Rendra Mabuk

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Dengan langkahnya yang penuh percaya diri, Nindi mendekati Rendra. Ini adalah waktu yang sangat menguntungkan baginya. Setelah sekian lama tak melihat keberadaan Rendra, kini setelah dirinya melihatnya, tentu membuat Nindi ingin melakukan aksinya. Hingga pada akhirnya, Nindi pun benar - benar telah berada di dekat Rendra.

Rendra masih tak menyadari akan keberadaan Nindi di sampingnya, mungkin karena adanya suara dentuman musik yang begitu keras, dan juga pandangan Rendra yang masih fokus pada mereka yang sedang asyik berjoged, sehingga membuat Rendra tak menyadari akan keberadaan mantan kekasihnya ini.

Hingga pada akhirnya, secara perlahan Nindi mulai menggerakkan jemari lentiknya itu untuk meraba bahu Rendra.

Sontak saja Rendra yang merasakan adanya sentuhan tak biasa di bahunya menjadi sangat terkejut sehingga reflek langsung menoleh.

Deg...

" Nindi? ". Gumam Rendra.

" Ternyata kamu masih mengingatku Ren?, aku pikir kamu sudah lupa ". Sahut Nindi.

Kursi yang sama yang ada di dekat Rendra pun telah menjadi pilihan untuk Nindi duduki.

" Kamu kenapa ada di sini Ren?, bagaimana jika istrimu tahu jika kamu ada di tempat ini, apa dia tidak akan marah? ". Ujar Nindi,

Nampaknya Nindi begitu sangat tertarik ingin membuka obrolannya dengan Rendra.

Rendra tak menyahuti pertanyaan Nindi, dirinya malah kembali fokus meminum minumannya lagi.

" Ren, lama tidak bertemu kamu terlihat semakin tampan saja ". Seru Nindi.

Bisa berada berdua dengan Rendra membuat Nindi ingin melakukan hal yang lebih. Sepertinya tidak akan sulit membuat Rendra untuk menjadi miliknya lagi.

" Ren, kamu sudah terlalu banyak minum, bagaimana kalau kamu mabuk berat? ". Bahkan kini Nindi telah kembali menyentuh bahu kekar Rendra.

" Jangan sentuh aku ". Rendra pun menepis jemari Nindi hingga terhempas cukup keras.

Mendapatkan perlakuan Rendra yang kasar seperti ini, tentu saja membuat hati Nindi menjadi panas. Bisa - bisanya dirinya diperlukan seperti ini, seperti Rendra sudah menjadi manusia yang suci saja, padahal Rendra sama kotornya dengan dirinya.

" Oke, kamu sekarang jual mahal sama aku Rendra, kita lihat saja sampai kapan kamu akan tetap bersikap seperti ini ". Batin Nindi.

Rasanya Nindi menjadi semakin tertantang dengan sikap Rendra, bukan Nindi namanya jika tak bisa melakukan sesuatu yang ia inginkan.

" Rendra, apa kamu masih ingat disaat kita pernah menjadi sepasang kekasih?, kita sering menghabiskan waktu bersama, bahkan malam bersama. Jika aku teringat akan masa - masa itu, rasanya aku ingin mengulangnya kembali, aku merasa seperti menjadi seorang wanita satu - satunya yang merasakan bahagia ". Ujar Nindi.

Iya benar, Nindi memang sudah memulai aksinya, Nindi ingin membuat Rendra masuk lebih dalam lagi dengan mengingatkan memori - memori tentang kebersamaan mereka.

" Kamu sangat manja padaku disaat kita melakukan penyatuan itu. Kamu selalu meminta dan memintanya lagi. Ren, apa kamu tidak rindu akan masa - masa itu? ". Seru Nindi.

Lagi, Rendra tak menyahuti ucapan Nindi, meski kepala Rendra sudah terasa agak pusing, bukan tidak berarti Rendra tidak memahami kemana sebenarnya arah pembicaraan Nindi. Namun sayangnya Rendra yang sudah mengetahui akan tipu muslihat mantan kekasihnya ini, membuat Rendra sama sekali tak terpengaruh padanya.

