Chapter 03. Konflik Kecil!
Excel Shimo keluar dari ruang Alam Pertarungan bersama Yuna Aurora sambil bergandengan tangan. Terlihat wajah Yuna Aurora seperti tomat saat bergandengan.
Seumur hidupnya baru kali ini sangat dekat dengan seorang pria dan ini adalah pertama baginya bergandengan mesra, namun dia tidak menolak ketika Excel Shimo menggandengnya, dia hanya merasa bahagia bersama orang yang telah mencuri hatinya.
Saat keluar dari ruang Alam Pertarungan, semua panitia dan banyak peserta tercengang melihat Dewa Binatang yang masih hidup setelah ledakan hebat.
"Setelah aku berhasil mengalahkan lawan sesaat yang lalu, lalu harus kemana?" tanya Excel Shimo kepada Yuna Aurora.
Yuna Aurora menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan hatinya, agar tidak gugup saat berbicara kepada Excel Shimo.
"Aturan telah berubah setelah kejadian hari ini. Jadi, setiap peserta akan mendapatkan teknik kultivasi berbasis sesuai pilihannya tanpa harus melalui pertarungan antar peserta. Peserta bisa memilih saat Konferensi Tianwu akan dimulai dua hari lagi."
Excel Shimo mengangguk, sebenarnya dia tidak perlu teknik kultivasi berbasis, karena dia sudah memiliki Kitab Kultivasi Delapan Hukum Jiwa yang berbasis kekuatan jiwa, kitab kultivasi yang lebih berharga dari jenis kitab kultivasi berbasis apapun.
"Aku tidak mengenal Kota Lima Menara Bintang... Ayo, kita jalan-jalan!" ajak Excel Shimo, dia tidak memperdulikan tatapan mata semua orang yang tertuju kepadanya seperti melihat hantu saja.
Yuna Aurora melihat Zhi Shimo dengan senyuman bahagia, senyuman yang mampu meluluhkan hati setiap pria manapun. Mereka berdua bergandengan tangan dengan mesra dan berjalan keluar dari Balai Kultivator.
Setiap kali Zhi Shimo dan Yuna Aurora berjalan banyak tatapan iri melihatnya, seorang pria tampan dan wanita cantik, dua pasangan yang diibaratkan lahir hanya untuk saling melengkapi kesempurnaan hidup.
Zhi Shimo dan Yuna Aurora selalu bercanda dan tertawa bersama, sesekali saling menggoda. Mereka berdua mengelilingi Kota Lima Menara Bintang, hingga waktu menjelang sore.
Akhirnya mereka berdua singgah di sebuah gedung bernama Lima Bintang berlantai lima, merupakan rumah makan mewah dan sangat mahal di Kota Lima Menara Bintang.
Pelayan rumah makan yang hafal wajah Dewa Binatang dan Yuna Aurora segera mengantarkan menuju lantai tiga, lantai khusus bagi orang yang memiliki kekuatan tingkat Half Gama keatas. Sedangkan lantai empat khusus bagi yang memiliki kekuatan tingkat Half Delta keatas dan lantai tujuh khusus bagi pengunjung yang memiliki kekuatan tingkat Half Resonansi keatas.
Seandainya Yuna Aurora yang sendirian mengunjungi rumah makan Lima Bintang, dia akan berada di lantai dasar, karena memiliki kekuatan tingkat True Alfa.
"Aku baru pertama kali ke sini," kata Yuna Aurora yang jarang sekali melepaskan gandengan tangan Zhi Shimo.
"Apalagi aku, seandainya aku sendirian mungkin akan tersesat di kota ini!" sahut Zhi Shimo.
Yuna Aurora tertawa kecil, jelas dia tahu jika Zhi Shimo hanya asal berbicara, tidak mungkin setingkat mereka bisa tersesat di Kota Lima Menara Bintang. Setingkat Raja saja dengan mudah menghafal setiap rute dan nama tempat tanpa tersesat.
"Tapi, baru kali ini aku tersesat!" sambung Excel Shimo.
"Tersesat! Tersesat kemana?"
"Jelas tersesat di hatimu!" jawab Excel Shimo.
Yuna Aurora tertawa lagi setiap kali Zhi Shimo melontarkan banyak gombalan.
