Hari Pertama Bekerja Bersama Si Naga

"Termasuk jika dia tahu rahasia Julian?" tanya Jo.

"Aku yakin Celli tahu menjaga rahasia. Aku percaya, dia tahu mana yang boleh diekspose dan mana yang tidak boleh." May menjawab, meyakinkan sang suami kalau pilihannya tidaklah salah.

"Iya...iya aku masuk. Idih bawel amat sih!" teriak Celli dari parkiran di depan kantor agency milik Jonghyun.

"Kau lihat? Dia berani. Dia tidak mudah ditindas. Bahkan oleh Julian sekalipun."

"Tapi nyatanya dia diam saja ketika Vita mengerjainya" Tanya Jonghyun.

"Yang itu dia lebih memilih mengalah daripada menambah masalah. Tapi dengan Julian dia akan melawan. Kita lihat saja." May berucap sambil menatap mobil van Julian mulai meluncur ke lokasi photoshoot mereka di sebuah mall di pusat kota.

"Ini konsepnya." Roy sang bodyguard menyerahkan selembar kertas kepada Celli.

"Pilot?" guman Celli.

Roy mengangguk dari kursi depan. Ya mulai sekarang mereka adalah tim yang akan mengurusi segala serba serbi soal Julian. Makhluk yang tengah asyik dibahas oleh Celli dan Roy itu justru tertidur di tempatnya duduk.

"Dia semalam balik pukul berapa?" tanya Celli yang dalam hitungan menit langsung nyambung dengan Roy.

"Sampai apartement jam 1 pagi, terus dia harus sampai lokasi jam 7 pagi"

"Busyet dah. Apa aku harus ikut dia sampai segitunya. Kalau kak Ardi tahu bisa disidang aku." Batin Celli.

Nah lo ngomongin sang kakak. Celli jadi lupa untuk mengabari sang kakak kalau dirinya tidak nganggur lagi. Mengingat itu Celli langsung meraih ponsel di sling bagnya.

"Kak aku diterima jadi MUA si naga. Hari ini aku langsung bekerja mungkin sampai malam."

Sebuah pesan Celli kirim ke kakaknya.

"Berikan nomor ponselmu." Pinta Roy dari kursi depan.

Sekarang mereka akan sering berhubungan. Jadi penting untuk mengetahui nomor ponsel masing-masing. Celli menerima ponselnya kembali setelah Roy selesai memasukkan nomor ponsel miliknya.

"Kak..."

"Hemmm..."

"Celli lapar. Belum makan siang. Nyari makanan nanti terlambat tidak?" Celli berterus terang. Daripada asam lambungnya naik lagi.

"Lapar? Di belakangmu ada mini kulkas. Biasanya ada roti disana. Bisa buat ngganjal perut. Nanti kita cari makan kalau sudah sampai sana." Jawab Roy.

Celli langsung menoleh ke belakang. Disana, dibawah gantungan baju pria naga itu, ada mini kulkas. Dan ketika Celli membukanya isinya penuh, ada roti, buah, juice buah. Minuman soda. Mengambil dua bungkus sandwich dan satu botol juice jeruk. Lantas mulai memakannya.

"Kak Roy mau?" Tanya Celli.

"Aku sempat makan siang tadi." Cengir Roy merasa bersalah.

"Oohhh." Lantas Celli melirik ke arah Julian yang sepertinya tidak terganggu sama sekali dengan keributan di sekelilingnya.

"Celli, ini bajunya" Ucap Roy menyerahkan satu setel pakaian khas para penerbang burung besi. Pun dengan yang lain. Julian rupanya tidak sendiri untuk menjadi model kali ini. Di kiri kanannya ada lebih dari 10 model pria yang tengah dirias oleh MUA masing-masing. Juga ada 2 atau tiga model perempuan yang dirias ditempat terpisah.

"Apa aku harus merangkap jadi stylist dia juga?" Batin Celli dalam hati.

Kalau iya, berarti Celli harus mempelajari selera berpakaian ni orang.

"Fokus, Celli!" Desis Julian.

"Iya..iya."

Saat ini dia tengah mengaplikasikan eye shadow berwarna cream cerah untuk menyamarkan kantung mata Julian. Sekaligus menambahkan efek drama pada mata Julian.

Selanjutnya langkah terakhir sebuah lipstick berwarna nude Celli aplikasikan pada bibir Julian.

"Seksi juga ni bibir. Sudah berapa korbannya." Batin Celli lagi sambil cekikikan sendiri dalam hati.

Pria itu tampak memandangi wajahnya di cermin setelah Celli selesai merias wajahnya. Bagian hair do juga sudah selesai.

"Boleh juga kemampuannya." Batin Julian dalam hati.

Pantas saja May begitu ingin jika gadis buruk rupa ini yang jadi MUA-nya.

"70." Ucap Julian dingin.

"Apanya?" tanya Celli sambil menyapukan lip balm pada bibir Julian. Seketika hati Julian berdesir ketika tanpa sengaja kulit tangan Celli menyentuh bibirnya.

"Nilai make up-nya!"

"Kau bercanda ya. Itu sempurna." Protes Celli.

"Terserah aku dong. Kan aku yang memberi nilai!" jawab Julian ketus.

Hiiiii, Cellli membuat gerakan meremas dengan kedua tangannya di belakang punggung Julian. Kesal bukan main. Capek-capek merias hanya dinilai 70. Minta dihajar ni naga sekali-kali.

Namun semua kejengkelan Celli langsung kabur, begitu melihat Julian yang langsung membuka kaosnya. Memperlihatkan tubuh atletis bak...bak apa ya? Bak model...memang dia model pun. Pokoknya bak yang bagus-baguslah asal bukan bak yang dipakai buat mandi.

Mulut Celli benar-benar melongo di balik maskernya. Nah untung pakai masker kalau tidak bisa malu tujuh turunan, satu tanjakan, dua tikungan ni, kalau ketahuan dia hampir ngeces gegara lihat body uhuy modelnya.

"Bantu pakai baju." Perintah singkat Julian.

"Stylist-nya gak ada?" tanya Celli masih berusaha menormalkan detak jantungnya yang bermaraton ria. Seolah habis muterin sirkuit Mandalika di Lombok sana.

"Ada tapi lama kalau nunggu. Cepetan!"

Celli langsung menghembuskan nafasnya kasar. Gini amat ya kerja sama orang. Meraih kemeja putih yang digantung disisi kirinya. Memakaikannya pada tubuh Julian yang benar-benar eeerrrr sexy. Alamak, begini caranya tiap hari. Bisa penuh memori otaknya gegara menampung travelingan liar otaknya.

"Beuuhhh body seksoy begini pasti asyik kalau ditoel-toel." Batin Celli sambil menggigit bibir bawahnya dibalik maskernya.

"Kena kau aku kerjain." Batin Julian sambil mengulum senyumnya samar. Menatap wajah memerah milik MUA-nya yang tengah mengancingkan kancing kemejanya.

"Masuķkan sendiri!" Ketus Celli. Membuat Julian terbelalak.

"Bantuin!" Julian semakin getol mengerjai Celli.

"Ogah! No phisical touch!"

"Lah yang itu tadi apa?"

"Itu masih wajar. Cepat!"

"Enak saja suruh masukin kemeja ke celana si naga. Nanti tangan gue bisa ketemu naga beneran yang bisa nyemburin bisa, bisa berabe kan." Batin Celli memalingkan wajahnya ketika Julian benar-benar memasukkan kemeja kedalam celananya sendiri.

"Kau masih bisa tahan aku kerjai rupanya." Batin Julian.

Baru kali ini dia dapat hiburan. Mungkin hari-hari selanjutnya tidak akan terlalu membosankan, dengan adanya si buruk rupa sementara ini.

"Apa?" tanya Julian melihat wajah judes Celli dibalik maskernya.

"Nunduk bang. Situ ketinggian buat eike." Desis Celli bersiap memakaikan dasi Julian.

"Ngomong dong." Sahut Julian sebal.

"Hiiiiiihhhhh." Celli mendengus geram mendengar ucapan Julian. Pria tinggi itu sedikit mencondongkan tubuhnya hingga Celli mampu meraih lehernya untuk dipasangkan dasi. Jika Celli fokus memasang dasi. Julian justru fokus pada wajah Celli yang tertutup masker.

"Gak gerah pakai masker dari tadi."

"Nanti pada takut lihat muka aku."

"Kenapa? Jelek ya?"

"Iya jelek banget. Sampai bisa dapat julukan si buruk rupa." Jawab Celli asal. Memang begitu keadaannya. Mau menyangkal bagaimana lagi.

Julian sedikit mengulum senyumnya. Di zaman sekarang masih ada gadis yang berani mengaku kalau dirinya jelek. Sangat langka bukan.

"Oke beres!" Ucap Celli membenarkan posisi kerah dan dasi Julian. Ketika itu wangi lavender lembut langsung menyeruak di hidung Julian. Sesaat pria itu memejamkan mata. Menikmati wangi tubuh Celli juga desiran di hatinya.

"Tertarikkah aku pada MUA buruk rupa ini." Batin Julian menatap Celli yang tengah menepuk pelan dadanya. Setelah selesai memakaikan jasnya.

"Sudah sana. Semua sudah siap." Usir Celli.

"Stand by di sana. Tiap kali wajahku harus ditouch up." Perintah Julian.

"Ha? Tapi aku belum makan. Lapar." Keluh Celli.

"Suruh Roy membelinya." Perintah pria itu lagi.

"Tapi...."

"No protes!"

"Haissshhhh!" Celli berteriak kesal.

Sedang Julian langsung tersenyum puas penuh kemenangan. Bergabung dengan teman-teman modelnya.

"Dia benar-benar mengerjaiku!" batin Celli kesal bukan kepalang.

"Siapa dia? Happy bener kelihatannya." Ledek Liu.

"Mainan baru." Jawab Julian asal. Melirik ke arah Celli yang memberesi peralatan make up-nya. Mengambil bedak, lipstick juga lip glos memasukkannya ke dalam satu wadah kecil. Lantas setengah berlari mengejar Julian.

"Kau mengerjainya?" Tanya Liu lagi.

"Iseng."

"Awas lo dari iseng nanti jadi serius." Liu memperingatkan.

"Sekarang saja sudah mulai serius. Heran aku sudah tahu buruk rupa tapi tertarik juga."

Batin Julian kembali melirik ke arah Celli yang sudah duduk di sisi kirinya agak jauh. Mulai memainkan ponselnya sesekali bercanda dengan MUA lainnya.

***

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

aku mbayangke mas bin bin karo rombongane kar pake baju pilot yang bersilewerna di fyp IG
hadeeeh nggak kuat aku mas 🤣🤣🤣

2023-07-09

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

he eh
haish dari tadi kek tom and jerry

2023-07-09

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

berapa kotak nya cel wkwkkw

2023-07-09

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!