" Ren, apa kamu tahu, disaat kita sering menghabiskan malam bersama, dan sentuhan mu yang begitu memanjakan ku, membuatku merasa jika aku adalah satu - satunya wanita yang mendapatkan perlakuan istimewa dari seorang pria ".

" Hanya kamulah pria yang bisa mengisi hatiku, kamulah satu - satunya pria yang istimewa di dalam hidupku, tapi sayangnya kamu sudah menjadi milik wanita lain ". Ujar Nindi dengan segala ungkapannya.

" Benarkah seperti itu? ". Sahut Rendra.

Rendra hanya tersenyum remeh karena pernyataan Nindi.

" Kamu mengatakan jika hanya akulah pria yang bisa memperlakukanmu dengan istimewa?, lalu bagaimana dengan pria yang datang sebelum aku yang sudah sering memanjakan ini, ini, dan ini ". Sahut Rendra dengan menunjuk bagian - bagian dari tubuh Nindi yang memang sering di jamah oleh banyak pria termasuk bagian sensitifnya.

Sontak pernyataan Rendra ini membuat Nindi begitu sangat tersinggung. Bisa - bisanya Rendra merendahkan dirinya seperti ini padahal dia sendiri juga sangat rendah bahkan begitu banyak noda.

Aliran darah di tubuh Nindi seolah mendidih dibuatnya. Nindi sangat tak terima dengan sikap Rendra yang begitu terlihat seperti tak membutuhkan dirinya, padahal disaat dulu masih menjalin kasih dengannya, Rendra selalu tergila - gila padanya.

" Dasar sombong, kamu bersikap merendahkan ku Rendra, seperti kamu yang tidak pernah mengemis ngemis untuk dipuaskan saja. Baiklah kita lihat, apakah setelah ini kamu masih bisa bersikap sombong seperti ini ". Batin Nindi yang begitu sangat marah.

Brakkk...

Karena rasa kesalnya yang sudah mencapai tingkat ubun - ubun, Nindi pun langsung berdiri dari posisinya dengan menggebrak mejanya, hingga pada akhirnya dengan masih berbekalkan rasa kesalnya itu, ia pergi begitu saja dari hadapan Rendra.

" Dasar murahan... ". Ujar Rendra dengan senyuman remehnya.

Rendra merasa cukup senang karena sudah berhasil mempermalukan Nindi, ini memang terasa seperti sebuah mainan yang cukup menghibur. Tapi apakah yang dilakukannya sudah benar, itu yang tidak Rendra pikirkan. Rendra tidak berpikir akan bagaimana resiko yang harus dirinya terima ketika sudah berhasil mempermalukan Nindi seperti ini. Entah apakah memang Rendra yang lupa jika Nindi adalah wanita yang begitu sangat nekad.

" Ada apa Nin, kenapa kamu terlihat emosi seperti ini? ". Seru Mia kala Nindi sudah kembali duduk pada kursinya.

" Ini gara - gara si Rendra yang sialan itu, dia merendahkan ku seperti dia bukan manusia rendahan saja ". Sahut Nindi.

" Terus apa balasanmu, apa kamu akan membiarkan Rendra bersikap semaunya seperti itu? ". Tanya Mia.

" Tentu saja tidak, aku akan membalas sikap kesombongannya itu, akan aku hancurkan hubungannya dengan istrinya ". Sahut Nindi.

" Waduh, serius kamu Nin, apa itu tidak terlalu berlebihan, memangnya kamu ingin melakukan apa pada Rendra? ". Mia sudah sedikit agak cemas pada Nindi.

" Mana obat kuat yang kamu bawa itu, berikan padaku ". Pinta Nindi.

" Kamu mau memberikan obat kuat itu pada Rendra?, kamu ingin bermalam dengan Rendra? ". Tanya Mia.

" Sudah jangan banyak bertanya, kemarikan tas mu ". Nindi pun langsung meraih tas Mia yang ada di meja.

