Lima

Laboratorium Restoran Hotel Poliwangi Jinggo dipenuhi oleh mahasiswa seangkatan Ica yang sedang melaksanakan praktek menyajikan makanan kepada para tamu hotel. Jurusan MBP tak hanya mengajarkan mahasiswa tentang pariwisata melainkan juga cara menyajikan makanan, aktif berbahasa inggris, menyambut tamu hotel dan lain sebagainya.

Menurut Ica ini adalah materi yang sulit karena tangannya tidak pandai mengkreasikan makanan pada tahap plating. Jika boleh memilih, maka ia lebih senang praktek speaking bersama para tourist dari pada harus memasak. Tapi karena semua keterampilan dalam materi MBP harus dimiliki oleh masing-masing mahasiswa jadi Ica tetap harus berusaha keras agar mahir menyajikan makanan.

Sementara itu, Daniel mengintip dari luar dapur, ketika mendengar mahasiswa MBP hendak praktek di hotel ini maka Daniel langsung mempersiapkan diri untuk melihatnya langsung, hanya untuk menyaksikan Ica yang sedang melakukan praktikum. Tidak banyak yang tahu bahwa orangtua Daniel merupakan pemilik saham terbesar di hotel ini. Jadi Daniel bisa berkunjung kesini dengan mudah. Daniel juga tidak ingin Ica tahu mengenai hal ini karena takut gadis itu jadi tidak nyaman berada di dekatnya.

"Mas Daniel butuh sesuatu?" Tanya salah seorang pegawai hotel perempuan melihat Daniel berdiri di depan pintu dapur.

"Oh enggak, saya cuma lihat-lihat." Jawab Daniel sopan disertai senyum tipis.

"Kalau butuh sesuatu, jangan ragu untuk memberi tahu kami."

"Iya." Daniel mengangguk lalu pegawai tersebut meninggalkannya.

Pemandangan paling indah yang pernah Daniel temui adalah melihat Ica membuat makanan. Daniel berharap suatu saat nanti ia bisa menyaksikan pemandangan tersebut setiap hari.

"Aku jadi pengen makan masakan Dek Ica." Gumam Daniel pelan, matanya tetap tidak terlepas dari sosok Ica.

Sementara itu Mahasiswa MBP masih sibuk membuat vanilla cream puff pastry yang merupakan salah satu pastry favorit tamu. Mereka dituntut membuat pastry yang enak serta tampilan yang menarik.

Ica memperhatikan Dianis di sampingnya yang telah sampai di tahap plating. Ica hanya menaruh beberapa garnish berupa buah-buahan di atas vanilla cream puff miliknya. Jika dilihat dari penampilan, pastry milik Ica tidak terlalu buruk tapi ia tidak tahu bagaimana rasanya.

"Silahkan sisakan satu buah pastry di atas piring saji sedangkan buatan kalian yang lain boleh dibawa pulang." Seru dosen pembimbing kepada seluruh muridnya. "Jangan lupa bersihkan dan rapikan tempat ini seperti semula sebelum meninggalkan lab." Tambahnya.

Ica keluar dari laboratorium (dapur hotel) setelah membersihkan peralaran yang tadi ia gunakan untuk membuat kue. Di tangannya terdapat satu kotak berisi 8 buah vanilla cream puff yang entah akan diberikan pada siapa. Ica sendiri malas memakannya karena ia tidak yakin mengenai rasanya.

"Ca, kita sholat di masjid atau kosan?" Dianis bertanya pada Ica yang berjalan di sampingnya. Sedangkan mulut Dianis penuh oleh kue buatannya. Walaupun Ica sudah memperingati ratusan kali tapi Dianis masih sering makan sambil berjalan.

"Masjid aja ya biar sampai kosan tinggal mandi terus berangkat kerja." Jawab Ica tanpa melihat Dianis. Mereka sedang berjalan melewati lobi hotel.

"Kalau gitu aku ambil motor dulu, kamu tunggu aja di masjid." Dianis meneguk air mineral setelah kue di mulutnya habis.

