" Zhe! "seru Yoga. Ia pun berlari menghampiri Zhezha.
"Ada apa Mas? " tanya Zhezha.
"Aku dengar semalam kamu di lamar orang ya Zhe? "
"Iya Mas. Kamu tau gak aku ngapain semalam? " tanya Zhezha dengan santai.
"Ngapain? "tanya Yoga balik.
" Aku pura-pura gila Mas. Jadi pria yang ingin menikah dengan ku tersebut jadi ketakutan. Mereka semua kabur dan segera membatalkan pernikahan kami ha ha ha, " tawa Zhezha renyah.
Yoga tersenyum. "Lalu kamu ditampar oleh ayah kamu kan? " tanya Yoga seraya menyibak rambut Zhezha yang sengaja terurai.
Yoga melihat ada luka memar yang coba ditutupi oleh Zhezha.
Keduanya pun terdiam.
"Iya Mas, aku di pukuli sama ayahku, dimaki-maki. Tapi tak apalah yang penting, aku bisa membatalkan perjodohan itu. Aku akan setia menunggu kamu Mas. "
"Tapi Zhe, Bagaimana jika ayahmu tak pernah merestui kita? " tanya Yoga.
"Belum usaha, belum tahu kan? Siapa tahu suatu saat , jika kamu berhasil dan hidup dengan mapan, mungkin ayah aku akan setuju. " Zhe zha.
"Iya Zhe, Rencana aku akan melanjutkan kuliah di Yogyakarta dan tinggal bersama pamanku. Sambilan di sana aku kerja part time, " tutur Yoga sambil merangkul pundak Zhezha.
"Iya Mas kamu tenang saja, aku janji akan selalu menunggu kamu. " Zhe zha.
"Tapi bagaimana jika ayahmu memaksamu untuk menikah dengan pria lain Zhe? "
"Aku gak akan mau Mas. Pokoknya aku akan menunggu sampai kamu datang melamarku. "Zhe zha.
"Iya Zhe. Aku pasti akan datang untuk mu, terkecuali aku mati," ucap Yoga dengan tatapan berbinar ke arah Zhezha.
"Janji ya Mas, kamu akan datang untuk aku, " ucap Zhe zha sambil menyodorkan jari telunjuknya ke arah Yoga.
"Janji Zhe." Yoga menautkan kelingking mereka.
Keduanya pun menaut jari kelingking mereka, sambil melemparkan senyum penuh cinta. Kemudian mereka berjalan dengan kedua telapak tangan yang saling menggenggam.
'Hari ini hari yang tak akan pernah aku lupakan dalam hidup ku. Aku mencintaimu mas Yoga. 'batin Zhe zha seraya tersenyum kearah Yoga.
***
Waktu terus berlalu.
Yoga tengah mempersiapkan keberangkatan nya. Setelah mengepak barang, ia bermaksud menemui Zhezha.
Yoga keluar dari kamarnya kemudian ia dihampiri sang ibunda.
"Mau kemana kamu Yoga? " tanya Sumi.
"Yoga mau menemui ZheZha, Bu. "
"Untuk apa kamu menemui dia Nak, kamu tahu sendiri, bagaimana sikap ayahnya terhadap kita." Sumi berusaha melarang Yoga.
"Ini yang terakhir kalinya Bu, sebelum aku berangkat, " ujar Yoga tanpa melihat ke arah lawan bicaranya.
"Aku pergi dulu Bu, " ucap Yoga sambil mencium punggung tangan Bu Sumi.
Yoga keluar dari rumahnya. Sementara Sumi menatap punggung putranya yang perlahan menghilang di balik pintu.
Sekitar lima belas menit berjalan kaki, ia pun tiba di rumah Zhezha.
Baru saja tiba di depan halaman rumah Zhezha, Yoga sudah mendapatkan tatapan sinis yang mengarah kepadanya.
"Permisi Pak, saya ingin bertemu dengan Zhezha. "
"Zhezha? Ada urusan apa?! " tanya pak Yanto sambil berkacak pinggang.
Yoga menggaruk kepalanya yang tak gatal.
" Boleh saya masuk Pak? Saya ingin bicara pada Bapak," tawar Yoga.
Pak Yanto menatap sinis ke arah Yoga. " Silakan masuk "
Yoga segera naik ke teras rumah mereka kemudian langsung masuk menuju pintu.
Tanpa disuruh duduk, Yoga segera duduk di atas sofa yang ada di ruang tamu.
"Ada apa? " tanya pak Yanto dengan sinis.
Yoga terlihat nervous, lidahnya terasa kelu untuk mengatakan hal ini.
"Begini pak, Saya dan Zhezha saling mencintai pak. Sebentar lagi saya akan berangkat. Saya minta agar bapak menjaga Zhezha untuk saya, sampai saya kembali, " ucap Yoga dengan hati-hati.
"Apa?! haha. Memangnya kamu siapa?! Sehingga bisa bicara seperti itu. Kamu punya apa Yoga?! Orang miskin seperti kamu, jangan bermimpi untuk bisa menikahi putri ku, " cecar pak Yanto tanpa belas kasihan.
Yoga menatap sinis ke arah pak Yanto yang menghinanya,tapi ini bukan yang pertama kalinya ia dihina dan direndahkan seperti itu.
Bahkan tak hanya Yoga, sang ibunda dan mendiang ayahnya pun sering mendapatkan penghinaan dari keluarga Zhezha.
Tapi mau bagaimana, ia dan Zhezha sudah saling mencintai.
"Iya pak, mungkin saat ini saya memang tak berguna, tapi suatu saat akan saya buktikan jika saya pantas untuk Zhezha pak. "
"Silahkan saja kamu bermimpi Yoga,saya ingin melihat, orang seperti kamu akan jadi apa. ha ha. "
Tawa jahat tersebut seolah-olah semakin menghina Yoga.
"Sudahlah kamu pergi saja! Jangan harap kamu bisa menikah dengan Zhezha. Mungkin kamu memang akan jadi orang sukses, tapi setelah saya mati mungkin ha ha. " Yanto semakin mengejek Yoga.
"Sadar diri Yoga. Kamu mau melamar anak ku! Ngaca kamu! Orang seperti kamu tak pantas mendampingi putriku ! ini sudah miskin ,kumuh, tak sadar diri pula. " Yanto tak berhenti - henti menghina Yoga agar ia menyerah.
Yoga hanya diam mendengar semua penghinaan tersebut, ia harus berbuat apa, demi cintanya pada Zhezha, ia harus bertahan.
"Lebih baik anak ku jadi perawan tua daripada menikah dengan pria miskin yang culas seperti kamu! Kamu dan ayahmu itu sama. Taunya cuma ngemis! Gak mau bekerja dan berusaha!" cecar Yanto dengan bangga karena bisa merendahkan Yoga.
Yoga semakin menundukkan wajahnya, coba menahan air matanya.
"Aku tahu kamu menikahi Zheza pasti karena ingin hidup senangkan? Tanpa bekerja keras pun kamu bisa makan dari hasil penjualan kebun kelapa sawitku, cih jangan mimpi! "
Yoga masih tertunduk, ia sudah kenyang dengan hinaan dari keluarga pak Yanto.
" Ayah ! " seru Zhezha yang datang dari arah kamarnya. Zhezha sudah tak tahan dengan hinaan yang diucapkan oleh ayahnya.
Pak Yanto menatap kerah Zhezha yang keluar dari kamarnya.
"Sekali lagi ayah menghina Yoga, Zhezha akan lari rumah ini. Zhezha cuma cinta sama Yoga! Jadi Ayah jangan pernah menghina Yoga lagi, " Ancam Zhezha
Yanto berdiri menghampiri Zhezha
"Apa yang kamu harapkan dari lelaki seperti dia Zhezha?! Dia itu tidak mencintai kamu! Dia hanya menginginkan kamu karena kamu anak Ayah, agar hidupnya tak lagi menderita! " cecar Pak Yanto.
"Astaghfirullah, "Yoga meneteskan air matanya. Penghinaan tersebut semakin membuat terluka ia pun tak bisa lagi berdiam diri.
"Saya memang miskin Pak, tapi saya masih punya harga diri. Saya berniat mengadu nasib di kota, agar saya bisa membuktikan pada bapak, jika saya cukup layak untuk Zhezha Pak, " tutur Yoga dengan berlinang air mata. Baru kali ini ia menangis karena mendengar hinaan yang begitu menyakitkan.
"Ayah memang kejam! lihat saja apa yang Zhezha lakukan jika Ayah tak merestui kami! Setidaknya beri waktu pada Mas Yoga untuk membuktikan dirinya Yah! " ancaman Zhezha.
Pak Yanto mengkerut keningnya, sebenarnya ia malas berdebat. Jadi untuk sementara waktu, ia mengalah, yang penting, saat ini Yoga pergi dari Zhezha. Setelah Yoga pergi, ia akan membujuk Zhezha kembali untuk menikah dengan pria pilihannya..
"Baiklah Yoga, saya beri waktu kamu lima tahun, untuk kamu bisa membuktikan kepada saya, jika kamu pantas untuk Zhezha."
Akhirnya pak Yanto memberi kesempatan bagi Yoga selama lima tahun, untuk membuktikan jika ia bisa jadi orang sukses supaya pantas bersanding dengan putrinya.
Kedua pasangan tersebut pun saling melemparkan senyum, karena sudah mendapatkan lampu hijau.
Bersambung guys, seperti biasa mohon dukungannya ya, lope u sekebon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Inooy
mulut mu boomerang bagi anda pa Yanto!!! 😤
2025-01-12
0
Neulis Saja
next
2024-02-17
0
puji lestari
harta memang sangat berguna di dunia karena tanpa harta kita g bisa membeli sesuap nasi tp g untuk menilai seseorang melalui harta ya pak Yanto lanjut ka author
2023-03-11
1