Pagi ini aku membantu Verri merapikan barang-barang. Ada pesanan dari seseorang, kata Verri itu adalah pesanan orang penting dan saat ini aku mengangkat kotak satu persatu ke dalam kereta kuda.
Setelah selesai, aku berniat untuk beristirahat sejenak namun seseorang masuk ke dalam toko dengan bingung.
"Selamat datang... Sora?"
"Yo, lama tak jumpa."
Reiki penasaran alasan Sora datang mengunjunginya. Dia tidak seperti ingin membeli sesuatu dan penampilannya tidak seperti ingin melakukan petualangan, dia terlihat cukup santai.
"Apa kau butuh sesuatu? Katanya sambil menghitung beberapa barang yang tersusun di rak. "Jika kau ingin bertemu Verri maka aku bisa memanggilnya untukmu."
"Oh bukan. Aku kesini untuk mengajakmu pergi."
Setelah selesai menghitung dan mencatat, dia menyimpan buku dan pena di atas meja.
"Mengajakku? Kemana?"
"Ke pantai. "
...****************...
Terik matahari sangat menyengat seolah aku bisa terbakar jika tidak memakai payung. Saat ini aku berada di pantai bersama Sora, dia mengajakku untuk bermain kesini. Tapi, banyak sekali orang yang ada di sini.
Banyak sekali orang dari berbagai ras. Ada yang berselancar, ada yang sedang berjemur, bermain pasir dan banyak lagi. Sora terlihat sangat senang, aku bisa melihat matanya yang berbinar. Kurasa dia menyukai laut.
"Apa kau mau berselancar?" Katanya.
"Tidak, terima kasih. Aku tidak suka air."
"Sungguh? Baiklah, aku tidak akan memaksa. Aku akan berselancar jadi..."
"Ya, nikmati waktumu."
Sora pergi meninggalkanku. Ini benar-benar panas dan banyak sekali orang. Kurasa aku akan membeli minuman dingin. Setelah membeli minuman aku berjalan-jalan melihat-lihat sekeliling pantai. Dan aku berhenti ketika melihat seseorang.
Orang itu adalah orang yang aku lihat di toko, kalau tidak salah namanya adalah Zanir. Dia sepertinya sedang melihat pemandangan laut? Tidak, ekspresi wajahnya itu. Dia sedang melihat pakaian renang wanita yang lewat di depannya.
Padahal Verri mengatakan padaku kalau dia orang yang dihormati tapi melihatnya saat ini, tidak lebih dari orang mesum saja. Aku pergi sambil meneguk minumanku untuk melihat-lihat lainnya. Aku akhirnya berhenti di depan toko yang menjual makanan berbentuk ikan.
Baunya sangat harum sehingga aku tergoda untuk membelinya. Penjual toko baru saja mengangkatnya dari penggorengan. Aku menggigitnya dan rasanya sungguh enak, teksturnya lembut dan rasanya manis serta ada isi di dalam ikan tersebut, kurasa ini coklat.
Aku tergoda untuk membelinya dalam jumlah banyak lalu kembali untuk melihat keadaan Sora. Namun saat sampai dimana kami berpisah, semua orang berlarian menjauh dari laut. Seorang wanita menabrakku dan aku menahannya dengan memegang pundaknya.
"Ada apa? Kenapa kalian berlari?"
"M...Mo... Monster laut sedang mengamuk!"
Setelah itu wanita tersebut melepaskan diri dan berlari sekencang mungkin. Aku segera berlari ke arah pantai untuk menemukan Sora, aku harap ia baik-baik saja.
"Sora!"
Aku menemukan dia dengan papan seluncur yang patah menjadi dua. Matanya fokus pada laut. Aku mendekatinya dan mencoba memperingatkannya untuk lari.
"Sora."
"Reiki?"
"Kita harus lari." Kataku, namun Sora tetap mematung. "Sekarang!"
"Ya, kau benar. Tapi..."
Aku tidak mengerti mengapa ia tidak tetap mematung menatap laut dan sedetik kemudian terdengar suara ledakan yang keras sehingga aku menoleh ke arah ledakan tersebut yang berasal dari laut.
Aku melihat gurita raksasa sedang bertarung dengan seseorang. Orang itu memakai mantel hitam panjang dan memiliki rambut hitam, dia berjalan di langit sambil terus menghindari tentakel yang datang padanya. Sesekali dia menebas tentakel itu dengan pedang berbilah cahaya.
