Kemunculan Irene

Lima menit berlalu, Julian perlahan keluar dari kamarnya. Masih dengan posisi terduduk di lantai. Celli mendongakkan kepalanya ketika ujung sepatu Julian berada tepat dihadapannya.

"Bangun." Perintah Julian.

Perlahan Celli berdiri. Ditatapnya wajah Julian dan "bravo" bekas luka dibawah mata Julian sudah tertutup. Mulus tanpa cela. Sekarang Celli tahu kalau Julian sudah mengoleskan concealar di area itu. Sebelum dirinya merias pria tersebut.

"Ayo pergi." Ajak pria itu lagi.

Lantas berlalu lebih dulu dari hadapan Celli.

"Itu tadi apa? Apa bekas luka itu nyata atau cuma tipuan." Batin Celli diam mematung.

"Aracelli Anjani!"

"Ah iya, aku datang." Celli reflek menjawab seperti biasa.

***

Celli benar-benar tidak fokus saat merias Julian. Meski pria itu tampak tidak peduli, memilih sibuk memainkan ponselnya. Sesekali terlihat menatap cermin untuk melihat hair do yang dilakukan oleh hair stylistnya.

"Celli!" Desis Julian.

"Apa sih?" tanya Celli balik. Berpura-pura mengambil eye shadow untuk Julian.

Julian menatap wajah Celli tajam sebelum pria itu memejamkan mata. Membiarkan Celli mengaplikasikan eye shadow di mata Julian. Sedikit menghentikan gerakannya ketika dia akan mengaplikasikan eye liner di mata bagian bawah Julian. Tepat diatas bekas luka itu berada. Hingga akhirnya gadis itu menarik nafasnya. Lalu menyelesaikan pekerjaannya.

"Aku sudah selesai. Ada lagi?" tanya hair stylist Julian.

Pria itu menggeleng. Menandakan kalau ia cukup puas dengan tatanan rambutnya. Beberapa kali menolehkan kepala untuk melihat rambutnya.

"Aku tidak perlu bicara banyak kan?" ucap Julian lirih. Celli sedang bersiap mengoleskan lipstick di bibir Julian. Dan posisi mereka kala itu cukup dekat. Hingga ketika Julian mengangkat wajahnya sedikit, hidung keduanya saling bersentuhan. Dua pasang mata itu saling bersua pandang.

Sejurus kemudian tanpa diduga, Julian mengangkat wajahnya lagi dan bibir pria itu langsung bertaut pada bibir Celli. Celli jelas langsung menegakkan badannya kembali. Cukup terkejut dengan apa yang bos naganya lakukan.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Celli sedikit berbisik. Karena beberapa orang berlalu lalang di sekitar tempat itu.

"Menciummu. Begitu kau tidak tahu?" ledek Julian.

"Aku tahu kau menciumku. Dua kali kau menciumku. Apa sebenarnya maksudmu?"

"Kenapa? Karena aku ingin menciummu." Jawab Julian sambil tersenyum. Cukup menikmati wajah jengkel Celli yang semakin terlihat bersih dan mulus.

"Aku bukan mainan yang seenaknya bisa kau mainkan." Desis Celli penuh penekanan. Lantas berlalu dari hadapan Julian.

"Mau kemana? Tugasmu belum selesai." Julian berkata sembari mencekal tangan Celli.

"Pakai sendiri. Aku tidak mood. Nanti kamu malah aku tampar lagi"

"Benarkah? Aku jadi penasaran kamu kalau marah seperti apa?" goda Julian.

"Kau...."

"Bos...bos...gawat!" Teriakan Roy mengalihkan perdebatan keduanya.

"Ada apa?" Tanya Julian menatap wajah panik Roy.

"Irene Bos. Irene dia disini." Jawab Roy cepat.

Julian jelas terkejut. Berdiri tiba-tiba. Membuat Celli terkejut.

"Irene..siapa Irene?" Tanya Celli dalam hati. Dia memang tidak terlalu update dengan berita. Jadi tidak tahu menahu soal siapa itu Irene.

Julian langsung menatap Celli yang terlihat acuh pada ucapan Roy.

"Dimana dia sekarang?"

"Halo, sayang." Sapa sebuah suara lembut. Ketiganya langsung menoleh. Dan terlihatlah seorang wanita cantik yang duduk di kursi roda.

"Kenapa kau disini?" tanya Julian ketus. Dia terlihat tidak suka dengan kedatangan Irene.

"Tentu saja aku rindu padamu." Jawab Irene manja. Mendekat ke arah Julian. Lalu memegang tangan pria itu.

"Rindu?" Julian membeo menirukan ucapan Irene.

"Iya rindu. Kamu kan pacar aku."

"Brengsek!" Maki Celli dalam hati. Hampir saja melemparkan lipstick yang dipegangnya.

Julian langsung menatap Celli. Yang seketika membuang wajah ketika Julian memandangnya.

***

"Celli aku bisa jelaskan ini." Julian berucap pada Celli saat gadis itu mentouch up riasan Julian.

"Soal?" Desis Celli dari sudut bibirnya.

"Irene...dia..."

"Well I don't care about that. Aku cuma MUA-mu, nggak lebih." Potong Celli cepat.

Julian jelas tergugu mendengar ucapan Celli.

"Celli...Celli...."

"Sayang minum dulu." Kata Irene yang tiba-tiba muncul di belakang Celli.

"Aku permisi. Make up-mu sudah selesai." Pamit Celli undur diri dari hadapan keduanya.

"Apa maksudmu dengan datang kemari?" tanya Julian tajam.

"Kan sudah aku bilang. Aku rindu padamu. Juga bosan dirumah terus." Jawab Irene sendu.

"Biasanya kau suka jalan-jalan ke mall kalau lagi bosan." Ujar Julian sambil melipat tangannya. Dari jauh Julian melihat Celli yang menatap nyalang padanya.

"Marahkah? Cemburukah?" Batin Julian penuh harap. Berharap kalau Celli cemburu dengan kehadiran Irene.

"Aku sudah bosan keliling mall." Rengek Irene.

"So..."

"Aku datang kesini setelah mencari tahu di sosmed. Ingin melihat pemotretanmu dan juga menyapa beberapa orang yang kukenal." Irene beralasan.

Julian berdecak kesal. Lantas berdiri. Meninggalkan Irena karena photografernya sudah mengkode dirinya. Beberapa diminta melakukan pose untuk sebuah cover majalah. Juga beberapa video untuk keperluan promosi produk yang di-endorse Julian.

"Ooo, dia pacarnya si bos naga." Batin Celli. Tengah menggoogling siapa Irene.

"Ha...mereka kecelakaan, terus dia jadi lumpuh. Waah kasihan amat. Padahal dia dulunya model. Sayang sekali." Batin Celli.

"Hai...kamu MUA-nya Julian yang baru ya?" Tanya sebuah suara yang langsung membuat Celli mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Ternyata Mike benar. Dia cantik juga. Meski wajahnya penuh jerawat." Batin Irene sambil menyeringai.

"Iya saya MUA bos Julian yang baru." Celli menjawab tegas.

"Cantik sih. Tapi kasihan sekali harus cacat." Batin Celli iba pada keadaan Irene.

"Berapa lama bekerja dengan Julian?"

"Hampir tiga bulan ini."

"Apa dia menyulitkanmu?"

Celli sejenak berpikir.

"Dia galak. Judes. Suka marah-marah." Tutur Celli apa adanya. Memang begitu keadaannya.

"Masak sih?" Tanya Irene berlagak tidak percaya.

Celli mengangguk. Membuat Irene tersenyum.

"Julian tidak punya rasa ke gadis jerawatan ini. Kalau iya dia pasti baik dan perhatian pada MUA jelek ini." Batin Irene.

"Ehh sorry mbak Irene. Celli-nya tak ajak makan dulu. Mumpung bos masih di set." Ucap Roy tiba-tiba. Membuat Irene menatap penuh curiga pada Roy.

"Silahkan kalau begitu." Jawab Irene setelah menepis kecurigaannya pada Roy.

***

"Mari makan." Ajak Roy sumringah.

Namun Celli hanya terdiam. Mengaduk sotonya tanpa ada keinginan untuk memakannya.

"Ada apa?" Tanya Roy.

"Dia siapa?" Tanya Celli.

Satu senyum tipis terukir di bibir Roy.

"Mau yang jujur atau yang bohong?"

"Jangan berbelit-belit Kak."

Roy terkekeh. Cukup suka dengan reaksi Celli yang terus terang. Blak-blakan tanpa kepura-puraan.

"Ya dia pacarnya bos...."

Celli langsung menundukkan wajahnya. Kecewa. Tapi dia sendiri tidak tahu kenapa.

"Tapi dulu, sebelum dia ketahuan selingkuh dengan Mike."

"Ha?" Celli melongo mendengar ucapan Roy.

"Selingkuh?" Beo Celli tidak percaya.

"Iya..selingkuh sampai begituan."

Mata Celli membulat tidak percaya.

"Tidak percaya ya sudah."

"Bu..bukan begitu. Tapi kalau sudah putus kenapa dia nguber kemari?" tanya Celli kepo.

"Ya buat cari sensasilah. Cari perhatian media. Apa lagi."

Celli ber-ooo ria. "Lalu bos gimana?"

"Apanya?"

"Masih cinta nggak sama dia?"

"Yang aku tahu sih, nggak."

"Tapi dia sekarang cacat."

"Yang itu masih dalam penyelidikan."

"Maksudnya?"

"Ingat Liu?"

Celli mengangguk.

"Dia pernah nggak sengaja lihat Irene jalan sama Mike. Dan Irene bisa jalan."

"Dia nipu bos?"

"Baru dugaan. Soalnya Liu bilang dia cuma lihat dari belakang sebelum masuk lift. Tapi dia berani jamin kalau itu Irene." Jelas Roy.

"Jadi kalian masih menyelidikinya?" Tanya Celli.

Roy mengangguk sambil meneruskan acara makan siangnya.

"By the way kenapa kakak susah-susah jelasin ke aku. Aku kan cuma MUA bos." tanya Celli polos.

"Uhuk"

Roy langsung tersedak makanannya. Mendengar pertanyaan dari Celli.

"Yaelah ni anak. Kagak nyadar apa kalau si bos sudah kasih lampu ijo tanda dia ada rasa sama elu." Batin Roy sambil menepuk pelan jidatnya sendiri.

***

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

mesti Roy disuruh Julian

2023-07-10

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

wkwkkw marah lah dia

2023-07-10

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

lebih Cel
bukan hanya 2 kali

2023-07-10

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!