Angin kencang berhembus akibat aura mengerikan yang keluar dari mereka berdua. Aku tidak tahu kalau mereka saling mengenal.
Tapi kalau tidak salah, Sevira menyebutkan tentang dewa yang berbagi tubuh. Mungkin maksudnya adalah dewa yang ada di dalam Zanir adalah kenalannya Sevira.
"Apa kalian saling mengenal?"
Aku sangat penasaran sehingga aku tidak bisa menahan pertanyaanku ini Seketika aura mengerikan yang mereka pancarkan menghilang.
"Ya, bisa dibilang begitu. Dia adalah Zelos, dewa kematian. Meskipun begitu kami ini tidak akrab bagaikan air dan minyak."
"Benar sekali. Bagiku dia hanya pengganggu karena selalu mengambil pekerjaanku. Itulah kenapa karena sudah bosan aku memberikan kekuatanku pada anak ini."
Mereka berdua benar-benar cukup dekat tapi dalam artian lain. Kuharap mereka bisa akur meskipun sepertinya keduanya tampak tidak menyukai.
"Baiklah, lupakan saja hal bodoh ini. Sekarang kita harus kembali dan masih banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan di ibukota."
"Kau benar."
Aku hampir melupakannya. Aku juga harus membuat laporan ke guild.
"Tapi sebelum itu. Apa kau yakin akan datang dengan wujud itu?" Tanya Zanir.
"Apa maksudmu?"
"Meskipun setelah pemanggilan seharusnya kau tidak bisa menggunakan kekuatanmu bahkan 5% tapi itu tidak mengubah fakta bahwa kau seorang Dewi."
"Baiklah, aku mengerti maksudnya."
Sevira bersinar dan berubah menjadi seorang rubah putih dengan sembilan ekor. Dia berlari dan duduk di atas kepalanya Sora.
"Apa kau puas?"
"Itu lebih baik. Kalau begitu ayo kita kembali Sora."
"Ah ya."
Aku menaiki kuda dan kembali ke kota. Meskipun perjalanannya cukup santai tapi aku tidak bisa menahan mabuk kendaraan ini. Sepertinya soal mabuk kendaraan aku tidak sendirian karena Sevira yang dalam wujud rubahnya juga sepertinya mabuk kendaraan.
"Baiklah, ini fakta yang menarik! Ras rubah yang dikatakan sudah menghilang muncul dan mereka mabuk kendaraan, hahaha!"
Zanir tertawa dengan keras sehingga suara bergema di udara. Aku tidak bisa menyangkal ucapannya.
Sesampainya di guild, aku melaporkan misiku dan aku mendapatkan sekantong koin emas. Kurasa isinya sekitar 100 keping atau lebih.
Meskipun aku tidak melakukan apapun, apa aku pantas mendapatkan uang sebanyak ini? Aku merasa tidak enak.
Ngomong-ngomong Zanir langsung pergi, dia mengatakan punya urusan yang harus dia lakukan. Aku memutuskan untuk kembali ke penginapan. Aku menjatuhkan tubuhku ke tempat tidur karena perjalanan yang sangat melelahkan.
"Hei Sevira." Aku senang akhirnya aku bisa memanggil orang yang kusuka dan faktanya orang itu seorang dewi. Tapi aku sedikit penasaran dengan hubungan antara dia dan Zanir. Bukan karena cemburu tapi aku penasaran dengan pertengkaran mereka.
"Ya?"
"Bisa kau ceritakan tentang hubunganmu dengan Zanir?"
"Tentu. Tapi aku tidak memiliki hubungan dengan Zanir karena ia orang yang bereinkarnasi sama sepertimu."
Itu sebuah informasi yang mengejutkan. Tidak kusangka ada orang lain yang bereinkarnasi selain diriku.
"Dulu, ada seorang dewa. Dia menciptakan dunia ini dengan kekuatannya dan menjaganya. Namun... dia sangat bosan karena tidak ada hal menarik yang dilakukan manusia.Laluia memiliki banyak anak dan diantaranya adalah aku dan Zelos."
"Bisa dibilang kalian bersaudara?"
"Anggap saja seperti itu. Tapi berbeda dengan yang lain kami berdua memiliki tugas yang berbeda dibandingkan yang lainnya."
Aku tidak tahu kalau para dewa juga bisa memiliki anak.