Dianis berjalan ke arah samping hotel untuk sampai ke tempat parkir sementara Ica melangkah pelan di halaman hotel yang luas. Walaupun kampus Poliwangi tidak terlalu luas seperti kampus UB atau UI tapi berkeliling kampus ini dengan jalan kaki cukup membuat kaki pegal.

"Dek Ica!" Daniel berseru sambil berlari menghampiri Ica yang menghentikan langkah nya karena mendengar suara Daniel.

"Loh Kak Daniel ngapain disini?" Ica terkejut tapi wajahnya menyiratkan kebahagiaan ketika melihat sosok Daniel di depannya.

"Aku.." Daniel berpikir, tidak mungkin ia memberi tahu Ica bahwa kedatangannya kesini untuk melihat perempuan itu membuat makanan. "Kebetulan lagi ada beberapa urusan disini terus lihat kamu." Daniel tersenyum canggung karena telah berbohong pada Ica.

"Oh." Ica manggut-manggut.

"Itu apa?" Daniel melihat kotak di tangan Ica, ia ingin sekali makan kue buatan Ica.

"Ini kue, tadi lagi praktek bikin makanan, tapi kayaknya nggak enak." Ica enggan memberi Daniel kue tersebut karena takut rasanya tidak enak sehingga akan membuatnya malu nanti.

"Kok aku nggak ditawarin sih?" Canda Daniel disertai tawanya yang renyah.

"Emang Kak Daniel mau? Ini nggak enak." Ucap Ica jujur sebelum Daniel menyesal.

"Kalau boleh, aku minta semua kue yang ada di kotak itu." Daniel tersenyum lebar.

"Boleh deh, tapi makannya jangan di depanku karena aku yakin rasanya nggak enak." Tegas Ica, ia tidak mau melihat Daniel mentertawakan makanan buatannya walaupun sebenarnya lelaki itu tak pernah menghina siapapun.

"Dengan senang hati." Daniel bersiap-siap menerima kotak makanan di tangan Ica.

"Nih." Ica memberikan kotak tersebut pada Daniel dengan penuh keraguan. Daniel selalu memberinya makanan enak tapi sekarang justru ia memberikan kue yang buruk pada lelaki itu.

"Makasih, aku akan habisin kue ini sendiri." Yakin Daniel.

"Yaudah Kak, aku ke masjid dulu." Pamit Ica.

"Iya." Daniel tersenyum senang karena berhasil mendapatkan keinginannya. Ica pergi meninggalkan Daniel yang masih berdiri di tempatnya menunggu hingga Ica tidak lagi terlihat oleh pandangannya.

Daniel masuk ke dalam mobilnya dengan senyum bahagia seperti baru saja menemukan sebongkah berlian padahal hanya sekotak kue biasa tapi pembuatnya membuat kue tersebut istimewa. Daniel mengambil satu kue dan menggigitnya.

"Tidak buruk." Daniel tersenyum lalu mengunyah kue tersebut penuh semangat. Walaupun rasanya tidak seenak buatan restoran tapi vanilla cream puff buatan Ica masih bisa dimakan. Menurut Daniel, kue ini akan semakin lezat jika Ica menambahkan lebih banyak gula karena cream nya terasa plain di dalam mulut. Tidak masalah bagi Daniel jika ia harus makan kue yang kurang manis setiap hari suatu saat nanti.

***

Ica selesai melaksanakan shalat dhuhur berjamaah di masjid kampus. Ia buru-buru membereskan mukenah ke dalam tas agar bisa segera sampai di tempat kos dan mencicil tugas laporan praktikum hari ini sebelum berangkat ke butik. Jika Dianis bisa membawa tugasnya ke tempat kerja, Ica tidak bisa melakukannya karena butik yang selalu ramai, tidak ada waktu baginya untuk mengerjakan tugas.

Arfan baru saja keluar dari masjid melihat Ica yang juga keluar bersama Dianis. Diam-diam Arfan tersenyum melihat Ica yang sudah berjalan meninggalkan masjid, dengan cepat Arfan mengejar Ica karena ada hal yang hendak ia beritahukan pada gadis itu.

