Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
Duduk diam dengan menunggu sang suami usai mandi, itulah yang bisa Maura lakukan. Maura duduk di bibir ranjang kasur empuknya dengan sepasang tangan mungilnya yang memegang kimono mandi putih miliknya.
Sebenarnya Maura sendiri masih merasa canggung bisa berada di kamar suaminya. Namun dirinya sadar jika saat ini dirinya telah menjadi seorang istri, dan semua rasa canggungnya itu harus bisa dirinya kurangi. Jangan sampai di hari pertama dirinya menjadi istri dari seorang Rendra malah bersikap seperti yang tak diharapkan.
Ceklek....
Pintu kamar mandi itupun telah terbuka. Ternyata setelah hampir sekitar tiga puluh menit lamanya dirinya menunggu, ternyata suaminya Rendra baru usai dari aktivitas mandi nya.
Rendra keluar dari kamar mandinya dengan hanya menggunakan handuk putih yang hanya menutupi pinggang hingga kedua lututnya, sehingga memperlihatkan tubuh kekar Rendra yang begitu atletis serta rambut hitamnya yang masih terlihat agak basah dengan sisa - sisa tetesan air mandi di rambutnya yang lebat itu, semakin menguatkan aura kemaskulinannya sebagai seorang pria.
Maura yang melihat penampilan suaminya yang seperti ini tentu merasa malu, sehingga reflek dirinya pun langsung menundukkan pandangannya kala suaminya sudah keluar dari kamar mandi.
Maura tidak terbiasa melihat seorang pria berpakaian minim seperti ini, meski Rendra sudah menjadi suaminya, namun tetap saja Maura masih merasa malu jika suaminya berpenampilan terbuka seperti ini.
Rendra yang melihat Maura terlihat menunduk malu seperti itu hanya tersenyum kecut.
" Kenapa kamu masih bersikap sok polos di depanku?, bukankah kamu sudah pernah melihat yang seperti ini, atau mungkin sudah sering melihat yang seperti ini? ". Ujar Rendra dengan menuju ke arah lemari.
Sontak saja kalimat Rendra itu membuat hati Maura menjadi sangat tertegun. Apa maksud suaminya mengatakan hal seperti itu.
" Mas, maksud mas Rendra apa?, siapa yang sering melihat seperti yang mas Rendra katakan? ". Seru Maura.
Rendra tak menyahut, Rendra malah acuh dengan membiarkan Maura dalam rasa kebingungan nya.
Maura sungguh tak mengerti dengan perubahan sikap suaminya. Mengapa suaminya Rendra malah berubah drastis seperti ini. Padahal beberapa hari sebelum menikah suaminya Rendra masih bersikap hangat sama seperti hari - hari biasanya.
Apakah suaminya Rendra hanya berpura - pura bersikap seperti ini karena hanya ingin menggodanya saja. Sungguh Maura menjadi sangat bingung dengan semua ini.
Tak ingin semakin lama karena malam ini sudah sangat begitu larut, Maura pun akhirnya beranjak dari posisinya untuk menuju ke kamar mandi. Lebih baik dirinya mandi terlebih dahulu agar semua rasa penatnya menjadi hilang.
Rendra memperhatikan istrinya Maura yang sudah masuk ke kamar mandi. Jujur saja sebenarnya Rendra juga tidak tega bersikap seperti ini pada Maura. Namun bukti yang sudah menunjukkan jika istrinya Maura sudah pernah tidur bersama pria lain, tetap tak bisa dipungkiri sekaligus menjadi bukti jika Maura sudah menutupi kesalahannya.
" Sayang, kenapa kamu tidak mau jujur padaku?, kenapa kamu bersikap polos seolah kamu tidak melakukan kesalahan apapun ".
" Kamu sudah pernah tidur dengan laki - laki lain, seharusnya kamu menceritakan itu sebelum kita menikah. Aku benar - benar marah padamu Maura, kamu sudah tidak jujur padaku ".
" Kamu bersalah Maura, kamu bersalah karena sudah tidak jujur padaku. Aku sudah mengatakan semua tentang kehidupan masa laluku yang begitu kelam, tapi kamu malah menutupi kehidupan masa lalu kelammu ".
" Kamu sudah mengkhianati ku Maura, kamu bohong padaku, aku kira kamu adalah gadis polos seperti yang aku tahu selama ini, tapi ternyata kamu sangat pandai bermain drama, aku mau lihat, sampai kapan kamu akan menutupi kebohonganmu itu ". Batin Rendra dengan segala rasa kesalnya.
Entah mengapa semakin ke sini hati Rendra menjadi semakin panas. Setelah mengetahui kebohongan Maura ditambah lagi sikap Maura yang terlihat sok polos seolah tak menyembunyikan kesalahan apapun padanya, benar - benar membuat Rendra ingin mengamuk.
Tapi tidak, sebisa mungkin dirinya harus bisa menahan api amarah yang sudah membakar hatinya. Lebih baik tunggu saja kapan Maura mengakui semua kebohongannya.
Memang sikap Rendra ini terlihat begitu aneh. Rendra sudah mengetahui tentang kebohongan Maura sebelum pernikahannya dilangsungkan, namun Rendra sendiri masih memilih untuk menikahi Maura, alasannya begitu sangat simple namun begitu sangat berarti bagi Rendra. Cinta, itulah alasannya, itulah alasan mengapa Rendra masih ingin menikah dengan Maura, karena dirinya masih begitu sangat mencintainya. Belum lagi kedua orang tuanya yang sudah sangat menyayangi dan menginginkan Maura menjadi menantu mereka, sudah pasti membuat Rendra tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah begitu banyak berharap pada dirinya dan juga Maura.
Tak ingin berlarut dalam pikirannya, Rendra pun kembali untuk melanjutkan memakai bajunya yang sempat dirinya pilih, sebelum akhirnya dirinya akan bersiap untuk tidur malam.
Hingga setelah sekitar hampir lima belas menit lamanya, barulah pintu kamar mandi itu terbuka sehingga menampilkan Maura yang baru saja selesai dari aktivitas mandinya.
Maura keluar dari kamar mandi dengan tubuh mungilnya yang masih dibalut oleh handuk kimono mandi putih miliknya.
Melihat sang istri yang sudah keluar, seketika itu membuat pandangan Rendra menjadi terpesona. Rendra terpesona melihat istrinya Maura yang baru selesai mandi. Bagaimana tidak, rambut indah Maura yang masih terlihat basah, serta sepasang kaki jenjang putihnya yang sedikit terlihat, benar - benar telah membuat jiwa laki - laki dalam diri Rendra menjadi kembali terjaga.
Rendra menginginkan tubuh itu. Sudah cukup lama dirinya tak pernah menghabiskan malam dengan wanita, kini, setelah melihat istrinya Maura yang penampilannya begitu memanjakan indera penglihatannya ini, membuat Rendra begitu ingin merasakan kenikmatan yang seperti itu lagi.
Maura yang melihat bagaimana tatapan tak biasa dari suaminya, membuat Maura menjadi merasa malu sendiri, sehingga reflek Maura pun mulai menutupi bagian dadanya yang sedikit terbuka.
Menyadari sikap Maura, dalam seketika itu membuat Rendra pun menjadi tersadar. Rendra tersadar dari rasa keterkaguman serta keinginannya. Tak ingin rasa ini semakin menjadi - jadi, dengan cepat Rendra pun segera menepis pikiran liarnya yang tidak - tidak itu.
Merasa dirinya sudah cukup rapi setelah berpakaian, Rendra pun akhirnya mendekati ranjang kasurnya dan mengambil salah satu bantal yang ada di kasur empuknya itu.
" Mas, mas Rendra mau kemana? ". Ujar Maura.
Maura merasa heran, mengapa suaminya Rendra malah membawa batal, memangnya suaminya ingin tidur di mana.
" Mau tidur ". Sahut Rendra singkat dengan tanpa melihat pada Maura lagi.
" Memangnya mas Rendra mau tidur di mana, bukankah kamar ini adalah kamar mas Rendra? ". Seru Maura lagi.
" Kamu ini cerewet sekali ya?, suka - suka aku mau tidur di mana?, kenapa malah kamu sih yang sibuk mengurusku yang akan tidur di mana? ". Kesal Rendra.
Terkejut, Maura begitu sangat terkejut, bahkan dirinya lebih terkejut dari sebelumnya. Sebenarnya apa yang terjadi pada suaminya Rendra, mengapa Rendra menjadi bersikap pemarah seperti ini.
Dengan perasaannya yang sudah terluka, Maura pun mencoba mendekati suaminya itu.
" Mas, sebenarnya apa yang terjadi pada mas Rendra, kenapa sikap mas berubah seperti ini, apa aku punya salah pada mas? ". Seru Maura.
Rendra tak menyahut, dirinya kembali mulai melangkah, sepertinya Rendra akan keluar dari kamarnya.
" Mas, mas Rendra ". Tahan Maura dengan memegang lengan kekar Rendra.
Sontak Rendra pun menjadi terhenti dari langkahnya, Rendra menatap nyalang pada Maura.
" Apa yang kamu lakukan?, lepas ". Sentak Rendra dengan menarik keras lengannya yang disentuh oleh Maura. Namun Maura malah kembali meraih lengan suaminya itu.
" Tidak, aku tidak mau melepaskan mas Rendra, tolong jangan seperti ini mas, mas sebenarnya ada apa?, kenapa mas Rendra bersikap seperti ini padaku, apa aku punya salah pada mas Rendra? ". Seru Maura lagi bahkan kini kedua bola mata indahnya sudah mulai nampak berkaca - kaca.
" Kamu menanyakan kesalahanmu padaku?, seharusnya kamu tanyakan itu pada dirimu sendiri ". Marah Rendra.
Maura menggelengkan kepalanya, Maura tidak mengerti dengan maksud dari suaminya ini. Kesalahan, memangnya kesalahan apa yang sudah dirinya perbuat.
" Mas, aku tidak mengerti apa maksud mas Rendra, kesalahan?, kesalahan apa mas? ". Seru Maura, bahkan kini Maura sudah benar - benar menjatuhkan air matanya.
" Jangan pura - pura menangis di depanku Maura, buang air mata buayamu itu. Kenapa kamu harus bermain drama seperti ini hah?, kenapa kamu tidak mengakui saja kebohonganmu itu? ". Rendra sudah benar - benar tak mempedulikan kesedihan Maura.
" Drama? hiks... kebohongan? hiks..., kebohongan apa mas hiks hiks...?". Sungguh Maura sudah tak mampu menahan isak tangisnya lagi.
" Iya kebohongan, kebohongan karena kamu sudah tidak jujur padaku, kebohongan jika kamu sudah pernah tidur dengan pria lain, kebohongan jika kamu sudah tidak suci lagi ".
Deg...
" Jadi jangan lagi menangis di depanku Maura, tangisanmu ini sama sekali tidak berguna dan begitu sangat memuakkan ". Ujar Rendra dengan segala kemarahannya.
Maura sudah bersuara lagi. Hatinya begitu sangat tertegun kala suaminya mengatakan hal yang begitu sangat menghantam jiwanya. Air mata yang sempat terjatuh dengan membasahi kedua pipi putihnya, dalam seketika langsung menjadi surut.
Apa, tidak suci lagi, dirinya sudah tidur dengan pria lain. Mengapa suaminya Rendra sampai berkata seperti ini.
Dan sesaat setelah rasa ketertegunannya itu, Maura kembali tersadar, hingga pada akhirnya, Maura kembali menangis dan menjatuhkan air matanya.
" Heh, kamu masih berakting?, dasar wanita murahan, akui saja kesalahanmu itu Maura ". Rendra kembali memarahi Maura.
" Tapi aku hiks... tidak melakukan hiks... seperti yang mas Rendra tuduhkan hiks hiks... ". Tangisan Maura sungguh terdengar memilukan.
" Munafik, akui saja apa susahnya Maura, akui jika kamu memang sudah pernah tidur dengan pria lain sebelum aku, jangan kamu terus membuat drama seperti ini ". Entah sudah berada di mana letak ketenangan jiwa Rendra.
" Aku tidak berbohong mas hiks... aku tidak pernah tidur dengan pria manapun hiks... mas Rendra harus percaya padaku hiks hiks... ".
" Kamu masih terus berbohong Maura?, humm?, iya?, masih terus berbohong?, aku akan memberikanmu waktu untuk mengakui semuanya, dan jika kamu masih belum mengakuinya juga, kamu akan lihat sendiri aap akibatnya ". Putus Rendra.
Rendra langsung melenggang pergi begitu saja menuju pintu keluar dari kamarnya. Hati Rendra telah benar - benar diselimuti oleh api amarah. Rendra sudah tak mempercayai dengan apa yang dijelaskan oleh Maura, hatinya sudah benar - benar tertutup.
Sedangkan Maura saat ini keadaannya sudah begitu sangat memperihatinkan. Batinnya sudah begitu sangat terluka. Bagaimana bisa suaminya Rendra memberikan tuduhan yang begitu sangat melukai hati dan juga harga dirinya. Apa yang membuat suaminya itu sampai begitu tega menuduh dirinya seperti itu.
Bagaimana bisa suaminya itu menuduh jika dirinya sudah tidak suci lagi karena sudah pernah tidur dengan pria lain, sementara dirinya masih belum pernah tidur dengan pria manapun.
" Hiks hiks hiks... hiks hiks hiks... ".
Maura hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Masih belum genap satu hari satu malam Rendra menjadi suaminya, namun ia sudah memberikan tuduhan jika dirinya sudah tidak suci lagi. Ini sungguh memilukan, nasib pernikahannya benar - benar sungguh memilukan.
Bersambung........
🙏🙏🙏🙏🙏
❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Enung Samsiah
pemain ulung Casanova bilng ngkk suci lagi,,, sungguh terlalu,,,
2025-03-19
0
Enung Samsiah
satu kata tuk si Rendra,, bodohhhh,,,
2025-03-19
0
Aska
seorang CEO kok goblok 🤦
2022-10-12
0