Happy reading ♥️
Vony geserkan duduknya, ia berusaha untuk melihat siapa gadis itu.
Elang sedikit tolehkan kepalanya mengikuti arah mata gadis di hadapannya. Ia harus lebih berhati-hati lagi. Elang tak ingin membuat Nayla celaka.
Apa yang Elang lakukan tadi adalah refleks tubuhnya terhadap Nayla. Mengetahui gadis yang Elang sayang sedang terbatuk-batuk membuat ia tak bisa berdiam diri dan Elang akui jika ia benar-benar tak bisa menahan diri untuk memberikan pertolongan padahal di sana banyak sekali orang yang melihat dan mereka bisa saja merasa curiga. "Siaalll," maki Elang pelan saat ia sadar bahwa yang dilakukannya bisa membuat Nayla dalam bahaya.
"Dia temennya adik aku," jelas Elang tanpa Vony tanya.
"Dia udah kaya adikku sendiri, kita udah kenal dekat dari kecil," lanjut Elang sambil membuka botol air mineral yang tadi ia berikan pada Nayla dan meminumnya hingga tandas.
"Ooohhh pantas... tadi aku mikir pernah ngeliat dia di mana gitu, tapi setelah kamu jelasin tadi ternyata aku selalu lihat dia ngikutin adik kamu," sahut vony dengan tersenyum lebar. Dalam hatinya ia merasa senang jika gadis yang Elang tolong tadi hanya seorang gadis biasa bagi Elang. Bukan seseorang yang spesial bagi lelaki itu.
"El ??" tanya Vony terheran melihat Elang yang saat ini menatapi botol air mineral yang isinya telah kosong itu.
Sedangkan yang ditanya tak bisa berkonsentrasi setelah ia sadar jika ia telah menerima ciuman tak langsung dari gadis yang selalu mengisi hatinya itu. "Aku yang harus menjadi ciuman pertama kamu," batin Elang dalam hatinya sembari membayangkan wajah Nayla yang tersenyum manis.
"El ? kamu kenapa? El ??" Vony berusaha untuk menyadarkan Elang yang raganya berada di hadapannya tapi pikirannya entah kemana.
"El ??" tanya Vony lagi entah untuk yang ke berapa kalinya.
"hah ? ah sorry..," sahut Elang.
"Gue masih haus," lanjutnya lagi dan itu membuat Vony sedikit kecewa saat Elang tak lagi menggunakan kata aku-kamu.
***
"Dia udah kaya adikku sendiri, kita udah kenal dekat dari kecil,"
Deg !!
Debaran jantung Nayla begitu menggila saat mendengar itu. Rasa bahagianya karena tadi telah ditolong Elang menguap sudah.
Tak bisakah Elang melihat dirinya sebagai gadis remaja yang tengah jatuh cinta ? apa bagi Elang ia hanya dianggap sebagai gadis kecil saja ?
"Nay, kamu kenapa ?" tanya Zia pada Nayla karena wajah gadis itu memerah dengan mata mengembun menahan tangisnya.
Mendengar teman Nayla bertanya seperti itu membuat Elang sedikit menolehkan kepalanya ke arah Nayla tanpa berani bertindak seperti tadi. Ia hanya berusaha mencuri dengar tentang gadis kesayangannya.
"gak pa-pa kok, gak enak aja karena habis batuk tadi," jawab Nayla beralasan.
"Kamu sakit ?" tanya Raisha.
Dan lagi-lagi Elang yang sedang mengobrol dengan Vony sedikit menolehkan kepalanya agar dapat mendengar pembicaraan mereka.
"Nggak kok, tadi aku kasih sambal terlalu banyak di mie ayamnya jadi aku kepedesan," jawab Nayla.
Elang yang telah mendengar itu kembali melayani Vony yang terus mengajaknya bicara.
"El... aku di sini loh... di depan kamu.... tapi kamu liatnya kemana-mana aja," rengek Vony terdengar manja dan itu membuat Elang ilfil seketika.
Walaupun begitu Elang bukan seorang pria muda yang brengseek yang akan meninggalkan Vony begitu saja karena ia tak suka. Elang tak ingin mempermalukan gadis itu.
Elang telah memberikan banyak sinyal penolakan pada Vony. Seperti menjawab setiap pertanyaan gadis itu dengan singkat juga tak pernah bertanya lebih lanjut dengan apapun yang diceritakan oleh Vony kecuali tadi, saat gadis itu membahas Leo, sepupunya.
"Ah sorry," lagi-lagi Elang meminta maaf entah untuk ke yang berapa kalinya pada gadis itu.
"Aku marah !" rajuk Vony.
"Hah ?" Elang menautkan kedua alisnya karena tak paham.
"Iya ! aku marah karena kamu gak perhatiin aku," lanjut Vony.
"Elang emang begitu, Kak ! gak bisa konsentrasi kalau diajak ngomong dekat....," Rafa langsung menghentikan ucapannya saat Elang memberikan tatapan mematikan padanya.
"dekat siapa ?" tanya Vony sembari mencebikkan bibirnya karena kesal.
"Dekat....," Rafa menjeda ucapannya karena Elang kembali menatapnya tajam.
"Dekat dengan gadis cantik seperti kak Vony," jawab Rafa pada akhirnya dan itu membuat pipi Vony merona seketika.
Sedangkan Elang memberikan tatapan mata penuh ancaman pada temannya itu.
