Kandidat Terbaik

Sementara itu disebuah rumah cukup mewah. Tampak seorang wanita cantik, tengah menatap ke arah luar dari balkon kamarnya. Dia duduk di kursi roda. Ya...wanita itu bernama Irene. Boleh dibilang dia adalah kekasih Julian.

Hampir setahun ini dia terpaksa duduk di kursi roda. Karena kecelakaan yang dia alami bersama Julian, membuat kakinya lumpuh. Tapi tanpa Julian tahu jika enam bulan yang lalu. Dia sudah sembuh. Dan bisa berjalan kembali.

Satu notifikasi masuk ke ponselnya. Bibir Irene langsung tersenyum. Dia tahu tanggal berapa ini. Sebab tiap tanggal ini..satu tranferan dengan jumlah lumayan besar akan masuk ke rekeningnya. Benar saja, uang senilai hampir 300 juta sudah masuk ke rekeningnya.

"Kau sudah datang?" tanya Irene begitu melihat seorang pria, tanpa segan masuk ke kamarnya.

"Aku rindu padamu?" Ucap pria itu. Lantas tanpa ragu langsung mencium bibir Irene. Langsung melummatnya tanpa jeda.

"Aku juga rindu padamu." Balas Irene setelah pria itu melepaskan ciuman mereka.

"Apa dia akan datang?" pria itu bertanya

"Aku pikir dia tidak akan datang hari ini." Irene menjawab penuh arti. Pria itu langsung menyeringai.

"Berarti malam ini kita bebas bermain sampai pagi."

"Bukannya hampir setiap hari kau seperti itu?"

"Tapi kau tidak menolak. Kau sangat menikmatinya." Goda pria itu.

"Itu karena kau benar-benar hebat. Milikmu benar-benar membuatku ketagihan." Ucap Irene sambil menggigit bibir bawahnya. Ketika tangan pria itu mulai masuk ke dalam dress yang dipakainya. Membuat sesuatu dibawah sana langsung berantakan rasanya.

"Mike...." Rengek Irene dengan suara setengah mendesaaahh.

"Kau sudah siap sayang?" tanya pria yang Irene panggil Mike itu.

"Kapanpun kau menyerang." Jawab Irene pasrah. Sebab tangan pria itu sudah mengaduk-ngaduk miliknya.

Tanpa menunggu lagi, Mike langsung melucuti pakaiannya. Membawa tubuh Irene ke kasur. Lantas mulai memasukinya setelah Mike melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh Irene.

"Kau bodoh sekali Julian. Ada tubuh senikmat ini tapi tidak pernah kau sentuh!" batin Mike, sambil terus memacu diri. Padahal hari masih terang dengan matahari yang bersinar terik di atas sana.

****

Celli tersenyum puas melihat hasil pekerjaannya. Tidak peduli dengan hasilnya. Yang penting dia sudah melakukan yang terbaik. Begitu prinsipnya. Sang model sendiri juga tersenyum melihat tampilan wajahnya di cermin.

"Terima kasih, saya suka make upnya dan gaya rambutnya." Komen sang model antusias.

"Benarkah?" tanya Celli. Gadis itu dan modelnya terlihat sudah akrab dalam waktu 30 menit. Interaksi itu ditangkap oleh sudut mata Julian.

Pria itu mengangguk. Menatap wajahnya yang dimake up natural tapi mampu menyembunyikan bekas lukanya dengan sempurna. Celli sendiri memang suka dengan gaya make up natural. Lebih alami menurutnya.

Mendengar ucapan terima kasih dari modelnya, Celli langsung menyunggingkan senyum dibalik maskernya. Sementara suara May langsung mengalihkan perhatian mereka.

"Waktu habis. Kalian para MUA silahkan mundur. Kami akan menilai hasil kerja kalian." Perintah May sambil berdiri dari duduknya. Berjalan menuju para model dengan dua orang mengikuti di belakangnya.

Julian masih melipat tangannya. Menatap tajam ke arah Celli dari balik kacamata hitamnya. Gadis itu terlihat begitu santai, tanpa beban.

Celli adalah peserta terakhir yang akan dinilai. Penilaian menggunakan sebuah alat. Untuk mengetahui rata atau tidak make up yang diaplikasikan. Dan hasilnya langsung terpampang di layar LED yang berada di sudut ruangan. Juga sedikit tanya jawab dengan modelnya. Mengenai cara kerja para MUA waktu merias mereka.

Tiga peserta langsung dinyatakan gagal. Karena aplikasi make up mereka tidak rata. Ada yang tidak menutup bekas luka dengan sempurna. Juga gaya make up yang tidak sesuai dengan karakter wajah si model.

Vita jelas tersenyum penuh kemenangan ketika alat itu menunjukkan betapa sempurnanya aplikasi make up milik Vita. Namun ketika para juri bertanya pada si model soal cara kerja Vita. Model itu langsung menjawab bahwa dia tidak suka dengan cara kerja Vita. Dia mengatakan kalau Vita tukang ngeluh. Juga kasar saat memake up dirinya.

Jawaban si model sontak membuat Vita marah.

"Dia bohong! Itu tidak benar." Vita menyangkal.

