Setiap akhir pekan Ica dan Dianis biasanya pulang ke rumah untuk melepas rindu dengan orangtua setelah 5 hari penuh mengerjakan tugas kuliah dan bekerja namun akhir pekan kali ini mereka tidak bisa pulang karena Ica memiliki kegiatan bakti sosial Rohis dan komunitas Teman Hijrah Banyuwangi(THB).
"Sarapan dulu nih." Dianis datang mengejutkan Ica yang sedang bersiap-siap memasukkan barang keperluannya ke dalam tas kecil. Dianis membawa roti isi telur mata sapi dan susu coklat, Ica mengakui bahwa sahabatnya itu pandai membuat makanan tak seperti dirinya yang tidak mahir memasak.
"Kamu ngga ikut?" Tanya Ica pada Dianis yang sudah memulai sarapannya. Dianis hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Aku juga mau keluar." Katanya. "Lagian aku bukan anggota Rohis, malu ah mau ikut."
Ica tidak segera menanggapi ucapan Dianis karena sedang membaca doa sebelum makan.
"Keluar kemana?" Tanya Ica akhirnya sembari memasukkan sepotong roti ke dalam mulutnya.
"Ada deh jalan-jalan."
Ica diam tidak lagi membalas perkataan Dianis. Mereka menyelesaikan sarapan lalu bersiap pergi karena tempat kos juga sepi jadi berdiam disana tidak ada gunanya, teman yang lain berlibur atau pulang ke rumah masing-masing.
***
2 mini bus yang ditumpangi oleh anggota Rohis perempuan dan laki-laki berhenti di halaman panti asuhan yang luas. Mereka disambut oleh anak-anak panti dan komunitas THB yang sudah sampai di tempat lebih dulu.
"Ukhti Ica.." Zayaan sang ketua Rohis perempuan menyapa Ica yang baru turun dari mini bus. Ia merupakan senior Ica satu angkatan dengan Arfan. Sesuai namanya, Zayaan memiliki wajah yang cantik dan lemah lembut. Sudah banyak yang hendak melamarnya namun Zayaan tidak berniat menerima mereka. Ia memendam perasaannya pada Arfan. Jika peka, maka Arfan akan mengetahui hal tersebut namun sayang lelaki itu kurang peka terhadap keadaan di sekitarnya apalagi memang banyak yang suka mencari perhatiannya.
"Iya Ukhti Zayaan." Ica tersenyum manis pada Zayaan.
"Itu teman-teman Ukhti yang dari THB?" Zayaan melihat ke arah segerombolan perempuan berpakaian dominan hitam bahkan sebagian besar dari mereka mengenakan cadar.
"Iya, saya permisi mau menyapa mereka dulu."
"Tafadhol Ukh."
Ica berjalan menghampiri teman-temannya dari komunitas THB. Mereka sulit sekali berkumpul seperti ini karena kesibukan dari masing-masing anggota. Mereka menjadwalkan bertemu sebulan sekali untuk menjaga silaturahmi.
"Assalamualaikum." Ica mengucapkan salam yang langsung dijawab oleh teman-temannya. Ica menjabat satu per satu dari mereka dan saling memeluk.
"Alhamdulillah, pertemuan kali ini lengkap." Ica tersenyum melihat teman-temannya. Jika berkumpul, Ica mengenakan pakaian yang berbeda karena komunitas THB biasa mengatur dresscode gamis warna hitam sedangkan dirinya mengenakan rok panjang berwarna peach dan jas Rohis.
"Alhamdulillah, Ukhti Shanum dari Jember hari ini ikut hadir." Ucap salah seorang dari mereka. Ica mencari sosok Shanum, anggota THB paling muda dan bukan dari daerah Banyuwangi. Walaupun komunitas ini memiliki nama Teman Hijrah Banyuwangi tapi mereka tetap menerima anggota dari luar Banyuwangi.
"Mbak Ica." Shanum yang mengenakan cadar menyapa Ica agar tahu keberadaannya. Ica melihat Shanum yang berdiri tepat di hadapannya, Ica membalasanya dengan senyum manis. Ica mengira di balik cadarnya, Shanum juga sedang tersenyum terlihat dari matanya yang sedikit menyipit.
"Semoga acara ini bisa memberikan berkah bagi kita semua ya Ukhti." Seru Ica yang langsung diaminkan oleh semua anggota THB.
Pengurus panti mempersilahkan beberapa dari anggota Rohis dan THB masuk ke dalam panti sebagai perwakilan. Tidak semua bisa masuk karena jumlah mereka lebih dari seratus orang. Sebagian yang lain membantu memasukkan pakaian dan bahan makanan ke dalam panti yang telah dikumpulkan oleh anggota Rohis dan THB.
"Kami dari anggota Rohani Islam Poliwangi dan anggota Teman Hijrah Banyuwangi mengucapkan terimakasih kepada pihak panti yang telah mengizinkan kami berkunjung kesini dan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila kedatangan kami mengganggu waktu teman-teman disini." Arfan mewakili semuanya mengutarakan maksud kedatangan mereka walaupun sudah ada janji sebelumnya tapi mereka tetap harus mengutamakan bertingkah laku santun.
"Justru kami yang berterimakasih karena kedatangan adik-adik bisa menambah keceriaan anak-anak disini, terimakasih banyak untuk bantuannya semoga dibalas kebaikan oleh Allah subhanuwata'ala." Salah satu pengurus berterimakasih kepada semuanya yang telah datang.
Setelah memasukkan semua bantuan ke dalam panti, mereka melakukan foto bersama sebagai dokumentasi.
Sekitar 30 menit kemudian, mereka pamit pulang agar kegiatan panti berjalan seperti biasa tanpa terganggu. Senyum bahagia dan seruan keceriaan menghiasi setiap anak-anak panti asuhan mengantar para anggota Rohis sebelum mereka meninggalkan halaman panti.
"Ica beneran mau disini dulu, nggak ikut pulang sama yang lain?" Arfan bertanya pada Gysta yang memberitahu bahwa dirinya masih ingin bersama anggota THB.
"Iya, nanti aku pulangnya bisa naik bus." Ica menjawab sembari tersenyum tipis.
"Nanti kalau ada apa-apa telfon aku ya." Ujar Arfan tanpa ragu membuat Ica kebingungan karena menganggap lelaki itu berlebihan, lagi pula dirinya sudah biasa bepergian sendiri atau berdua saja dengan Dianis.
"Telfon Kakak?" Tanya Ica memastikan bahwa ia tidak salah dengar.
"Ummm, maksudnya.." Arfan menggaruk alisnya yang tidak terasa gatal. "Telfon aku atau yang lain karena aku bertanggung jawab atas keselamatan anggota Rohis." Arfan tersenyum canggung, jantungnya berdegup kencang karena telah salah bicara.
"Kak Arfan nggak perlu khawatir, mungkin nanti ada teman-teman juga yang naik bus."
"Yah." Arfan mengangguk beberapa kali. "Kalau gitu aku duluan Ca."
"Iya hati-hati di jalan." Ica tersenyum tipis sebelum Arfan meninggalkan dirinya.
Diam-diam di balik cadar, seorang perempuan memperhatikan pemandangan di depannya, menyaksikan keakraban Arfan dan Ica. Lalu ia tersenyum tipis, senyum yang tidak diketahui siapapun kecuali dirinya.
Ica dan Teman Hijrah Banyuwangi pergi ke taman kota yang jaraknya dekat dengan lokasi panti. Mereka akan berbagi ilmu, pengalaman dan saling menguatkan satu sama lain. Karena berjuang di jalan Allah di zaman sekarang tidaklah mudah, banyak cemoohan yang seringkali mereka dengar. Kadang penampilan yang sedikit berbeda dari yang lain membuat mereka terasingkan.
"Aku pernah waktu itu ke pasar, semua orang liatin dengan pandangan yang aneh, bahkan ada yang lari ketakutan sambil teriak ter*ris." Salah satu dari anggota THB mengungkapkan curahan hatinya dengan mata berkaca-kaca namun bibir di balik cadar itu membentuk senyum kebahagiaan.
Anggota lain ikut merasakan kesedihan dan meneteskan air mata karena dalam Hadits Riwayat Muslim dikatakan bahwa Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.
Mereka saling menguatkan satu sama lain agar senantiasa istiqomah berada di jalan Allah hingga di akhirat nanti.
***
Daniel terdiam cukup lama di dalam mobil, menimbang-nimbang binatang apa yang akan diberikannya pada Ica. Kemarin gadis itu bergurau ingin Daniel memberikannya binatang tapi Daniel tak menganggap itu hanya candaan, menurutnya ia memang harus memberikan Ica hadiah.
Setelah berpikir lama akhirnya Daniel memutuskan untuk menghentikan mobil nya di depan toko ikan hias, ia akan membeli satu untuk Ica.
"Pak pilihkan saya satu ikan hias yang cantik dan ukurannya tidak terlalu besar." Pinta Daniel pada si pemilik toko.
"Ini bagus Mas, biasanya orang-orang suka pelihara yang lincah dan cerah seperti ini." Bapak tersebut mengambil salah satu ikan berwarna kuning dengan jaring kecil.
"Boleh deh." Daniel mengangguk, ikan adalah pilihan tepat untuk menjadi hewan peliharaan karena perawatannya tidak sulit bagi Ica yang jarang di rumah karena karena kuliah dan bekerja hingga malam.
Daniel memasukkan seekor ikan di dalam plastik dan akuarium kecil lengkap dengan hiasannya ke dalam mobilnya. Tiba-tiba matanya menangkap sosok perempun yang tidak asing baginya, perempuan yang selalu dicarinya, berjalan hendak masuk ke dalam masjid yang jaraknya sekitar 20 meter dari tempat Daniel berdiri saat ini. Dengan gerakan cepat, Daniel menutup pintu mobilnya lalu berlari menghampiri gadis bergamis tersebut.
"Dek Ica!" Daniel berseru, si pemiliki nama spontn membalikkan badan mengentikan langkahnya sedangkan teman yang lain sudah masuk ke dalam masjid.
"Kak Daniel.." Ica terkejut melihat lelaki itu di hadapannya.
"Dek Ica ngapain disini, maksudnya, aku pikir Dek Ica pulang." Daniel tersenyum lebar.
"Aku baru dari panti deket sini terus sekarang mau shalat dhuhur sebelum kembali ke tempat kos." Jelas Ica dengan senang hati.
"Adek sama orang-orang yang pakai penutup wajah itu?" Daniel melihat ke arah pintu masuk masjid, ia melihat Ica bersama mereka baru saja.
"Oh." Ica menutup mulutnya menahan tawa melihat wajah polos Daniel yang mengucapkan 'penutup wajah' "itu namanya cadar bukan penutup wajah."
"Tapi itu membuat wajah mereka tertutup." Kilah Daniel.
"Iya, mulai sekarang Kak Daniel harus menyebutnya cadar." Tegas Ica disertai senyum ceria. "Kak Daniel ada kuliah di hari minggu?" Tanya Ica karena kampus Daniel berada di daerah ini.
"Iya." Daniel mengangguk. Sebenarnya tidak ada jadwal kuliah hari ini, ia kesini hanya untuk membeli ikan hias.
"Ya udah, aku masuk dulu, udah adzan biar nggak ketinggalan shalat berjamaah." Pamit Ica pada Daniel yang sebenarnya masih ingin mengobrol lebih lama dengan perempuan bertubuh mungil itu.
"Iya, aku juga mau pulang, sampai jumpa Dek ica." Daniel memberikan senyum manisnya sebelum mereka berjalan ke arah yang berlawanan. Ica dan Daniel sama-sama menoleh setelah beberapa langkah lalu sama-sama tersenyum malu seperti tertangkap basah karena ketahuan melihat lagi. Akhirnya mereka kembali memandang lurus ke depan berusaha tidak menoleh ke belakang lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Rere Winda
ihh kirain laki² zayann
2024-07-12
0
ಡNaツ
beneran gabisa move on sama ica dan daniel, download noveltoon buat baca ulang ini doangggg
2023-10-07
1
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
Aduhhhhj senyum mu melelehkan Banggg🤭🤭 Meleleh tapi bukan Eskrim bangg 🤭🤭
2023-07-20
1