Hingga jam 3 dini hari Max dan Alana menghentikan kegiatan mereka, berkali kali mereka bertemu dengan rasa indah sejuta rasa, Alana menggila di bawah kungkungan tubuh atletis milik Max.
Jam dinding menunjukkan jam 8, Alana pun membuka matanya dan mengerjap beberapa kali.
Seluruh badannya terasa hancur nyeri dan pegal menjalar seluruh tubuh.
Alana pun berusaha bangun dan duduk bersandar di kepala tempat tidur yang di rasakan sangat nyaman bahkan lebih nyaman dari hari hari sebelumnya.
Alana mengamati suasana sekitar dan dia baru menyadari kalau ini bukan kamarnya, ini kedua kali dia berada di kamar ini, ya kamar ini kamar Max batin Alana.
Alana pun ingin segera turun dari tempat tidur dan mencari Max untuk bertanya mengapa dia bisa tidur di tempat ini dia tidak bisa mengingat apapun bahkan kepalanya pun terasa sakit sekali.
Alana ingin turun dan betapa kagetnya dia ketika menyadari tubuhnya tidak menggunakan sehelai kain pun di balik selimut tebal yang tengah menutupi tubuhnya.
Wajah Alana memerah ketika melihat seluruh tubuhnya penuh dengan bekas merah hampir di seluruh bagian.
Alana pun kembali bersandar dan menerka-nerka apa yang telah terjadi antara dirinya dan Max semalam.
Alana pun samar samar mengingat kalau dia semalam mabuk di sebuah club malam, ada seseorang yang bernama Indra memberikan minuman padanya dan hampir saja orang itu melecehkan dirinya untung ada seseorang yang datang menyelamatkan dirinya.
Dan yang terakhir Alana ingat Max membawanya ke kamar ini dan ....
Alana tersulut emosi karena Max berani beraninya memanfaatkan keadaannya yang setengah sadar untuk mendapatkan keuntungan dari dirinya.
Alana pun teringat kalau ini bukan kali pertama dia melakukan hubungan badan yang pertama kali mengambil kegadisannya adalah seorang laki-laki hidung belang yang di sewanya di malam itu.
Alana memutuskan untuk tidak turun dari tempat tidur itu, dia ingin menunggu Max sampai datang di sini, Alana pun mengambil ponselnya dan mengirim sebuah pesan pada Agnes yang memberi tahukan bahwa Alana hari ini tidak datang ke kampus karena ada urusan mendadak.
Alana pun menengok ke meja kecil yang ada di samping tempat tidur, di sana sudah tersedia makanan dan juga ada secarik kertas yang bertuliskan " selamat menikmati sarapanmu aku berangkat kerja dulu istriku".
Alana pun kesal membaca tulisan itu, jangan hanya karena Max telah melakukan hubungan badan dengan dirinya terus Max menganggap dia istri tanpa melakukan pernikahan.
Alana memakan makanan itu sampai tidak tersisa dan memutuskan untuk mandi, Alana pun bergegas ke kamar mandi.
Alana mengambil jubah mandi berwarna biru yang tergantung di kamar mandi itu setelah memakainya Alana pun segera keluar dan berniat untuk menggunakan pakaian Max karena saat ini dia malas untuk turun ke bawah mengambil pakaian ganti di kamarnya karena tubuhnya saat ini terasa remuk redam.
Betapa kagetnya Alana ketika melihat seseorang tengah berbaring di tempat tidur dengan pakaian santai.
Alana melihat Max yang sedang berbaring di tempat tidur sambil memainkan ponselnya, Alana ingin berbalik masuk ke dalam kamar mandi lagi tapi terlambat karena Max sudah melihatnya.
Max tersenyum misterius ke arah Alana yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Sebenarnya Max hari ini tidak datang ke kantor, dia memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya di rumah dan meminta Willy untuk mengurus semua pekerjaan yang ada di kantor.
Max khawatir kalau Alana akan sakit setelah kejadian semalam, entah Max yang berpikir berlebihan entah karena saking sayangnya dia pada Alana hingga membuat dia kepikiran terus dengan keadaan Alana.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja Max pun memutuskan untuk melihat Alana yang tadi masih tertidur ketika dia keluar kamar.
Max masuk ke kamarnya dan melihat Alana yang sudah tidak berada di tempat tidur, makanan yang ada di atas meja pun sudah habis pertanda Alana sudah bangun dan memakan sarapannya.