"El... so sweet banget sih," ucap Vony.
"Aku gak akan marah asal nanti kita pulang bareng ya... kebetulan aku gak dijemput supir pribadi Mami aku, jadi aku ikut mobil kamu aja. Boleh kan, El ?" tanya Vony terdengar manja dengan suaranya yang dibuat-buat.
Apa yang mereka bicarakan tentu saja dapat didengar dengan jelas oleh Nayla yang duduk tepat di belakang Elang dan sumpah demi apapun saat ini Nayla begitu merasa cemburu.
"Eh,.aku duluan ke kelas ya. Gak enak tenggorokan," ucap Nayla sambil berdiri untuk meninggalkan meja tempat ia makan.
"Sebaiknya kamu ke UKS aja, Nay," saran Zia.
"Gak pa-pa kok, aku cuma butuh minum air putih aja," sahut Nayla beralasan dan semua temannya tahu jika Nayla selalu membawa bekal air putih di dalam tasnya.
"Mau aku antar ?" tanya Raisha.
"Gak usah, kalian makan aja,"
Nayla pun keluar dari kursi tempat ia duduk dan harus berjalan melewati Elang agar bisa keluar dari kantin.
Namun sayangnya langkah Nayla terhenti tepat di hadapan meja Elang saat sebuah tangan menahan lengannya.
"Nay, tunggu !" ucap seorang pemuda yang Nayla kenal.
Mata Elang menatap tajam pada cekalan tangan itu, bibirnya terkatup rapat dengan rahang yang mengeras. Mati-matian Elang menahan diri untuk tidak menarik kasar tangan pemuda itu dari lengan Nayla. Untung saja Arya segera menarik tangannya dari gadis itu.
"Nanti siang kita beresin buku lagi di perpustakaan yuk ?" tanya Arya yang merupakan teman satu kegiatan ekstrakurikuler perpustakaan dengan Nayla.
"Ah maaf, jadwal aku kan lusa sama Dina," jawab Nayla.
"Yaa... bisa tuker jadwal gak ? seru aja kalau jaganya sama kamu," sahut Arya beralasan.
Rafa menahan tawanya hingga wajah lelaki itu memerah. Ia tahu bagaimana perasaan Elang saat ini.
"Sorry, siang ini aku udah janji mau nengok Amelia. Mungkin lain kali ya?" Nayla menolak ajakan Arya dengan halus.
"Ya udah deh kalau begitu," ucap Arya terdengar sangat kecewa.
Nayla segera berlalu dari tempat itu, meninggalkan Arya dengan sejuta rasa kecewanya.
Nayla tak sadar jika sepasang mata terus-terusan memperhatikan dirinya tanpa jeda hingga ia berhasil keluar dari kantin itu dan berjalan menuju kelasnya.
Setelah Nayla tak lagi dalam jangkauan matanya, Elang alihkan pandangannya pada Arya dan memperhatikan pemuda itu dengan seksama.
Elang kepalkan kuat-kuat tangannya di bawah meja, menahan rasa marahnya. Sudah lama ia tak berkelahi dan sekarang Elang sudah menemukan musuh barunya.
***
Sudah berlalu 20 menit dari waktu pulang. Jam menunjukkan pukul 2 kurang 10 menit. Bel pertanda waktu pulang sudah berbunyi sejak pukul setengah 2 pas.
Nayla keluar kelas bersama Ema dan tiga temannya yang lain lebih lambat karena mereka bertugas piket hari ini. Suasana sekolah sudah sangat lengang, para siswa sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Nay, salam aja sama Amel ya. Semoga cepat sembuh. Maaf aku gak bisa ikut nengok karena harus ikut latihan paskibra," ucap Ema.
"Oke, nanti aku sampaikan," sahut Nayla dan keduanya pun berpisah di persimpangan jalan. Ema menuju halaman belakang sekolah di mana latihan paskibra berada, sedangkan Nayla berjalan gontai menuju gerbang sekolah.
Nayla berjalan dengan kepala tertunduk lesu. Saat keluar gerbang ia tak menemukan mobil hitam Elang yang biasanya terparkir di tempat parkir sekolah. Nayla membayangkan Elang yang tengah mengantarkan Kak Vony pulang. Tadi, saat istirahat makan siang, gadis bernama Vony itu merajuk karena ingin pulang bersama dengan Elang.
Dengan lancangnya Nayla merasa cemburu, padahal ia tak berhak karena Elang bukanlah siapa-siapanya. Elang hanya menganggap Nayla adik, itulah yang gadis itu ingat.
Nayla terus berjalan dengan kepala tertunduk melihat ke atas aspal. Saat ini ia berjalan menuju halte yang jaraknya cukup jauh dari gerbang sekolah. Tanpa ia sadari sebuah mobil SUV putih mengikutinya pelan-pelan.
To be continued ♥️
Thanks for reading ♥️
jangan lupa like komen vote dan hadiah ya
maaciw zheyeenk 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
mobil baru Elang ?
keknya bukan deh ...
Leo kali ya .. yg penasaran sama Nayla ..
2023-08-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
omaigot ... segitu nya yg lagi cemburu ... 🤣🤣🤣
2023-08-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
hahai .. ternyata ada yg tau ya El ?
tipe El gak mungkin lah ember ke Rafa ..
jadi barti Rafa yg peka nih ya ...
ow ow .. kamu ketauan, El ... 😅😅
2023-08-09
0