Sika akhirnya memutuskan menginap dirumah Letta malam ini, setelah ia mengabari Elena mamahnya ia pergi kedapur bermaksud membuatkan Letta makan malam.
"Aduh ,, masak apa coba orang gue gak bisa masak. " ocehnya menatap seisi dapur.
Tanpa menunggu lama akhirnya ia memesan makanan lewat pesan antar. Tak sampai lama datanglah pesanannya.
"Letta , bangun dulu yuk makan malam dulu." berjalan perlahan memasuki kamar dengan nampan ditangannya
"Letta .. Letta, bangun. Arle, astagaaa !! Arletta bangun .." saat Sika berusaha membangunkannya tanpa sengaja ia menyentuh kulit pipi Letta yang sedang demam.
Sika bergegas kedapur mengambil air es dan juga handuk kecil. Dengan telaten ia merawat Letta hingga tanpa sengaja tertidur disampingnya.
-
-
Saat semua sedang menikmati sarapannya, mata Arga terus saja melirik kursi disampingnya. Biasanya saat weekend begini, adik kecilnya selalu saja heboh.
"Mah, pah .. apa Sika belum bangun ??" tanyanya
"Sika gak tidur dirumah, dia nginep dirumah Letta." dengan lembut Elena menjawabnya.
"Ngapain nginep disana ? Apa dia sakit ?" terdengar sedikit cuek dari nada bicara Arga yang membuat Reno tiba-tiba kesal
"Lupa ? kan kemarin dia luka waktu nanganin kerjaannya. Gimana sih kamu ini sebagai bos nya." ketus Reno pada anak laki-lakinya.
Tak mau membuat sang papah bertambah marah, akhirnya Arga memutuskan untuk pergi. Ia mengendarai mobil sport nya menuju apartemen milik David.
Sedang ditempat lain, terlihat Arletta tengah membuka matanya secara perlahan. Menyentuh keningnya yang terdapat handuk, kemudian beralih menatap Sika yang tertidur dengan memegang tangannya.
"Jadi semalaman dia merawatku disini ?? kasian, pasti dia lelah .. " gumamnya membelai kepala Sika
Namun tiba-tiba saja ia merasakan perutnya bergejolak, dengan sangat terburu-buru Letta menghempaskan tangan Sika. Merasa ada pergerakan dari tangannya membuat dirinya langsung terbangun dan melihat Letta tengah berlari ke kamar mandi.
Huekk .. Huekk ,, huekkk ..
"Letta , kamu baik-baik aja ??" memijat tengkuk Letta sambil terus bertanya.
"Sika .. tolong ambilkan aku tisu ." pintanya lemah sambil bersandar ditembok.
Tak menunggu lama Sika berlari menuju nakas dan mengambil tisu. Dengan sangat hati-hati ia membersihkan mulut Letta dari sisa muntahannya.
"Kita ke dokter aja yuk, aku khawatir sama kamu." ajaknya sesaat setelah Letta berhasil berbaring dikasurnya.
"Hm .. aku baik-baik aja Sika, jangan khawatir." menggelengkan kepalanya, menolak Sika dengan sisa suara paraunya.
Tak menjawab ucapan Letta, Sika masih menundukkan kepalanya menyembunyikan tangis kekhawatirannya. Arletta yang melihat itupun tak sampai hati menolak ajakan Sika.
"Baiklah, tolong antarkan aku kerumah sakit ya Sika." akhirnya Arletta menerima ajakannya, sedang Sika ia sudah kegirangan karena Letta mau diajak kedokter.
_
_
"Wih ,, baru nyampek udah ditekuk aja nih muka cakepnya. " goda Orland pada Arga yang baru duduk disampingnya.
"Berisik loe! gue lagi kesel banget nih. " membaringkan tubuhnya sambil menutup mata dengan sebelah tangannya.
"Kenapa lagi ?? ceritalah sama kita." sahut David
Masih dengan posisinya ia menceritakan semua kejadian dan kegundahan dihatinya. Namun respon berbeda ia dapat dari kedua sahabatnya. David dengan kalem memahaminya, sedang Orland ia tak henti mentertawakan dirinya.
"Loe gak coba cek kerumahnya gitu ??" ucap David membuka suara.
"Kemarin gue udah bilang sama Sika kalo dia terluka, dan sekarang dia lagi nginep sama Sika dirumahnya." memposisikan dirinya bersandar dikepala ranjang.
"Ngapain loe malah nyuruh si Sika sih, harusnya tuh loe sendiri yang kesana lihat keadaannya. Aduh, dasar ***** deh .." ucap santai Orland yang mendapat tatapan tajam dari Arga.
Sesampainya dirumah sakit, Sika dan Arletta dibuat bingung karena Arletta tiba-tiba saja dirujuk kedokter kandungan dan diminta untuk USG.
Dan disinilah mereka, diruang seorang dokter cantik bernama Diana. Dokter kandungan yang tengah memeriksa kondisi Letta saat ini.
"Gimana dok kondisi kakak saya ??" Sika segera bertanya saat dokter Diana duduk dihadapannya.
"Kita tunggu hasil lab nya dulu ya."
Setelah itu datanglah seorang suster membawa amplop putih berlabelkan rumah sakit tempatnya diperiksa.
"Selamat ya bu Arletta. " menjabat tangannya, sedang Sika hanya menatap bingung Letta dengan Diana.
"Selamat apa ya dok .? saya gak paham." tanyanya saat sudah melepaskan jabatan tangannya.
"Bu Arletta hamil, dan kandungannya sudah memasuki minggu kedua. Kandungannya sangat kuat loh buk." jelas sang doker dengan ceria, sedang Sika dan Arletta hanya terbengong saja.
"Kalo boleh tau dimana suami ibu sekarang, saya harus menyampaikan kondisi ibu saat ini." ucapnya yang membuyarkan lamunan Sika
"Kakak saya lagi ada kerjaan diluar kota dok, jadi dokter bisa katakan sama saya biar saya yang mengurusnya. " ucap Sika menggebu yang membuat Letta merasa canggung.
Setelah mendengarkan kondisi dan saran untuk Arletta serta memberikannya Vitamin, Sika dan Letta meninggalkan ruang dokter tersebut.
"Letta, kamu tunggu disini dulu ya aku mau nebus vitamin buat kamu dan buat dia." ucapnya sambil membelai perut rata Letta, membuat Letta menjadi berkaca-kaca.
"Maaf Sika,sepertinya aku harus pergi. Aku tak ingin kakakmu nantinya akan menyakiti kandunganku biarlah aku merawatnya walau seorang diri." melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit, sedang Sika masih fokus pada antriannya diapotek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Opung Boru Caroline
kasihan arletta.diuji terus.
2021-12-28
0
Rita Herlina
letta...letta lengkap sudah penderitaanmu😭😭
2021-11-02
0
Tirtha Zahra
langsung josss,gampang bgttt' hamil nya
2021-09-10
1