Alana pun bernafas lega ketika mendengar jawaban dari Max setidaknya untuk beberapa waktu ini dia punya alasan untuk menolak Meyda yang selalu memaksanya untuk menikah dengan Tomas.
Sedangkan Max sedang menyuruh orang-orang kepercayaannya untuk membuat Tomas beserta keluarganya mengalami kebangkrutan tanpa sepengetahuan Alana, sudah cukup wanitanya selalu di sakiti oleh keluarga Tomas, Yolanda yang merupakan adik Tomas pun selalu saja membulli Alana dengan memanfaatkan kekayaan yang mereka miliki.
"Kenapa kamu tidak pernah bercerita kepadaku Ana kalau selama ini kamu selalu di bully dan di ancam oleh orang orang itu," ucap Max dengan nada sedih.
"Aku tidak ingin semakin menjadi beban bagimu Max," jawab Alana sambil menundukkan kepalanya.
"Apa beban? Terus selama ini kamu anggap apa aku sampai kamu berfikir kalau kamu adalah beban bagiku," ucap Max sedikit kesal dan tidak sadar apa yang dia ucapkan pada Alana.
Setelah mengucapkan kata-kata itu sebenarnya Max was was kalau Alana akan marah dengan ucapannya.
"Majikan," jawab Alana lirih.
Max bernafas lega setidaknya Alana tidak menyadari bahwa kata katanya tadi ada makna tersembunyi yang ingin dia ungkapkan.
"Cih Majikan! Sejak kapan kamu bisa menyelesaikan tugas jadi pembantu di sini? Memasak tidak bisa, bangun sering kesiangan, dan kamu tidak pernah mengerjakan tugasmu," ucap Max.
"Maaf," jawab Alana sambil menundukkan kepala.
"Sudah Ana mulai sekarang kamu bisa menganggap diriku teman jika belum siap menganggap aku suamimu tapi jika kamu sudah bisa menerima aku sebagai suamimu itu lebih baik," ucap Max sambil menaik turunkan sebelah alisnya.
Alana yang mendengar perkataan Max pun kembali emosi.
"Itu sih maumu! Tidak walaupun kita suami istri aku mau kita tidur di kamar yang terpisah, aku ingin tidur di kamar lamaku dan kamu tidur di sini, dan tidak ada yang boleh tahu kalau aku istrimu," ucap Alana.
"Apakah kamu malu mempunyai suami seperti diriku Ana?" tanya Max dengan nada sedih.
"Bukan begitu Max, aku ini anak seorang yang di tuduh menggelapkan dana apa itu tidak akan mencemari nama baikmu, aku tidak peduli walau kamu seorang supir atau apalah kalau aku sudah cinta pasti tidak akan peduli dengan status itu," ucap Alana.
Max hatinya merasa menghangat mendengar jawaban Alana, jarang ada wanita yang mau menerima seorang pria yang hanya bekerja sebagai supir di jaman sekarang tapi Max masih ingin menggoda gadis kecil yang saat ini sudah menjadi istrinya ini.
"Apakah artinya kamu sudah mencintai aku?" tanya Max menggoda Alana.
Alana yang mendengar pertanyaan Max itu pun semakin kesal dia bingung menjelaskan maksud perkataannya tadi.
"Ah ... memang sulit menjelaskan padamu Max! Terserah anggapan dirimu saja aku pusing," ucap Alana kesal dan pergi dari kamar itu sambil menghentakkan kakinya.
Max yang melihat tingkah Alana pun tersenyum bahagia dia merasa menjadi sosok yang berbeda saat bersama Alana, dia yang jarang bicara berubah menjadi sosok yang cerewet, dia yang jarang tertawa jika bersama Alana sering sekali tertawa terbahak-bahak, Max merasa dunianya lebih berwarna sejak kedatangan Alana.
Max pun mengantar Alana menuju kampus, sepanjang perjalanan Alana hanya diam saja karena dia masih kesal dengan sikap Max tadi.
Max pun tidak begitu memperhatikan Alana karena pikirannya sedang terfokus pada kabar dari Willy yang menangani perintah darinya.
Akhirnya Alana pun sampai di kampus Max pun memarkir mobilnya di tempat seperti biasa di luar pagar kampus.
Alana langsung keluar dari mobil tanpa menghiraukan Max tapi tiba-tiba Max mencekal tangan Alana.
"Langsung pulang setelah jam kuliah selesai aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu," ucap Max dengan suara lembut.
Alana pun merasa sangat senang mendengar ucapan Max, selama ini tidak ada orang yang peduli padanya kecuali sang Ayah setelah kematian ibunya tapi semenjak ayahnya menikah lagi Alana merasa kehilangan perhatian itu ayahnya selalu sibuk sedang ibu tirinya tidak memperdulikan keberadaan Alana kini hanya ada Max yang selalu menjaga dan memperhatikan dirinya.
Alana pun mengangguk dan tersenyum kepada Max setelah itu dia meninggalkan Max dengan setengah berlari.
Max pun tersenyum melihat tingkah istri kecilnya, Max pun menyetir mobilnya menuju kantor dengan suasana hati yang gembira seperti mendapatkan mood booster jika dia bersama Alana hanya dengan melihat senyumannya seakan dunia Max penuh warna.
Sementara itu Alana melangkah menuju kelas dengan senyum yang terus menghiasi bibirnya, Alana merasa sangat bahagia karena masih ada orang yang perhatian pada dirinya.
Tiba tiba Alana di kagetkan dengan sebuah tepukan di pundaknya dia pun segera menoleh melihat siapa yang datang tiba-tiba mengagetkan dirinya.
Di belakang Alana ada Agnes yang menatapnya dengan tatapan jengkel, Alana yang tidak mengerti kenapa Agnes menatapnya seperti itu pun menaikan sebelah alisnya sebagai isyarat bertanya "Ada apa?".
Agnes pun menghela nafas dan berjalan di samping Alana.
"Aku sejak tadi memanggilmu tapi kamu mengacuhkan aku bahkan kamu hanya tersenyum sendiri," ucap Agnes sambil mengerucutkan bibirnya.
"Maaf sungguh aku tidak mendengar panggilanmu," ucap Alana.
"Ya sudah aku maafkan! Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu semalam aku menelepon ponselmu tapi tidak aktif," ucap Agnes.
"Iya ponselku semalam aku cas," ucap Alana bohong padahal semalam sepulang dari Club dia tidak mengingat apapun jangankan ponsel apa yang telah terjadi pada dirinya saja dia tidak ingat.
"Kamu tahu Yolanda telah melaporkan dirimu kepada guru BK dengan alasan kamu telah mendorongnya di sebuah hotel waktu pesta malam itu waktu kamu menggantikan diriku bekerja, bahkan dia pura pura akibat kamu mendorongnya dia mengalami gegar otak ringan dia di rawat di rumah sakit terkenal di kota ini sedang kasusmu akan di bahas waktu dia telah masuk kuliah," ucap Agnes menjelaskan.
Alana yang sudah bisa menebak ini bakal terjadi pun tidak memiliki rasa takut karena dia merasa tidak bersalah.
"Biarkan saja aku tidak takut karena aku merasa tidak bersalah, aku tidak mendorongnya tapi dia menabrakkan dirinya sendiri pada kereta makanan itu," ucap Alana.
"Tapi aku dengar desas desus para dosen yang dekat dengan guru BK Yolanda menyuapnya itu akan mempersulit dirimu," ucap Agnes.
"Sudahlah Nes kamu tidak perlu khawatir pasti ada jalan untuk masalah ini, ayo kita ke kelas tidak usah kamu pikirkan," ucap Alana meyakinkan Agnes.
Agnes yang sudah mengenal Alana sejak lama dan tahu kalau Alana keras kepala pun memilih mengikuti Alana masuk ke kelas dia lebih memilih diam dari pada harus berdebat dengan Alana pasti dia tidak akan menang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments