BAB 3. Tawa. Tempat Bersembunyi Paling Sempurna.

“Jin!”

Zinnia tau siapa yang sedang memanggilnya itu. Hanya satu makhluk di dunia ini yang memanggilnya begitu. Dia adalah Joham Syah. Teman seumuran yang sama tengilnya seperti dia. Mereka sama-sama menyukai aliran musik yang sama. Dan hanya Joham yang tidak pernah meremehkan dirinya dan mendukung apapun yang ia lakukan. Selama itu masih dalam batas wajar.

“Joo, kamu harus les artikulasi supaya bisa memanggilku dengan benar.” Gerutu Zinnia.

“Ya emang kamu Jin.” Jawab Joham santai.

“Sia lan!”

“Kamu ini kenapa lagi?” Tanya Joham yang masih duduk di atas sepeda motornya. “Buruan naik, aku anter pulang.”

“Kalau aku mau pulang, udah nebeng Kak Selvi dari tadi. Gak perlu repot-repot nungguin kamu. Malam ini aku nginep di rumahmu.”

“Heh! Enak aja. Kalau aku silap gimana? Kasihan Navya kalau tubuhku ternodai.” Joham menolak.

Plak! Sebuah pukulan mendarat di punggungnya. Zinnia menatapnya tanpa ekspresi sehingga nampak menyeramkan. Apalagi wajahnya di terpa oleh cahaya lampu dari teras kantor polisi.

“Aku tau kamu kuat iman, Joo.” Desisnya. “Berangkat!” Paksa Zinnia saat ia sudah nangkring di belakang Joham.

“Awas aja pokoknya kalau sampai salah satu di antara kita silap. Aku bakalan tuntut kamu atas dugaan pelecehan seksual dan pemerkosaan.” Ancam Joham.

“Gak bakal. Palingan ngeraba-raba dikit.”

“jin!”

“Hahahahahaha.”

Dan sepanjang jalan, Joham terus menggerutu tidak jelas. Ia kesal karna Zinnia tetap tidak mau diantar pulang ke rumahnya. Padahal ia sudah membujuknya.

“Mau ngopi dulu, gak?” Tawar Joham di tengah perjalanan.

“Boleh.”

Joham menghentikan sepeda motornya di depan sebuah warung burjo di depan komplek perumahannya. Si abang penjual langsung tersenyum ramah padanya.

“Kopi dua, Bang.” Pesan Joham yang langsung duduk di kursi panjang.

“Indomi satu, Bang. Banyakin cabenya.” Zinnia memesan sambil ikut duduk di samping Joham.

“Siap. Udah lama gak kemari, Neng?” Ujar abang penjual yang memang sudah mengenal Zinnia dan Joham. Namun Zinnia hanya tersenyum saja menanggapi pertanyaan itu.

Lima menit kemudian, pesanan mereka sudah datang. Aroma pedas langsung menyeruak dari piring mie goreng di hadapan Zinnia.

Tanpa banyak bicara, Zinnia segera menyantap hidangan itu. Joham hanya membiarkannya saja, ia sudah faham dengan apa yang terjadi selanjutnya.

Perlahan, suara isak tangis dari gadis yang duduk di samping Joham itu mulai terdengar. Joham menarik tisu dan mengulurkannya kepada Zinnia. Ia sudah tau apa yang membuat Zinnia menangis. Bukan karna pedasnya makanan yang ia makan, melainkan hatinya yang sedang terluka.

“Tuh kan? Pedes kan?” Seloroh abang penjual.

“Abang sih! Kenapa di kasih cabenya banyak banget! Kan aku jadi gak tahan sampe nangis begini!” Keluh Zinnia membuat abang penjual menggeleng heran.

“Lha kan situ yang minta. Kok jadi saya yang salah?”

“Huhuhuhuhu... Hiks.” Walaupun airmatanya meleleh namun Zinnia masih menghabiskan makanannya dengan sesenggukan.

Joham menunggu sampai temannya itu berhenti menangis, baru ia bertanya.

“Kali ini apa lagi?”

“Aku cuma minta ijin pergi ke Malang. Malah kemana-mana bahasnya.”

“Kan konsernya di batalin. Emangnya kamu gak tau?”

“Hah? Yang bener?” Zinnia mengusap hidungnya dengan punggung tangannya.

“Iyuhh.” Joham jijik sekali melihatnya. Ia kembali menyerahkan tisu kepada Zinnia. Tapi kali ini beserta kotaknya sekalian.

Zinnia mengambil tisu untuk mengelap tangan dan hidungnya. Zat capcaisin membuat cairan di hidungnya terus meleleh.

“Jadi gak ada gunanya dong aku kabur.”

“Hahahahaha. Makanya, apa-apa itu, lihat kondisi dulu.”

Zinnia mencibiri Joham. Kemudian mereka terdiam untuk beberapa saat.

“Apa yang kamu sukai dari Navya, Joo?” Pertanyaan itu membuat Joham langsung menoleh kepada Zinnia. Ia mengernyitkan keningnya.

“Yakin mau dengar? Nanti tambah sakit.”

“Sekarang gak yakin. Gak usah di jawab.” Dengus Zinnia.

“Hahahahaha. Cobalah cari pria yang baik. Bukan cuma karna kamu pengen nyosor bibirnya doang. Saat hatimu berdebar, kamu bakalan ngerti kenapa aku suka sama Navya.”

“Ch! Tapi hatiku gak pernah berdebar saat pacaran, Joo. Apa itu berarti aku belum ketemu sama pria yang baik?”

“Bisa jadi. Jodohmu masih sembunyi karna takut sama penampakanmu. Hahahahahaha.” Joham puas sekali menggoda Zinnia. Tidak peduli kalau punggungnya sudah berkali-kali mendapatkan pukulan dari gadis itu.

“Seremeh itukah aku bagimu, Joo? Bagi kalian?” Suara Zinnia berubah sendu. Ia menunduk sambil melipat tangannya di atas meja.

Dan saat itu Joham tau, kalau ia sudah salah bersikap. Ia menggaruk sebelah alisnya dengan ekspresi tidak enak.

“Bukan gitu, Jin.” Joham tidak jadi melanjutkan pembelaannya karna melihat airmata sudah kembali menetes ke atas meja. Ia hanya bisa menghela nafas penyesalan karna sudah salah berbicara.

“Maaf. Aku gak bermaksud nyinggung perasaan kamu.” Lirih Joham penuh penyesalan

Zinnia masih terdiam. Ia terus menundukkan wajahnya. Namun tiba-tiba tubuhnya mulai bergoyang dan terdengar suara darinya.

“Bbuuuuaahahahahhahaahhaaha!” Zinnia tertawa lepas. Ia menegakkan punggungnya sambil mengusap matanya. “Takut, ya? Takut, ya? Hahahahahahaha.” Raut wajah Zinnia tak menampakkan kesedihan sama sekali.

“Sialan kamu. Dasar jin.” Gerutu Joham yang sudah kepalang kesal.

Padahal Joham tau, itu hanya sikap pura-pura Zinnia untuk menyembunyikan kesedihannya yang sesungguhnya. Ia merasa kasihan kepada temannya itu.

Orang bilang, tidak ada kata persahabatan antara pria dan wanita. Karna salah satunya pasti memilik perasaan lebih terhadap yang lain.

Tapi Joham dan Zinnia membuktikannya. Mereka sudah bersahabat lebih dari lima tahun. Tak ada perasaan cinta di antara mereka. Baik Joham maupun Zinnia, tak pernah mempunyai perasaan lebih terhadap satu sama lain. Mereka hanya berteman. Hanya sebatas itu.

Joham tetap bertahan pada perasaannya untuk Navya. Sedangkan Zinnia, dia akan berpacaran dengan siapapun yang dia mau, dan akan memutuskannya saat ia mau.

“Jooo!!! Tunggu!” Pekik Zinnia saat Joham yang kesal sudah berjalan keluar di depannya. Pria itu bahkan mengancam akan meninggalkan Zinnia dengan langsung bertengger di atas sepeda motornya.

Untungnya Zinnia dengan cepat melompat ke atas jok motor. Dan Joham segera melajukan motornya menuju ke rumahnya.

“Aahhh. Enaknyaaa....” Seloroh Zinnia yang menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Menatap langit-langit ruangan itu dengan perasaan yang sulit di jelaskan.

“Kamu tidur di kamar aja. Biar aku yang tidur disini.” Perintah Joham sambil melemparkan selimut dan bantal ke atas sofa.

“Makaciiihhh...” Jawan Zinnia yang langsung ngeloyor ke kamar Joham.

“Bersihin dulu badanmu sebelum tidur!” Teriak Joham mengingatkan. Namun Zinnia hanya melambaikan sebelah tangannya saja.

Di rumah Joham hanya terdapat dua kamar tidur. Satu ia gunakan sebagai gudang dan ia hanya menggunakan satu kamar saja. Jadi saat Zinnia menginap disini, ia akan mengalah dan tidur di sofa ruang  tamu.

Zinnia memang sudah sering menginap di rumahnya kalau sedang bermasalah dengan keluarganya. Bahkan para tetangga Joham sudah mengenal baik siapa dia. Rumah Joham sudah seperti rumah kedua baginya.

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

🙄🙄

2022-12-09

0

mayza delita

mayza delita

baru lanjut baca 🤭🤭 beberapa bln lalu kecantol di aplikasi sebelah

2022-11-14

1

Una_awa

Una_awa

lanjut kak

2022-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Tidak Ada Yang Percaya Dengan Kebenaran.
2 BAB 2. Terjebak Di Padang Kaktus.
3 BAB 3. Tawa. Tempat Bersembunyi Paling Sempurna.
4 BAB 4. Kebebasan Untuk Memillih Waktu Yang Tepat.
5 BAB 5. Ucapan Adalah Senjata Paling Tajam Di Dunia.
6 BAB 6. Permintaan Maaf Yang Tulus.
7 BAB 7. Semua Hanya Butuh Waktu Yang Tepat Untuk Melalui Proses.
8 BAB 8. Hari Baik Belum Tentu Menjadi Yang Terbaik.
9 BAB 9. Menyembunyikan Diri Dalam Kegelapan.
10 BAB10. Bersiap Menyambut Kemandirian.
11 BAB 11. Malu Dan Tidak Mau Mengakui.
12 BAB 12. Sebutan Kosong Yang Tidak Berarti.
13 BAB 13. Terlihat Sekelebatan Luka.
14 BAB 14. Ternyata Sesulit Itu Menemukan Ketulusan.
15 BAB 15. Ada Batasan Yang Tidak Terlihat.
16 BAB 16. Sudah Biasa Dipandang Remeh.
17 BAB 17. Malam Yang Memberi Banyak Keuntungan.
18 BAB 18. Entah Lelah Fisik, Atau Lelah Hati.
19 BAB 19. Kenyaman Yang Disebut, Keluarga.
20 BAB 20. Harapan Yang Berkelebat Dan Menimbulkan Rasa Iri.
21 BAB 21. Lebih Banyak Yang Menyembunyikan Sifat Asli.
22 BAB 22. Tidak Punya Hak, Tapi Merasa Kesal.
23 BAB 23. Tidak Ada Raut Kekhawatiran Yang Terbaca.
24 BAB 24. Tidak Seperti Yang Terlihat
25 BAB 25. Tidak Bisa Diam Saja.
26 BAB 26. Digelitik Oleh Perasaan Aneh Yang Menyenangkan.
27 BAB 27. Rintik Hujan Menambah Malu.
28 BAB 28. Tingginya Keegoisan Hingga Menutupi Fikiran.
29 BAB 29. Mendung Yang Tak Kunjung Mendatangkan Hujan.
30 BAB 30. Serapat Apapun Menyembunyikan, Akan Ada Waktunya Untuk Di Ketahui.
31 BAB 31. Hitam Adalah Benteng Pertahanan.
32 BAB 32. Tidak Menemukan Alasannya.
33 BAB 33. Hati Yang Pias Dan Penuh Rasa Iri.
34 BAB 34. Senyuman Yang Berhasil Meluluh Lantakkan Sebuah Hati.
35 BAB 35. Sebaran Dalam Batasan.
36 BAB 36. Keindahan, Tersenyum Kepada Matahari.
37 BAB 37. Kebohongan Yang Sering Di Ucapkan Manusia.
38 BAB 38. Rumah Yang Tidak Pernah Menerimaku.
39 BAB 39. Setiap Orang Berhak Hidup Dengan Caranya Sendiri.
40 BAB 40. Untuk Sesaat Melupakan Luka.
41 BAB 41. Menjaga, Bukan Merusak. Itu Adalah Sikap Pria Hebat.
42 BAB 42. Benar Itu Semua Adalah Bagian Dari Masa Lalu.
43 BAB 43. Kecurigaan Yang Berakhir Dengan Salah Faham.
44 BAB 44. Sakit Akibat Praduga Yang Salah.
45 BAB 45. Ilusi Dari Sebuah Jurang Yang Nampak Menakutkan.
46 BAB 46. Ladang Yang Di Penuhi Oleh Bunga Dan Kupu-Kupu.
47 BAB 47. Menyusupkan Keinginan Di Antara Peringatan.
48 BAB 48. Dua Hati Yang Sedang Berbunga-Bunga Itu, Enggan Berpisah.
49 BAB 49. Deguban Rindu Yang Mendebarkan.
50 BAB 50. Sisi Kerapuhan Dan Kehancuran Yang Harus Di sembunyikan.
51 BAB 51. Sebenarnya Tidak Punya Hak Ikut Campur.
52 BAB 52. Orang Cenderung Melihat Hasilnya Ketimbang Prosesnya.
53 BAB 53. Sejauh Ini, Perasaan Itu Masih Terjaga Dengan Baik.
54 BAB 54. Besar Kepala Karna Kesempurnaan.
55 BAB 55. Rasa Bahagi Yang Sewaktu-Waktu Bisa Berubah Mnejadi Rasa Sakit.
56 BAB 56. Malam Yang Semprna Membawa Kebahagiaan Sekaligus Rasa Sakit.
57 BAB 57. Menawarkan Sandaran Dan Perlindungan.
58 BAB 58. Tidak Perlu Romantis, Yang Penting Tulus.
59 BAB 59. Selalu Ada Yang Tersakiti Saat Yang Lain Mendapatkan Kebahagiaan.
60 BAB 60. Senyum Pesakitan, Menandakan Hati Yang Sudah Terkoyak-Koyak.
61 BAB 61. Orang Yang Tepat Untuk Sandaran Luka.
62 BAB 62. Menangis Dalam Diam Adalah Hal Yang Menmyakitkan.
63 BAB 63. Hati Yang Masih Terjebak Di Masa Anak-Anak.
64 BAB 64. Rencana Masa Depan Itu Sudah Tersusun Rapi.
65 BAB 65. Hal Umum Namun Tidak Pernah Di Dapatkan.
66 BAB 66. Masih Punya Banyak Kekuatan Untuk Mengendalikan Diri.
67 BAB 67. Masih Belum Terbiasa Dengan Perubahan Sikap Yang Tiba-Tiba.
68 BAB 68. Pengakuan Atas Hak Milik.
69 BAB 69. Pujian Tapi Kok Menyakitkan.
70 BAB 70. Jurus Belas kasih. Pukulan Telak.
71 BAB 71. Tawa Itu, Telah Memantabkan Sebuah Rencana.
72 BAB 72. Putri Yang Baik Hati.
73 BAB 73. Pribadinya Masih Jauh Dari kata Dewasa.
74 BAB 74. Tidak Lagi Menemukan Jalan Untuk Melarikan Diri.
75 BAB 75. Hancur Untuk Yang Kedua Kalinya.
76 BAB 76. Orang Baik Tidak Benar-Benar Baik.
77 BAB 77. Rasa Malu Telah Mengalahkannya.
78 BAB 78. Kemalangan Seolah Masih Enggan Untuk Pergi.
79 BAB 79. Keputusan Tergesa-Gesa. Semoga Menjadi Baik.
80 BAB 80. Karma Butuh Waktu Untuk Mempersiapkan Balasan Terhebat.
81 BAB 81. Tidak Dalam Kondisi Bisa Memilih.
82 BAB 82. Sudah Jadi Hak Milik.
83 BAB 83. Ayo Kita Bahagia Sama-Sama.
84 Novel Baru.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
BAB 1. Tidak Ada Yang Percaya Dengan Kebenaran.
2
BAB 2. Terjebak Di Padang Kaktus.
3
BAB 3. Tawa. Tempat Bersembunyi Paling Sempurna.
4
BAB 4. Kebebasan Untuk Memillih Waktu Yang Tepat.
5
BAB 5. Ucapan Adalah Senjata Paling Tajam Di Dunia.
6
BAB 6. Permintaan Maaf Yang Tulus.
7
BAB 7. Semua Hanya Butuh Waktu Yang Tepat Untuk Melalui Proses.
8
BAB 8. Hari Baik Belum Tentu Menjadi Yang Terbaik.
9
BAB 9. Menyembunyikan Diri Dalam Kegelapan.
10
BAB10. Bersiap Menyambut Kemandirian.
11
BAB 11. Malu Dan Tidak Mau Mengakui.
12
BAB 12. Sebutan Kosong Yang Tidak Berarti.
13
BAB 13. Terlihat Sekelebatan Luka.
14
BAB 14. Ternyata Sesulit Itu Menemukan Ketulusan.
15
BAB 15. Ada Batasan Yang Tidak Terlihat.
16
BAB 16. Sudah Biasa Dipandang Remeh.
17
BAB 17. Malam Yang Memberi Banyak Keuntungan.
18
BAB 18. Entah Lelah Fisik, Atau Lelah Hati.
19
BAB 19. Kenyaman Yang Disebut, Keluarga.
20
BAB 20. Harapan Yang Berkelebat Dan Menimbulkan Rasa Iri.
21
BAB 21. Lebih Banyak Yang Menyembunyikan Sifat Asli.
22
BAB 22. Tidak Punya Hak, Tapi Merasa Kesal.
23
BAB 23. Tidak Ada Raut Kekhawatiran Yang Terbaca.
24
BAB 24. Tidak Seperti Yang Terlihat
25
BAB 25. Tidak Bisa Diam Saja.
26
BAB 26. Digelitik Oleh Perasaan Aneh Yang Menyenangkan.
27
BAB 27. Rintik Hujan Menambah Malu.
28
BAB 28. Tingginya Keegoisan Hingga Menutupi Fikiran.
29
BAB 29. Mendung Yang Tak Kunjung Mendatangkan Hujan.
