Geneva Switzerland 6 tahun lalu...
Sean menerima telepon dari ayah dan ibunya yang merasa kehilangan putra bungsunya lebih memilih menghabiskan libur natal di Swiss bukannya di Belgia. Raja Andrew dan Ratu Michelle memang mengatakan pada khayalak kalau Sean sedang berada di Swiss untuk memulihkan kakinya setelah mengalami kecelakaan ski.
"Kamu benar tidak pulang Son?" tanya Andrew.
"Tidak, aku biar disini saja. Biar Stefan yang maju, kan dia yang bakal menggantikan Daddy." Sean menatap kedua orangtuanya melalui panggilan video di MacBooknya.
"Apa karena kamu tidak mau meninggalkan gadis berambut hitam itu?" selidik Michelle.
"Yeah, itu salah satunya."
"Siapa dia Sean?" tanya Andrew.
"Zinnia Al Jordan Schumacher."
Kedua orangtuanya terkejut mendengar nama itu. "Dia anaknya Ayrton Al Jordan Schumacher?" tanya Andrew.
"Iya. Papanya kan salah satu Emir di Dubai."
Andrew dan Michelle hanya saling berpandangan. Mereka bukannya tidak tahu Sean berhubungan dengan siapa saja tapi ketika dirinya memilih untuk tidak pulang pertama kalinya, membuat kedua orangtuanya surprise.
Selama ini jika Sean disuruh pulang ke Brussel, dia selalu pulang tapi kali ini dia menolak dengan alasan masih proses pemulihan. Padahal Sean sempat mengalami kecelakaan yang lebih parah dari sekarang, tetap dirinya memilih pulang ke istana.
"Apa kamu menyukai putri Ayrton itu?" tanya Andrew.
"Short of. Bahkan dulu Grandad dan Grandma sangat menyukai Zinnia kecil. Mereka kan sempat bertemu waktu lawatan ke Singapura."
"Oh, jadi anak kecil yang sempat diceritakan oleh Grandma Elisabeth soal anak menggemaskan itu?" tanya Michelle yang memang sempat mendengar cerita mertuanya.
"Iya, gadis cilik itu Zinnia tapi sekarang sudah dewasa dan tambah cantik." Wajah Sean tampak melamun teringat wajah cantik Zinnia. Judes, galak tapi menggemaskan.
Andrew dan Michelle bisa melihat putranya menyukai Zinnia tapi mereka juga tahu Sean tipenya mudah bosan jadi mereka hanya diam saja menunggu perkembangannya.
"Kamu mau sampai kapan di Geneva?" tanya Andrew.
"Sampai bosan!"
"Sean, kamu itu tidak bisa seenaknya pergi! Ada tugas-tugas kerajaan yang harus kamu selesaikan!" suara keras Andrew mulai terdengar di telinga Sean ditambah dengan wajahnya yang galak.
"Dokter mengatakan aku baru bisa pulih sekitar 2-3 Minggu. Jadi aku akan disini sampai tanggal 10 Januari. Oke?" Sean menatap balik ke kedua orangtuanya.
"Oke tanggal 10 kamu sudah harus pulang ke Brussel!" putus Andrew.
***
Apartment Zinnia the next day
Ayrton dan Mariana serta kedua adiknya Gasendra dan Garvita menatap ke arah Zinnia dengan tatapan menyelidik. Ya, kedua orang tua dan adik-adiknya sedang berada di istana Al Jordan mengabiskan liburan disana dan bisa memaklumi jika si sulung tidak pulang.
"Beneran sayang tidak pulang?" tanya Mariana yang sedikit khawatir saat mendapatkan laporan bagaimana sepak terjang Sean Léopold main ke apartemen putrinya dengan seenaknya.
"Nggak ma. Lagi menikmati turun salju disini" senyum Zinnia.
"Ma, aku ke Geneva ya?" rayu Garvita yang masih SMP.
"No sayang, nilai kamu kemarin ada yang jelek dua jadi tidak ada acara liburan kemanapun!" Ayrton menatap wajah si bungsu.
Garvita sebenarnya anak yang cerdas tapi paling malas disuruh belajar dan hobi berkelahi meskipun anak perempuan. Ayrton sampai pusing mendengar laporan Mariana yang sering dipanggil guru BK sekolah putrinya.
"Dih yang jelek kan cuma kesenian dan matematika Pa" jawab Garvita manyun.