Suara gemericik air di kamar mandi membuat Max tersenyum lega ternyata istrinya sedang mandi, mengingat kata istri membuat Max mengingat kejadian semalam dan diapun tersenyum.
Max memutuskan menunggu Alana keluar dari kamar mandi dengan berbaring di tempat tidurnya sambil mengecek email yang di kirim oleh Willy.
Tidak beberapa lama suara pintu kamar mandi yang terbuka mengalihkan perhatian Max dari ponselnya, dia pun melihat ke arah suara dan di sana terlihat Alana yang baru saja selesai mandi.
Rambut panjang terurai dan setengah basah dan jubah mandinya yang di gunakan Alana di mata Max terlihat sangat seksi dan itu sungguh membuat Max harus mati matian menahan gejolak dirinya.
Max melihat Alana yang kaget akan kehadirannya di kamar itu dan terlihat ingin kembali masuk ke dalam kamar mandi tapi niatnya di urungkan karena sudah terlihat oleh Max kedatangannya.
Alana berjalan dengan menundukkan kepalanya menjauh dari pintu kamar mandi itu sebenarnya Alana bingung apa yang harus dia lakukan di kamar ini saat pemilik kamar ada di sini, jika dia harus turun dan pergi ke kamarnya sungguh Alana tidak sanggup karena tubuhnya terasa sangat sakit semua.
Max pun menyadari kecanggungan yang di rasakan oleh Alana, Max pun memutuskan untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kemarilah istriku! Aku tahu tubuhmu saat ini sedang terasa sakit semua," ucap Max menggoda Alana.
Alana yang mendengar kata istri pun akhirnya mengingat kembali kalau dia ingin marah dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Max
Emosi pun hadir di jiwa Alana tanpa menghiraukan tubuhnya yang terasa remuk redam Alana pun berjalan cepat dan menghampiri Max di tempat tidur.
"Apa katamu tadi istri? Istri dari Hongkong! Dan sebenarnya apa yang terjadi di antara kita semalam cepat katakan padaku!" ucap Alana dengan penuh emosi.
Max yang melihat wajah Alana sedang emosi bukannya takut malah ingin tertawa wajah emosi Alana di mata Max terlihat sangat lucu.
"Jangan senyum senyum cepat katakan padaku apa yang terjadi semalam!" bentak Alana yang tahu kalau saat itu Max sedang menahan tawanya.
Max pun segera memasang raut wajah serius dan bertanya kembali pada Alana.
"Apakah kamu sungguh tidak mengingat kejadian semalam?" tanya Max.
"Kalau aku mengingatnya pasti aku tidak akan bertanya padamu," jawab Alana ketus.
Max pun menceritakan semua kejadian semalam kecuali bagian dia yang tidak bisa menahan diri untuk tidak menerkam Alana malam itu.
Alana yang mendengar cerita Max pun segera meminta maaf pada Max karena dia membuat pernikahan ini sampai terjadi.
"Maafkan aku Max! Maafkan aku yang membuatmu harus menikahiku," ucap Alana sambil menunduk.
"Sudahlah Ana tidak usah kamu bersikap seperti itu aku tidak keberatan dengan pernikahan ini," ucap Max sambil tersenyum.
Alana yang mendengar ucapan Max pun semakin merasa bersalah.
"Kamu bisa membatalkan pernikahan ini di catatan sipil Max agar kamu tidak terbebani dengan pernikahan ini," ucap Alana lagi.
Max yang mendengar perkataan Alana sebenarnya hati Max terasa sedikit nyeri tapi sebisa mungkin dia menyembunyikan rasa sakit itu, sebenarnya Max sudah jatuh hati pada Alana tapi dia belum ada keberanian untuk mengungkapkan perasaan itu dia takut kalau Alana tidak memiliki rasa yang sama dengan dirinya.
"Sudahlah Ana pernikahan ini saling menguntungkan untuk kita, kamu tidak di paksa Meyda lagi dan aku tidak di paksa Tante Hellen untuk menikah lagi ini impaskan," ucap Max yang akhirnya menemukan alasan untuk meyakinkan Alana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
gedang Sewu
samawa ya max dn alana,,lanjuuuutttt thor 💪💪
2025-02-01
0
Lucia
Max jg Gk jujur ahh...
2025-04-03
0