"Jangan emosi. Nyalakan kameranya." Perintah May dan detik berikutnya mata Vita membulat. Di kursi tempat duduk si model ada hidden kamera. Dari tayangan kamera itu jelas terdengar kalau Vita tak henti mengumpat sang model. Juga terlihat bagaimana kasarnya Vita saat merias si model.

"Kau dinyatakan gagal dalam audisi ini." Ucap May galak.

"Kak tunggu dulu. Aku bisa menjelaskan semua itu. Aku bisa melakukan audisi ulang." Mohon Vita. Bisa hancur karirnya jika video audisi ini tersebar.

"Kami cukup berbaik hati tidak mendiskualifikasi kamu. Kamu mencoreng nama baik MUA karena sikap sombongmu. Kamu pikir kamu cukup baik untuk menjadi MUA. Menjadi MUA tidak melulu soal skill, tapi ketulusan hati melayani para customer kita. Mereka datang kepada kita berharap agar kita bisa membantu menaikkan tingkat kepercayaan diri mereka melalui make up. Tapi kamu malah menghancurkan mental si model." May berbicara panjang lebar.

Dia terhitung MUA senior, jadi dia sering menjadi tempat keluh kesah juniornya. Termasuk soal sikap Vita yang terkenal sombong. Suka sembarangan menyerobot job MUA lain.

"Dan aku juga tahu kalau kau sengaja memberikan skincare dengan kandungan coconut oil kepada Celli " Bisik May pada Vita. Dan bisikan May itu semakin membuat Vita semakin terkejut.

"Kau dinyatakan gagal dalam audisi ini." Putus May final. Vita langsung menatap marah pada Celli yang hanya terdiam. Tidak tahu sebenarnya apa yang sudah terjadi.

"Oke, the last one."

***

"Pelajari dulu kontraknya." Pinta Jo pada Celli.

"Ha? Aku langsung dikontrak Om....eh Pak." Tanya Celli memperbaiki panggilannya pada Jonghyun.

"Iya..May ingin cepat istirahat. Lagipula sudah ada kamu yang mengurus bayi besar itu."

"Aku bukan bayi!" protes Julian yang baru saja masuk.

"Oke bukan bayi. Tapi anak manja."

"Apa sih? Dia itu jelas naga penyembur api. Hadeeeh kejadian juga gue kerja sama si naga ini." Batin Celli nelangsa.

"Sudah tanda tangan belum?" tanya Julian judes.

"Tu kan...tu kan belum mulai kerja, sudah nyembur api dari tu mulut." Batin Celli menatap horor pada Julian.

"Malah bengong. Cepetan tanda tangan. Aku ada photoshoot dua jam lagi."

"Ha? Aku langsung kerja hari ini. Om ini bercanda kan?" Celli bertanya pada Jonghyun.

"Masalahnya enggak Cell...ini serius. Kamu mulai kerja dengannya mulai detik kau lolos audisi." Cengir Jonghyun tanpa dosa. Sambil menunjuk Julian yang tengah memainkan ponselnya dengan dagunya.

"Oh my God...tapi Om aku...aku maksudku aku tidak punya persiapan apa-apa."

"Memang apa yang perlu kau siapkan. Kau tinggal berangkat. Semua peralatan make up staf yang menyiapkan. Kau tinggal meriasku. Habis cerita." Potong Julian cepat.

"Ya memang benar sih. Tapi kan...kan..."

"Apalagi...ayo berangkat. Macet nanti dijalan. Bisa terlambat kita." Julian berkata penuh penekanan.

"Tapi kontraknya...."

"Kau bisa bawa dulu. Sambil dipelajari. Barangkali ada yang mau ditanyakan atau ada yang kamu tidak setuju." Jo berujar. Sambil menyerahkan map berisi kontrak kerja Celli.

Begitu map itu berada di pelukan Celli satu teriakan Julian langsung membahana.

"Aracelli Anjani. Cepat!"

"Aku harap kamu kebal ya kupingnya sama teriakan bayi besar itu." Ucap Jo ketika melihat Celli menutup kedua matanya mendengar teriakan Julian.

"Sudah berjuluk naga apa perlu julukannya aku tambah dengan Tarzan juga." Batin Celli menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tukang teriak. Dia pikir ini hutan apa ya."Batin Celli lagi.

"Celli....!"

"Iya aku datang!" Teriak Celli tidak kalah kencang. Siapa bilang dia tidak bisa teriak kencang. Dia juga juara kalau suruh teriak.

Celli langsung berlari keluar dari kantor Jo. Menuju lantai bawah dimana si naga Tarzan sudah menunggu.

"Celli pergi dulu Om!" Teriak gadis itu dari lantai bawah. Celli tahu Jo masih menatap dirinya dari jendela ruang kerjanya.

"Apa ini akan berhasil?" tanya Jo pada May yang sudah duduk di belakangnya sambil memakan mangga muda.

"Sampai saat ini. Celli kandidat terbaik yang bisa aku temukan."

****

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

curiga
bukan hanya untuk jadi MUA tapi untuk jodohnya si bayi besar

2023-07-09

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

anda tidak profesionla sis
tak patut

2023-07-09

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

oh noo apa ini
jul kamu hanya dimanfaatkan
tidaaak

2023-07-09

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!