"Tuan Muda, Nona, silakan pilih ruangan."
Pelayan mempersilakan Excel Shimo dan Yuna Aurora saat telah berada di lantai tiga. Ternyata di setiap lantai dua hingga lantai lima dibuat banyak bilik kamar privasi bagi setiap pengunjung rumah makan Lima Bintang. Di lantai tiga terlihat sepi, sebab jarang orang yang memiliki kekuatan tingkat Half Gama. Hanya lantai dasar dan lantai dua yang masih banyak orang.
Kebanyakan para peserta berada di bawah tingkat Half Alfa, lebih banyak lagi yang masih berada di tingkat Dewa Alam. Setiap keluarga yang ikut mengantar paling kuat berada di tingkat Half Alfa, jarang orang yang memiliki kekuatan tingkat True Alfa apalagi diatasnya. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki kekuatan diatas tingkat True Alfa, salah satunya adalah Yuna Aurora yang merupakan mantan peserta Konferensi Tianwu.
"Pilihkan yang terbaik, jika boleh lantai lima!" pinta Zhi Shimo kepada si pelayan wanita.
"Maaf Tuan Muda, lantai lima khusus bagi pengunjung yang memiliki kekuatan tingkat Half Resonansi keatas!" jawab si pelayan wanita dengan raut wajah menyesal tidak bisa memenuhi permintaan Zhi Shimo.
"Ya sudah, di lantai ini saja. Berikan kami ruang yang terbaik!" pinta Zhi Shimo.
Segera si pelayan wanita itu memberikan kamar pribadi yang terbaik hanya untuk makan dan mengobrol. Zhi Shimo mengangguk puas melihat pilihan si pelayan rumah makan Lima Bintang.
Lalu Zhi Shimo memberikan sepuluh Batu Mistik kepada si pelayan wanita. "Berikan kita menu terbaik serta minumannya di rumah makan ini.
Dengan senang hati si pelayan wanita menerima pemberian Zhi Shimo, "baik Tuan Muda, segera kami masakan yang terbaik."
Zhi Shimo masuk bersama Yuna Aurora. Kemudian si pelayan wanita menutup pintu kamar. Zhi Shimo berdecak kagum dengan interior kamar yang hanya untuk makan; dimana seperti penginapan berkelas, ada tempat tidur, kursi panjang yang terbuat dari bahan pilihan dan juga lembut...
"Hanya untuk makan saja sebegini mewahnya," kata Zhi Shimo setelah melihat-lihat seluruh ruang, sedangkan Yuna Aurora melihat keluar jendela.
"Itu sudah wajar rumah makan menghargai orang yang memiliki kekuatan, kekuatan merupakan status prestisius bagi siapapun!"
Tok... Tok...
Suara pintu kamar diketuk oleh seseorang.
"Masuk!" Zhi Shimo mempersilakan.
Kemudian pintu kamar terbuka dan terlihat seorang wanita yang Zhi Shimo kenali, dia adalah Yusan. Yuna Aurora melihat si Yusan.
Yusan yang melihat Zhi Shimo langsung menerjang. Namun Yuna Aurora jelas tidak mungkin memberi kesempatan kepada Yusan mendekati Zhi Shimo, dia mengalirkan energi spiritual membentuk dinding.
Seketika Yusan terhenti dan melihat Yuna Aurora yang sangat cantik, dia sedikit terkejut. Lalu dia melihat Zhi Shimo.
"Pergi kamu, dia kekasihku!" hardik Yuna Aurora, dia tidak akan mengijinkan wanita manapun mendekati kekasihnya, dia sebenarnya cemburu saat Yusan mengantarkan Zhi Shimo menuju ke Balai Kultivator, saat ini adalah kesempatan untuk meluapkan rasa cemburunya.
"Shimo!" panggil Yusan yang akan meneteskan air mata, dia berharap bisa dekat dengan Zhi Shimo.
"Nanti aku akan menemui mu!" kata Zhi Shimo kepada Yusan dengan komunikasi telepati.
Yuna Aurora berjalan, lalu mendorong si Yusan dengan energi spiritualnya, sehingga Yusan terhuyung-huyung kebelakang.
Yusan jelas kesal, "sejak kapan kamu menjadi kekasihnya?"
"Sejak kita dilahirkan di alam ini!" jawab Yuna Aurora dengan melambaikan tangannya.
Brak...
Yusan terdorong keluar dari kamar. Lalu Yuna Aurora menutup pintu kamar agar keras. Sedangkan Zhi Shimo geleng-geleng melihat dua wanita yang baru bertemu sudah berselisih.
"Aku menunggumu!" kata Yusan kepada Zhi Shimo dengan suara telepati, lalu dia turun dengan meneteskan air mata, "kenapa takdir ku selalu buruk!" gumam Yusan yang tidak bahagia dengan kehidupannya...
Zhi Shimo membalikkan badan untuk melihat keluar jendela yang malam diterangi cahaya bintang-bintang, dia mendengar ucapan Yusan yang terdengar kecewa.
"Maaf!" sesal Yuna Aurora yang berjalan mendekati Excel Shimo, dia memeluknya dari belakang dan menyandarkan kepalanya.
Zhi Shimo memegang tangan Yuna Aurora, "tidak ada yang perlu untuk dimaafkan, kamu tidak salah dan dia juga. Terkadang kehidupan ini untuk sebagian orang terasa tidak adil, terutama bagi wanita. Tapi, semua kembali pada pribadi masing-masing untuk menyelesaikannya. Hidup ada pilihan, setiap pilihan akan ada konsekuensinya, tergantung cara pandang kita dalam menyikapinya!" tutur halus Zhi Shimo bukan untuk Yuna Aurora maupun Yusan, tapi dia membicarakan tentang kehidupan.
Tutur kata Zhi Shimo semakin membuat Yuna Aurora bahagia dengan memeluk erat pinggang kekasihnya. Zhi Shimo membalikkan badannya dan melihat wajah cantik Yuna Aurora.
Yuna Aurora juga melihat Zhi Shimo. Secara perlahan Zhi Shimo mendekati bibir Yuna Aurora. Jantung Yuna Aurora berdebar-debar, dia memejamkan mata saat Zhi Shimo ingin menciumnya.
Yuna Aurora sedikit tersentak saat merasakan bibir tersentuh bibir milik Zhi Shimo, dia secara naluri melingkarkan tangannya di leher Zhi Shimo dan menyambut ciumannya.
Demikian dengan Zhi Shimo yang memeluk Yuna Aurora dengan tangan kanan, tangan kirinya memberikan pijatan relaksasi dan perlahan bergerak turun...
Tok... Tok...
"Tuan, makanan telah siap dihidangkan. Bolehkah hamba masuk!"
Zhi Shimo dan Yuna Aurora melepaskan ciuman. Terlihat raut wajah Yuna Aurora yang putih seperti terbakar dan nafasnya tersengal-sengal setelah mendapatkan ciuman dan pijatan relaksasi.
"Masuk saja!" ijin Zhi Shimo kepada si pelayan.
Kemudian si pelayan wanita membuat pintu kamar. Yuna Aurora kembali waspada, dia khawatir jika ada kejadian seperti tadi, matanya menatap lima pelayan wanita membawa banyak hidangan.
Zhi Shimo tersenyum dan memeluk pinggang Yuna Aurora yang ramping. Lalu mengajak Yuna Aurora duduk. Sedangkan enam pelayan wanita itu menyiapkan hidangan istimewa.
Kemudian Zhi Shimo memberikan dua Batu Kuno sebagai pembayarannya. "Apakah itu kurang?" tanyanya kepada si pelayan.
"Tuan, ini lebih dari cukup ... Sebentar...!" jawab si pelayan wanita yang akan mengembalikan sisa pembayaran.
"Bagi saja!" tolak Zhi Shimo.
"Terimakasih, Tuan Muda dan Nona Muda!" dengan kompak keenam pelayan itu berbicara.
Kemudian, si pelayan keluar dari kamar dan menutup pintu secara perlahan.
Melihat pelayan telah menutup pintu, Zhi Shimo yang duduk bersama Yuna Aurora langsung kembali mencium bibirnya. Yuna Aurora pun menyambutnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Iwan Arema
🥰🥰🥰🫂🫂🫂🫂
2023-11-12
1
kesempatan terganggu para pelayan
2023-09-06
0
zamal78901
lanjuuuuuts lagi
2023-04-03
1