Tentakel yang terpotong jatuh ke dalam laut dan menciptakan suara ledakan yang keras namun setiap kali tentakel itu terpotong, itu terus beregenerasi dengan cepat. Meskipun usahanya terbilang sia-sia tapi dia menyeringai seolah menikmati pertarungan itu.
"Seperti yang diharapkan dari ksatria sihir terkuat."
Aku dan Sora menoleh dan menemukan seseorang yang sangat tidak asing. Bukan hanya itu aku juga tidak menyukai baunya. Seseorang berjubah hitam yang mencoba membunuhku beberapa hari yang lalu.
"Kau?!" Kataku dan Sora yang bersamaan.
"Oh, tidak kusangka akan bertemu kalian berdua disini." Katanya. "Sungguh takdir yang menarik."
Aku tidak tahu apa tujuannya kali ini tapi sepertinya tujuannya bukan padaku ataupun Sora. Aku melihat ke orang yang bertarung dengan gurita raksasa.
Apakah orang itu yang diincarnya kali ini? Aku ingin menyerang orang aneh ini tapi entah kenapa tubuhku tidak bisa kugerakan.
"Jangan khawatir. Kalian tidak usah melakukan hal yang tidak perlu." Katanya dengan mata yang tetap melihat pertarungan orang itu dan gurita raksasa.
"Dash!"
Sesuatu yang cepat melewatiku dan menyerang pria aneh tersebut. Aku akhirnya bisa bergerak lagi dan melihat Sora memegang pisau ditangannya dan pria aneh itu berada jauh di depan kami.
"Aku tidak tahu apa tujuanmu tapi akan kubunuh kau karena mencoba melukai orang yang tidak bersalah." Kata Sora dengan geram.
"Ahaha. Lucu sekali, tapi kau tidak mungkin bisa melawanku."
Sora menghilang begitu saja, begitu juga dengan pria aneh itu. Aku bisa melihat kilat kesana kemari di langit, aku rasa mereka bertarung dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Aku tidak tahu harus bagaimana dan hanya bisa melihat saja. Jika saja ada sesuatu yang bisa kulakukan tapi aku tidak membawa pedangku sehingga tidak ada yang bisa kulakukan. Aku merasa kesal dengan diriku ini jadi aku terus berpikir apa yang bisa kulakukan di saat seperti ini.
Aku memejamkan mata dan berpikir dengan keras namun aku tiba-tiba mendengar suara seseorang. Suaranya terdengar sangat lembut dan tidak asing.
"Reiki..."
Aku membuka mata dan melihat sekeliling untuk mencari asal suara tersebut. Tapi tadi ada siapapun yang memanggilku di sekitarku.
"....Ki."
Suaranya semakin mengecil dan menghilang.
"Jangan... menyerah....."
Dan suara itu menghilang. Aku tidak mendengar suara itu lagi, berapa kali pun aku mencobanya suara itu benar-benar tidak terdengar lagi.
Aku menarik nafas dalam dan mengingat ucapan suara itu saat belum sempat menghilang. Sora dan pria aneh itu akhirnya muncul namun Sora terlempar begitu keras sementara pria aneh itu berdiri seolah tak terjadi apapun.
Dan aku menoleh ke arah laut karena suara gurita itu sangat keras seperti berteriak kesakitan. Gurita itu terbakar dan seluruh tubuhnya dipenuhi oleh api hitam.
Dia masuk ke dalam air namun. api itu tetap membakarnya dan tidak kunjung padam walaupun sudah di dalam air. Aku bisa melihat wajahnya orang itu dengan jelas sekarang dan itu adalah Zanir. Dia tidak terlihat kelelahan ataupun ngos-ngosan. Seolah pertarungannya sejak tadi hanya beberapa menit saja meskipun sudah sekitar 2 jam-an sejak orang-orang berlarian.
"Sepertinya monster laut sekalipun bukan tandingannya ya?" Dia menoleh ke Zanir lalu kembali pada kami. "Baiklah, tugasku disini sudah selesai."
Pria aneh itu menghilang begitu saja dan tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Aku membopong Sora yang terluka dan segera meninggalkan pantai untuk mengobatinya sesegera mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments