Flashback beberapa jam yang lalu.
Elang sangat kecewa dan merasa bodoh saat ia bisa terpancing jebakan Leo begitu saja. Tapi benar apa kata Elang jika itu menyangkut Nayla maka hati akan mengalahkan logikanya dengan telak. Elang salahkan dirinya yang telah menyeret Nayla dalam bahaya padahal gadis itu tak punya salah apa-apa.
Satu-satunya kesalahan yang Nayla lakukan adalah telah membuat laki-laki muda itu jatuh cinta padanya.
Elang terbaring di atas tanah dengan posisi tubuh menelungkup. Ia tak ingat apa yang telah terjadi karena tiba-tiba saja pandangannya gelap saat seseorang memukulnya dari arah belakang.
"Lo gila, Leo !!"
Bulu mata Elang yang cukup lebat bergerak perlahan saat ia mendengar seorang gadis berteriak histeris. Suara gadis itu terdengar samar-samar karena Elang belum sepenuhnya sadar dari pingsannya.
Yang Elang tahu saat ini ia berada di atas tanah karena bau lumut yang tercium di hidung mancungnya.
Mata Elang kembali terpejam, kepalanya terasa sakit bukan kepalang tapi kelopak mata itu kembali bergerak lemah saat samar-samar kembali terdengar sebuah teriakan. "Lo gila, Leo ! kalau sampai terjadi apa-apa sama Elang, gue akan laporkan Lo ke bokap nyokap lo atau polisi !" kali ini suara itu terdengar lebih panjang hingga Elang kembali terjaga tapi kepalanya yang terasa sakit membuat Elang tak bisa menggerakkan tubuhnya.
Elang hanya bisa menggerakkan jari-jari tangannya dengan lemah.
"Gue gak tau dia bakal langsung jatuh ambruk kaya begini," terdengar suara pemuda yang Elang yakini sebagai Leo.
"El... Elang... huhuhuhu," gadis yang menangis tersedu itu berjongkok melihat keadaan Elang yang terbaring lemah. Elang langsung menutup kembali kelopak matanya saat sang gadis melihat keadaannya.
"Ngapain sih nangis-nangis segala ? Dia bukan cowok Lo ini," ucap laki-laki itu terdengar emosi.
"Kata Lo cuma mau bikin kaki Elang cedera biar bisa permalukan dia pas Lo ajak Elang balapan motor nanti, tapi nyatanya Lo jahat Leo ! Lo psikopat gila !" gadis yang tengah berjongkok itu berteriak histeris dan benar tebakan Elang jika laki-laki yang tadi terdengar suaranya adalah Leo.
"Tenang Vony, gue yakin dia belum mati !"
"Mati ? Lo bakal mati kalau Elang mati !!" gadis itu kembali berdiri dan berteriak histeris sembari menunjuk-nunjuk wajah Leo dengan jari telunjuknya.
"Tenang Von, Lo too much ( berlebihan ) banget sih. Si Elang bukan cowok Elo !!"
"Ya tapi Lo kan tahu kalau gue suka banget sama dia ! kenapa gak Lo celakain si cewek culunnya aja sih ?"
Dada Elang berdenyut ngeri mendengar permintaan Vony. Ia paksakan dirinya untuk bangkit dan memberi pelajaran pada dua orang tak berguna itu tapi rasa nyeri di bagian belakang kepalanya membuat Elang begitu lemah.
"Gue gak ada urusan sama cewek culun itu," sahut Leo. "tapi kalau lo mau, bisa gue beresin sekalian. Gue bisa bikin nama dia jelek di kota ini,"
"Kenapa sih Lo dendam banget sama Elang ? Elang harus bagaimana biar Lo gak celakain dia lagi ?" teriak Vony histeris.
"Kalau gue udah bisa permalukan dia di depan banyak orang, menjadikannya sebagai pecundang baru gue akan berhenti," jawab Leo.
"Gila lo !!!" maki Vony.
"berhenti manggil gue gila !!!" kali ini Leo berucap dengan nada suara meninggi. Ia tak terima terus-terusan dimaki-maki oleh sepupunya itu.
"Atau kalau Lo bisa bikin Elang jadi cowok Lo, gue gak akan ganggu dia sama cewek culun itu lagi," ucap Leo sembari tertawa samar mengejek sepupunya yang tengah menangis itu.
"Atau Elang pergi dari kota ini, itu juga bisa sebagai jalan keluar biar gue gak ngerecokin hidup dia. Gue benci sama dia yang selalu merasa lebih tinggi dari gue !" teriak Leo sembari menendang kaki Elang kuat-kuat.
"Jangan sakiti Elang lagi, Leo. Please... Tadi Lo bilang gak kaya gini caranya,"
Leo terdiam, dia sadar tak akan pernah bisa mengalahkan Elang jika dengan cara yang fair (jujur). Seorang Elang terlalu tangguh untuk ia kalahkan. Malah yang terjadi mungkin sebaliknya, ia akan babak belur di tangan Elang.
"Hei kalian sedang apa ?" tanya seorang warga yang hendak pergi ke mesjid. Ia mendekati bangunan tak berpenghuni itu karena mendengar suara-suara keributan. Sontak itu membuat Vony dan Leo menjadi ketakutan.
"Ayo pergi, sebelum ketahuan," Leo menarik kasar tangan sepupunya itu.
"Tunggu ! Elang bagaimana ?" tanya Vony.
"Dia bukan cowok Lo, begoo !! biarin aja dia di sana ! Lo beresin dulu si cewek culun itu biar Lo bisa dapatin si Elang ! Ayoo !!!" desis Leo penuh emosi.
