Sementara itu di tempat lain.
Di sebuah rumah megah yang berdiri kokoh di lahan yang begitu luas. Terlihat jejeran koleksi mobil serta motor mewah berharga fantastis. Di dalam sebuah ruangan pribadi, tampak seorang laki-laki tua berusia 59 tahun sedang duduk di atas kursi kesayangannya.
Walaupun lelaki itu sudah berumur. Namun dilihat dari segi manapun, lelaki itu tetap tampan dan menawan dengan bentuk tubuh yang tidak kalah bagus dari anak-anak muda berusia 20/30 tahunan.
Di hadapan lelaki tua tersebut tampak seorang laki-laki yang berusia jauh lebih muda darinya. Usianya sekitar 45 tahun. Dari raut wajah lelaki muda itu terlihat cemas dan juga panik.
"Tuan Harry, saya punya berita buruk tentang Tuan Muda Alfa." Dia lah David Yudistira, Sang Asisten Pribadi Tuan Harrison Alexander Graham, tertunduk lesu di hadapan Daddy-nya Alfa.
Mendengar penuturan Asistennya itu, Tuan Harry pun ikut memasang wajah panik. "Alfa!" pekiknya. "A-apa yang terjadi pada anak nakal itu?"
Seketika wajahnya yang tadi terlihat sangat tenang, berubah menjadi tegang. Dahinya mengkerut dan kini menatap David dengan tatapan serius.
"Tuan Muda Alfa bersama dua temannya, Ervan dan Arman kecelakaan di sebuah jalan raya tak jauh dari Desa Muara Asri, Tuan," lanjut David.
Tuan Harry bangkit dari tempat duduknya yang empuk kemudian menghampiri David. Raut wajah lelaki tua itu tampak sedikit kesal kepada David yang bercerita setengah-setengah kepadanya.
"David, kalau bercerita itu yang benar! Jangan setengah-setengah! Apa kamu ingin penyakit jantungku kumat lagi?!" umpat Tuan Harry sembari mencengkram krah kemeja yang sedang dikenakan oleh David saat itu.
David menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bukan seperti itu, Tuan Harry. Saya sama sekali tidak pernah menginginkan hal itu terjadi. Malah sebaliknya, saya sengaja menceritakannya secara perlahan agar Anda tidak syok setelah tahu kebenaran tentang Tuan Muda dan kedua sahabatnya itu," jawab David.
"Cepat katakan, David! Bagaimana kondisi anakku?" bentak Tuan Harry lagi dengan tidak sabar.
Biar bagaimana pun buruknya kelakuan Alfa. Namun, bagi Tuan Harry, Alfa adalah segala-galanya. Alfa adalah hartanya yang paling berharga, anak satu-satunya dan pewaris seluruh harta kekayaan miliknya.
"Sebaiknya Tuan Harry ikut saya. Kita ke Rumah Sakit. Biar Tuan melihat sendiri bagaimana kondisi Tuan Muda Alfa saat ini," ajak David, lelaki yang sudah 20 tahun mengabdi dengan keluarga Tuan Harry tersebut.
"Baiklah."
Dengan tergesa-gesa, Tuan Harry memasang jas mahal miliknya yang menggantung di sebuah gantungan dan dibantu oleh David. Setelah selesai mengenakan jas tersebut, mereka pun bergegas keluar dari ruangan itu.
Nyonya Kharisma Wijayanto, 50 tahun, sedang duduk di ruang bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat. Wanita paruh baya nan cantik itu terkejut ketika menyaksikan suami dan Sang Asisten berjalan dengan cepat melewatinya. Apa lagi wajah mereka terlihat sangat cemas, terlebih suaminya itu.
"Sayang!" panggil wanita itu. "Kamu mau kemana?" tanyanya lagi dengan setengah berteriak.
Kedua lelaki itu tidak menjawab. Mereka terus saja melangkah dengan cepat melewati ruangan demi ruangan di rumah megah tersebut menuju halaman depan rumah. Di mana mobil mewahnya terparkir di sana.
Karena merasa tidak digubris, Nyonya Kharisma pun akhirnya memutuskan untuk mengikuti kedua lelaki itu bersama salah seorang pelayanannya. Nyonya Kharisma berjalan dengan sangat cepat menuju halaman depan, menyusul Tuan Harry dan David yang kini sudah berdiri di samping mobil.
"Silakan masuk, Tuan." David membukakan pintu untuk Tuan Harry dan baru saja lelaki itu berniat masuk ke dalam mobil tersebut, tiba-tiba Nyonya Kharisma memanggilnya.
"Berhenti, Sayang! Kamu tidak menjawab pertanyaanku." Nyonya Kharisma berjalan menghampiri Tuan Harry dan kini ia berdiri tepat di samping suaminya itu. Nyonya Kharisma memperhatikan wajah kedua lelaki itu dengan serius dan ia yakin ada sesuatu yang tidak beres.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Bisakah kalian menjelaskannya padaku?" ucap Nyonya Kharisma lagi.
Tuan Harry menghembuskan napas berat kemudian merengkuh pundak wanita itu. "Sebenarnya aku ingin menceritakan hal ini nanti, setelah aku melihat bagaimana kondisi Alfa dengan mata kepalaku sendiri, tetapi karena kamu--"
Belum habis Tuan Harry berucap, Nyonya Kharisma langsung menyela ucapan suaminya itu. "Alfa? Apa yang terjadi pada anak kita? Bukankah kemarin ia baik-baik saja. Ia bahkan pamit padaku, katanya ia ingin berkemah bersama teman-temannya," tutur Nyonya Kharisma dengan wajah cemas.
Lagi-lagi Tuan Harry menghela napas berat. "Sebaiknya kamu di sini saja dan tunggu kabar selanjutnya dariku, ya!" bujuk Tuan Harry sambil menepuk pelan pundak Nyonya Kharisma.
Namun, wanita itu tidak mau. Ia menggelengkan kepalanya dan bersikeras ingin ikut bersama kedua lelaki itu ke Rumah Sakit di mana putra kesayangannya, Alfa dirawat.
"Aku tidak mau! Aku harus ikut kalian, titik!" ketus nya.
Tanpa mempedulikan bagaimana reaksi Tuan Harry, Nyonya Kharisma menerobos masuk ke dalam mobil mewah tersebut kemudian duduk di sana dengan tatapan fokus ke depan.
"Ayo! Tunggu apa lagi? Apa kalian akan diam terus di sana sambil memperhatikan aku, begitu? Sementara anakku tidak tahu bagaimana nasibnya di sana," kesal Nyonya Kharisma dengan wajah kesal.
Tuan Harry dan David sempat saling lempar pandang, tetapi hanya sebentar. Setelah itu ia pun segera menyusul Nyonya Kharisma dan duduk di samping istrinya tersebut. Setelah pasangan itu duduk di sana, David pun bergegas menghidupkan mesin mobilnya dan melaju menuju Rumah Sakit.
Di sepanjang perjalanan Nyonya Kharisma selalu bertanya bagaimana kondisi anaknya kepada Tuan Harry. Namun, lelaki itu enggan bicara dan menjelaskannya sebab Tuan Harry pun belum tahu bagaimana kondisi Alfa saat itu.
"Ayolah, Sayang! Katakan padaku, sebenarnya apa yang terjadi pada Alfa?"
"Sudah ku bilang, aku tidak tahu, Sayang. Aku pun sama sepertimu, aku juga mencemaskan kondisi Alfa saat ini. Namun, dari pada kita terus-menerus berpikiran hal yang tidak-tidak tentang anak kita, lebih baik kita berdoa saja dan mencoba berpikiran positif bahwa Alfa baik-baik saja," sahut Tuan Harry, menjelaskan.
Nyonya kharisma terdiam. Namun, hal itu tetap tidak bisa membuat dirinya menjadi lebih tenang. Ia tetap merasakan kekhawatiran yang amat sangat.
Tuan Harry meraih tangan Nyonya Kharisma yang sejak tadi tidak berhenti meremass-remass ujung baju atasannya. Ia melabuhkan sebuah ciuman hangat di punggung tangan istrinya itu kemudian menggenggamnya dengan sangat erat.
"Yakinlah, anak kita akan baik-baik saja," ucap Tuan Harry lagi, mencoba menenangkan Nyonya Kharisma.
"Kenapa aku tidak punya firasat apa pun saat itu dan membiarkan Alfa pergi bersama teman-temannya. Seandainya aku tahu akan jadi seperti ini, aku tidak akan pernah mengizinkannya, Sayang," kesal Nyonya Kharisma sambil menyandarkan kepalanya di dada Tuan Harry dan menumpahkan seluruh perasaannya di sana.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Rara Kusumadewi
karma di bayar lunas
2023-10-01
1
Samsuna
rasakan itu Alfa n knp gak mati aj😠
2023-05-04
0
Hyena Lauraa
wah Alfa mati Dea lansung jadi milyader karena mengandung benih alfa
2023-02-11
0