Nindi menggeledah nya hingga dirinya benar - benar menemukan sesuatu yang dia cari.

" Ya ampun Nin, itu mau dipakai semua obatnya? ". Tanya Mia.

" Iya, aku akan menggunakan semua obat kuat ini, akan aku masukkan semuanya ke minumannya Rendra, aku mau lihat apakah dia masih tahan dan tidak mengemis - ngemis untuk dilayani setelah minum obat ini ". Sahut Nindi dengan senyuman kemenangannya.

" Tapi Nin, ini terlalu banyak, memangnya kamu bisa menahan serangan dari Rendra kalau sudah minum sebegini banyak obat ini? ". Tanya Mia karena Mia begitu sangat khawatir akan reaksi dari obat kuat ini.

" Aku tidak peduli, pokoknya yang aku mau Rendra mengemis untuk minta dilayani, dan saat kegiatan panas itu terjadi, aku akan merekamnya dan memberikan nya pada istrinya ".

" Aku ingin pernikahan Rendra hancur sehancur - hancurnya, salah siapa yang sudah berani merendahkan ku ". Ujar Nindi.

Sang teman dekat Mia, bisa melihat sendiri akan bagaimana adanya kilatan kemarahan dari kedua bola mata Nindi, dan bisa dipastikan jika kali ini Nindi tidak main - main dengan keinginannya.

" Kamu akan menyuruh lucky untuk memberikannya pada Rendra? ". Tanya Mia.

" Benar, aku akan menyuruh lucky untuk memasukkan obat ini ke dalam minuman Rendra ". Sahut Nindi.

Entah apa yang akan terjadi jika Rendra sudah benar - benar meminum obat kuat itu, apalagi Nindi akan memberikannya dengan dosis yang sangat tinggi, tidak bisa dibayangkan bagaimana reaksi Rendra nanti ketika obat yang di minumnya telah bereaksi.

*****

Tubuh mungilnya telah cukup lama berbaring di atas ranjang kasur empuknya, namun hingga kini kedua bola mata indahnya masih tak kunjung terpejam, padahal malam sudah sangat larut.

Seharian tadi Maura sudah bekerja di toko kue milik Audi, mungkin dalam waktu sekitar satu tahunan ke depan ini Maura akan menyewa sebuah toko yang masih kosong untuk dijadikan tempat usahanya.

Setelah hampir lima tahun lamanya menabung untuk modal usaha, akhirnya tidak lama lagi akan segera terlaksana.

Ya, semenjak Maura masih berusia delapan belas tahun, Maura sudah memutuskan untuk memiliki sebuah minimarket, namun sayangnya dirinya tidak memiliki modal yang cukup untuk membangunnya, oleh karenanya Maura pun memutuskan menabung untuk modal usaha disaat usianya masih baru menginjak delapan belas tahun, dan kini setelah uang tabungannya terbilang sudah hampir cukup, Maura ingin di tahun depan nanti dirinya sudah bisa memiliki sebuah minimarket yang diimpikannya itu.

" Sabar - sabar masih tinggal satu tahun lagi ". Gumam Maura.

Maura sedikit menarik selimut yang sedikit tersingkap dari tubuhnya, sudah saatnya bagi dirinya untuk tidur malam.

" Ayo - ayo tidur Maura ini sudah malam ".

Drtt... drtt... drtt... drtt...

" Siapa yang menelfon malam - malam begini? ". Maura cukup terheran setelah handphone nya bergetar.

Drtt... drtt... drtt... drtt...

Maura memperhatikan nama di layar handphone yang menghubungi nya, dan betapa terkejutnya Maura kala dirinya sudah melihat dengan jelas nama yang sudah tertera.

" Mas Rendra, untuk apa dia menghubungi ku? ". Maura tak menyangka jika mantan suaminya Rendra masih mau menghubungi nya.

Maura merasa sangat bingung, haruskah dirinya menjawab panggilan mantan suaminya. Jika tidak dijawab pasti akan sangat tidak sopan. Dan pada akhirnya Maura pun memilih untuk menjawabnya.

" Halo, apa benar ini dengan istrinya tuan Rendra ". Seru suara seorang pria dari balik handphone nya.

Maura cukup tersentak setelah mendengarnya, ternyata bukan mantan suaminya Rendra yang menghubunginya.

" Halo, apa benar ini dengan istri tuan Rendra? ". Tanya pria itu lagi.

" Iya, saya istrinya ". Terpaksa Maura menjawabnya.

" Nyonya tolong datang ke club ini, tuan Rendra mabuk, dan sepertinya tubuhnya sedang kesakitan, tuan Rendra tidak bisa menyetir nyonya, jadi nyonya harus menjemput tuan Rendra, saya akan segera mengirim alamatnya pada nyonya ". Jelasnya.

Tut...

" Ya Allah, kenapa sudah mati? ".

" Mas Rendra, mas Rendra mulai mabuk lagi, ya Allah mas - mas ".

Maura tak menyangka jika Rendra akan menjadi seperti ini lagi, apa mungkin karena dampak dari perceraiannya sehingga mantan suaminya itu menjadi mabuk lagi.

Bersambung..........