"Tetap saja tidak bisa diterima papa! Anak perempuan kok hobinya berantem?" Ayrton hanya bisa menghela nafas panjang karena bagaimanapun juga gen itu menurun. Sabine sang ibu pun dulu hobinya berantem. Tapi ya jangan nurun ke anakku tho mom.
"Kamu itu kalau mau berantem, harusnya balance sama nilaimu! Lihat bang Sendra, biarpun berantem, nilai tetap straight A semua!" kekeh Gasendra yang namanya sama dengan nama Opanya Gasendra Pradipta, ipar Bara Giandra.
"Kamu juga sama Sendra! Tidak ada liburan!" kali ini Mariana yang mendelik ke arah putranya yang tampan dan semakin jangkung.
Zinnia cekikikan mendengar keributan di keluarganya. "Kalian itu pada kenapa sih hobinya berantem?"
"Kayak mbak Zee tidak pernah gelut saja jaman sekolah disini" gelak Gasendra.
"Iya ya..." gumam Zinnia yang membuat kedua adiknya melengos.
"Zee, kalau kamu sempat pulang, pulang ya? Mama kangen sebenarnya tapi karena papamu menghukum adik-adikmu yang nakal-nakal ini, jadi tidak bisa kemana-mana deh!" senyum Mariana.
"Ya sudah mama kemari saja, biar papa ditinggal sama dua G bandel itu" gelak Zinnia.
"Enak saja! Papa nggak bisa tidur nanti!" sahut Ayrton manyun.
"Lhaaaa?" seru ketiga anak-anaknya dan sejurus kemudian mereka tertawa terbahak-bahak melihat bagaimana bucinnya sang papa ke mama.
Acara video call itu menjadi seru setelah Zinnia menceritakan tentang Blaze yang harus dikawal, tentang dua L yang menang kejuaraan Kendo di kampus dan keluarganya bercerita tentang keadaan di Dubai tentang sepupunya yang mulai bikin ulah hingga membuat Direndra, Alaric dan Enzo pusing.
Zinnia juga senang mendapat cerita tentang Dewananda dan Gibran masuk ke sekolah yang sama hingga membuat gegeran di sekolah itu karena dua orang model remaja yang sedang naik daun itu masuk ke SMA Negeri 3 dengan jalur akselerasi meskipun baru sebaya dengan Garvita.
"Tapi memang Nanda sama Gibran cakep-cakep sih jadi wajar wajahnya menjadi terpampang dimana-mana" ucap Zinnia.
"Kata Tante mu Safira, Nanda ditawari main sinetron dan film tapi Oom Bagas langsung menolak mentah-mentah karena nanti mengganggu studinya" ucap Mariana.
"Benar juga sih soalnya kan main sinetron kan stripping nanti berantakan" gumam Zinnia. Suara bel berbunyi membuat Zinnia mendongakkan wajahnya dari layar laptopnya.
"Siapa yang datang Zee?" tanya Ayrton melihat putrinya seperti teralihkan.
"Sepertinya pesanan pizza-ku datang."
"Kamu pesan pizza?" tanya Mariana.
"Iya, aku capek dua hari ini membersihkan rumah dan mensortir pakaian yang tidak terpakai jadi malas masak."
"Ya sudah kamu makan dulu. Kita sambung besok ya?" ucap Mariana. Keempat anggota keluarganya pun berpamitan dan Zinnia menutup layar MacBook nya.
Dilihatnya layar monitor dari intercomnya terdapat seorang pria dengan topi baseball membawa pizza di tangannya.
"Warten Sie eine Minute ( tunggu sebentar )" ucap Zinnia sambil membuka pintu dengan membawa uang tip untuk pengantar pizza nya karena dia sudah membayar pizza itu saat memesannya.
"Ini tipnya..." Zinnia terkejut ketika mengenali siapa yang membawa pizza nya. "Kamu! Ngapain lagi kemari? Apa yang kemarin aku usir belum bisa membuat kamu kapok?"
Sean hanya tersenyum manis. "Kamu usir aku berapa kali pun pasti aku akan kembali."
Zinnia mengambil pizza dari tangan Sean dan bergegas menutup pintu apartemennya hingga nyaris membuat Sean menabrak pintunya.
Oh Astagaaa! Galaknya!
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaa Gaeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift lah ya
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Sandisalbiah
usaha terus ya Sean.. jgn kasi kendor... 🤭🤭
2024-01-13
1
nandayue
nggak calon lain apa buat zee, kayak manggil anakku yang bontot aja
2022-08-09
1
Nuril sofiyati
wanita turunan klan pratomo keren²
2022-08-08
1