"Ica.." Panggil Arfan, si pemilik nama spontan memutar kepala begitu juga dengan Dianis yang berjalan di samping Ica.

"Iya, kenapa Kak Arfan?" Ica bertanya sopan mengingat Arfan adalah seniornya.

"Minggu ini kamu ikut kajian Ustadz Umar nggak?" Arfan to the point.

"Oh minggu ini ada kajian Ustadz Umar?" Ica tidak tahu bahwa minggu ini ada kajian Ustadz Umar karena Aisyah tidak memberitahunya.

"Iya, di masjid depan rumah." Arfan tersenyum tipis menunggu jawaban Ica.

"Aku nggak bisa ikut Kak soalnya minggu kemarin kan udah ada acara Rohis jadi minggu ini harus pulang." Sesal Ica yang tidak bisa mengikuti kajian suami Aisyah tersebut padahal biasanya ia selalu ikut. Hanya saja minggu ini ia harus pulang, kasihan Dianis jika tidak pulang untuk kedua kalinya.

"Padahal materinya bagus untuk akhwat." Terang Arfan yang sudah mendapat informasi tentang materi kajian rutin sebulan sekali Ustadz Umar di masjid depan rumahnya. "Kalau gitu gimana kalau aku rekam kajian nya biar kamu tetap bisa ikut walaupun nggak secara langsung." Tawar Arfan membuat Ica tersenyum senang sekaligus terkejut.

"Kak Arfan serius?" Mata Ica berbinar-binar karena Arfan bersedia menawarkan merekam kajian tersebut.

"Iya." Arfan tersenyum manis pada Ica membuatnya semakin terlihat sangat tampan. Siapapun perempuan yang melihat Arfan tersenyum seperti itu maka tidak akan ada yang rela melepaskan pandangannya dari wajah lelaki itu.

Dianis yang berdiri di samping Ica hanya diam menahan senyumnya bersiap-siap menggoda sahabatnya itu. Siapa lagi wanita beruntung yang bisa mendapat tawaran video kajian oleh seorang Arfan selain Ica.

"Makasih banyak ya Kak." Ica tersenyum singkat sebelum pamit pulang terlebih dahulu.

"Kak Arfan nggak pulang?" Tanya Dianis.

"Iya sebentar lagi, kamu ke toko aja duluan kan ada Alif disana." Jawab Arfan bersiap-siap beranjak dari situ.

Dianis hanya manggut-manggut mendengar ucapan Arfan, senior sekaligus pemiliki toko buku tempatnya bekerja. Biasanya Dianis akan gantian sift dengan Alif pagi dan siang.

"Aku duluan ya." Arfan meninggalkan dua perempuan juniornya tersebut.

"Jangan-jangan Kak Arfan suka sama kamu." Bisik Dianis di telinga Ica sambil terkikik.

"Jangan sembarangan ngomong, nanti kalau kedengeran yang lain gimana, mereka nanti ngiranya beneran loh." Ica berlalu dari halaman masjid berjalan mendahului Dianis.

"Eh emang bener!" Dianis setengah berteriak sambil mengejar Ica.

Ica tidak menghiraukan ucapan sahabatnya. Lagi pula Arfan memang baik kepada semua orang, bukan hanya pada dirinya. Sedikitpun Ica tidak pernah berpikir bahwa Arfan menyukainya karena lelaki itu sangat populer di kampus, banyak yang mengidolakannya. Tidak ada alasan bagi Arfan untuk menyukai Ica yang hanya perempuan biasa.

Terpopuler

Comments

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

Suatu hari nantik 🤔🤔🤔🤔
Emang icha nya mau sama Babang 🤭🤭
iya tidak maniss karna manis nya udah di Icha nyaa 🤭🤭 jadi tak apa kue nya Hambar asal orang nga Manisss 🤭🤭

2023-07-27

0

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

Waduhhhh Rakuss nyaa Bang 🤭

2023-07-27

0

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

Ngarep ya Bang di Tawarin 🤭

2023-07-27

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Puluh Satu
22 Dua Puluh Dua
23 Dua Puluh Tiga
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga Puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Delapan Puluh Tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga
104 Seratus Empat
105 Seratus Lima
106 Seratus Enam
107 Seratus Tujuh
108 Seratus Delapan
109 Seratus Sembilan
110 Seratus Sepuluh
111 Seratus Sebelas
112 Seratus Dua Belas
113 Seratus Tiga Belas
114 Seratus Empat Belas
115 Seratus Lima Belas
116 Seratus Enam Belas
117 Seratus Tujuh Belas
118 Seratus Delapan Belas
119 Seratus Sembilan Belas
120 Seratus Dua Puluh
121 Seratus Dua Puluh Satu
122 Seratus Dua Puluh Dua
123 Seratus Dua Puluh Tiga
124 Seratus Dua Puluh Empat
125 Seratus Dua Puluh Lima
126 Seratus Dua Puluh Enam
127 Seratus Dua Puluh Tujuh
128 Seratus Dua Puluh Delapan
129 Seratus Dua Puluh Sembilan
130 Seratus Tiga Puluh
131 Seratus Tiga Puluh Satu
132 Seratus Tiga Puluh Dua
133 Seratus Tiga Puluh Tiga
134 Seratus Tiga Puluh Empat
135 Seratus Tiga Puluh Lima
136 Seratus Tiga Puluh Enam
137 Seratus Tiga Puluh Tujuh
138 Seratus Tiga Puluh Delapan
139 Seratus Tiga Puluh Sembilan
140 Seratus Empat Puluh
141 Seratus Empat Puluh Satu
142 Seratus Empat Puluh Dua
143 Seratus Empat Puluh Tiga
144 Seratus Empat Puluh Empat
145 Seratus Empat Puluh Lima
146 Seratus Empat Puluh Enam—End
147 Ekstra Part
148 Big Thanks
149 Assalamualaikum teman-teman!
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Puluh Satu
22
Dua Puluh Dua
23
Dua Puluh Tiga
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga Puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Delapan Puluh Tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga
104
Seratus Empat
105
Seratus Lima
106
Seratus Enam
107
Seratus Tujuh
108
Seratus Delapan
109
Seratus Sembilan
110
Seratus Sepuluh
111
Seratus Sebelas
112
Seratus Dua Belas
113
Seratus Tiga Belas
114
Seratus Empat Belas
115
Seratus Lima Belas
116
Seratus Enam Belas
117
Seratus Tujuh Belas
118
Seratus Delapan Belas
119
Seratus Sembilan Belas
120
Seratus Dua Puluh
121
Seratus Dua Puluh Satu
122
Seratus Dua Puluh Dua
123
Seratus Dua Puluh Tiga
124
Seratus Dua Puluh Empat
125
Seratus Dua Puluh Lima
126
Seratus Dua Puluh Enam
127
Seratus Dua Puluh Tujuh
128
Seratus Dua Puluh Delapan
129
Seratus Dua Puluh Sembilan
130
Seratus Tiga Puluh
131
Seratus Tiga Puluh Satu
132
Seratus Tiga Puluh Dua
133
Seratus Tiga Puluh Tiga
134
Seratus Tiga Puluh Empat
135
Seratus Tiga Puluh Lima
136
Seratus Tiga Puluh Enam
137
Seratus Tiga Puluh Tujuh
138
Seratus Tiga Puluh Delapan
139
Seratus Tiga Puluh Sembilan
140
Seratus Empat Puluh
141
Seratus Empat Puluh Satu
142
Seratus Empat Puluh Dua
143
Seratus Empat Puluh Tiga
144
Seratus Empat Puluh Empat
145
Seratus Empat Puluh Lima
146
Seratus Empat Puluh Enam—End
147
Ekstra Part
148
Big Thanks
149
Assalamualaikum teman-teman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!