Kami pun mulai bermain permainan di wahana timezone tersebut, benar saja Syafa selalu kalah dan Rafka selalu menang, Syafa merasa senang sekali karena sudah lama sekali Syafa tidak ke tempat ini.
"Yeeah ... !!! menang lg, lihat nih Sya tiket poin gue lebih banyak."
"Udah lah Ka, gue kan udah bilang pasti gue kalah, tiket poin lo banyak banget, lo pasti udah sering ya main di sini?"
"Iya dulu, waktu papa sama mama gue cerai dan gue down, gue lebih sering habisin waktu di sini."
"Maaf gue enggak maksud bikin lo inget lagi," ucap Syafa menyesal.
"Enggak apa-apa, bentar ya gue tukerin tiket ini sama hadiahnya."
Syafa benar-benar tidak menyangka, ternyata di balik sikap dingin nya Rafka sangat menyenangkan , mungkin ini kali pertama Syafa jalan sama Rafka, jadi Syafa baru tahu kepribadian Rafka yang sebenarnya.
"Sya nih buat lo," ucap Rafka sambil memberikan gantungan handphone yang cantik.
"Lucu," ucap Syafa refleks.
"Maaf ya cuma bisa dapet ini."
"Makasih," ucap Syafa sambil memberi senyuman.
"Ya sudah kita pulang yuk, tapi kaya nya kita pulang naik bus, tadi kan gue ke sini bawa mobil Natalie" ucap Rafka.
"Ya sudah naik bus saja."
Kami pun keluar dari mall tersebut dan menunggu bus untuk pulang, sampai akhirnya bus itu datang.
"Ka gue bisa duduk sendiri, lo duduk di bangku lain aja," pinta Syafa saat Rafka hendak duduk di samping Syafa.
"Ok!!"
Syafa tetap ingin menjaga jarak dengan Rafka, Syafa tidak ingin Rafka salah paham kepada nya, suasana bus saat itu sangat sepi hanya ada beberapa penumpang saja, sampai akhirnya para pengamen jalanan pun mulai memasuki bus tersebut, pengamen itu pun mulai bernyanyi tepat di samping Syafa, Syafa pun memberikan uang kepada mereka, tapi mereka tak kunjung pergi.
"Mas tadi kan saya udah kasih uang?" ucap Syafa heran.
"Masih kurang cantik, kasih nomor handphone boleh dong," ucap pengamen itu di ikuti tawa teman-temannya yang lain.
"Jangan kurang ajar ya!!" ujar Syafa kesal.
"Walah cantik-cantik kok galak banget," ucap preman itu sambil mencoba memegang pipi Syafa, tapi sergap tangan Rafka langsung menahannya.
"Yang sopan lah Bang sama cewek," ucap Rafka sambil menyingkirkan tangan pengamen itu.
"Siapa lo ikut campur aja?!!" ucap pengamen itu kesal.
"Gue pacar nya," ucap Rafka sambil meraih tangan Syafa.
"Bohong lo," ucap pengamen itu dengan nada sangat tinggi.
"Gue engga bohong, udah sana pergi," ucap Rafka sambil memberikan sejumlah uang yang cukup banyak kepada pengamen tersebut.
"Owalah ...!!, yo wis, kalo pacaran enggak usah misah gitu dong Mas duduk nya, Saya kira ade nya jomblo, ya udah thanks Bro," ucap pengamen tersebut sambil beranjak pergi keluar dari bus.
"Ka tadi ngasih uang nya engga kebanyakan?" tanya Syafa heran.
"Enggak apa-apa, emang kaya gitu caranya kalo kita enggak mau ribut sama mereka," ucap Rafka sambil tersenyum.
Syafa benar-benar merasa malu, Syafa yang menolak duduk di samping Rafka, tapi sekarang malah nyusahin Rafka.
"Sya lo pulang duluan aja," ucap Rafka ketika hendak sampai rumah.
"Kenapa enggak bareng aja?"
"Nanti yang ada mama sama Natalie curiga," ucap Rafka sambil pergi meninggalkan Syafa.
Syafa pun pulang dengan perasaan yang tidak menentu.
***
"Syafa, dari mana saja kamu?!!!" tanya Mama saat Syafa sampai di rumah.
"Maaf Mah, tadi Syafa enggak sengaja ketemu temen di jalan, jadi ngobrol dulu sebentar."
"Jangan bohong kamu ya."
