Muslimah In Love
Perempuan dengan gamis hitam melangkah cepat melewati pinggiran jalan raya yang masih basah karena guyuran hujan tadi pagi. Sesekali ia melompat menghindari genangan air agar kakinya yang terbungkus kaos kaki coklat muda tidak basah. Ia bersyukur karena hujan sudah tidak sederas tadi sehingga bisa leluasa bergerak tanpa harus membawa payung.
Alisha Sabiya Nadifah biasa dipanggil Ica adalah mahasiswi semester awal Manajemen Bisnis Pariwisata di Politeknik Negeri Banyuwangi. Ica bekerja paruh waktu di Butik Muslimah yang letaknya sekitar 1 kilometer dari tempat kos nya untuk biaya kuliah agar tidak terlalu menyusahkan orangtuanya.
"Berangkat kerja dek Ica?" Seorang lelaki yang tengah membaca majalah islam di depan sebuah toko buku menyapa Ica.
Ica mendongak mendengar seseorang menyapanya.
"Iya Kak Arfan.." Ica tersenyum membalas sapaan lelaki tersebut.
Arfan menurunkan majalah di tangannya agar Ica bisa melihatnya. Bola matanya yang hitam pekat terlihat berbinar-binar di balik kacamata baca nya.
Ica mengenal baik laki-laki tersebut berawal dari dirinya yang bergabung dengan ekstrakurikuler Rohis dan Arfan merupakan ketua umumnya. Arfan adalah senior Ica 1 tingkat yang dikagumi wanita di kampus karena ketampanan dan kealimannya.
"Nggak bawa payung?" Tanya Arfan.
"Enggak, cuma gerimis biar cepet sampai di butik kan sambil lari-larian." Ica terkekeh. "Mari Kak Arfan.." Ica menunduk sesaat sebelum melanjutkan perjalanannya yang sudah dekat.
Arfan memperhatikan punggung kecil Ica yang perlahan menjauh. Bibir Arfan menyunggingkan senyum samar di balik majalah yang menutupi wajahnya. Hangat. Entah kenapa dada Arfan terasa hangat melihat adik tingkatnya itu.
Ica meletakkan sandalnya di rak yang telah disediakan sesampainya di depan bangunan berukuran cukup besar bertuliskan Butik Muslimah di atas pintu masuk.
"Assalamualaikum." Ica mengucapkan salam sambil membuka pintu menyapa Aisyah yang berada di belakang meja kasir.
"Waalaikumussalam." Aisyah tersenyum manis, ia memiliki wajah oriental seperti orang keturunan chinese pada umumnya. Ia memeluk agama islam sekitar 2 tahun yang lalu sejak mengenal Umar yang kini menjadi suaminya. "Mbak pikir kamu bakal telat karena hujan." Aisyah beranjak dari duduknya.
"Cuma gerimis Mbak." Sahut Ica sambil mengembangkan senyumnya.
"Kalau gitu Mbak balik dulu ya." Aisyah meraih tas lalu menyampirkan di bahunya. "Hati-hati jaga butik ya." Aisyah melihat ke seluruh ruangan di butiknya. "Saya balik ya!" Serunya kepada 4 pegawai lain yang sedang melayani para pembeli.
"Iya mbak!" Jawab Maia, Anisa, Shafa dan Aini bersamaan.
Ica memperhatikan Aisyah yang berjalan meninggalkan Butik. Walaupun lahir di keluarga tionghoa, kini Aisyah menjadi muslim yang taat sehingga para pegawai banyak belajar darinya. Ia menyembunyikan kulit putihnya dengan selalu mengenakan gamis dan jilbab panjang lengkap dengan kaos kaki kadang juga memakai cadar untuk beberapa acara tertentu.
Ica duduk di belakang mesin kasir menggantikan Aisyah. Setiap hari ketika Ica datang maka Aisyah akan pulang untuk istirahat dan akan kembali lagi setelah isya' sebelum akhirnya menutup butik.
"Ca yang ini ya." Maia menghampiri meja kasir membawa sepotong gamis berwarna salem untuk diproses sebelum pembeli membayarnya.
"Ini aja Mbak?" Tanya Ica memastikan tidak ada belanjaan lain yang tertinggal dijawab anggukan oleh Maia sebelum meninggalkan meja kasir dan melayani pembeli lain.
Sesaat kemudian si pemilik gamis menghampiri meja kasir.
"Gamis sifon salem?" Ica melihat perempuan di depannya memastikan sekali lagi.
"Iya." Jawab perempuan tersebut sembari mengangguk singkat.
"Tiga ratus dua puluh lima." Ica menyebutkan harga gamis tersebut lalu pembeli menyerahkan 4 lembar seratus ribuan. Ica membungkus gamis yang sudah dilipat rapi dengan plastik bening kemudian memasukkannya ke dalam tas kertas berwarna magenta yang merupakan warna khas Butik Muslimah. "Terimakasih." Ica menyodorkan belanjaan dan uang kembalian.
Butik Muslimah memang selalu ramai setahu Ica sejak dirinya bekerja tapi tidak pernah membeli gamis disini karena harganya yang tergolong mahal untuk mahasiswi sepertinya. Kadang ia hanya membeli kaos kaki, ciput, jilbab yang harganya masih terjangkau.
Ica mendongak melihat pintu masuk yang terbuka kemudian muncul seorang laki-laki tampan bertubuh tinggi atletis mengenakan jas alamamater Universitas Airlangga. Daniel adalah adik Aisyah sangat terlihat dari wajahnya yang mirip dengan Kakak perempuannya. Saat ini Daniel adalah mahasiswa semester 5 UNAIR kampus Banyuwangi jurusan kedokteran hewan.
"Dek ica, ada HP nya Kak Atalie nggak?" Lelaki bernama Daniel itu menghampiri Ica. "Katanya ketinggalan disini."
"Aku cari ya." Ica membuka laci meja mencari ponsel milik Aisyah. "Ini.." Ica memberikan ponsel pada Daniel.
"Makasih." Daniel memasukkan ponsel milik Aisyah ke dalam saku jas nya. "Kebiasaan Kak Atalie suka lupa sama barang nya." Daniel tersenyum lebar. Ia biasa memanggil Aisyah dengan nama kecil sebelum menjadi mualaf yakni Atalie. "Oh iya, aku bawa pie coklat buat kamu sama yang lain juga." Daniel meletakkan dua kotak pie di atas meja. "Dimakan ya." Tambah Daniel.
"Makasih Kak Daniel." Ica tersenyum. Daniel seringkali membelikan makanan untuk pegawai butik Aisyah bahkan kadang makan bersama. Walaupun terlahir dari keluarga kaya, Daniel tidak pernah angkuh ataupun sombong sangat mirip dengan Aisyah yang memilih membuka butik sendiri dari pada meneruskan bisnis keluarganya berupa Pusat Perbelanjaan, hotel dan beberapa Taman Hiburan di Banyuwangi.
"Sama-sama, aku pulang ya." Daniel memberikan senyum manisnya sebelum pergi meninggalan butik.
Ica memperhatikan punggung Daniel yang kokoh semakin jauh lalu menghilang di balik pintu.
"Assalamualaikum!" Suara seseorang yang tidak asing di telinga Ica. Sesuai dugannya, pemilik suara melengking itu adalah Dianis yang tiba-tiba masuk ke dalam butik.
"Waalaikumussalam, ngapain kamu kesini?" Ica melihat sahabatnya yang tersenyum lebar menghampirinya. Dianis adalah sahabat Ica sejak kecil hingga sekarang selalu satu sekolah bahkan sekarang satu kos pula.
"Eh aku pinjam laptop kamu ya." Pinta Dianis dengan wajah memelas untuk merayu Ica.
"Buat apa?" Ica melihat Dianis sesaat sambil melayani pembeli yang hendak membayar belanjaannya.
"Buat ngerjain tugas dari Pak Deni, laptop aku lagi demam tuh nggak bisa dipake."
"Emang kamu nggak kerja?" Ica memberikan tas belanjaan milik pembeli beserta uang kembalian tidak lupa mengucapkan terimakasih.
"Aku bawa ke tempat kerja ada free wifi jadi bisa numpang disana." Dianis mengangkat alisanya meminta persetujuan Ica. Teman-teman di kampus menyebutnya wanita paling beruntung karena bisa bekerja di toko buku milik Arfan.
"Iya boleh, bawa aja."
"Oke makasih cantikku" Dianis mencolek pipi Ica sesaat. "Eh, pie punya siapa nih?" Mata Dianis melirik dua kotak pie di atas meja.
"Ambil aja satu kalau mau, barusan dikasih Kak Daniel."
"Yang barusan papasan sama aku itu namanya Daniel?" Dianis mencomot satu potong pie mini dari dalam kotak dan buru-buru mengantonginya. Ica mengangguk untuk menjawab pertanyaan Dianis. "Cogan ya." Ia tersenyum jahil pada sahabatnya yang entah kenapa pipinya bersemu merah saat nama Daniel disebutkan. "Duh sampe lupa, nih dari Kak Arfan." Dianis menyodorkan sebuah flashdisk pada Ica yang ia ambil dari saku.
"Flashdisk punya siapa?"
"Katanya kamu kemarin cari buku di toko Kak Arfan tapi stoknya habis jadi dia kasih ebook nya buat kamu, ini udah dari semalem tapi aku lupa mau kasih ke kamu."
"Bilang makasih ya sama Kak Arfan."
"Oke, aku berangkat dulu." Dianis keluar dari butik.
Sedangkan Ica memasukkan flashdisk ke dalam tas kecil yang biasa dibawanya ketika bekerja. Ica melanjutkan pekerjaannya melayani pembeli yang hendak membayar belanjaannya dengan sepenuh hati dan suka cita. Ia selalu bersyukur karena dikelilingi orang-orang baik di sekitarnya sehingga dirinya bisa belajar banyak hal dari mereka.
Cerita ini pertama kali dipublish di wp dan masih on going sampai sekarang.
Jangan lupa tinggalkan komentar kalian tentang apapun^^
Oh iya, kira-kira kalian lebih suka ada foto tokoh nya atau nggak?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Rere Winda
baru mampir thor👍bagus nih ceritanya
2024-07-12
1
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
Cerita nya baguss 🤭🤭 aku baru mampir 🤭🤭 semangatt thourrr 💪💪
2023-07-20
1
Aulia Aulia
ksihh foto tokoh nya kk biarr gaa trlalu polos
2021-07-25
1