''Kan masih bisa ketemu kalau Weekend Mon, udah ya ngak usah sedih lagi,'' ucapku berusaha membujuk Monica.
''Tapi aku ngak mau LDR sama kamu Van. LDR itu berat. Apalagi kamu tinggal di Jakarta, di sana banyak wanita-wanita cantik, aku takut kalau kamu berpaling dariku,'' ucap Monica dengan raut wajah sedih.
''Aku janji di sana ngak akan macem-macem Mon. Dan kamu juga harus janji di sini akan setia menungguku,'' ucapku serius kepada Monica.
''Dan aku janji setelah tabungan ku terkumpul banyak, aku akan segera halalin kamu,'' ucapku lagi agar Monica memperbolehkan aku pergi ke Jakarta.
''Beneran ya Van. Setelah tabunganmu banyak kamu akan halalin aku,'' ucap Monica kepadaku.
''Iya Mon,'' ucapku.
Kata pak Santoso atasanku di perusahaan cabang, aku di pindahkan ke sana hanya berpindah tempat kerja tidak berpindah posisi jabatannya, karna di perusahaan pusat sedang kekurangan tenaga kerja. Aku pun menyetujuinya tanpa berfikir panjang.
Flashback off
*
*
Di ruangan baruku, aku merenung. Aku berfikir kenapa sampai di perusahaan pusat aku di angkat menjadi asisten pribadi seorang CEO, padahal kemaren atasanku hanya bilang jika aku dipindahkan tempat kerja bukan posisi jabatannya.
Aku pun menjalani hari-hariku seperti biasa. Hari demi hari pun aku jalani dengan penuh semangat, karna menjadi asisten seorang CEO gajinya tidak main-main. Gaji yang aku terima, 10x lipat dari gaji yang biasa aku terima. Walaupun pekerjaanku tidaklah mudah tapi aku tetap bersyukur karna di luaran sana banyak sekali yang ingin sepertiku.
Nona Chaca orang yang baik, walaupun kadang terkesan dingin kepada semua orang. Dia juga wanita karir yang sangat cantik. Yang mendapatkan nona Chaca pasti orang yang sangat beruntung menurutku.
*
*
6 bulan sudah aku menjadi asisten nona Chaca. Semenjak aku menjadi asistennya aku tak pernah pulang ke rumah. Aku pun jarang untuk sekedar libur akhir pekan. Nona Chaca selalu memintaku untuk menyelesaikan pekerjaan yang menurutku bisa di kerjakan besuk paginya lagi. Kadang perintahnya tidak sampai di otak kecilku.
"Keruanganku sekarang!" ucap Nona Chaca kepadaku. Suara dinginnya mampu membuatku merinding. Pasti ada masalah lagi pikirku.
Tok tok tok
"Masuk." Dari dalam ruangan, nona Chaca menyuruhku masuk. Aku pun segera masuk daripada terkena amukannya.
"Ada yang bisa saya bantu Nona?" Tanyaku.
"Tolong berada di ruanganku sampai jam istirahat tiba," ucap Nona Chaca padaku dan masih dengan raut wajah dinginnya. Aku pun bingung kenapa aku di suruh berada di ruangannya. Aku memilih menganggukan kepalaku dan duduk di sofa ruangan tersebut.
Tak berselang lama pintu ruangan tersebut di ketuk dari luar.
Tok tok tok
"Masuk," ucap Nona Chaca.
"Permisi Nona, pak Haris ingin bertemu dengan anda, beliau sudah menunggu di luar," ucap sekretaris Nona Chaca.
"Suruh dia masuk!" ucap Nona Chaca dengan raut wajah yang tak terbaca.
Nona Chaca segera berdiri dari duduknya. Beliau berjalan ke arahku. Lalu ia duduk di pangkuanku. Aku pun bingung kenapa Nona Chaca melakukan semua ini.
"No nona, ini tidak be...." Belum sempat aku berbicara Nona Chaca sudah memotongnya.
"Ini perintah. Ikuti saja apa yang aku mau jika kamu masih ingin bekerja denganku," ucap Nona Chaca dengan sorot mata yang tajam.
Pintu pun di ketuk lagi dari luar. Nona Chaca menyuruh mereka untuk masuk. Ternyata sekretaris Nona Chaca membawa seorang pria yang mungkin umur pria itu seumuran denganku.
Sekretaris dan pria tersebut tertegun saat melihatku dan Nona Chaca dengan posisi yang sangat in*im.
"Hai Cha bagaimana kabarmu?" tanya pria tersebut memecah keheningan.
"Oh hai Haris, kabarku baik, seperti yang kamu lihat sekarang," ucap Nona Chaca dengan senyuman di wajahnya. Tangannya melingkar di leherku. Hembusan nafasnya begitu wangi saat kita saling berhadapan. Senyumannya mampu menghipnotis diriku. Beliau segera turun dari pangkuanku dan duduk di sebelahku.