"Enggak mah Syafa enggak bohong."
"Ya sudah, kamu mandi sana. Habis itu siapin makan malam," ucap Mama.
***
Teeeeettt ... teeeeettt ...!!! terdengar suara bel pagi itu.
Syafa pun berlari menuju pintu. "Siapa sih pagi-pagi gini," ucap Syafa kesal.
"Afif ....!!!" Syafa benar-benar terkejut, untuk apa Afif ke rumah nya?
"Hai Sya?!!"
"Afif, kamu ngapain ke sini?"
"Ya mau ketemu kamu lah Sya."
"Syafa ... siapa itu yang datang?" teriak Mama sambil menghampiri.
"Pagi Tante," ucap Afif.
"Oh ... ada temannya Syafa, kok enggak di suruh masuk sih? ayo sini masuk!!" ucap Mama mempersilahkan Afif.
"Makasih Tante."
"Ada siapa sih Tante?" terdengar suara Natalie.
"Ini ada temannya Syafa."
"Oh ....!!! Teman atau pacar Sya?" tanya Natalie sinis.
"Teman," jawab Syafa lirih.
"Mah, lihat power bank Rafka enggak sih?" terdengar suara Rafka yang baru turun dari tangga.
Seketika Afif pun terkejut melihat Rafka.
"Sya itu kan ....!!!"
"Mah, Syafa mau ngobrol di depan aja ya," ucap Syafa memotong ucapan Afif.
Syafa pun segera menarik Afif keluar rumah.
"Sya kamu kenapa sih kaya panik gitu? terus cowok yang sering antar jemput kamu itu kenapa serumah sama kamu Sya? tanya Afif penasaran.
Syafa pun tidak tahu harus bagaimana menjelaskan nya.
"Iya Fif, Rafka itu saudara tiri ku."
"Saudara tiri?! tapi kenapa sikap nya enggak wajar gitu? Sya, kamu enggak ada hubungan apa-apa kan sama dia?"
Syafa benar-benar enggak menyangka kenapa Afif bisa bertanya seperti itu, Syafa pun enggak mungkin bilang sama Afif kalau Rafka juga suka pada nya sama seperti Afif, karena itu hanya akan membuat masalah baru.
"Engga Fif, udah lah kamu tuh to the poin aja, ngapain kamu tuh ke sini?" tanya Syafa mengalihkan pembicaraan.
"Aku mau minta maaf Sya, aku udah salah sama kamu, tapi aku sayang sama kamu Sya."
Syafa enggak habis fikir kenapa Afif masih mencoba menembak dirinya, padahal harusnya dia sadar kalau Syafa cuma anggap dia teman.
"Sya, di panggil sama mama tuh," terdengar suara Rafka dari kejauhan.
"Sebentar ya Fif, aku kedalam dulu."
Syafa pun segera pergi ke dalam dan meninggalkan Afif, tak berselang lama Syafa pun kembali tapi Syafa sudah tidak melihat Afif.
"Afif kemana?" tanya Syafa ke Rafka.
"Udah pulang,"
"Kenapa pulang? pasti lo yang ngusir kan Ka?!!" tapi Rafka hanya terdiam tak menghiraukan.
"Rafka jawab," ucap Syafa sambil sedikit mendorong nya seketika Rafka pun menarik tangan Syafa.
"Emang dia penting banget buat lo? ucap Rafka dengan tatapan dingin.
"Iya dia penting buat gue,"
"Dia siapa lo?"
"Dia PACAR gue!!" ucap Syafa dengan nada lantang.
"Oh gitu," Rafka tersenyum, tapi tatapan matanya seperti menyimpan amarah, dia pun melepaskan tangan Syafa dan beranjak pergi dari hadapan Syafa.
Syafa, tau pasti Rafka sangat marah dengan ucapan nya, tapi Syafa sengaja melakukan ini, Syafa ingin Rafka sadar kalau dia tidak seharusnya menyukai nya, Syafa juga sudah memperalat Afif, Syafa benar-benar merasa bersalah dengan keadaan ini, tapi ini satu-satu nya cara agar Rafka bisa menjauh dari ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Kurnit Rahayu
puny Ema tiri egois hempaskn sja kw plu ribut sxn...dri pda kita dtindas
2021-12-25
0
hannina
ribetnya....mana mama tiri kayak gitu
2021-09-17
0
lyysta
pastinya luna bingung banget
2021-03-07
1