11

Arga yang baru saja mendapat laporan mengenai insiden ditempat syuting langsung bergegas menuju rumah sakit tempat Arletta dilarikan.

Disana ia dapat melihat Bella, Lusi serta sang sutradara ada juga model iklannya. Dengan langkah lebar Arga berjalan menghampiri mereka.

"Tuan Arga , " sapa sutradara

"Bos Arga, bukan aku yang melukainya itu kesalahannya sendiri karena membuatku marah .." manjanya saat berucap

"Bagaimana keadaannya sekarang ??" ada raut kekhawatiran disana.

"Masih ditangani oleh dokter tuan, kita hanya bisa menunggu ." tutur sang sutradara

"Apa separah itu lukanya??" tanyanya

"Tidak akan separah ini kalau saja perempuan sialan itu tak mendorong Arletta dengan keras hingga kepalanya berdarah bos!!" geram Bella melirik sinis model itu.

"Sebaiknya anda pergi dari sini nona, dan saya harap ini pertemuan terakhir kita." ucap Arga dengan sangat dingin

"Apa salah saya bos ?? saya tidak melukainya." serunya

"Segera pergi saat saya masih bersikap baik terhadap anda nona, atau anda lebih suka dengan kekerasan??" menatap tajam matanya

Mendapat tatapan mematikan itu membuat nyalinya menciut, ia segera berlari menjauhi mereka semua.. menyelamatkan dirinya sendiri dari terkaman bos gila.

Tak lama setelah kepergian modelnya, sang sutradarapun juga ikut pamit kembali ke lokasi syuting, kemudian Arga juga meminta Lusi serta Bella untuk segera kembali kekantor.

Lama ia menunggu akhirnya dokterpun keluar, dengan segera ia berlari menghampirinya.

"Bagaimana keadaannya dok ??"

"Maaf tuan, apa anda keluarganya ??"

"Bukan dok, tapi dokter bisa kasih tau saya saja biar nanti saya yang menyampaikan kepada keluarganya."

"Maaf pak, tapi saya hanya bisa berbicara dengan keluarga pasien. " sesalnya

"Saya calon suaminya dok, jadi saya bertanggung jawab juga dengan keselamatannya. " kesalnya kemudian

"Oh begitu rupanya pak baiklah, kondisi pasien saat ini baik-baik saja .. hanya saja kita perlu memantaunya lebih lanjut karena benturan itu cukup keras menghamtam sisi kepalanya. "

"Apa sangat berbahaya dok ?? kenapa harus menunggu dan memantaunya ?? kenapa dokter gak selamatin dia sekarang ??" ucapnya menggebu-gebu

"Tenanglah pak, calon istri anda baik-baik saja. Saya hanya meminta untuk bapak lebih mengawasinya saja untuk beberapa hari ini, saya takut ada efek samping dari benturannya. "

"Terima kasih dok. "

Dengan langkah gontai ia memasuki ruangan UGD , langkahnya terhenti saat didepannya terlihat wanita cantik dengan perban dikepalanya.

___

Cally tengah mengamuk diruang kerjanya, semua yang terlihat didepan matanya ia hancurkan.

"Argaaaaaaaa .. !!! kurang ajarr !!!" teriaknya frustasi

"Gue gagal menjebaknya diranjang, dan sekarang gue juga gagal bekerja sama dengan perusahaannya !! Akkkhhhhh .. akkhhh .. " amuknya

"Hai sayang , ada apa denganmu ??" Alfon kaget melihat ruang kerja anaknya seperti kapal pecah.

"Papi .. papi harus membantuku !!" berlari kearah papinya

"Katakan sayang, apa yang kamu inginkan ? papi akan selalu mengabulka nya." membelai kepala anaknya

"Aku ingin Arga, nikahkan aku dengan Arga pi .." pintanya memelas.

"Arga ..?? Arga Wijaya kah maksudmu sayang ..??" tanyanya dengan dahi berkerut.

"Iya pi! nikahkan aku dengannya!!" tegasnya

"Tenanglah , calm down baby. Dengarkan nak, kalau kamu ingin segera menikahi laki-laki itu maka segeralah kamu bantu rebut perusahaan dan semua aset sepupumu itu." liciknya Alfon.

"Kenapa jadi kesana merujuknya pi !! aku hanya ingin menikah dengannya, sebaiknya papi sendiri saja yang meminta padanya.!!" ketusnya melipat kedua tangan didadanya.

"Kemana otak pintarmu sayang, kalo kamu bisa mendapatkan perusahaan dan asetnya kita akan menjadi lebih kuat. Dengan begitu kita bisa menekan mereka lewat perusahaannya. "