnya, Pak. Dia yang mau mencuri dompet saya!” Tegas Ren kepada petugas yang sedang mencatat di komputer dengan sesekali melihat kepada KTP milik Ren.
“Kamu, mana KTP-mu?” Petugas meminta kartu identitas milik gadis itu.
“Saya gak bawa, Pak.” Jawab gadis itu dengan raut wajah sedih.
“Tuh kan Pak. Dia ini penipu, Pak. Kalau enggak, mana mungkin dia gak bawa KTP.” Ren memanfaatkan situasi untuk membela diri. Namun sepertinya petugas tak serta merta mempercayainya.
“Boleh saya telfon pengacara saya, Pak?” Ujar Ren meminta izin.
“Wwiihh. Gaya sekali pake pengacara segala. Ngaku aja kalau memang kamu melecehkan Mbak ini.” Seloroh salah satu petugas mentertawakan Ren. Namun Ren tetap di perbolehkan untuk menelfon.
Ren segera menelfon Pak Heru, penasihat hukum di perusahaannya. Heru langsung bergerak cepat untuk mengamankan bukti berupa vlog dari salah satu penumpang kereta. Tidak butuh waktu lama karna ia punya banyak jaringan dimana-mana.
Dua jam kemudian, Heru sudah tiba di kantor polisi beserta dengan Ariga, sekretaris Ren. Heru segera menyerahkan bukti video kepada petugas yang hanya bisa ternganga saja melihat kepada gadis yang sedang menggigiti bibirnya itu. Dan akhirnya Ren dinyatakan tidak bersalah.
“Maaf atas ketidak nyamanannya, Mas.” Petugas meminta maaf kepada Ren.
“Iya, gak apa-apa, Pak. Yang penting tolong ditindak itu.” Ujar Ren yang menunjuk gadis pencuri dengan dagunya. Sedangkan gadis itu hanya melirik padanya saja. Tidak merasa bersalah sama sekali.
Ren sudah boleh keluar dari kantor polisi. Bersama dengan Ariga dan Heru, mereka berjalan menuju ke arah mobil di parkir.
“Makasih banyak, Pak Heru.” Ujar Ren.
“Sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu.”
Ariga segera membukakan pintu untuk bosnya itu. Sementara Heru mengemudikan mobilnya sendiri.
“Harusnya Bapak ngajak saya. Atau naik mobil sendiri aja, Pak. Kenapa harus naik kereta, Pak?” Ariga mulai merepet menyalurkan kekesalannya. Karna peristiwa bodoh hampir saja menimpa Ren.
“Sekali-kali perlu healing, Ga.” Jawab Ren santai.
“Healing apaan kalau akhirnya dibawa ke kantor polisi, Pak? Healing itu ke gunung, ke laut.” Ariga masih saja merepet. “Kenapa gak di tuntut aja cewek itu, Pak?”
“Udah di urus sama Pak Heru.” Ujar Ren yang kemudian berusaha untuk memejamkan mata sambil menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi mobil.
Melihat itu, Ariga sudah tidak berani protes lagi. Ia terus melajukan mobil menuju ke kediaman Ren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-10-29
0
Dwi ratna
wah paman ariga nih
2023-05-01
0
Ⓒⁱⁿᵗᵃᵇⓔⓡᵘʲᵘⁿᵍᵐᵃⓛⓐⓝⓖ🍒⃞⃟🦅
mampir
2022-12-09
0