🙏🙏🙏🙏🙏

❤❤❤❤❤

Terpopuler

Comments

devaloka

devaloka

cih nuduh orang ternyata dia yg kayak gitu 🤮

2023-11-10

1

carenina

carenina

sukur tdk masuk jebakan..suka deh ceritanya kalau begini tdk sama dgn yg lain

2023-03-19

2

Arga

Arga

bagus la maura yang datang ke club itu

2022-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Kiriman Foto
2 Menikah
3 Memilukan
4 Meminta Kejujuran
5 Surat Cerai
6 Pergi
7 Frustasi
8 Rendra Mabuk
9 Malam Kehancuran (21+)
10 Sudah Tak Berharga
11 Ingin Pergi
12 Maafkan Aku Sayang
13 Masih Istriku
14 Sengaja Ingin Merusak
15 Mual - mual
16 Pingsan
17 Maura Hamil
18 Kegaduhan
19 Membeli Baju Bayi
20 Sahabat Rendra
21 Pria Di Foto Itu
22 Pengakuan Dika
23 Kontraksi Hebat
24 Lahirnya Putra Maura
25 Empat Tahun Telah Berlalu
26 Inin Beltemu Ayah
27 Mirip
28 Beltemu Om Danten
29 Cerita Dari Junior
30 Harus Kembali Ke Tanah Air
31 Panggil Daddy Saja
32 Perginya Junior
33 Seperti Junior
34 Junior Tidak Mirip Daddynya
35 Kehilangan Junior
36 Rayuan Nindi
37 Tinggal Di Rumah Baru
38 Ketidaksengajaan Reyhan
39 Adik Kecil Yang Tampan
40 Junior Bukan Niol
41 Pasangan Yang Serasi
42 Terperosok Ke Sungai
43 Keseleo
44 Cendal Ada Lima
45 Bertemu Dengan Junior
46 Menemukanmu
47 Apakah Junior Anakku?
48 Junior Bukan Anakmu
49 Kamu Masih Istriku
50 Pengakuan Rendra
51 Maura Bukan Istrimu
52 Kenyataan Pahit
53 Ada Apa Dengan Audi?
54 Orang Tak Dikenal
55 Hilangnya Junior
56 Bahadia Beltemu Om Danten
57 Kamu Anak Kandungku
58 Positif
59 Demi Junior
60 Menjemput Istriku
61 Anak Ayah Jangan Berisik
62 Kembali Ke Rumah
63 Untung Ada Junior
64 Kenapa Jadi Begini?
65 Maura Terbatuk
66 Om Dain Om Lata
67 Apa Kamu Masih Ragu?
68 Akan Menikah Kembali
69 Mencoba Baju Pengantin
70 Hari Pernikahan
71 Malam Pesta
72 Lakukanlah Mas (21+)
73 Gedor... Gedor... Gedor...
74 Kamu Apakan Mantu Mama?
75 Milip Ayah
76 Mirip Rendra
77 Benar Anak Rendra
78 Menyembunyikan Dari Bunda
79 Pelepasan Yang Sempurna (21+)
80 Jam Tangan
81 Jam Tangan Pintar
82 Intuisi Junior
83 Masa Lalu Yang Tidak Berguna
84 Terngiang-ngiang
85 Hanya Kamu
86 Mainan Dari Opa
87 Imbalan
88 Calon Istri Reyhan
89 Melihat Maura
90 Sering Mengantuk
91 Undangan Pernikahan
92 Kabar Mengejutkan
93 Kabar Mengejutkan 2
94 Pernikahan Reyhan Dengan Audi
95 Malam Pestanya
96 Positif Hamil
97 Aku Tidak Sakit Mas
98 Gara-gara Foto
99 Maura Hamil Lagi
100 Bodyguard Untuk Junior
101 Suami Yang Sayang Istri
102 Pintar Tapi Bo*doh
103 Lumayan Buncit
104 Inin Belmain Te Taman Ladi
105 Jogetannya Mulyadi Yang Mendunia
106 Matacih Ayah
107 Mulai Sekolah
108 Kecemburuan Audi
109 Tertipu
110 Persiapan Menuju Empat Bulanan
111 Teringat Teman Lama
112 Drama Di Meja Makan
113 Belanja Di Mall
114 Kembali Bertemu
115 Bersyukur Bisa Memilikimu
116 Lupakan Maura
117 Niol Cayan Ayah
118 Tanpa Bodyguard
119 Hanya Doa Saja
120 Niol Cayan Ayah, Cayan Cetali
121 Empat Bulanan Untuk Adiknya Junior
122 Penghujung Acara
123 Seperti Tante Ainun
124 Tante Ainun Dan Kak Andika
125 Kemarahan Rendra
126 Fitnahan Dari Andika
127 Rahasia Yang Terungkap
128 Berusaha Meyakinkan Lagi
129 Jangan Tinggalkan Oma
130 Percayalah Padaku
131 Tetaplah Di Sini Nak
132 Adik Bayi Cehat
133 Sentimen Akut
134 Sembilan Bulan
135 Sudah Hamil Atau Belum?
136 Bodyguard Tak Dikenal
137 Anak Pintar
138 Biang Keroknya
139 Wanita Gila
140 Menyelamatkan Junior
141 Anak Ajaib
142 Junior Sempat Diculik
143 Terasa Sakit
144 Adik Bayi Mau Lahir
145 Renada Narendra Putri Ambrose
146 Siapa Tahu Hamil Juga
147 Ternyata Sudah Hamil
148 Menua Bersamamu Istriku
149 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Sebuah Kiriman Foto
2
Menikah
3
Memilukan
4
Meminta Kejujuran
5
Surat Cerai
6
Pergi
7
Frustasi
8
Rendra Mabuk
9
Malam Kehancuran (21+)
10
Sudah Tak Berharga
11
Ingin Pergi
12
Maafkan Aku Sayang
13
Masih Istriku
14
Sengaja Ingin Merusak
15
Mual - mual
16
Pingsan
17
Maura Hamil
18
Kegaduhan
19
Membeli Baju Bayi
20
Sahabat Rendra
21
Pria Di Foto Itu
22
Pengakuan Dika
23
Kontraksi Hebat
24
Lahirnya Putra Maura
25
Empat Tahun Telah Berlalu
26
Inin Beltemu Ayah
27
Mirip
28
Beltemu Om Danten
29
Cerita Dari Junior
30
Harus Kembali Ke Tanah Air
31
Panggil Daddy Saja
32
Perginya Junior
33
Seperti Junior
34
Junior Tidak Mirip Daddynya
35
Kehilangan Junior
36
Rayuan Nindi
37
Tinggal Di Rumah Baru
38
Ketidaksengajaan Reyhan
39
Adik Kecil Yang Tampan
40
Junior Bukan Niol
41
Pasangan Yang Serasi
42
Terperosok Ke Sungai
43
Keseleo
44
Cendal Ada Lima
45
Bertemu Dengan Junior
46
Menemukanmu
47
Apakah Junior Anakku?
48
Junior Bukan Anakmu
49
Kamu Masih Istriku
50
Pengakuan Rendra
51
Maura Bukan Istrimu
52
Kenyataan Pahit
53
Ada Apa Dengan Audi?
54
Orang Tak Dikenal
55
Hilangnya Junior
56
Bahadia Beltemu Om Danten
57
Kamu Anak Kandungku
58
Positif
59
Demi Junior
60
Menjemput Istriku
61
Anak Ayah Jangan Berisik
62
Kembali Ke Rumah
63
Untung Ada Junior
64
Kenapa Jadi Begini?
65
Maura Terbatuk
66
Om Dain Om Lata
67
Apa Kamu Masih Ragu?
68
Akan Menikah Kembali
69
Mencoba Baju Pengantin
70
Hari Pernikahan
71
Malam Pesta
72
Lakukanlah Mas (21+)
73
Gedor... Gedor... Gedor...
74
Kamu Apakan Mantu Mama?
75
Milip Ayah
76
Mirip Rendra
77
Benar Anak Rendra
78
Menyembunyikan Dari Bunda
79
Pelepasan Yang Sempurna (21+)
80
Jam Tangan
81
Jam Tangan Pintar
82
Intuisi Junior
83
Masa Lalu Yang Tidak Berguna
84
Terngiang-ngiang
85
Hanya Kamu
86
Mainan Dari Opa
87
Imbalan
88
Calon Istri Reyhan
89
Melihat Maura
90
Sering Mengantuk
91
Undangan Pernikahan
92
Kabar Mengejutkan
93
Kabar Mengejutkan 2
94
Pernikahan Reyhan Dengan Audi
95
Malam Pestanya
96
Positif Hamil
97
Aku Tidak Sakit Mas
98
Gara-gara Foto
99
Maura Hamil Lagi
100
Bodyguard Untuk Junior
101
Suami Yang Sayang Istri
102
Pintar Tapi Bo*doh
103
Lumayan Buncit
104
Inin Belmain Te Taman Ladi
105
Jogetannya Mulyadi Yang Mendunia
106
Matacih Ayah
107
Mulai Sekolah
108
Kecemburuan Audi
109
Tertipu
110
Persiapan Menuju Empat Bulanan
111
Teringat Teman Lama
112
Drama Di Meja Makan
113
Belanja Di Mall
114
Kembali Bertemu
115
Bersyukur Bisa Memilikimu
116
Lupakan Maura
117
Niol Cayan Ayah
118
Tanpa Bodyguard
119
Hanya Doa Saja
120
Niol Cayan Ayah, Cayan Cetali
121
Empat Bulanan Untuk Adiknya Junior
122
Penghujung Acara
123
Seperti Tante Ainun
124
Tante Ainun Dan Kak Andika
125
Kemarahan Rendra
126
Fitnahan Dari Andika
127
Rahasia Yang Terungkap
128
Berusaha Meyakinkan Lagi
129
Jangan Tinggalkan Oma
130
Percayalah Padaku
131
Tetaplah Di Sini Nak
132
Adik Bayi Cehat
133
Sentimen Akut
134
Sembilan Bulan
135
Sudah Hamil Atau Belum?
136
Bodyguard Tak Dikenal
137
Anak Pintar
138
Biang Keroknya
139
Wanita Gila
140
Menyelamatkan Junior
141
Anak Ajaib
142
Junior Sempat Diculik
143
Terasa Sakit
144
Adik Bayi Mau Lahir
145
Renada Narendra Putri Ambrose
146
Siapa Tahu Hamil Juga
147
Ternyata Sudah Hamil
148
Menua Bersamamu Istriku
149
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!