''Jangan sekali kali mengatai atasanmu sendiri Devan!'' Pesan masuk ke hpku.
"Kenapa nona Chaca tau kalau aku sedang mengatainya. Astaga bisa-bisa aku gila kalau terus-terusan begini,'' ucapku menjambak rambutku sendiri karna terlalu kesal. Ingin sekali aku protes pada atasanku. Tapi aku juga takut kalau sampai aku di pecat.
Beberapa hari ini aku terlalu sibuk, hingga sampai lupa kalau ada seseorang yang menunggu kabarku. Dia adalah Monica. Aku segera mengambil ponselku dan menghubungi nomornya. Tapi ternyata nomornya sedang tidak aktif. Aku selalu berpikir positif tentang Monica, karna selama ini hubungan kami baik-baik saja.
*
*
Di lain tempat.
''Dev anterin Ibu ke supermarket yuk, Ibu mau beli bahan-bahan kue,'' ucap Ibu Marwah, Ibu Devan.
''Sebentar Bu. Devi ganti baju dulu,'' ucap Devi, Adik Devan.
Ibu Marwah dan Devi menuju supermarket yang tak jauh dari rumah mereka. Dengan mengendarai motor maticnya Devi menuju parkiran yang khusus untuk sepeda motor. Ibu Marwah dan Devi turun dari motornya. Mereka segera melangkahkan kaki ke dalam supermarket. Sampai di depan pintu Ibu Marwah dan Devi bertemu seseorang yang sangat di kenalnya. Sorot mata tajam Ibu Marwah berhasil membuat nyali orang tersebut menciut.
''Ternyata kekasih anakku seorang jal**g. Aku tidak akan sudi mempunyai menantu sepertimu,'' ucap Ibu Marwah tiba-tiba dengan emosi.
''Bu ini tidak seperti yang Ibu kira, Monica bisa jelasin Bu,'' ucap Monica kekasih Devan.
''Kamu mau jelasin apalagi? kamu kira aku wanita tua yang bodoh? aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau kalian bermesra-mesraan di tempat umum. Sungguh sangat menjijikkan!'' ucap Ibu Marwah berapi-api.
''Bu,dia hanya teman Monica tidak lebih,'' ucap Monica dengan air mata buayanya.
''Sudahlah. Tinggalkan anakku. Dia tidak pantas dengan wanita j****g sepertimu,'' ucap Ibu Marwah pergi begitu saja.
Monica hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka akan ketahuan seperti ini oleh calon mertuanya. Monica sangat mencintai Devan, tapi Monica tidak bisa lama-lama LDR dan dia memilih mempunyai selingkuhan disini hanya untuk bersenang-senang.
''Udah Mon jangan nangis lagi, kan masih ada aku,'' ucap seorang pria yang bersama Monica.
''Ini semua gara-gara kamu Mario! kalau kamu ngak ngajakin aku belanja semua ini pasti tidak akan terjadi. Gimana kalau sampai Devan mutusin aku. Aku ngak mau putus sama Devan,'' ucap Monica dengan air mata yang tiada henti.
''Kamu nyalahin aku Mon? apa kamu lupa kalau kamu memang seorang ja***g, jadi wajar kalau suatu saat akan ketahuan,'' ucap Mario dengan senyum mengejek.
''Tutup mulutmu Mario!'' ucap Monica yang sudah emosi.
''Kenapa? kamu marah? bukankah kenyataannya seperti itu? aku juga bukan orang pertama yang menyentuhmu. Apa Devan yang pertama kali menyentuhmu? tapi menurutku itu mustahil karna Devan pria baik-baik. Jadi terima saja resikonya menjadi ja***g Mon,'' ucap Mario berbisik di dekat telinga Monica. Air mata Monica semakin keluar deras. Mario segera meninggalkan Monica di parkiran supermarket.
''Tunggu Mario!'' teriak Monica memanggil Mario. Tapi Mario sudah masuk kedalam mobilnya lalu melaju dengan kecepatan tinggi.
''Dasar cowok brengsek!'' teriak Monica.
*
Sesampainya di rumah Ibu Marwah masih uring-uringan dengan kejadian tadi siang di supermarket. Perempuan yang selama ini selalu di bangga-banggakan oleh anaknya ternyata dengan tega menduakan anaknya.
''Telpon mas mu sekarang Dev,'' ucap Ibu Marwah yang tidak bisa di bantah.
''Tapi mas Devan pasti masih kerja Bu,'' ucap Devi.
''Kalau Ibu minta sekarang ya sekarang. Siapa tau dia sudah pulang,'' ucap Ibu Marwah masih pada pendiriannya.
''Iya Bu, sebentar,'' ucap Devi segera mengambil hpnya dan memencet nomor Devan.
Tut tut tut
''Hallo Mas, apa Mas Devan sudah pulang?'' tanya Devi.
''Iya ini baru pulang. Ada apa Dev?'' tanya Devan.
''Ibu mau bicara sama Mas Devan,'' ucap Devi lalu menyerahkan hpnya kepada Ibu Marwah.
''Hallo Nak, kamu sudah pulang ya. Ibu mau bicara penting, ini ada hubungannya dengan Monica,'' ucap Ibu Marwah.
''Monica? ada apa dengan Monica Bu? apa dia baik-baik saja?'' tanya Devan berturut-turut.
''Mulai sekarang kamu lupain Monica. Ibu tidak mau mempunyai menantu seperti dia,'' ucap Ibu Marwah berapi-api lagi jika mengingat kejadian tadi.
''Memangnya kenapa Bu? Monica kan perempuan baik-baik Bu. Aku juga sangat mencintai Monica,'' ucap Devan.
''Devan dengerin Ibu. Dia bukan wanita baik-baik Van buktinya tadi Ibu lihat dia bermesra-mesraan dengan teman baikmu sendiri, Devi juga sering melihatnya bersama seorang pria yang bukan hanya Mario,'' ucap Ibu Marwah.
Cittttt
Rem pun di injak begitu saja oleh Devan. Ia masih belum sepenuhnya percaya apa yang di ucapkan oleh Ibunya.
''Auuu Devan apa yang kamu lakukan? apa kamu mau membunuh calon istrimu ini?'' ucap Chaca yang memang di sengaja sedikit berteriak.
''Devan, Devan suara siapa yang ibu dengar tadi? itu bukan suara Monica kan?'' tanya Ibu Marwah.
''Bu bukan Bu. Dia atasan Devan,'' ucap Devan melirik ke arah Chaca yang memegangi jidatnya.
''Atasan? kenapa dia menyebutnya calon istri? apa kamu memang benar-benar sudah putus dengan Monica?'' pertanyaan beruntun di tujukan oleh Devan. Devan yang di tanya bingung untuk menjawab apa.
''Udah dulu ya Bu. Nanti Devan telpon lagi,'' ucap Devan lalu mematikan telponnya begitu saja.
''Devan Devan halo Devan!'' panggil Ibu Devan.
''Malah di matiin. Kenapa sih Devan itu selalu ngak percaya kalau Ibu bilang Monica itu bukan perempuan baik-baik. Pasti dia sudah di apa-apain sama wanita j****g tadi,'' ucap Ibu Marwah yang terus mengomel.
''Udahlah Bu, Ibu jangan ngomel terus. Nanti Ibu sak --- Belum Devi melanjutkan bicaranya. Ibu Marwah sudah mengeluh kesakitan.
''Aduh Dev kepala Ibu Dev --- '' Ibu Marwah memegang kepalanya yang terasa sakit. Lalu Ibu jatuh pingsan.
''Ibu Bu Ibu. Tolong tolong,'' Devi keluar rumah meminta bantuan tetangga. Para tetangga segera membantu Ibu Marwah yang jatuh pingsan. Devi segera menghubungi dokter yang biasa memeriksa ibunya.
Tut tut tut
''Apa lagi sih Dev,'' ucap Devan.
''Mas, ibu Mas, ibu pingsan. Mungkin penyakit ibu kambuh lagi,'' ucap Devi panik.
''Ibu pingsan? kamu segera telpon Dokter Agus Dev. Mas akan pulang sekarang,'' ucap Devan langsung menambah laju kendaraannya.
''Van ada apa? kenapa kamu ngebut kayak gini? kamu mau cari mati?'' pertanyaan beruntun di lontarkan oleh Chaca.
''Maaf Nona, anda akan saya antar pulang sekarang. Setelah itu saya ijin untuk menjenguk ibu saya yang sedang sakit,'' icap Devan.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
ameliaa
ahh monica ternyata juga uler
2023-09-11
0
Radiah Ayarin
mgkin apa kata ibu mu ada benarnya Van
2023-02-16
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻𝘼𝙎𝙍𝙄k⃟K⃠
mulai seru kayaknya
2023-01-05
1