"Ehm aku kesini ingin memintamu datang ke pesta pertunanganku dengan Sila yang akan di selenggarakan besuk lusa," ucap pria yang bernama Haris itu dan memberi undangan kepada Nona Chaca.
"Aku pasti datang Haris. Iya kan sayang?" ucap Nona Chaca meminta persetujuan kepadaku.
"Em i iya sayang," ucapku ikut mengiyakan karna melihat mata Nona Chaca yang memberi kode kepadaku.
"Ternyata kamu cepat sekali move on dariku Cha,'' ucap Haris kepada Nona Chaca dengan senyum kecewa.
"Untuk apa aku terus-terusan memikirkan penghianat sepertimu kalau di sampingku ada pria yang lebih tampan darimu,'' ucap Nona Chaca sambil kepalanya bersandar di pundakku.
''Apakah kamu sudah melupakan kenangan kebersamaan kita dulu Cha?'' tanya Haris kepada Nona Chaca.
"Kamu tau Ris, semenjak ada dia aku tidak pernah lagi memikirkanmu. Bersamamu adalah sesuatu kebodohan yang pernah aku alami selama hidupku. Kamu seorang penghianat dan pembohong. Kalau aku boleh memilih. Aku lebih memilih tidak mau mengenalmu selama hidupku,'' ucap Nona Chaca dengan wajah yang memerah memendam amarah.
''Oke oke, dulu aku memang salah telah menduakan mu, aku minta maaf. Dan semoga kamu bahagia bersamanya,'' ucap Haris.
''Pasti aku akan bahagia. Karna bulan depan aku juga akan menikah,'' ucap Nona Chaca dengan wajah penuh senyuman. Aku bingung dengan ucapan Nona Chaca. Selama aku menjadi asistennya aku tidak pernah bertemu dengan pria yang dekat dengan Nona Chaca. Tapi Nona Chaca bilang bulan depan akan menikah, dengan siapa beliau akan menikah. Atau jangan jangan...
''Semoga pernikahan kalian di lancarkan, aku permisi dulu,'' ucap Haris lalu menghilang di balik pintu.
Nona Chaca segera bersender di sofa tersebut dengan menghembuskan nafas kasar.
''Nona anda baik-baik saja kan?'' tanyaku.
''Hem aku baik-baik saja. Oh ya bulan ini kamu dapat bonus 10% dari gaji bulananmu,'' ucap Nona Chaca yang bersandar di sofa dengan mata terpejam.
''Be benarkah Nona?'' ucapku dengan mata berbinar tak percaya karna itu bonus yang cukup besar.
''Iya,, Lusa temani aku ke pesta pertunangannya. Dan bulan depan kamu harus menikah denganku,'' ucap Nona Chaca dengan mata yang masih terpejam.
''Apa???'' tanyaku tak percaya dengan ucapan Nona Chaca.
''Apakah telinga kamu sudah tuli? sampai harus aku mengulanginya,'' ucap Nona Chaca berdiri dan melangkah ke kursi kebesarannya.
''Nona, anda jangan bercanda. Sa saya punya kekasih Nona. Bagaimana dengan kekasih saya nanti jika saya menikah dengan anda,'' ucapku terbata karna terlalu syok dengan apa yang aku dengar.
''Putuskan dia,'' ucap Nona Chaca dengan mode singanya.
''A apa?? Ta tapi saya mencintainya Nona. Saya tidak akan memutuskan dia,'' ucapku kepada Nona Chaca.
''Baiklah. Kamu tidak akan memutuskan hubunganmu dengan dia. Tapi sekarang angkat kaki dari sini. Kamu di pecat. Dan akan aku pastikan setelah kamu keluar dari sini kamu dan keluargamu akan hidup menderita,'' ucap Nona Chaca kepadaku. Aku pun teringat ayah, ibu dan qdikku di rumah. Bagaimana jika aku di pecat dari pekerjaan ini. Mereka akan makan apa.
''Saya tidak bisa memutuskan masalah ini sekarang Nona, beri saya waktu 5 hari,'' ucapku kepada Nona Chaca.
''Oke baiklah. Sekarang kamu boleh keluar,'' ucap Nona Chaca kepadaku.
*
TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI SINI👇
JANGAN LUPA LIKE, FAVORITE, VOTE DAN BERI HADIAH.
TERIMA KASIH DUKUNGANNYA🤗
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
ameliaa
enak bgt ngomongnya nonaa
2023-09-11
0
ameliaa
kan perintahnya ngadi2 nih atasan
2023-09-11
0
ameliaa
wah chcaa. menikah dengan siapa cha
2023-09-11
0