"Hei kalian ngapain di tempat gelap seperti ini ? mau berbuat mesoom ya ?" tanya lelaki itu sembari menunjuk Vony dan Leo dengan sinar yang berasal dari senter miliknya.
"Lari Von ! cepetan !! sebelum dia manggil warga yang lain !!" Leo menarik paksa tangan Vony dan menyeret gadis itu untuk mengikuti langkahnya.
"Hei kalian tunggu !" ucap lelaki itu tapi ilalang yang tumbuh tinggi cukup menghalangi langkahnya dan ia pun kehilangan jejak Vony dan Leo yang telah melarikan diri menuju mobil Leo yang terparkir di tempat yang tersembunyi.
Laki-laki itu menarik nafas dalam berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya untuk mengisi paru-parunya yang bekerja ekstra karena mengejar Leo dan Vony.
"Dasar anak muda jaman sekarang, gak takut dosa apa ? berani-beraninya berbuat hal menjijikkan," ucapnya sambil terengah-engah.
"To... Tolong saya, Pak,"
Lelaki itu melonjak kaget saat ia mendengar suara lirih dari arah belakang. Ia arahkan sinar senter ke sumber suara dan berteriak saat melihat sosok tinggi tegap dengan kulit putih pucat berusaha untuk bangkit dari atas tanah.
"Jurig siah ? apa vampir maneh ( kamu ) ?" tanyanya dengan dada berdebar hebat.
"To... tolong saya, Pak," lirih Elang yang kembali tersungkur ke atas tanah.
"Yaa Allah..." teriaknya makin histeris saat ia melihat cairan merah yang terdapat di leher Elang.
Dengan paniknya ia segera meminta pertolongan warga sekitar.
***
Papi Elang dan sang kakak, Bimo berjalan tergesa-gesa di lorong sebuah rumah sakit di kota Bogor. Beberapa belas menit yang lalu, mereka mendapatkan kabar jika Elang tengah terbaring sakit karena luka robek di kepalanya.
Mami Elang yang mendengar itu langsung jatuh tak sadarkan diri di rumah dan ditunggui oleh anak gadisnya Amelia dan beserta asisten rumah tangga mereka.
Sedangkan Bimo, ia langsung pulang dari Jakarta saat maminya mengabarkan jika Elang belum juga pulang Hingga pukul 8 malam dan tanpa kabar padahal jam malam Elang ditentukan hanya sampai pukul 06.00 sore saja.
Sebagai ibu yang melahirkannya, Mami Elang mempunyai firasat buruk terhadap anak kesayangannya itu dan ternyata benar sesuatu yang buruk terjadi pada Elang.
Elang tengah duduk dengan perban di kepalanya saat Bimo dan Papinya tiba. "Kamu gak pernah kapok, Elang !!" desis sang Papi penuh emosi saat melihat keadaan Elang.
"merasa diri kamu paling jago ? kamu ingin kami cepat mati karena terus mengkhawatirkan kamu ? setidaknya kasihanilah Mami kamu yang setengah gila memikirkan anaknya yang tak tahu diri ini," lanjutnya lagi hingga Bimo harus menahan tubuh sang Papi agar tak memberikan pukulan tambahan bagi Elang.
"Aku gak berkelahi lagi, Papi !! aku di jebak !!" bela Elang.
Lalu Elang pun menceritakan kronologis kejadian pada Papi dan kakaknya itu tapi tentu saja tidak semua Elang ceritakan tak sekalipun ia menyinggung tentang Nayla. dia hanya bercerita bahwa Leo musuhnya yang lama kembali mengincarnya dan menjebaknya.
"apa sebaiknya kita lapor polisi saja?" tanya Bimo setelah ia mendengar apa yang Elang ceritakan.
Papi Elang berdiri sambil membisu, berusaha mencari jalan keluar dari apa yang terjadi. Tentu saja ia ingin melaporkan kejadian ini kepada polisi tapi Elang pun terlibat tawuran antar remaja beberapa waktu yang lalu dan anak lelakinya itu telah membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan hal-hal buruk lagi dan perjanjian itu dilakukan dengan sepengetahuan pihak kepolisian.
Akan sangat berbahaya bagi Elang jika ia ketahuan melakukan hal yang buruk entah untuk yang ke berapa kalinya.
"gak usah, " jawab Papi Elang.
"kamu tahu jika anak bernama Leo itu akan menjebakmu tapi kenapa kamu tetap mendatanginya, Elang ?" tanya Papinya.
Elang langsung diam tak menjawab, tak mungkin ia melibatkan Nayla disini. sedangkan sang Papi sangat menunggu jawaban Elang.
"Tak mau menjawab, Huh ?" tanya Papi Elang.
Elang tetap membisu dengan wajahnya yang datar pandangan matanya yang dingin.
"Kalau begitu kamu bereskan sendiri masalahmu, Jagoan ! kamu dihukum Elang !! tidak beleh keluar rumah selain ke sekolah saja dan akan ada supir yang mengantar jemput kamu," ucap Papi Elang tegas dan tak terbantahkan.
"Sambil menunggu kemana kami akan mengirimkan kamu setelah kejadian ini. " lanjutnya kemudian.
to be continued ♥️
thanks for reading ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
cemen ni Leo curut ... beraninya mukul dari belakang ... 😠
Voni juga sekongkol .. tiati aja sama hidup kamu, Von ... 😠
2023-08-09
0
Rita Herlina
pasti ke rumah oma...mereka berpisah di di ketemukan otor lagi setelah pd dewasa wkwkwkwkwk
2023-01-16
1
EndRu
klo sampai dikirim ke Oma di LN .. yaaah pisah lama dong dengan Nay
2023-01-15
0