Ditinggal Pergi

Sesampainya di supermarket, Zhezha Menuju sebuah lorong-lorong yang berjejer rak-rak untuk membeli beberapa kebutuhan dapurnya. 

Ketika memilih beberapa bahan yang ia butuhkan, Zhe zha dikejutan kan oleh seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. 

" Zhe! "

Zhezha yang kaget seketika langsung menoleh ke arah belakang. 

" Lilis! " seru Zhezha langsung menghambur memeluk orang yang ada di hadapan tersebut. 

" Ya ampun Zhe, aku gak nyangka bisa bertemu kamu di sini, " ucap Lilis. 

" Aku juga, gak nyangka bisa bertemu kamu di sini Lis, " balas Zhezha. 

Keduanya pun mengurai pelukannya. 

" Kamu tinggal di sini Lis? " tanya Zhezha lagi. 

" Iya ikut suami aku, " sahut Lilis. 

" Kamu kenapa bisa ada di sini Zhezha? "

" Aku ikut mas Yoga Lis, tiga hari yang lalu kami menikah, " ucap Zhezha dengan suara yang semakin melemah. 

" Benarkah Zhezha ? " tanya Lilis seolah tak percaya, ia pun ikut bahagia. 

"Kalau begitu selamat ya Zhe, Gak sia-sia kamu menunggu Yoga, bahkan sampai diberi gelar perawan tua ha ha ha, " sambung Lilis sambil berkelakar. 

Zhezha hanya tersenyum simpul, Lilis melihat ada yang salah di wajah Zhezha. 

" Tapi kok sepertinya kamu gak senang sih Zhe? " tanya Lilis sambil mengamati bola mata Zhezha yang perlahan memerah. 

Zhezha berusaha menahan air matanya dengan menengadahkan kepalanya sedikit ke atas. 

Namun, setitik bulir bening tetap mengalir juga menetes perlahan di pipinya.Bulir bening tersebut meninggalkan bekas berupa garis vertikal di wajah Zhezha, karena saat itu Zhezha hanya menggunakan bedak tabur biasa. 

" Zhe, kamu kenapa menangis? " tanya Lilis sambil mengamati wajah Zhezha dari dekat. 

" Gak apa-apa kok Lis, " ucap Zhezha sambil menghapus air matanya. 

" Ya sudah, kamu sudah selesai belanja? " tanya Lilis lagi. 

" Ehm, tinggal beberapa barang yang belum aku dapat, " sahut Zhezha sambil memilih beberapa barang yang ada di hadapannya. 

" Ya sudah, aku sudah selesai belanja. Aku temani kamu belanja, setelah itu kita ke cafe yuk, " ajak Lilis 

Zhezha tersenyum tipis kemudian mengangguk. 

Setelah selesai berburu barang belanjaan, Lilis dan Zhezha menuju kasir. Zhezha tersenyum melihat perubahan yang terjadi pada Lilis. 

Dulu Lilis adalah gadis miskin di kampungnya. Ia juga dipaksa menikah ketika usianya baru menginjak lima belas tahun. Padahal seusia itu mereka masih ingin menikmati masa remaja mereka. 

Setelah membayar belanjaannya Zhezha menenteng barang belanjaannya menuju lobby. 

" Lilis , cara pesan taksi di sini bagaimana ya? " tanya Zhezha. 

" Gak usah pakai taksi segala, aku bawa mobil sendiri, " cetus Lilis sambil menekan remot mobilnya. 

Dua lampu sein mobil Lilis menyala dalam waktu bersamaan. 

" Yuk Zhe, kita ke cafe setelah itu aku antar kau pulang, " ucap Lilis sambil membuka pintu mobilnya. 

Zhezha membuka pintu mobil pada sisi lainya. Ia pun masuk ke dalam mobil milik Lilis. 

" Wah hebat kamu Lis, kamu kerja apa sih, hingga bisa punya mobil sendiri? " tanya Zhezha. 

" Ha ha, aku gak kerja Zhe, mobil ini pemberian suami ku, " cetus Lilis. 

" Wah kamu sudah menikah lagi ya, sepertinya suami kamu dari kalangan orang berada. "Cetus Zhezha. 

Lilis tersenyum ke arah Zhezha. 

" Aku sekarang  jadi simpanan om-om Zhe, " ucap Lilis dengan enteng. 

Zhezha tersenyum ke arah Lilis. 

" Aku juga jadi simpanan Lis, " cetus Zhezha seraya tersenyum getir. 

" Hah, serius?! " tanya Lilis yang kaget. Ia pun menoleh ke arah Zhezha. 

Zhezha mengangguk lirih. 

" Simpanan Yoga maksudnya ? Emangnya Yoga sudah menikah? "tanya Lilis lagi. 

" Gak tau juga, tapi ya aku memang cuma jadi simpanan bagi mas Yoga Lis, " tutur Zhezha sedih, tak terasa air matanya kembali menetes. 

" Maksud kamu apa sih Zhe? Kalau ada masalah kamu cerita sama aku, kita kan dari dulu berteman, " ucap Lilis sambil menoleh ke arah Zhezha. 

Zhezha kembali bersedih, masih terngiang-ngiang ucapan Yoga yang seperti menyayat nyayat hatinya. 

" Mas Yoga menikahiku, bukan karena menginginkan ku, tapi hanya untuk membalas dendam atas perlakuan ayah ku terhadapnya dahulu, hiks. "

Zhezha kembali menangis, rasanya ia tak sanggup menahan air matanya jika mengenang itu semua. 

" Dia menikahiku,  agar aku terlepas dari kutukan perawan tua itu Lis, selain itu pernikahan kami hanya sekedar menepati janjinya kepada ku dahulu, " tutur zhezha dengan berurai air mata. 

Lilis yang mendengarkan hal tersebut ikut berurai air mata juga. 

Ia tahu betapa Zhezha mencintai Yoga, bahkan beberapa kali Zhezha menolak pria yang hendak melamarnya. 

Tubuh Zhezha terguncang saat itu sesekali terdengar isak tangis terdengar lirih di telinga Lilis. 

Lilis mengulurkan tangannya menjangkau pundak Zhezha kemudian mengusapnya untuk membuatnya tenang. 

" Dan kamu tahu Lis, baru sehari menikah, aku sudah dijatuhi talak oleh mas Yoga, bahkan ia sudah membagi harta gono-gininya kepada ku, hiks. " tangis Zhezha kembali. 

Lilis menyimak penuturan Zhezha yang menyedihkan tersebut. Mendengarkannya saja ia merasa begitu  sedih, jadi Lilis menbiarkan Zhezha menangis sampai puas. 

Beberapa saat kemudian Zhezha menarik tisu yang ada dashboard mobil Lilis. Ia pun menghapus air matanya kembali, setelah menangis Zhezha merasa sedikit tenang. 

" Kasihan kamu Zhezha, padahal kamu begitu tulus mencintai  Yoga," ucap Lilis. 

" Gak apa, aku sudah  ikhlas kok Lis, kini aku hanya menunggu waktu untuk berpisah dengannya . Menanti waktu jatuhnya talak 3," ucap Zhezha lirih. 

" Ya ampun Zhe, segitunya Yoga sama kamu Zhe, tapi kamu gak perlu terus-terusan larut dalam kesedihan kamu. "

" Bak pepatah mengatakan, patah satu tumbuh seribu. Jangan sia-sia waktu yang kamu miliki untuk menangisi cinta kamu Zhe, buruan move on dong. "

Zhezha diam menyimak penuturan Lilis. 