30
BAB 30. Serapat Apapun Menyembunyikan, Akan Ada Waktunya Untuk Di Ketahui.
31
BAB 31. Hitam Adalah Benteng Pertahanan.
32
BAB 32. Tidak Menemukan Alasannya.
33
BAB 33. Hati Yang Pias Dan Penuh Rasa Iri.
34
BAB 34. Senyuman Yang Berhasil Meluluh Lantakkan Sebuah Hati.
35
BAB 35. Sebaran Dalam Batasan.
36
BAB 36. Keindahan, Tersenyum Kepada Matahari.
37
BAB 37. Kebohongan Yang Sering Di Ucapkan Manusia.
38
BAB 38. Rumah Yang Tidak Pernah Menerimaku.
39
BAB 39. Setiap Orang Berhak Hidup Dengan Caranya Sendiri.
40
BAB 40. Untuk Sesaat Melupakan Luka.
41
BAB 41. Menjaga, Bukan Merusak. Itu Adalah Sikap Pria Hebat.
42
BAB 42. Benar Itu Semua Adalah Bagian Dari Masa Lalu.
43
BAB 43. Kecurigaan Yang Berakhir Dengan Salah Faham.
44
BAB 44. Sakit Akibat Praduga Yang Salah.
45
BAB 45. Ilusi Dari Sebuah Jurang Yang Nampak Menakutkan.
46
BAB 46. Ladang Yang Di Penuhi Oleh Bunga Dan Kupu-Kupu.
47
BAB 47. Menyusupkan Keinginan Di Antara Peringatan.
48
BAB 48. Dua Hati Yang Sedang Berbunga-Bunga Itu, Enggan Berpisah.
49
BAB 49. Deguban Rindu Yang Mendebarkan.
50
BAB 50. Sisi Kerapuhan Dan Kehancuran Yang Harus Di sembunyikan.
51
BAB 51. Sebenarnya Tidak Punya Hak Ikut Campur.
52
BAB 52. Orang Cenderung Melihat Hasilnya Ketimbang Prosesnya.
53
BAB 53. Sejauh Ini, Perasaan Itu Masih Terjaga Dengan Baik.
54
BAB 54. Besar Kepala Karna Kesempurnaan.
55
BAB 55. Rasa Bahagi Yang Sewaktu-Waktu Bisa Berubah Mnejadi Rasa Sakit.
56
BAB 56. Malam Yang Semprna Membawa Kebahagiaan Sekaligus Rasa Sakit.
57
BAB 57. Menawarkan Sandaran Dan Perlindungan.
58
BAB 58. Tidak Perlu Romantis, Yang Penting Tulus.
59
BAB 59. Selalu Ada Yang Tersakiti Saat Yang Lain Mendapatkan Kebahagiaan.
60
BAB 60. Senyum Pesakitan, Menandakan Hati Yang Sudah Terkoyak-Koyak.
61
BAB 61. Orang Yang Tepat Untuk Sandaran Luka.
62
BAB 62. Menangis Dalam Diam Adalah Hal Yang Menmyakitkan.
63
BAB 63. Hati Yang Masih Terjebak Di Masa Anak-Anak.
64
BAB 64. Rencana Masa Depan Itu Sudah Tersusun Rapi.
65
BAB 65. Hal Umum Namun Tidak Pernah Di Dapatkan.
66
BAB 66. Masih Punya Banyak Kekuatan Untuk Mengendalikan Diri.
67
BAB 67. Masih Belum Terbiasa Dengan Perubahan Sikap Yang Tiba-Tiba.
68
BAB 68. Pengakuan Atas Hak Milik.
69
BAB 69. Pujian Tapi Kok Menyakitkan.
70
BAB 70. Jurus Belas kasih. Pukulan Telak.
71
BAB 71. Tawa Itu, Telah Memantabkan Sebuah Rencana.
72
BAB 72. Putri Yang Baik Hati.
73
BAB 73. Pribadinya Masih Jauh Dari kata Dewasa.
74
BAB 74. Tidak Lagi Menemukan Jalan Untuk Melarikan Diri.
75
BAB 75. Hancur Untuk Yang Kedua Kalinya.
76
BAB 76. Orang Baik Tidak Benar-Benar Baik.
77
BAB 77. Rasa Malu Telah Mengalahkannya.
78
BAB 78. Kemalangan Seolah Masih Enggan Untuk Pergi.
79
BAB 79. Keputusan Tergesa-Gesa. Semoga Menjadi Baik.
80
BAB 80. Karma Butuh Waktu Untuk Mempersiapkan Balasan Terhebat.
81
BAB 81. Tidak Dalam Kondisi Bisa Memilih.
82
BAB 82. Sudah Jadi Hak Milik.
83
BAB 83. Ayo Kita Bahagia Sama-Sama.
84
Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!