"Tugasku adalah memberikan pilihan kedua kepada mereka yang telah meninggal yaitu reinkarnasi. Yah, itu pun kalau mereka memenuhi syarat untuk bereinkarnasi."
"Biar aku tebak. Tugas Zanir... maksudku Zelos adalah mencabut nyawa manusia."
"Ya, benar sekali. Jika masa hidup manusia sudah habis maka dia akan mencabut nyawanya."
"Lalu tugas dewa yang lain?"
"Memberikan berkah kepada manusia. Contohnya dewa pedang, dia memberikan berkah kepada manusia sehingga manusia bisa menggunakan pedang."
Aku paham tapi tetap saja itu tidak menjelaskan pertengkaran mereka.
"Jadi? Apa penyebab kau bertengkar dengan Zelos?"
"Kami berdua spesial. Kami memiliki semua kemampuan dewa yang ada dan karena itu, ayah kami menjadikan kami sebagai kandidat penerusnya sebagai penjaga namun aku menyerahkan peran itu kepada Zelos dan dia sebaliknya sehingga kami selalu bertarung dan berkelahi."
Bukankah seharusnya kalian memiliki tanggung jawab yang besar? Aku tak menyangka bahwa kalian adalah dewa yang menjaga dunia.
"Kalau begitu, kenapa dewa seperti kalian ada di sini?"
"Itu... Karena bosan."
Hah? Apa? Bosan? Memangnya dewa bisa bosan?
"Baiklah, ceritanya cukup sampai di sini saja. Sepertinya langit akan hujan."
Dia benar, aku bisa melihat awan hitam di langit. Sepertinya tidak akan lama lagi hujan akan turun tapi entah kenapa aku merasakan firasat yang buruk.
Aku memilih untuk tidak memikirkannya terlalu jauh dan tertidur pulas. Mungkin sudah beberapa jam atau menit, aku tidak ingat tapi aku terbangun saat mendengar suara ledakan dari luar.
Meskipun sedang hujan tapi ada asap mengepul. Arah itu... sepertinya berasal dari depan gerbang kota.
Aku bergegas pergi menuju ke sana. Menggunakan skill 'Dash' sehingga kecepatan dalam berlariku meningkatkan dua kali lipat. Itu tidak memakan waktu lama untuk ke sana.
Aku menemukan monster berwarna hijau dengan tinggi kira-kira 3 meter. Dia terlihat memiliki kepala dan tubuh singa, kepala kambing menonjol daru punggungnya dan ekor yang berakhir di kepala ular.
"Itu Chimera!"
"Kenapa besar sekali?"
Aku menemukan Zanir sedang kewalahan menghadapinya namun seringai mengerikan tampak di wajahnya. Apa dia suka bertarung? Di belakangnya ada seseorang dengan rambut cokelat, mata merah serta memiliki perawakan yang biasa namun dia membawa sesuatu di tangannya. Benda itu mengeluarkan tulisan kuno dan melayang di udara.
"Alis! Apa masih belum?!"
"Sudah kubilang, tahan 2 menit. Ini baru saja 1 menit setengah. Tahan lah lebih lama!"
Zanir berlari dan menyerang dengan pedangnya. Pedang miliknya berwarna hitam dan bilahnya bercahaya putih namun ada cahaya hitam yang mengelilingi bilahnya.
Zanir menghindari semua serangan dengan mudah namun setiap kali tebasannya mengenai Chimera tidak ada luka yang diterimanya. Seolah-olah tubuhnya sangat keras.
"Baiklah, sudah siap!"
Zanir yang mendengar itu, segera melompat ke belakang. Benda yang dibawa oleh temannya Zanir terlihat seperti jam kecil.
Tulisan kuno itu segera masuk ke dalam jam dan sebuah cahaya merah keluar dari sana. Cahaya itu berhasil mengenai Chimera dan seperti itu melukainya.
Chimera itu terjatuh namun dia masih memiliki kekuatan yang tersisa. Dari mulut sang kambing, bola hitam keluar dan meluncur ke arah temannya Zanir. Namun, Zanir sudah ada di depannya dan menahan serangan itu dengan satu tangan kosong. Bola itu terus maju namun akhirnya terpental ke udara lalu meledak.
"Cih, sangat sulit menangkapnya tanpa harus membunuhnya." Zanir mengeluh dengan mencoba mengobati lengannya yang hangus
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments