Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
Langkah sepasang kaki lebarnya nampak tergesa-gesa menuju rumah sahabat istrinya. Harapan agar bisa bertemu dengan sang istri di rumah ini sangatlah besar. Semoga pencarian ini adalah yang terakhir bagi Rendra untuk menemukan istrinya Maura.
Tok... tok... tok...
" Audi, ini aku Rendra ". Serunya dengan mengetuk pintu rumah Audi.
Tok... tok... tok...
Tok... tok... tok...
Namun pintu rumah ini masih tak kunjung untuk Audi membukanya.
" Kemana sih Audi?, kenapa tidak dibuka pintunya?, ini masih belum terlalu malam, rasanya tidak mungkin jika Audi sudah tidur ". Gumam Rendra.
Tok... tok... tok...
" Audi, buka pintunya, ini aku Rendra, aku ingin menjemput istriku Audi ". Serunya lagi.
Rendra merasa sangat yakin jika istrinya Maura ada di rumah Audi, memangnya istrinya Maura akan tinggal di mana lagi setelah rumah kontrakan nya selain di rumah Audi.
Namun tunggu dulu, untuk sejenak timbul keraguan dalam benak Rendra. Jika istrinya Maura benar tinggal di rumah Audi, lalu mengapa tidak terlihat adanya berbagai pasang sendal di rak sendalnya, bahkan rak sendalnya sendiri pun juga tak terlihat.
" Ini tidak mungkin, tidak mungkin jika Audi juga tidak ada di rumah ini, lalu di mana Maura? ". Gumam Rendra dengan menggeleng tak percaya.
Rasa resah telah menyeruak di dalam hati Rendra. Pikiran yang tidak - tidak akan menghilangnya istrinya dengan tanpa jejak pun telah berseliweran dalam otaknya.
Rendra khawatir jika istrinya Maura akan benar - benar pergi dari sisinya. Pasti istrinya Maura sangat marah sehingga memutuskan untuk pergi.
" Aaaahhhh sialll... di mana aku harus mencari mu Maura? ". Sungguh keadaan ini benar - benar menguras emosi Rendra.
Rendra kembali melangkah untuk menuju mobilnya. Mungkin esok hari dirinya akan pergi ke panti asuhan di mana Maura telah dirawat. Rasanya sangat tidak mungkin jika dirinya pergi di malam hari seperti ini, bisa - bisa dirinya akan sampai di sana sekitar pukul dua dini hari, rasanya sangat tidak sopan jika dirinya datang ke panti asuhan istrinya disaat di mana semua orang masih tertidur.
" Aku akan terus mencari mu sayang, aku akan terus mencari mu sampai aku benar bisa memeluk mu dan memiliki mu lagi, aku mencintaimu Maura ". Batin Rendra.
Entah di manakah istrinya Maura saat ini berada. Namun Rendra sangat yakin jika istrinya pergi dengan ditemani Audi, itu sudah pasti karena Audi adalah sahabat setia istrinya.
Setidaknya dengan ditemani oleh Audi membuat perasaan Rendra menjadi tak terlalu ketakutan jika sampai akan terjadi sesuatu hal yang buruk pada istrinya, karena yang pasti Audi akan menjaga istrinya Maura.
*****
Tubuhnya seolah terasa lemas tanpa adanya tenaga yang tersisa. Harapan agar bisa menemukan istrinya Maura tak membuahkan hasil.
Rendra melangkah dengan tanpa adanya semangat untuk menuju ke kamarnya. Tak ada yang bisa dirinya lakukan saat ini kecuali menerima keadaan yang diharapkannya.
Dirinya terus melangkah dan melangkah hingga akhirnya pun langkahnya itu telah terhenti di depan pintu kamarnya.
Rendra ingin menenangkan dirinya di kamar. Ingin marah rasanya pun percuma. Ini semua bisa terjadi karena kebodohannya sendiri, kebodohan karena tak mempercayai istrinya sendiri.
Rendra memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang kasur. Dirinya saat ini hanya bisa diam dengan segala kemelut hatinya.
Hingga tak lama dari itu, Rendra menjadi teringat akan sesuatu. Rendra teringat akan surat cerai itu.
" Surat cerai itu ". Gumamnya.
Tubuh yang awalnya di rebahkan nya telah kembali terjaga, Rendra ingin melihat kembali surat perceraiannya. Sebuah surat yang dirinya gunakan untuk mengancam istrinya Maura agar mau mengakui perbuatan yang sama sekali tak pernah dilakukannya.
" Surat ini ". Lirih nya.
Rasa bersalah dan penyesalan kembali menyeruak dalam hati Rendra. Rendra menyesali semuanya, sangat menyesalinya.
" Maafkan aku istriku, maafkan aku ". Tanpa Rendra sadari dirinya pun telah menjatuhkan air matanya.
Memang penyesalan selalu datang terakhir. Jika waktu bisa kembali diulang, tak ingin sekali rasanya Rendra sampai menyakiti istrinya Maura. Iya, istrinya, karena Rendra memang belum menceraikan Maura, dan Rendra pun memang tak pernah menceraikan Maura.
" Maafkan aku istriku Maura, kamu masih istriku, aku tidak pernah menceraikan mu Maura, maafkan aku ". Serunya dengan penuh rasa penyesalan.
Iya, Rendra yang kala itu sedang dilanda oleh api amarahnya telah membuatnya tak bisa berpikir jernih.
Hanya karena ingin agar sang istri mengakui hal seperti yang dirinya inginkan, Rendra sampai mengancam Maura dengan surat cerai.
Karena kebodohannya sendiri, dirinya malah mengancam Maura. Rendra mengancam jika tak ingin terjadi adanya perpisahan, maka Maura harus mengakui semua perbuatannya. Maura istrinya harus mengakui kesalahan yang sama sekali tidak pernah diperbuatnya.
" Maafkan aku sayang yang sudah meragukan mu, kamu masih istriku, kamu masih istriku Maura ". Kalimat itu yang terus dirinya ulang - ulang.
Hanya surat perceraian inilah yang menjadi saksi bisu akan penyesalannya. Saksi atas kebodohan di mana dirinya lebih percaya hal yang merusak nama baik istrinya.
" CCTV ". Tiba - tiba saja Rendra menjadi teringat akan CCTV rumahnya.
" Iya CCTV di kamar itu ". Lantas Rendra pun kembali beranjak dari kamarnya sebelum akhirnya menuju ke ruangan kerja pribadinya.
Rendra baru mengingatnya. Pasti dari rekaman CCTV itu telah merekam semua kejadian saat di mana dirinya meniduri Maura.
Rendra melangkah dengan tergesa-gesa menuju ruangan kerjanya tanpa mempedulikan dua orang asisten rumah tangganya yang masih mengelap meja tv.
" Tuan Rendra kenapa Yun?, kok jalannya setengah lari begitu? ". Tanya bi Tuti.
" Aku juga tidak tahu ada apa dengan tuan Rendra, sudahlah Tut, kita fokus saja pada pekerjaan kita ". Sahut bi Yuni.
Lantas kedua asisten rumah tangga Rendra itupun kembali fokus pada pekerjaan mereka.
Di ruangan kerja pribadinya, keinginan untuk melihat rekaman kejadian di malam kemarin sudah tak sabar ingin dirinya lihat secara utuh. Hingga pada akhirnya, Rendra pun benar - benar menemukan rekaman itu yang ada di dalam laptopnya.
Rasa penasaran, cemas dan takut telah bercampur menjadi satu. Rendra merasa sangat tegang disaat dirinya telah benar - benar menyalakan rekaman di rumahnya.
" Maafkan aku sayang ". Lirih nya kala dirinya sudah melihat istrinya Maura yang berusaha menggiring tubuh besarnya agar bisa melangkah dengan baik.
Terlihat jika istrinya Maura nampak kesulitan disaat membimbing tubuh besarnya. Untuk sejenak terbit senyuman kecil di kedua sudut bibir Rendra. Rendra merasa gemas sendiri dengan tingkah Maura yang terus terusan membimbing tubuh besarnya agar bisa berjalan dengan baik.
" Hmm, kamu kesulitan ya sayang, maafkan aku ". Serunya dengan tersenyum.
Rendra masih terus fokus memperhatikan setiap detik menit dari rekaman ini, hingga pada akhirnya suatu kejadian yang tak terduga pun telah benar terjadi.
Hati Rendra menjadi bergemuruh hebat kala dirinya melihat apa yang terjadi. Hingga pada saat dirinya dan juga Maura berada di dalam kamar, dirinya melakukan hal yang sangat brutal pada istrinya.
" Ya Tuhan, tidak, tidak ". Rendra tak percaya dengan kebrutalan yang dilakukan oleh dirinya sendiri.
Sangat jelas jika dirinya begitu memaksakan kehendaknya pada Maura. Terdengar istrinya Maura terus teriak dan berteriak memohon untuk menolak keinginannya, namun sayangnya dirinya tetap tak mempedulikan permohonan istrinya itu.
" Maafkan aku Maura ". Dengan hati yang sangat merasa bersalah ingin rasanya Rendra menolong Maura dari perbuatannya sendiri.
Hingga pada akhirnya sebuah jeritan yang sangat kencang terdengar begitu jelas dalam pendengaran Rendra. Sontak Rendra pun langsung menutup laptop nya.
Rendra tak sanggup lagi jika harus menyaksikan akan bagaimana perbuatan bejatnya pada istrinya Maura.
" Maafkan aku sayang hiks... maafkan aku ". Dengan penuh rasa penyesalan yang begitu teramat sangat mendalam, akhirnya air matanya benar terjatuh. Rendra tak mampu menahan air matanya.
Pasti istrinya Maura sangat kesakitan saat dirinya setubuhi, jeritan itu sudah membuktikan semuanya, bagaimana tidak, disaat dirinya melakukan itu semua dirinya sama sekali tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu, akibatnya istrinya Maura menjadi menjerit hebat kala miliknya berhasil masuk menerobos pertahanan istrinya Maura. Pasti itu sangat menyakitkan, benar - benar menyakitkan.
" Maafkan aku sayang hiks..., maafkan aku ". Hanya kalimat itulah yang terus berulang - ulang dirinya ucapkan.
" Maafkan aku Maura hiks... maafkan aku yang sudah membuatmu menderita ".
Iya menderita, lebih tepatnya hanya penderitaan lah yang hanya dirinya berikan semenjak istrinya Maura menginjakkan kakinya di rumah ini setelah menjadi istri sahnya.
Kini penyesalan hanya tinggal penyesalan. Jika waktu bisa diulang kembali, tak ingin rasanya dirinya memarahi, membentak, mencaci-maki istrinya Maura, namun yang terjadi apa, semua hal buruk itu telah dirinya lakukan.
" Aaaaahhh... bodohnya kamu Rendraaaa... bodohh bodohh bodohh... ".
Brakk... brakk... brakk...
Bukannya akibat menangis bisa membuat rasa emosi di hatinya menjadi sedikit reda, kini malah berubah menjadi api amarah.
Rendra memukul mukul meja kerjanya sendiri. Bahkan kursi khusus yang selalu dirinya gunakan sebagai tempat duduk untuk bekerja malah dibanting nya juga.
Rendra marah, sangat marah. Rendra marah pada dirinya sendiri, Rendra marah karena telah menyakiti wanita yang sangat dicintainya.
" Tidak tidak, Maura ". Mendadak kemarahannya menjadi terhenti. Entah apa yang terjadi pada diri Rendra, nampaknya telah kembali berubah.
Ada apa dengan Rendra, si awal dirinya sangat sedih dan menyesal, lalu marah, dan sekarang malah seperti teringat akan sesuatu.
" Bagaimana kalau Maura hamil?, bagaimana kalau dia benar mengandung anakku? ".
" Tidak tidak, aku harus menemukan Maura, iya harus, secepatnya aku harus menemukan istriku ". Lantas Rendra pun kembali melesat pergi meninggalkan ruangan kerjanya.
Ternyata hal itulah yang mendadak mengubah emosinya. Pikirannya menjadi teringat kembali pada panti asuhan.
Rendra ingin pergi ke panti asuhan istrinya Maura. Tak peduli jika dini hari nanti dirinya baru akan sampai di sana, yang penting dirinya bisa membawa istrinya kembali ke dalam hidupnya.
Tak peduli jika dirinya harus dicaci maki oleh orang tua asuh Maura, apapun itu dirinya ingin istrinya kembali dan tinggal di rumahnya sendiri, rumah miliknya. Rendra ingin istrinya Maura kembali pada dirinya.
Bersambung..........
🙏🙏🙏🙏🙏
❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Enung Samsiah
maafkan aku sayang prreeetttt,,, basi
2023-02-21
0
Enung Samsiah
maafkan aku sayang prreeetttt,,, basi
2023-02-21
0
Arga
emang dari dulu kau bodoh ren baru nyadar ya'
2022-10-12
0