Tidak lama terdengar suara Mama memanggil Syafa, Syafa pun menghampiri mereka.
"Syafa, ini ada Natalie, kamu bawain nih tas Natalie ke atas, Natalie bakal menginap di rumah kita selama libur semester, iya kan sayang?"
"Iya Tante," jawab Natalie manja.
"Oh iya, kamu tidur sama tante aja ya, biar om sama Rafka, soalnya enggak ada kamar lagi. Ada kamar pembantu, tapi udah kotor gitu sayang,"
"Enggak Tan, Tante tidur sama om aja, biar Natalie tidur di kamar Syafa aja gimana?" ucap Natalie menolak.
"Oh iya benar, ya sudah kamu tidur di kamar Syafa aja ya, biar Syafa yang tidur di kamar pembantu," ucap Mama.
"Biar Rafka aja Mah yang tidur di kamar pembantu, Natalie tidur di kamar Rafka aja."
"Rafka ... kamu apa-apaan sih!!" ucap Mama dengan nada keras.
"Ya udah Mah, enggak apa-apa biar Syafa aja yang tidur di kamar pembantu." Sebenarnya Syafa merasa sedih dengan perlakuan Mama nya yang selalu tidak adil terhadap nya, tapi Syafa tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ya sudah, sana cepat bawa tas Natalie ke atas," perintah Mama.
Syafa pun segera membersihkan kamar pembantu di rumah nya, terlihat kamar yang sangat kotor karena sudah lama tidak terpakai, dulu keluarganya sempat mempunyai pembantu, tapi hanya sebentar saja, saat awal-awal mama tiri nya baru menikah dengan papanya, setelah itu mama nya lebih sering menyuruh Syafa untuk melakukan perkerjaan rumah sendiri, sebenarnya Syafa kadang merasa sedih dengan perlakuan mama tiri nya, tapi Syafa tidak ingin memberitahukan pada papa nya karena Syafa tidak ingin papa nya bertengkar karena dirinya.
"Syafa ... Syafa ...,!!!" terdengar suara mama memanggil ku.
"Iya Mah,"
"Kamu buatin Natalie makanan dulu sana, dia laper nih,"
Syafa pun terpaksa menunda pekerjaan nya membersihkan kamar untuk memasak terlebih dahulu. Setelah selesai Syafa pun segera kembali ke kamar untuk melanjutkan perkerjaan nya yang tadi tertunda, tapi Syafa benar-benar terkejut karena kamar itu sudah sangat bersih dengan sprei yang terpasang rapih, siapa yang membereskan nya???
"Kenapa bengong? kaget?" terdengar suara Rafka dari arah belakang punggungnya.
"Rafka!!"
"Iya, gue yang merapihkan semua nya sebagai permintaan maaf atas perlakuan mama gue ke lo."
"Makasih," ucap Syafa sambil berajak pergi, tapi Rafka menahan Syafa.
"Sya ...." Rafka tidak melanjutkan perkataan nya, Rafka hanya menatap Syafa, Syafa pun hanya terdiam, wajah kami sangat dekat, perasaan Syafa menjadi tidak menentu, Syafa pun segera melepaskan tangan nya dan meninggalkan Rafka sendirian.
Bagaimana Syafa bisa menghindar dari Rafka, sedang kan mereka saja 1 rumah, Syafa merasa Rafka masih berlaku tidak wajar kepada nya, bagaimana Syafa harus menjelaskan kalau Rafka benar-benar tidak boleh menyukai dirinya, karena mereka ini saudara.
***
Kring ... kring ... !! suara handphone milik Syafa berbunyi.
"Hallo Sayang, kamu belum tidur?" terdengar suara Papa.
"Belum Pah, Papa kapan pulang?" tanya Syafa.
"Papa agak lama pulang nya sayang, Papa masih ada kerjaan di luar kota, oh ya tadi mama bilang Natalie main ke rumah?"
"Iya Pah, dia bilang mau menginap selama liburan semester."
"Oh gitu, tapi dia baik kan sama kamu?"
"Hmmm ... iya baik," jawab Syafa lirih.
"Ya udah bagus, kamu baik-baik ya, nanti kalau pulang Papa bawain oleh-oleh buat kamu, kamu sekarang tidur ya,"
"Iya Pah." Syafa pun menutup telepon, untuk kesekian kalinya Syafa berbohong kepada papa nya.
"Andai saja mama masih hidup, pasti hidup ku akan jauh lebih bahagia," ucap Syafa dalam hati.
***
"Syafa!!! mana sarapan nya, " teriak mama memanggil Syafa.
Syafa pun bergegas menyiapkan sarapan dan makan bersama mereka.
"Tante hari ini kita shopping yuk!!" ajak Natalie.
"Boleh juga tuh, Rafka kamu juga ikut ya, Syafa kamu jaga rumah saja," ucap Mama.
"Tante Syafa ikut juga lah, nanti kan dia bisa bantu bawain belanjaan kita, iya kan?"
"Oh iya bener ya, ya sudah Syafa kamu ikut juga."
"Iya Mah," jawab Syafa lirih.
Kami pun pergi berbelanja bersama, Mereka terlihat sangat bahagia sedangkan Syafa hanya menjadi kuli panggul hasil belanjaan mereka.
"Mah, Syafa pulang duluan ya."
"Ya udah Tante, Syafa suruh pulang duluan aja naik angkot tapi sekalian bawain belanjaan nya pulang juga, kita makan dulu aja yuk Tante, aku sudah laper banget soalnya," ucap Natalie.
"Ok ... ya sudah Syafa, kamu pulang sana."
"Mah Rafka pulang bareng Syafa aja, Rafka juga udah capek banget mau pulang," ucap Rafka.
"Kamu apa-apaan sih Rafka, kamu enggak boleh pulang dulu," jawab Mama.
"Ya sudah Mah Syafa pulang dulu," pamit Syafa.
Sebelum pulang Syafa pun memilih untuk berjalan-jalan sendiri di mall tersebut, langkah kaki Syafa pun terhenti di sebuah wahana permainan tersebut, Syafa pun tersenyum melihat banyak sekali anak-anak yang sedang bermain bersama orang tua mereka, terlihat sangat bahagia. Syafa jadi teringat dulu waktu kecil, dirinya selalu menghabiskan hari libur nya di sini bersama mama dan papa nya.
"Andai saja mama masih ada." Di tengah-tengah lamunan nya tangan Syafa seperti ada yang menarik dari arah samping kanannya.
"Rafka!! lepasin!!" Rafka pun tak menghiraukan Syafa dan terus menarik Syafa keluar dari mall tersebut, sampai akhirnya mereka sampai di sebuah restoran cepat saji di dekat sana.
"Ngapain kita ke sini?" tanya Syafa.
"Makan lah, mau ngapain lagi," ucap Rafka sambil memesan makanan.
"Jangan di liatin aja, cepet makan."
"Lo bukan nya harusnya makan sama mama dan Natalie?"
"Gue enggak suka makan bareng mereka." Tiba-tiba saja Rafka mengulurkan tangannya ke arah wajah Syafa.
"Mau apa?" tanya Syafa refleks menyondongkan badannya ke belakang.
"Mau nyeka sekitar mata lo yg basah , lo habis nangis? nangis karena sikap Natalie? bukannya setiap ke rumah sikap dia selalu begitu?"
"Gue nangis bukan karena Natalie, gue nangis karena mama, gue rindu mama gue." Rafka pun langsung terdiam mendengar ucapan Syafa, dan Syafa pun semakin tidak bisa menahan air mata nya, Syafa benar-benar merindukan mama kandungnya.
Syafa pun segera menghabiskan makan siang nya bersama Rafka, kemudian keluar dari restoran tersebut, Rafka pun menarik tangan Syafa untuk kembali masuk ke mall itu lagi.
"Kok masuk lagi Ka? gue mau pulang aja," ucap Syafa sambil berusaha melepaskan tangannya.
"Ikut gue sebentar," Rafka pun menarik Syafa ke dalam arena permainan dan membeli kartu untuk bermain di sana.
"Lo mau main di sini?" tanya Syafa.
"Iya lah, nih buat lo. Ayo kita maen bareng."
"Enggak Ka, gue enggak bisa main permainan di sini, pasti kalah trus," ucap Syafa menolak nya.
"Hahahaha ...,!!! yang namanya permainan pasti ada menang dan kalah lah Syafa, jadi ya itu wajar, udah ayo maen aja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Udh kya dihutan teriak² mlu , haduh dsar ibu tiri gila😂
2023-09-07
0
re
Next
2021-10-23
0
Dwi Alviana
hadehh ibu tiri mati aj sono jahat bapak nya gk ada akhlak
2021-10-20
0