" Dulu aku juga begitu Zhe, karena kegagalan dalam rumah tangga ku, aku sempat frustasi dan hampir melakukan percobaan bunuh diri,tapi aku sadar hidup cuma sekali, dan seharusnya kita menikmati hidup ini. Aku memilih jalan ini, meski sebagian menganggap aku ini wanita nakal, tapi inilah jalanku. Dengan cara ini pula aku aku bisa menghidupi keluarga ku.Aku tak perduli jika orang-orang memberikan gelar bagiku sebagai perempuan simpanan" ucap Lilis. 

Zhezha tersenyum tipis mendengar Lilis yang terlihat santai menjalani hidupnya, meski ia tahu bagaimana kehidupan Lilis sebelumnya. 

"Ya sudah Zhe, jika Yoga menginginkanmu, pasti masih ada lelaki yang mau menginginkan mu. Apalagi kau begitu cantik Zhe. Biarkan Yoga menyesal karena telah mengabaikan mu,Belum tentu dia bisa mendapatkan istri sebaik dan setulus kamu," cetus Lilis. 

Zhezha kembali tertunduk. 

" Aku memang kecewa sama mas Yoga Lis, tapi jika memang aku bukan jodohnya, aku akan selalu berdoa agar ia mendapatkan wanita yang mencintainya,sama seperti aku mencintainya, " ucap Zhezha, ia pun kembali mengetes air matanya.

 Lilis geleng geleng kepala. " Sudah di sakiti masih saja kamu berdoa untuk kebaikan dia Zhe, mending kamu berdo'a untuk diri kamu sendiri,semoga kamu dapat jodoh yang lebih baik dari Yoga " cetus Lilis. 

Zhezha tertunduk. Berat baginya meng aamiin kan doa Lilis karena jauh di dasar hatinya,  ia masih berharap pada Yoga dan tak berniat untuk mencari penggantinya. 

***

Pukul empat sore Yoga tiba di rumah. 

Saat itu Zhezha sedang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam. Meski Yoga mengatakan jika ia akan pergi sore ini. Namun, Zhezha tetap mempersiapkan makanan untuk mereka. Karena Zhezha ingin sekali melayani suaminya, meski hanya sebatas makan dan minumnya  saja. 

Pukul lima sore Zhezha sudah selesai masak, ia pun meletakkan hidangan tersebut di atas meja makan. Namun,ketika persiapan makan hampir selesai. 

Zhezha melihat Yoga yang me nyelonong sambil menarik kopernya menuju pintu keluar. 

" Aku pergi dulu Zhe, " ucap Yoga sambil berlalu begitu saja, menoleh pun tidak ke arah Zhezha. 

Zhezha menatap sedih kepergian Yoga yang berlalu dari hadapannya. Lalu ia melihat hidangan yang telah sudah payah dimasak olehnya yang tertata rapi diatas meja makan. 

Sedih ,kecewa dan ingin marah yang Zhezha rasakan saat itu, tapi mau marah pada siapa, ini salahnya sendiri masih mau menunggu di tempat tersebut, padahal Yoga sudah pernah mengatakan pada dirinya jika ia tak pernah mengharapkan dirinya lagi. 

Hiks hiks hiks

Lagi-lagi Zhezha hanya bisa menangis sendiri. Zhezha berjalan lunglai mendekat arah pintu. Setelah menutup pintu dan menguncinya ia kembali ke meja makan. 

Zhezha berusaha untuk menikmati makanan yang dimasak sendiri olehnya, meski saat itu ia kehilangan selera untuk makan. 

Bersambung dulu gengs

 

Terpopuler

Comments

Mrs Ketawang

Mrs Ketawang

21 th sdh dicap perawan tua,..
apalah sebutan untuk diriku yg dulu menikah di usia menuju 27th😅😅😅

2023-07-06

2

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

Lilis bener bangeet ... 👍👍👍

2023-02-06

0

Rita Rosid

Rita Rosid

kasihan gara gara orang tuanya nasib anaknya seperti ini, ya udah zhe buat mantan mu yoga menyesal

2022-12-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!